Anda di halaman 1dari 29

UTILITAS

Materi : Baku Mutu Air Menurut WHO

Disusun oleh : Kelompok II Dimas Agung Pambudi Addina Pradita Nur Muhammad Adi Irawan Erick Stevi Indrawati Dwi Paramita

L2C009096 L2C009037 L2C009047 L2C009059 L2C008132

TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

A. LATAR BELAKANG Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka seharihari termasuk diantaranya adalah sanitasi Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 C, banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. JENIS JENIS AIR Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air manusia, hewan dan tanaman tidak akan dapat hidup. Air di bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : 1. Air Tanah Air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah dapat kita bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis. a. Air Tanah Preatis Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable. b. Air Tanah Artesis Air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan kedap air. 2. Air Permukaan Air pemukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya. Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : a. Perairan Darat Perairan darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya. b. Perairan Laut Perairan laut adalah air permukaan yang berada di lautan luas. Contohnya seperti air laut yang berada di laut.

SUMBER AIR BERSIH Sungai

Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon walupun ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan. Curah hujan

Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/ berkelompok/ pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah banjir. Air laut

Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum. Air Atmosfer

Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun. Air Permukaan

Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran

yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah. Air tanah

Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suyono,1993 :1). Mata air

Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam. Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi, yaitu (1)Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan. (2) Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia. (3). Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi. (4). Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air bersih. Adapun beberapa sumber air yang dapat diolah untuk mendapatkan air bersih, yaitu sumur Dangkal/Dalam Pengolahan tidak lengkap hanya pengolahan Fe, Mn, dan pembubuhan desinfektan, sungai Pengolahan lengkap bila kekeruhannya tinggi > 50. danau NTU (Nephelometric Turbidity Unit) Pengolahan tidak lengkap, bila kekeruhan < 50 NTU, unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa. (Linsay, 1995)

Sumur Berdasarkan perkiraan WHO dan UNICEF, sekitar 30 persen dari 57,5 juta penduduk desa di Indonesia saat ini kekurangan akses terhadap pasokan air bersih. Sumur-sumur dangkal hasil pengeboran merupakan cara yang ekonomis dan relatif mudah untuk menangani permasalahan ini. IRD telah bekerja bersama komunitas-komunitas di Aceh dan Yogyakarta untuk menyediakan dan/atau merehabilitasi sumur-sumur di komunitas-komunitas pedesaan serta di sekolahsekolah di sekitarnya. IRD membantu 40 komunitas untuk membuat 83 sumur galian dan 10 sumur bor dengan menara air untuk melayani hampir 3500 orang. Pekerjaan ini, yang juga meliputi 12 sekolah di Aceh Barat, dilaksanakan dengan dana dari the Latter-Day Saints Charities dan UNICEF. Di Yogyakarta, IRD membantu merehabilitasi sumur-sumur di 163 sekolah pasca gempa bumi tahun 2006 dengan dana dari UNICEF. Macam-macam sumur:

1. Sumur dangkal Sarana air bersih menggunakan sumber air tanah dangkal dengan membuat sumur bor. Sumur pompa tangan adalah sarana penyedia air bersih berupa sumur sumur yang dibuat dengan member tanah pada kedalaman tertentu sehingga diperoleh air sesuai dengan yang diinginkan. Biasanya kedalaman dasar sumur mencapai 12-15 meter. Untuk mengangkat air dari sumur dangkal dapat digunakan Pompa listrik jenis jet-pump

Pompa tangan adalah alat untuk menaikkan air dari dalam tanah Syarat Sumur Pompa Dangkal 1. Sumur gali tidak boleh dibangun di lokasi bekas pembuangan sampah 2. Jarak minimum lokasi sumur gali dengan sumber pencemar (cublik, tangki septic,dll) adalah 10 m 3. Jarak minimum loksdi sumur gali dengan sumber pencemar (cublik, tangki septic,dll) adalah 10m 4. Kemiringan lantai antara 1-3% 5. Lantai dari pasangan bata (1 semen:3 pasir) 6. Kemiringan aluran pembuangan minimal 2% 7. Saluran pembuangan dari pasangan bata (1 semen: 3 pasir) dan kedalaman sumur maksimal 15 meter 2. Sumur dalam Sumur dalam adalah bangunan/ konstruksi sumur dengan kedalaman lebih dari 25 meter. Kualitas air yang bagus dapat diperoleh dengan debit yang stabil. Sumur dalam dapat digunakan secara komunal, dengan pengelola adalah individu atau kelompok yang ditunjuk oleh masyarakat pengguna.

