Anda di halaman 1dari 28

Buku saku Patofisiologi Corwin. H. 539 Merokok diketahui menganggu efektivitas sebagaian mekanisme pertahanan respirasi.

Produk asap rokok diketahui merangsang produksi mucus dan menurunkan pergerakan silia. Dengan demikian terjadi akulmulasi mucus yang kental dan terperangkapnya partikel atau mikroorganisme di jalan napas, yang dapay menurunkan pergerakan udara dan mengakibatkan risiko pertumbuhan mikroorganisme. Batuk-batuk yang terjadi pada para perokok (smokers cough) adalah usaha mengeluarkan mucus kental yang sulit didorong keluar dari saluran napas. Salika NS.Serba Serbi Kesehatan Perempuan. Jakarta: Penerbit Bukune; 2010.h.17 Sesak napas kadar karbonmonoksida dalam tubuh perokok dapat mengurangi oksigen untuk disalurkan ke dalam tubuh. Ini yang dapat menimbulkan sesak napas pada perokok. Penyakit Paru Obstruktif kronik (PPOK) PPOK terjadi akibat penyempitan saluran napas atau adanya peradangan pada paru-patu yang menyebabkan keterbatasan aliran udara> Bisa berupa bronchitis kronis, emfisema, ataupun gabungan keduanya. Gangguan ini bersifat menetap dan terus memburuk sehingga kelamaan paru akan semakin rusak. http://www.militecindonesia.com/exhaust.shtml Carbon Monoxide (CO) CO adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan beracun yang dihasilkan oleh pembakaran karbon yang tidak sempurna dalam bahan bakar. Berat molekul dan campuran CO sekitar 3% lebih ringan dari udara dan beracun untuk semua binatang berdarah panas dan banyak bentuk kehidupan yang lain. Efek CO pada Kesehatan CO memasuki aliran darah dan mengurangi penghantaran oksigen pada organ-organ dan jaringan-jaringan tubuh. Peningkatan kadar CO berhubungan dengan perusakan penglihatan ketajaman mata, ketangkasan tangan, kemampuan belajar, dan performa untuk menyelesaikan tugas. Pada waktu menarik nafas, CO bercampur dengan hemoglobin dalam darah, membentuk CO-Hb dan mencegah penyerapan oksigen Karena daya ikat CO pada hemoglobin sekitar 200-300 kali lebih kuat daripada oksigen. Cukup 1/1000 CO dalam udara dapat menghasilkan gejala keracunan.

http://www.scribd.com/doc/7631580/Sistem-Pernafasan BAB III Proses Sistem Pernapasan/Respirasi Pada Manusia


Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan. Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu : 1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara. 2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh. Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua cara pernapasan, yaitu : 1. Respirasi / Pernapasan Dada - Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut - Tulang rusuk terangkat ke atas - Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke dalam badan. 2. Respirasi / Pernapasan Perut - Otot difragma pada perut mengalami kontraksi - Diafragma datar - Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru. Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara. Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah. Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia : 1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2

2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2 3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2 4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2

Anatomi Dasar Sistem Pernafasan Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paruparu beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut olehdiafragma. Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin. Paru-paru dibungkus olehpleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada. Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin. Paru-paru dibungkus olehpleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada. Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut : 1.interkostalis eksternus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga. 2.sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).

3.skalenus yang mengangkat 2 iga teratas. 4.interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga. 5.otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma ke atas. 6.otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.

