Anda di halaman 1dari 2

Tes Cukit ( Skin Prick Test ) pada Diagnosis Penyakit Alergi Oleh Henny Kartikawati

Pendahuluan Lebih dari 1 abad tes kulit sudah sering dilakukan untuk mendiagnosis alergi, saat ini test alegi pada kulit banyak dilakukan pada penyakit alergi seperti Hay fever, asma, rinitis alergi dan dermatitis. Tes kulit merupakan alat diagnosis yang paling banyak digunakan untuk membuktikan adanya IgEspesifik yang terikat pada sel mastosit dan memiliki sensitivitas yang tinggi. 1,2 Untuk pasien penderita alergi dan dokter pemeriksa, diagnosis alergi dengan skin prick test punya banyak keuntungan. Tes ini relatif mudah dan nyaman untuk pasien serta tidak mahal. Untuk dokter hasil pemeriksaan bisa didapatkan hanya dalam waktu 20 menit sehingga penjelasan bisa diberikan kepada pasien seketika itu juga. 2 Efek samping dan resiko skin prick test amat jarang, dapat berupa reaksi alergi yang memberat dan benjolan pada kulit yang tidak segera hilang. Pemberian oral antihistamain dan kortikosteroid bisa dilberikan apabila terjadi reaksi yang tidak diinginkan tersebut.3 Untuk lebih informatif terhadap pasien, maka anamnesis dan pemeriksaan klinis tetap harus mendahului tes cukit ini. Dokter juga harus waspada akan kemungkinan terjadinya falsepositive dan false-negative dalam menginterpreasikan hasil tes cukit ini. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan penyegaran kembali kepada sejawat residen mengenai skin prick test yang selama ini sudah kita laksanakan untuk diagnostik alergi di klinik THT RS. Dokter Kariadi. Kami berharap tulisan ini dapat bermanfaat untuk keakuratan hasil test dan penyampaian serta edukasi terhadap pasien. Tes Alergi pada Kulit Macam tes kulit untuk mendiagnosis alergi :1 Puncture, prick dan scratch test biasa dilakukan untuk menentukan alergi oleh karena alergen inhalan, makanan atau bisa serangga. Tes intradermal biasa dilakukan pada alergi obat dan alergi bisa serangga Patch test (epicutaneus test) biasanya untuk melakukan tes pada dermatitis kontak

Skin Prick Test adalah salah satu jenis tes kulit sebagai alat diagnosis yang banyak digunakan oleh para klinisi untuk membuktikan adanya IgE spesifik yang terikat pada sel mastosit kulit. Terikatnya IgE pada mastosit ini menyebabkan keluarnya histamin dan mediator

lainnya yang dapat menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah akibatnya timbul flare/kemerahan dan wheal/bentol pada kulit tersebut.1 Kelebihan Skin Prick Test dibanding Test Kulit yang lain : 2 a. karena zat pembawanya adalah gliserin maka lebih stabil jika dibandingkan dengan zat pembawa berupa air. b. Mudah dialaksanakan dan bisa diulang bila perlu. c. Tidak terlalu sakit dibandingkan suntik intra dermal d. Resiko terjadinya alergi sistemik sangat kecil, karena volume yang masuk ke kulit sangat kecil. e. Pada pasien yang memiliki alergi terhadap banyak alergen, tes ini mampu dilaksanakan kurang dari 1 jam.

Tujuan Tes Kulit pada alergi: Tes kulit pada alergi ini untuk menentukan macam alergen sehingga di kemudian hari bisa dihindari dan juga untuk menentukan dasar pemberian imunoterapi.1 Indikasi Tes Cukit ( Skin Prick Test ) : 4 o Rinitis alergi : Apabila gejala tidak dapat dikontrol dengan medikamentosa sehingga diperlukan kepastian untuk mengetahui jenis alergen maka di kemudian hari alergen tsb bisa dihindari. o Asthma : Asthma yang persisten pada penderita yang terpapar alergen (perenial). o Kecurigaan alergi terhadap makanan. Dapat diketahui makanan yang menimbulkan reaksi alergi sehingga bisa dihindari. o Kecurigaan reaksi alergi terhadap sengatan serangga.

Anda mungkin juga menyukai