B. SEJARAH Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) didirikan pada tahun 1948 dengan tujuan mempromosikan 'pencapaian bagi semua orang dalam bidang kesehatan ". WHO memiliki berbagai fungsi, yang meliputi mempromosikan (dalam kerjasama dengan badan-badan khusus lainnya) perbaikan gizi, perumahan, sanitasi, rekreasi, ekonomi atau kondisi kerja dengan bantalan pada kesehatan dan aspek lain dari kebersihan lingkungan Salah satu peran utama dari WHO adalah untuk menetapkan norma-norma internasional untuk melindungi kesehatan manusia. Sejak 1958, sebagai bagian dari kegiatan pada air minum dan kesehatan. Pada tahun 1982, WHO mengalihkan fokus dari 'Standar Internasional' ke 'Pedoman'. Alasan utama untuk pergantian nama ini adalah dengan Pendekatan (kuantitatif atau kualitatif) untuk pembentukan standar nasional. Secara khusus, penerapan Pedoman ini diperuntukan sesuai dengan keadaan masing-masing negara tersebut. Gambaran Umum Krisis Air Bersih di Indonesia

Berdasarkan data WHO (2000), diperkirakan terdapat lebih 2 milyar manusia per hari terkena dampak kekurangan air di lebih dari 40 negara didunia. 1,1 milyar tidak mendapatkan air yang memadai dan 2,4 milyar tidak mendapatkan sanitasi yang layak. Sedangkan pada tahun 2050 diprediksikan bahwa 1 dari 4 orang akan terkena dampak dari kekurangan air bersih (Gardner-Outlaw and Engelman, 1997 dalam UN, 2003). Fakta dan angka

Di wilayah WHO Eropa, 330 000 kasus penyakit yang berhubungan dengan air dilaporkan rata-rata setiap tahun.Penyakit terkait air dilaporkan ke WHO sistem surveilans penyakit menular (CISID) termasuk campylobakteriosis, virus hepatitis A, Giardiasis, Shigella (diare berdarah), enterohaemorrhagic Escherichia coli infeksi, Legionellosis, kolera.

Akses ke pasokan air bersih dan sanitasi telah secara umum meningkat di Eropa, mengakibatkan penurunan 80% dalam penyakit diare pada anak-anak muda dari 1995 sampai 2005. Namun demikian, lebih dari 50% dari penduduk pedesaan di negara-negara Timur masih tinggal di rumah yang tidak terhubung ke catu air minum yang aman, dan proporsi ini terus bertumbuh di beberapa negara.

Peralatan sanitasi tidak memadai di beberapa daerah di Eropa, dan sekitar 85 juta orang (termasuk lebih dari 20 juta pada kelompok berpenghasilan terendah di Uni Eropa) masih kekurangan toilet di rumah mereka.

Kejadian cuaca ekstrem yang tumbuh dalam frekuensi dan intensitas, dan mempengaruhi baik kuantitas dan kualitas sumber daya air, meningkatkan keprihatinan di kalangan pembuat kebijakan dan warga negara sama. Jumlah kejadian ekstrem di Eropa meningkat sebesar 65% antara tahun 1998 dan 2007, dengan kerugian ekonomi secara keseluruhan dua kali lipat untuk 13700000000 dari dekade sebelumnya.

Di seluruh dunia, WHO memperkirakan bahwa sekitar 6% dari beban global penyakit terkait dengan air. Infeksi diare merupakan komponen terbesar dan menyumbang 1,7 juta kematian per tahun: sekitar 70% dari total.

Air, sanitasi dan intervensi kesehatan biasanya mengurangi penyakit diare hingga 15-30%, dan secara signifikan mengurangi penyakit lainnya.

Data tahun 2006 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa: No. Intervensi Penurunan Angka Kejadian Diare 1 Berbagai intervensi perilaku melalui modifikasi lingkungan 94% 2 Pengolahan air yang aman dan penyimpanan di tingkat rumah tangga 39% 3 Melakukan praktik cuci tangan yang efektif 45% 4 Meningkatkan sanitasi 32% 5 Meningkatkan penyediaan air 25%

Selain diare, daerah yang terkena krisis air bersih juga rentan terhadap penyakit kulit menular. Penyakit gatal-gatal tersebut dikarenakan para warga yang jarang mandi karena terbatasnya pasokan air bersih yang mereka miliki. Air bersih yang mereka miliki hanya cukup digunakan untuk kebutuhan dapur. Dampak Bagi Ekonomi Krisis air bersih memberikan dampak pada bidang ekonomi. Sekitar 65 persen penduduk Indonesia menetap di pulau jawa yang luasnya hanya tujuh persen dari seluruh luas daratan Indonesia sementara potensi air yang dimiliki hanyalah 4,5 persen dari total potensi air di Indonesia. Dalam dua dasawarsa berikutnya diperkirakan air yang dipergunakan manusia akan meningkat 40 persen dan 17 persen lebih pasokan air dipergunakan untuk meningkatkan pangan dan populasi. Disisi lain kondisi sumber-sumber air semakin parah, khususnya di negara-negara miskin karena masalah pencemaran dan limbah. Oleh karena itu telah diserukan investasi dalam pengadaan air oleh AS dan membiarkan sektor swasta untuk menyediakan air atau privatisasi air.