Muttaqin A. Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2008.h. 28-31 Difusi Gas Untuk memenuhi kebutuhan oksigen di jaringan, proses difusi gas pada saat respirasi haruslah optimal. Difusi gas adalah bergeraknya gas O2 dan CO2 atau partikel lain dari area yang bertekanan tinggi kea rah yang bertekanan rendah. Di dalam alveoli, O2 melintasi membrane alveoli-kapiler dari alveoli ke darah karena adanya perbedaan tekanan PO2 yang tinggi di alveoli (100 mmHg) dan tekanan pada kapiler yang lebih rendah (PO2 40 mm Hg), CO2 berdifusi dengan arah yang berlawanan akibat perbedaan tekanan PCO2 darah 45 mmHG dan di alveoli 40 mmHg. Proses difusi dipengaruhi oleh factor ketebalan, luas permukaan, dan komposisi membrane; koefisien difusi O2 dan CO2 serta perbedaan tekanan gas O2 dan CO2. Dalam difusi gas ini, organ pernapasan yang berperan penting adalah alveoli dan darah. Adanya perbedaan tekanan parsial dan difusi pada system kapiler dan system interstisial akan menyebabkan pergerakan O2 dan CO2 yang kemudian akan masuk pada zona respirasi untuk melakukan difusi respirasi Transportasi gas transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke paru dengan bantuan darah (aliran darah). Masuknya O2 ke dalam sel darah yang bergabung dengan hemoglobin yang kemudian membentuk oksihemoglobin sebanyak 97% dan sisanya 3% ditrasportasikan ke dalam cairan plasma dan sel. Agar oksigen dapat disuplai ke sel-sel tubuh secra optimal maka diperlukan hemoglobin dalam jumlah dan fungsi yang optimal untuk mengangkut dari sirkulasi yang efektif ke jaringan tubuh. Jumlah O2 yang dikirim setiap menitnya sama dengan jumlah curah jantung per liter dalam satu menit dikalikan dengan jumlah milliliter O2 yang terkandung dalam 1 liter darah arteri. Dalam keadaan istirahat sekitar 24 X 200 atau 4900 ml akan digunakan jaringan sebesar dari total darah yang tersirkulasi dan sisanya akan kembali ke jantung dan bercampur dengan darah vena.

Inspirasi Insiprasi terjadi bila tekanan intrapulmonal (intra-a;veoli) lebih rendah daripada tekanan udara luar. Pada inspirasi biasa tekanan ini berkisar antara -1 mmHg smpai -3 mmHg. Pada inspirasi dalam, tekanan intra-alveoli mencapai -30 mmHg.

Ekspirasi Ekspirasi berlangsung bila tekanan intrapulmonal lebih tinggi daripada tekanan udara luar, sehingga udara bergerak keluar paru. Meningkatnya tekanan dalam rongga paru terjadi apabila volume rongga paru mengecil akibat proses penguncupan yang disebabkan daya elastisitas jaringan paru. Penguncupan paru terjadi bila otot-otot inspirasi mulai berelaksasi. Pada proses ekspirasi biasa tekanan intra-alveoli sekitar +1 cm sampai + 3 mmHg

Tes fungsi paru Davey P. Medicine at a Glance. Terjh. Rahmalia A, Novianty CR. At a Glance Medicine. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006. h. 170

SISTEM RESPIRASI dan test fungsi Paru


ANATOMI JANTUNG & PARU Anatomi pernafasan Rongga Hidung Hidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal berupa rongga hidung sebagai alat penyalur udara. Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dan disupport oleh sepasang tulang hidung. Rongga hidung terdiri atas : -Vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi Dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis udara Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya yang berlapis Sel silia yang berperan untuk mlemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan napas Faring Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak. Faring

terdiri atas: -Nasopharinx ada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian tengah, yaitu Tuba Eustachius dan Tuba Auditory ada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada bagian posterior nasopharinx, merupakan bagian dari jaringan Lymphatic pada permukaan posterior lidah -Oropharynx Merupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid. Refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan, makanan terdorong masuk ke saluran pencernaan (oesephagus) dan secara simultan katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan -Laringopharynx Merupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya, sistem respirasi menjadi terpisah dari sistem digestil. Makanan masuk ke bagian belakang, oesephagus dan udara masuk ke arah depan masuk ke laring. Laring Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ). Terbesar adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk adams apple, dan di dalam cartilago ini ada pita suara. Sedikit di bawah cartilago thyroid terdapat cartilago cricoid. Laring menghubungkan Laringopharynx dengan trachea, terletak pada garis tengah anterior dari leher pada vertebrata cervical 4 sampai 6. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga melindungi jalan napas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas: -Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan -Glotis : ostium antara pita suara dalam laring -Kartilago Thyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun ( Adams Apple ) -Kartilago Krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring ( terletak di bawah kartilago thyroid ) -Kartilago Aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago thyroid -Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara; pita suara melekat pada lumen laring. Trakea Trakea merupakan suatu saluran rigid yang memeiliki panjang 11-12 cm dengan diametel sekitar 2,5 cm. Terdapat pada bagian oesephagus yang terentang mulai dari cartilago cricoid masuk ke dalam rongga thorax. Tersusun dari 16 20 cincin tulang rawan berbentuk huruf C yang terbuka pada bagian belakangnya. Didalamnya mengandung pseudostratified ciliated columnar epithelium yang memiliki sel goblet yang mensekresikan mukus. Terdapat juga cilia yang memicu terjadinya refleks batuk/bersin. Trakea mengalami percabangan pada carina membentuk bronchus kiri dan kanan.