WHO membantu negara-negara anggota untuk memerangi sakit dari air penyakit yang berhubungan dengan:

mendukung pelaksanaan Protokol tentang Air dan Kesehatan, instrumen internasional pertama untuk kontrol, pencegahan dan pengurangan penyakit yang berhubungan dengan air di Eropa;

pembangunan kapasitas di tingkat regional, subregional dan negara; berkolaborasi dalam mengembangkan, merevisi dan memperbarui manual dan pedoman WHO.

WHO dan Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa (UNECE) menyediakan sekretariat bersama untuk Protokol, koordinasi kegiatan untuk pelaksanaannya. WHO menangani aspek kesehatan, dan UNECE aspek hukum dan prosedural. Dengan mengadopsi Protokol, negara-negara penandatangan setuju untuk mengambil semua langkah yang tepat untuk mencapai:

memadai pasokan air minum yang sehat; sanitasi yang memadai standar yang cukup melindungi kesehatan manusia dan lingkungan hidup;

efektif perlindungan sumber daya air yang digunakan sebagai sumber air minum, dan ekosistem terkait air, dari pencemaran dari penyebab lain;

perlindungan yang memadai bagi kesehatan manusia terhadap penyakit yang berhubungan dengan air, dan

efektif sistem pemantauan dan menanggapi wabah atau insiden penyakit terkait air.

C. STANDAR BAKU MUTU AIR SECARA UMUM Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang dibutuhkan manusia dalam kegiatan tertentu. Air adalah materi esensial didalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sebagian besar tubuh manusia itu sendiri terdiri dari air. Tubuh manusia rata-rata mengandung air sebanyak 90 % dari berat badannya. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60%, berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80% . Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia untuk melakukan segala kegiatan mereka. Sehingga perlu diketahui bagaimana air dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam kegiatan sehari-hari manusia. Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang terdiri atas pH, kesadahan, dan sebagainya serta kualitas biologi diman air terbebas dari mikroorganisme penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan lancar, air bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktifitas manusia pada tempat tertentu dan kurun waktu tertentu. Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air Secara langsung atau tidak langsung pencemaran akan berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang dihasilkannya, maupun dalam merencanakan sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air

Persyaratan Kualitas Air Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis. 1. Persyaratan Fisika Air Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut: Jernih atau tidak keruh Tidak berwarna Rasanya tawar Tidak berbau Temperaturnya normal Tidak mengandung zat padatan

Persyaratan Kimia Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun. pH (derajat keasaman) Kesadahan Besi Aluminium Zat organik Sulfat Nitrat dan nitrit Chlorida Zink atau Zn

1. 3.

Persyratan mikrobiologis

Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut: 1. Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi, Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air. 2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm, Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand) (Sumber: Sutrisno, C Totok, 2000. Teknologi Penyediaan Air Bersih. )

D. STANDAR BAKU MUTU AIR MENURUT WHO STANDAR AIR MINUM

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyiapkan beberapa pedoman untuk minum kualitas air yang merupakan titik acuan internasional untuk menetapkan standar dan keselamatan air minum. standar air minum WHO, Pedoman Kualitas Air Minum, didirikan di Jenewa, 1993, sebagai titik acuan internasional untuk menetapkan standar dan mutu air minum. Elemen / zat Simbol / rumus Biasanya ditemukan di Mutu berdasarkan

air tawar / air pedoman oleh permukaan / air tanah Aluminium Amonia Al NH 4 <0,2 mg / l 0,2 mg / l Tidak ada WHO

(sampai 0,3 mg pedoman / l pada perairan

anaerob) Antimon Arsenikum Asbes Sb Sebagai <4 ug / l 0,005 mg / l 0,01 mg / l Tidak ada pedoman Barium Berillium Ba Jadilah <1 ug / l 0,3 mg / l Tidak ada pedoman Boron Kadmium Khlorida Khrom Warna B CD Cl Cr +3, Cr +6 <2 ug / l <1 mg / l <1 ug / l 0,3 mg / l 0.003 mg / l 250 mg / l 0,05 mg / l Tidak disebutkan Tembaga Sianida Cu CN 2 mg / l 0,07 mg / l Tidak ada pedoman Fluor F <1,5 mg / l (hingga 10) Kekerasan mg / l CaCO 3 Hidrogen sulfida Besi Fe 0,5 - 50 mg / l H2S Tidak ada pedoman Tidak ada pedoman Tidak ada pedoman Memimpin Manggan Air raksa Molibdenum Pb Mn Hg Mb <0,5 ug / l <0,01 mg / l 0,01 mg / l 0,5 mg / l 0.001 mg / l 0,07 mg / l 1,5 mg / l

Terlarutoksigen O 2

Nikel

Ni

<0,02 mg / l

0,02 mg / l 50 nitrogen mg / l Total

Nitrat dan nitrit NO 3, NO 2

Kekeruhan

Tidak disebutkan

pH

Tidak ada pedoman

Selenium Perak

Se Ag

<<0,01 mg / l 5-50 ug / l

0,01 mg / l Tidak ada pedoman

Sodium Sulfat Anorganik timah TDS

Na SO 4 Sn

<20 mg / l

200 mg / l 500 mg / l Tidak ada pedoman Tidak ada pedoman

Uranium Seng

U Zn

1,4 mg / l 3 mg / l Senyawa organik

Grup

Zat

Rumus

Mutu berdasarkan pedoman oleh WHO

Diklorinasi alkana

Karbon tetraklorida Diklorometana 1,1-Dichloroethane

C Cl 4 CH 2 Cl 2 C 2 H 4 Cl 2

2 ug / l 20 ug / l Tidak ada pedoman

1,2-Dichloroethane 1,1,1-Trichloroethane Diklorinasi 1,1-Dichloroethene

CH 2 Cl CH 2 Cl CH 3 Cl 3 C C 2 H 2 Cl 2

30 ug / l 2000 ug / l 30 ug / l

ethenes

1,2-Dichloroethene Trichloroethene Tetrachloroethene

C 2 H 2 Cl 2 C 2 H 3 Cl C 2 Cl 4 C6H6 C7H8 C 8 H 10 C 8 H 10 C8H8

50 ug / l 70 ug / l 40 ug / l 10 mg / l 700 ug / l 500 ug / l 300 mg / l 20 ug / l

Hidrokarbon aromatik

Benzena Toluena Xilena Etilbenzena Styrene Hidrokarbon Aromatik polynuclear (PAH)

C 2 H 3 N 1 O 5 P 1 0,7 ug / l
3

Diklorinasi benzenes

Monochlorobenzene (MCB) Dichlorobenzenes (DCBs) 1,2Dichlorobenzene (1,2-DCB) 1,3Dichlorobenzene (1,3-DCB) 1,4Dichlorobenzene (1,4-DCB) Trichlorobenzenes (TCBS)

C 6 H 5 Cl C 6 H 4 Cl 2

300 mg / l 1000 ug / l

C 6 H 4 Cl 2

Tidak ada pedoman

C 6 H 4 Cl 2

300 mg / l

C 6 H 3 Cl 3 C 22 H 42 O 4 C 24 H 38 O 4 C 3 H 5 NO C 3 H 5 Cl O C 4 Cl 6 C 10 H 12 N 2 O 8

20 ug / l 80 ug / l 8 ug / l 0,5 ug / l 0,4 ug / l 0,6 ug / l 200 mg / l

Miscellaneous konstituen organik

Di (2-ethylhexyl) adipat (DEHA) Di (2-ethylhexyl) phthalate (DEHP) Akrilamida Epiklorohidrin (ech) Hexachlorobutadiene (HCBD) Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) Nitrilotriacetic asam (NTA) Organotins Dialkyltins

N (CH 2 COOH) 3 200 mg / l R 2 Sn X 2 Tidak ada

pedoman Tributil oksida (TBTO) Pestisida Zat Rumus Mutu berdasarkan pedoman oleh WHO Alachlor Aldicarb Aldrin dan dieldrin C 14 H 20 NO 2 Cl C 7 H 14 N 2 O 4 S C 12 H 8 Cl 6 / C 12 H 8 Cl 6 O Atrazin Bentazone Carbofuran Chlordane Chlorotoluron DDT 1,2-Dibromo-3-chloropropane C 8 H 14 N 5 Cl C 10 H 12 N 2 O 3 S C 12 H 15 NO 3 C 10 H 6 Cl 8 C 10 H 13 N 2 O Cl C 14 H 9 Cl 5 C 3 H 5 Br 2 Cl 2 ug / l 30 ug / l 5 ug / l 0,2 ug / l 30 ug / l 2 ug / l 1 ug / l 30 ug / l 20 ug / l 10 mg / l 0,03 ug / l C 24 H 54 O 2 Sn 2 ug / l

2,4-Dichlorophenoxyacetic asam C 8 H 6 Cl 2 O 3 (2,4-D) 1,2-Dichloropropane 1,3-Dichloropropane 1,3-Dichloropropene Ethylene dibromide (EDB) Heptachlor dan heptachlor epoksida Hexachlorobenzene (HCB) Isoproturon Lindane MCPA Methoxychlor C 10 H 5 Cl 7 O C 12 H 18 N 2 O C 6 H 6 Cl 6 C 9 H 9 Cl O 3 (C 6 H 4 och 3) C 3 H 6 Cl 2 C 3 H 6 Cl 2 CH 3 Cl CHClCH 2 CH CH 2 Br 2 Br C 10 H 5 Cl 7

Tidak ada pedoman 20 ug / l Tidak ada pedoman Tidak ada pedoman 0,03 ug / l

1 ug / l 9 ug / l 2 ug / l 2 ug / l 20 ug / l

CHCCl 3 10 mg / l 6 ug / l 20 ug / l 9 ug / l 20 ug / l 20 ug / l 100 ug / l 2 ug / l 20 ug / l 90 ug / l 100 ug / l 9 ug / l Tidak ada pedoman 10 mg / l 9 ug / l