Pernapasan FISIOLOGI PERNAPASAN Tujuan dari pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen bagi seluruh jaringan tubuh dan membuang karbon dioksida ke atmosfir. Untuk mencapai tujuan ini, sistim pernapasan menjalankan fungsi : 1.Ventilasi paru, yaitu masuk keluarnya udara dari atmosfir ke alveoli paru. 2.Difusi oksigen dan karbondioksida antara darah dan alveoli 3.Transpor 02 dan CO2 dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel 4.Pengaturan ventilasi dan hal-hal lain pernapasan. Selain itu paru-paru juga mempunyai fungsi lain, yaitu antara lain : 1.Menyaring bahan-bahan toksik 2.Metabolisme beberapa bahan 3.Sebagai reservoar darah Mekanika Pernapasan Paru-paru dapat dikembangkempiskan melalui 2 cara: - Pergerakan diafragma - Naik turunnya tulang rusuk Otot-otot pernafasan : -Otot Inspirasi : diafragma, intercostal eksterna, sternokleido-mastoideus, skalenus -Otot ekspirasi : intercostal interna, otot abdomen (rectus & obliqus abdominis) Tekanan Pleura Merupakan tekanan di dalam rongga sempit antara pleura paru (viseralis) dan pleura dinding dada (parietalis). Normalnya tekanan ini pada saat akhir ekspirasi (mulai inspirasi) adalah -5 cm H20, yang merupakan kekuatan yang tetap mempertahankan pengembangan paru pasa saat istirahatnya. Selama inspirasi, pengembangan rangka dada akan mendorong permukaan paru dengan kekuatan yang sedikit lebih besar dan mengakibatkan tekanan pleura menjadi lebih negatif sekitar -7 cm H20. Tekanan Alveolus -Inspirasi: sampai nilainya sedikit di bawah tekanan atmosfer, yaitu -1 cmH2O agar 0,5 liter udara dapat masuk -Ekspirasi: sekitar +1 cm H20 dan mendorong 0,5 liter udara keluar. Surfaktan Merupakan campuran beberapa fosfolipid, protein dan ion. Dihasilkan oleh sel epitel alveolar tipe II. Fungsi surfaktan ini melawan tegangan permukaan sehingga alveoli tidak mengempis/kollaps. Difusi gas

Barrier Gas / Membran Respiratorius Merupakan bagian yang membatasi udara alveoli dari darah kapiler, yang terdiri dari: 1.Selapis cairan yang membatasi alveolus dan mengandung campuran fosfolipid (surfaktan). 2.Lapisan epitel alveolar yaitu sel-sel epitel yang sangat tipis 3.Epitel membran basalis 4.Ruangan interstitial yang sangat tipis antara epitel alveolar dan membran kapiler 5.Membran basalis kapiler 6.Membran endotel kapiler Transpor Gas Transpor karbonioksida

Transpor oksigen

Pengaturan Aktivitas Pernapasan 1.Kontrol kimiawi CO2 : via CSF dan konsentrasi ion H+ cairan interstitiel otak O2 dan ion H : via badan karotis dan badan aorta