Metolachlor Molinate Pendimethalin Pentachlorophenol (PCP) Permetrin Propanil Pyridate Simazine Trifluralin Chlorophenoxy herbisida (termasuk 2,4-D dan MCPA) 2,4-DB Dichlorprop Fenoprop MCPB Mecoprop 2,4,5-T

C 15 H 22 NO 2 Cl C 9 H 17 NOS C 13 H 19 O 4 U 3 C 6 H 5 Cl O C 21 H 20 Cl 2 O 3 C 9 H 9 Cl 2 TIDAK C 19 H 23 CLN 2 O 2 S C 7 H 12 N 5 Cl C 13 H 16 F 3 U 3 O 4 C 10 H 10 Cl 2 O 3 C 9 H 8 Cl 2 0 3 C 9 H 7 Cl 3 O 3 C 11 H 13 O 3 Cl C 10 H 11 Clo 3 C 8 H 5 Cl 3 O 3

Desinfektan dan disinfektan dengan produk Grup Zat Rumus Mutu berdasarkan pedoman oleh WHO Desinfektan Chloramines NH n Cl (3-n), mana n = 0, 1 atau 2 Klorin Klorin dioksida Cl 2 Clo 2 5 mg / l Tidak ada pedoman Yodium Aku 2 Tidak ada pedoman 3 mg / l

Desinfektan

Bromat

Br O 3 Cl O 3 Cl O 2 C 6 H 5 Cl O

25 ug / l Tidak ada pedoman

dengan produk Klorat

Klorit Chlorophenols 2-chlorophenol (2-CP)

200 mg / l Tidak ada pedoman

2,4-Dichlorophenol (2,4DCP) 2,4,6-Trichlorophenol (2,4,6-TCP) Formaldehida

C 6 H 4 Cl 2 O

Tidak ada pedoman

C 6 H 3 Cl 3 O

200 mg / l

HCHO

900 ug / l

MX (3-Chloro-4-dichloromethyl-5-hidroksi-2 C 5 H 3 Cl 3 O 3 Tidak ada (5H)-furanone) Trihalomethanes Bromoform Dibromochloromethane Bromodichloromethane Khloroform Diklorinasi asam asetat Dikloroasetat asam Asam trikloroasetat Kloral hidrat (trichloroacetaldehyde) CH 3 Br CH 2 Cl Br CH Br Cl 2 CH 3 Cl pedoman 100 ug / l 100 ug / l 60 ug / l 200 mg / l Tidak ada pedoman C 2 H 2 Cl 2 O 2 50 ug / l C 2 H 3 Cl 2 O C CH 3 Cl (OH) 2 Chloroacetones C 3 H 5 O Cl Tidak ada pedoman Terhalogenasi acetonitriles Dichloroacetonitrile Dibromoacetonitrile C 2 H 2 Cl N C 2 H 2 Br N 90 ug / l 100 ug / l Tidak ada pedoman Trichloroacetonitrile C 2 Cl 3 N 1 ug / l 100 ug / l 10 mg / l

Monochloroacetic asam C 2 H 3 Cl 2 O

Bromochloroacetonitrile CH 2 Cl CN

Sianogen klorida Chloropicrin

Cl CN C Cl 3 NO 2

70 ug / l Tidak ada pedoman

Sumber: http://www.lenntech.com/applications/drinking/standards.com

Anda akan melihat bahwa tidak ada pedoman untuk beberapa elemen dan zat-zat yang diperhitungkan. Hal ini karena belum ada penelitian yang memadai tentang dampak dari zat pada organisme, dan oleh karena itu tidak mungkin untuk menentukan batas pedoman. Dalam kasus lain, alasan untuk pedoman yang tidak ada adalah ketidakmungkinan bahwa zat untuk mencapai konsentrasi yang berbahaya dalam air, karena tdk dpt memecahkan atau kelangkaannya.

Uni Eropa

Uni Eropa juga menyusun pedoman pada kualitas air ditujukan untuk konsumsi manusia, yang diadopsi dari Dewan pada 3 November 1998. Ini disusun dengan meninjau nilai-nilai parametrik dari Petunjuk Air Minum tahun 1980, dan memperkuat pengetahuan terbaru (pedoman WHO dan Komite Ilmiah Toksikologi dan Ekotoksikologi). Instruksi ini menyediakan dasar yang kuat untuk kedua konsumen di seluruh Uni Eropa dan pemasok air minum.

standar air minum Uni Eropa Pedoman Dewan 98/83/EC kualitas air untuk konsumsi manusia. Diadopsi oleh Dewan, pada tanggal 3 Nopember 1998: Parameter kimia Parameter Simbol / rumus Parametrik nilai (mg / l) Akrilamida Antimon Arsenikum C 3 H 5 NO Sb Sebagai 0.0001 0.005 0.01

Benzena Benzo (a) pyrene Boron Bromat Kadmium Khrom Tembaga Sianida 1,2-dikhloroetana Epiklorohidrin Fluor Memimpin Air raksa Nikel Nitrat Nitrit Pestisida Pestisida - Total PAH Selenium Tetrachloroethene dan trichloroethene Trihalomethanes Total Vinil klorida

C6H6 C 20 H 12 B Br CD Cr Cu CN = CH 2 Cl CH 2 Cl C 3 H 5 OCl F Pb Hg Ni NO 3 NO 2

0.001 0.00001 1.00 0.01 0.005 0.05 2.0 0.05 0.003 0.0001 1.5 0.01 0.001 0.02 50 0.50 0.0001 0.0005

C 2 H 3 N 1 O 5 P13 Se C 2 Cl 4 / C 2 HCl 3

0.0001 0.01 0.01

0.1

C 2 H 3 Cl

0.0005

Indikator parameter Parameter Simbol / rumus Aluminium Al 0,2 mg / l Nilai Parametrik

Amonium Khlorida Clostridium perfringens (termasuk spora) Warna

NH 4 Cl

0,50 mg / l 250 mg / l 0 / 100 ml

Diterima konsumen dan tidak ada perubahan yang abnormal

Daya konduksi Hidrogen konsentrasi ion Besi Manggan Bau [H +] Fe Mn

2500 mikrodetik / cm @ 20 o C 6,5 dan 9,5 0,2 mg / l 0,05 mg / l Diterima konsumen dan tidak ada perubahan yang abnormal

Oxidisability Sulfat Sodium Rasa SO 4 Na

5,0 mg / l O2 250 mg / l 200 mg / l Diterima konsumen dan tidak ada perubahan yang abnormal

Menghitung koloni 22 o Bakteri coliform Jumlah organik karbon (TOC) Kekeruhan

Tidak ada perubahan yang abnormal 0 / 100 ml Tidak ada perubahan yang abnormal Diterima konsumen dan tidak ada perubahan yang abnormal

Tritium Jumlah indikatif dosis

H3

100 Bq / l 0,10 mSv / tahun

Parameter mikrobiologi Parameter Escherichia coli (E. coli) Enterococci Nilai Parametrik 0 dalam 250 ml 0 dalam 250 ml

Pseudomonas aeruginosa Menghitung koloni 22 o C Menghitung koloni 37 o C

0 dalam 250 ml 100/ml 20/ml

Sumber: http://www.lenntech.com/applications/drinking/standards.com

E. PENGGOLONGAN AIR Penggolongan air menurut peruntukkannya ditetapkan sebagai berikut : Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu; Golongan B : Air yang dapat dighunakan sebagai air baku air minum; Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan; Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.

F. KEGUNAAN AIR DALAM INDUSTRI

Air Proses Kegunaan air dalam proses industri sangat banyak sekali, selain sebagai air baku pada industri air minum dan pemutar turbin pada pembangkit tenaga listrik, juga sebagai alat bantu utama dalam kerja pada proses proses industri. Selain itu juga air digunakan sebagai sarana pembersihan ( cleaning ) baik itu cleaning area atau alat alat produksi yang tidak memerlukan air dengan perlakuan khusus atau cleaning dengan menggunakan air dengan kualitas dan prasyarat tertentu yang membutuhkan sterilisasi dan ketelitian yang tinggi. Dalam hal ini pembahasan difokuskan pada air sebagai penghasil energi kalor dan sebagai penyerap energi kalor ( pendingin ) dalam industri pada umumnya. Air umpan boiler Boiller adalah tungku dalam berbagai bentuk dan ukuran yang digunakan untuk menghasilkan uap lewat penguapan air untuk dipakai pada pembangkit tenaga listrik lewat turbin, proses kimia, dan pemanasan dalam produksi. Sistem kerjanya yaitu air diubah menjadi uap. Panas disalurkan ke air dalam boiler, dan uap yang dihasilkan terus menerus. Feed water boiler dikirim ke boiler untuk menggantikan uap

yang hilang. Saat uap meninggalkan air boiler, partikel padat yang terlarut semula dalam feed water boiler tertinggal. Partikel padat yang tertinggal menjadi makin terkonsentrasi, dan pada saatnya mencapai suatu level dimana konsentrasi lebih lanjut akan menyebabkan kerak atau endapan untuk membentuk pada logam boiler. Feed water harus memenuhi prasyarat tertentu seperti yang diuraikan dalam tabel di bawah ini : Parameter pH Conductivity TDS P Alkalinity M Alkalinity O Alkalinity T. Hardness Silica Besi Phosphat residual Sulfite residual pH condensate NALCOH. Reference Ketidaksesuaian kriteria air umpan boiler menurut baku mutu diatas akan mempengaruhi berbagai hal, misalnya : 1. Korosi Peristiwa korosi adalah peristiwa elektrokimia, dimana logam berubah menjadi bentuk asalnya akibat dari oksidasi yang disebabkan berikatannya oksigen dengan logam, atau kerugian logam disebabkan oleh akibat beberapa kimia Penyebab korosi Boiller: Satuan Unit mhos/cm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm Unit Pengendalian Batas 10.5 11.5 5000, max 3500, max 800, max 2.5 x SiO2, min 150, max 2, max 20 50 20 50 8.0 9.0