(gambar 2 pengaturan system pernafasan) 2.Non kimiawi Vagus afferent dari JUP dan paru Afferent dari pons, hipothalamus, dan sistem limbic Afferent dari proprioseptor Afferent dari baroreseptor Kemoreseptor Batang Otak (Sentral) -Letaknya di medulla bagian ventral & dorsal -Memonitor konsentrasi ion H+ CSF, dan ion H+cairan interstitiel otak -CO2 darah dgn cepat melewati sawar darah otak ke CSF H2CO3 H+ + HCO3-Konsentrasi H+ yg tinggi memacu ventilasi -Badan Karotis dan Badan Aorta (Kemoreseptor Perifer) -Peka terhadap perubahan konsentrasi CO2, O2, dan ion H+ darah -Kadar pCO2 darah yang terutama merangsang pernapasan, sebaliknya kekurangan pO2 dan ion H+ tidak sekuat pengaruh pCO2 Kontrol Nonkimiawi Reseptor bronkial dan reseptor pulmoner yang terdiri atas reseptor adaptasi cepat dan adaptasi lambat yg keduanya merupakanserabut saraf bermielin. Terdapat juga reseptor via c fiber (tdk bermielin) Kontrol Nonkimiawi -Dari JUP dan paru : pengaruh vagal yang memendekkan pernapasan (Hering-Breuer refleks) via reseptor adaptasi lambat. HB refleks inflasi : ekspirasi meningkat ; HB refleks deflasi : ekspirasi menurun -Irritant receptor di trakea (via reseptor adaptasi cepat batuk, bronkokonstriksi, sekresi mukus hyperventilasi -Apneustic center dalam pons mestimulasi pusat pernapasan untuk meningkatkan dalamnya pernapasan -Pneumotaxic center dalam pons menghambat apneustic center dan inspiratory center untuk mencegah overinflasi paru -Korteks serebri mempengaruhi pernapasan dengan menurunkan atau meningkatkan kecapatan dan kuatnya pernapasan Tes Fungsi Paru

Tes Fungsi Paru Terdiri atas : 1.Test Ventilasi (digunakan alat SPIROMETER, PEAK FLOW METER (Mini Wright Peak Flow Meter), Bodyplethysmograph. 2.Test kapasitas diffusi, dengan alat Alveo-Diffusion Tester. 3.Uneven Ventilation dengan Capnograph. Instrumen/peralatan-peralatan diatas termasuk peralatan utama/ Induk, namun untuk operasional masih memerlukan alat-alat pendukung lainnya, seperti X Y RECORDER dllnya.

Ganong WF Transpor Oksigen Pengangkutan Oksigen ke jaringan Sistem pengangkutan O2 di dalam tubuh terdiri atas system paru dan system kardiovaskuler. Pengangkutan O2 menuju jaringan tertentu bergantung pada jumlah O2 yang masuk ke dalam paru-paru, adanya pertukaran gas dalam paru yang adekuat, aliran darah menuju jaringan, serta kapasitas darah yang mengangkut O2. Aliran darah bergantung pada derajat konstriksi jalinan vascular di dalam jaringan serta curah jantung. Jumlah O2 di dalam darah ditentukan oleh jumlah O2 yang larut, jumlah hemoglobin dalam darah serta afinitas hemoglobin terhadap O2Reaksi Hemoglobin

Reaksi hemoglobin dan Oksigen Dinamika reaksi pengikatan O2 oleh hemoglobin menjadikannya sebagai pembawa O2 yang sangat serasi. Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari 4 subunit, masingmasing mengandung gugus heme yang melekat oada sebuah rantai polipeptida. Pada seorang dewasa normal, sebagian besar hemoglobin mengandung 2 rantai dan . Heme adalah kompleks yang dibentuk dari suatu porfirin dan 1 atom besi fero. Masing-masing dari ke-4 atom besi dapat mengikat satu molekul O2 seacara reversible. Atom besi teteap berada dalam bentuk ferro, sehingga reaksi pengikatan O2 merupakan suatu reaksi oksigenasi, bukan reaksi oksidasi. Reaksi pengikatan hemoglobin dengan O2 lazim ditulis sebagai Hb + O2 HbO2. Mengingat setiap molekul mengandung 4 unit Hb, maka dapat dinyatakan sebagai Hb4 dan bisa bereaksi dengan O2 membentuk Hb4O8. reaksi ini berlangsung cepat, membutuhkan waktu kurang dari 0,01 detik. Deoksigenasi (reduksi) juga berlangsung sangat cepat. Struktur kuartenerhemoglobin mnentukan afinitasnya terhadap O2. Pada saat hemoglobin mengikat O2, kedua rantai bergerak saling mendekat; apabila O2 dilepaskan, keduanya bergerak saling menjauhi. Pergerakan kedua rantai ini dikaitkan dengan perubahan letak gugus heme, yang akan mengambil kedudukan R (relaksasi) sehingga memudahkan Pengikatan O2 atau kedudukan T yang menurunkan kemampuan peningkatan O2. Peralihan dari dari kedudukan R ke T diperkirakan berlangsung sekitar 108 kali selama kehidupan sel darah merah. Faktor-faktor yang mempengaruhi afinitas hemoglobin terhadap oksigen Terdapat 3 keadaan penting yang mempengaruhi afinitas hemoglobin terhadap oksigen: pH, suhu, dan kadar 2,3-difosfogliserat(2,3-DPG/DPG) Peningkatan suhu atau penurunan pH menyebabkan tubuh kita membutuhkan Tekanan O2 (PO2) yang lebih tinggi agar hemoglobin dapat mengikat sejumlah tertentu O2. Sebaliknya, penurunan suhu atau peningkatan pH menggeser kurva ke kiri, yang menyebabkan tubuh kita membutuhkan PO2 yang lebih rendah untuk mengikat sejumlah tertentu O2 DPG banya terdapat di dalam sel darah mrah. Senyawa ini merupakan hasil glikolisis melalui jalur Embden-Meyerhof. Senyawa ini adalah suatu anion bermuatan tinggi yang terikat pada rantai deoksihemoglobin. Satu mol deoksihemoglobin mengikat satu mol DPG. Reaksinya antara lain:

HbO2 + DPG Hb-DPG + O2


Pada persamaan ini, peningatan konsentrasi DPG akan menggeser reaksi ke kanan, menyebabkan lebih banyak O2 yang dibebaskan. Salah satu factor yang mempengaruhi kadar DPG di dalam sel darah merah adalah pH darah. Karena keadaan asidosis menghambat glikolisis dalam sel darah merah, konsentrasi DPG akan menurun bila pH

rendah. Hormon tiroid, hormone pertumbuhan, dan androgen akan meningkatkan kadar DPG dalam darah. Transpor CO2 di dalam darah, bentuk pengangkutan CO2 adalah sebagai berikut: 6% larut dalam plasma; 4% dalam asam karbonat; 20% Ikatan karbamino-hemoglobin; yang paling banyak adalah 70% dalam bentuk ion bikarbonat dalam plasma. kelarutan CO2 dalam darah sekitar 20 kali lebih besar daripada kelarutan O2, sehingga pada tekanan parsial yang didapatkan jauh lebih banyak CO2 dibandingkan O2 dalam larutan sederhana. CO2 yang berdifusi ke dalam sel darah merah secara cepat dihidrasi H2CO3, karena adanya anhidrase karbonat. H2CO3 akan berdisosiasi menjadi H+ dan HCO3-, selanjutnya H+ akan mengalami Buffer, terutama oleh hemoglobin, sementara HCO3- memasuki plasma. Penurunan saturasi O2 hwmoglobin saat darah elewati pembuluh kapiler jaringan akan meningkatkan kemampuan pembuferan.. Karena deoksihemoglobin mampu mengikat lebih banyak H+ dibandingkan oksihemoglobin. Sejumlah CO2 dalam sel darah merah akan bereaksi dengan gugus amino dari protein, terutama hemoglobin, membentuk senyawa karbamino. Di dalam darah vena, transport CO2 dipermudah, karena deoksihemoglobin mampu membentuk senyawa karbamino lebih cepat dibandingkan HbO2. Dalam plasma, CO2 bereaksi dengan protein plasma membentuk senyawa karbamino, dan sebagian CO2 mengalami hidrasi, namun reaksi hidrasi berlangsung lambat karena tidak terdapatnya anhidrase karbonat. Pergeseran klorida Saat darah melewati kapiler, terjadi peningkatan kandungan HCO3- di dalam sel darah merah yang jauh lebih besar dibandingkan dengan di dalam plasma, sehingga sekitar 70% HCO3- yang meninggalkan sel darah merah akan ditukar dengan Cl-, suatu proses yang diperantarai oleh Band 3, suatu protein membrane utama. Pertukaran ini disebut pergeseran klorida (Chloride Shift). Oleh sebab itu, terdapat perbedaan bermakna kandungan Cl- di dalam sel darah merah vena jauh lebih besar daripada darah arteri. Pergeseran klorida berlangusng cepat dan selesai seluruhnya dalam waktu 1 detik. Pada tiap penambahan molekul CO2 ke dalam sel darah merah, terjadi peningkatan satu partikel aktif osmotic ke dalam sel darah merah. Akibatnya, sel darah merah akan mengambil sejumlah air dan ukurannya meningkat. Berdasarkan hal tersebut, ditambah lagi dengan kenyataan bahwa sejumlah kecil cairan dalam darah arteri akan mengalir balik melalui sistemlimfe dan bukan melalui vena, pada keadaan normal nilai hematokrit darah vena sekitar 3% lebih tinggi dibandingkan darah arteri. Di dalam paru-paru, Cl-