Oksigen Terlarut Alkalinity ( Korosi pH tinggi pada Boiler tekanan tinggi ) Karbon dioksida ( korosi asam karbonat pada jalur kondensat ) Korosi khelate ( EDTA sebagai pengolahan pencegah kerak ) Akibat dari peristiwa korosi adalah penipisan dinding pada permukaan boiler sehingga dapat menyebabkan pipa pecah atau bocor. 2. Kerak Pengerakan pada sistem boiler : Pengendapan hardness feedwater dan mineral lainnya Kejenuhan berlebih dari partikel padat terlarut ( TDS ) mengakibatkan tegangan permukaan tinggi dan gelembung sulit pecah Kerak boiler yang lazim : CaCO3, Ca3 (PO4)2, Mg(OH)2, MgSiO3, SiO2, Fe2(CO3)3, FePO4 3. Endapan Pembekuan material non mineral pada boiler, umumnya berasal dari: Oksida besi sebagai produk korosi Materi organic ( kotoran bio, minyak dan getah ), Boiler bersifat alkalinity jika terkena gliserida maka akan terjadi reaksi penyabunan. Partikel padat tersuspensi dari feedwater ( tanah endapan dan pasir ) Dari peristiwa peristiwa ini mengakibatkan terbentuknya deposit pada pipa superheater, menyebabkan peristiwa overheating dan pecahnya pipa, terbentuknya deposit pada sirip turbin, menyebabkan turunnya effisiensi

Air pendingin dan sirkulasi sebagai Cooling tower dan Chiller

Colling tower atau menara pendingin adalah suatu sistem pendinginan dengan prinsip air yang disirkulasikan. Air dipakai sebagai medium pendingin, misalnya pendingin condenser, AC, diesel generator ataupun mesin mesin lainnya. Jika air mendinginkan suatu unit mesin maka hal ini akan berakibat air pendingin tersebut akan naik temperaturnya, misalnya air dengan temperature awal ( T1 ) setelah digunakan untuk mendinginkan mesin maka temperaturnya berubah menjadi ( T2 ). Disini fungsi cooling tower adalah untuk mendinginkan kembali T2 menjadi T1 dengan blower / fan dengan bantuan angin. Demikian proses tersebut berulang secara terus menerus. Sedangkan pada chiller temperature yang dibutuhkan relative lebih rendah dibandingkan penggunaan Colling tower. Beda antara cooling dan chiller adalah pada sistem yang digunakan. Maksudnya, bila cooling adalah sistem terbuka sedangkan pada chiller adalah sistem tertutup sehingga proses penguapan lebih rendah dibandingkan dengan sistem terbuka. Sistem air cooling dapat dikategorikan dua tipe dasar, sebagai berikut : 1. Sistem air cooling satu aliran Sistem air cooling satu arah adalah satu diantara aliran air yang hanya melewati satu kali penukar panas. Dan lalu dibuang kepembuangan atau tempat laindalam proses. Sistem tipe ini mempergunakan banyak volume air. Tidak ada penguapan dan mineral yang terkandung didalam air masuk dan keluar penukar panas. Sistem air cooling satu arah biasa digunakan pada terminal tenaga besar dalam situasi tertutup dari air laut atau air sungai dimana persediaan air cukup tinggi. 2. Sistem air cooling sirkulasi Pada sistem sirkulasi terbuka ini, air secara berkesinambungan bersikulasi melewati peralatan yang akan didinginkan dan menyambung secara seri. Transfer panas dari peralatan ke air, dan menyebabkan terjadinya penguapan ke udara. Penguapan menambah konsentrasi dan padatan mineral dalam air dan ini adalah efek kombinasi dari penguapan dan endapan, yang merupakan konstribusi dari banyak masalah dalam pengolahan dengan sistem sirkulasi terbuka.

Pada peristiwa sirkulasi air ini, akan terjadi proses proses sebagai berikut : a. Pendinginan air cooling tower adakah atas dasar penguapan ( Evaporasi ) Pada peristiwa fisika dikenal prinsip jumlah kalor yang diterima = jumlah kalor yang dilepaskan . Kalor untuk melakukan pendinginan dari T2 menjadi T1 sama dengan kalor penguapan atau dengan kata lain air tersebut menjadi dingin dikarenakan sebagian dari air tersebut menguap. Untuk cooling tower, besarnya penguapan dapat dihitung bila diketahui kapasitas pompa sirkulasi ( m3/jam ) b. Pada air Cooling tower terjadi pemekatan Garam. Dengan adanya penguapan maka lama kelamaan seluruh mineral yang tidak dapat menguap akan berkumpul sehingga terjadi pemekatan. Dengan banyaknya mineral yang terkandung pada air Cooling tower perlu dilakukan proses Bleed Off dan penambahan air make up. Air yang menguap adalah air yang murni bebas dari garam garam mineral dengan konsentrasi = 0. Pada cooling tower dapat diketahui siklus air pada unit cooling tower adalah dengan cara : Dengan rumus Cycle = Tower water chloride Make up water chloride Tanpa menggunakan parameter khlorida, siklus dapat diketahui dengan membaca konduktivity, yaitu dengan membandingkan konduktivity air tower dengan konduktivity air make up. Masalah yang sering timbul dalam pada seluruh sistem air cooling adalah: Korosif Pada pH yang rendah menyebabkan terjadinya korosi pada logam. Begitu juga nitrifying. Penyebab lain adalah dengan adanya bakteri yang dapat menghasilkan asam sulfat. Bakteri yang memiliki kemampuan untuk mengubah hydrogen sulfide menjadi sulfur kemudian mengubah menjadi asam sulfat. Bakteri ini menyerang logam besi, logam lunak dan steiless steel, hidup sebagai anaerobic ( tanpa udara )

Kerak Pembentukan kerak diakibatkan oleh kandungan padatan terlarut dan material anorganik yang mencapai limit control. Metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembentukan kerak antara lain : 1. Menghambat kerak dengan mengontrol pH Dalam keadaan asam lemah ( kira kira pH 6,5 ). Asam sulfat yang paling sering digunakan untuk ini, memiliki dua efek dengan memelihara pH dalam daerah yang benar dan mengubah kalsium karbonat, ini memperkecil resiko terbentuknya kerak kalsium sulfat. Ini memperkecil resiko terbentuknya kerak kalsium karbonat dan membiarkan cycle yang tinggi dari konsentrasi dalam sistem. 1. Mengontrol kerak dengan bleed off Bleed off pada sirkulasi air cooling terbuka sangat penting untuk memastikan bahwa air tidak pekat sebagai perbandingan untuk mengurangi kelarutan dari garam mineral yang kritis. Jika kelarutan ini berkurang kerak akan terbentuk pada penukar panas. 1. Mengontrol kerak dengan bahan kimia penghambat kerak. Bahan kimia umumnya berasal dari organic polimer, yaitu polyacrilik dan polyacrilik buatan. Masalah mikrobiologi Microorganisme juga mampu membentuk deposit pada sembarangan permukaan. Hampir semua jasad renik ini menjadi kolektor bagi debu dan kotoran lainnya. Hal ini dapat menyebabkan efektivitas kerja cooling tower menjadi terganggu. Masalah kontaminasi Keadaan cooling tower yang terbuka dengan udara bebas memungkinkan organisme renik untuk tumbuh dan berkembang pada sistem, belum lagi kualitas air make up yang digunakan.

G. KESIMPULAN Masalah air bersih merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusiaa. Dimana setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Penggunaan air yang bersih untuk kegiatan sehari-hari tentunya membuat manusia terhindar dari penyakit. Sebagia besar tubuh manusia terdiri atas air, yang berfungsi sebagai pelarut dan peyusun segala system tubuh manusia. Agar air yang digunakan untuk kegiatan manusia tidak berdampak negative bagi manusia, maka perlu diketahui persyaratan air bersih. Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi fisik, kimia dan biologis. Kualitas fisik ditinjau bau, rasa, dan warna. Kualitas kimia dapat diteliti melalui pengamatan tentang kesadahan, pH, kandungan ion dan sebagainya. Sedangkan ada aatu tidaknya mikroorganisme penyebab penyakit pada air merupakan syarat biologi air bersih. Selain dari segi kualitas, jumlah air juga harus memadai dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia. Air digunakan manusia untuk mandi, minum, mencuci, pertanan, perikanan dan lain sebagainya. Masing-masing kegiatan tersebut memerlukan jumlah air yang beragam. Sumber air yang ada di permukaan bumi dapat diolah menjadi air minum dengan berbagai teknik yang telah berkembang, sehingga kebutukhan air minum yang memenuhi persyaratan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dapat terpenuhi bagi seluruh lapisan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Chatip. 1997. Pengolahan Air Minum. Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan. Yogyakarta. Razif, M. 2001. Pengolahan Air Minum. Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Sutrisno, C Totok, 2000. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta :Rineka Cipta. Suyono, 1993. Pengelolaan Sumber Daya Air. Fakultas Geografi Universitas http://en.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_air http://smk3ae.wordpress.com http://www.who.int/water_sanitation_health.com http://www.lenntech.com/applications/drinking/standards.com

Anda mungkin juga menyukai