Keluar dari sel darah merah, sehingga sel mengecil. Fungsi Paru Istilah pernapasan, yang lazim digenakan, mencakup 2 proses; pernpasan luar (eksterna), yaitu penyerapan O2 dan pengeluaran CO2 secara keseluruhan; serta pernapasan dalam (interna), yaitu penggunaan O2 oleh sel-sel serta pertukaran gas antara sel-sel tubuh dengan media cair di sekitarnya. Penggunaan O2dan CO2 menuju dan keluar jaringan. System pernapasan terdiri dari organ pertukaran gas (paru-paru) dan sevbuah pompa ventilasi paru. Pompa ventilasi ini terdiri dari atas dinding dada; otot-otot pernapasan, yang meningkatkan dan penurunan ukuran rongga dada; pusat pernapasan dengan otot pernapasan; serta jaras-jaras dan saraf yang menghubungkan pusat pernapasan dengan otot pernapasan. Pada keadaan istirahat, frekuensi pernapasan manusia normal berkisar antara 12-15 kali per menit. Satu kali bernapas, 500 ml udara, atau 6-8 L udara permenit dimasukkan dan dikeluarkan dari paru-paru. Udara ini akan bercampur dengan gas yang terdapat di alveoli, dan selanjutnya O2 masuk ke dalam darah di kapiler paru, sedangkan CO2 masuk ke dalam alveoli, melalui proses difusi sederhana. Dengan cara ini, 250 ml O2 permenit masukk kedalam tubuh dan 200 ml CO2 akan dikeluarkan. Gas berdifusi dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah, dan kecepatan difusi bergantung pada besar beda konseentrasi serta sifat sawar yang membatasi kedua daerah. Apabila campuran gas dibiarkan mencapai keseimbangan dengan zat cair, masing-masing gas dalam campuran tersebut akan larut ke dalam cairan pada suatu tingkat yang ditentukan oleh tekanan parsial dan daya larutnya terhadap cairan. Berbagai gas lain, seperti gas metana dari usus halus dapat dijumpai di dalam udara ekspirasi apabila kadarnya dalam tubuh cukup memadai. Pada kenyataannya, lebih dari 250 jenis senyawa yang mudah menguap telah diidentifikasi dalam udara pernapasan manusia. Komposisi udara kering ialah 20,98% O2, 0,04% CO2, 78,06% N2 dan sisanya adalah gas inert lainnya seperti argon dan helium. Mekanika Pernapasan Inspirasi dan ekspirasi Inspirasi merupakan proses aktif. Kontraksi otot-otot inspirasi akan meningkatkan volume intratorakal. Tekanan intrapleura di bagian basis paru akan turun dari nilai normal sekitar -2,5 mmHg menjadi sekitar -6 mmHg (relatif pada tekanan atmosfer). Jaringan paru makin teregang. Tekanan di dalam saluran udara menjadi sedikit lebih negative, dan udara mengalir ke paru. Pada akhir ekspirasi, daya recoil (daya kempis) paru mulai menarik dinding dada. Tekanan di alam saluran udara menjadi lebih positif,

dan udara mengalir meninggalkan paru-paru. Selama pernapasan tenang, ekspirasi merupakan proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi untuk menurunkan volume intratorakal. Namun,pada awal ekspirasi, masih terdapat kontraksi ringan otot inspirasi. Kontraksi ini berfungsi sebagai peredam daya recoil paru dan menghambat ekspirasi Volume paru Tidal volume (TV) merupakan volume alun nafas, uadar yang keluar masuk pada pernafasan tenang. Volume udara maksimal yang dapat masuk paru sesudah inspirasi biasa desebut volume cadangan inspirasi (IRV). Jumlah udara maksimal yang dapat keluar dari paru sesudah ekspirasi biasa (ERV). Volume udara yang tersisa dalam paru sesudah ekspirasi maksimal adalah volume residu (RV) terdiri dari: udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi maksimal bila paru kolaps yaitu volume kolaps dan volume minimal yang merupakan udara yang tertinggal di paru sesudah paru kolaps. Volume-volume ini dapat diperiksa dengan menggunakan spirometer kecuali volume residu. Kapasitas Inspirasi (IC) merupakan penjumlahan antara TV dan IRV. Kapasitas residu fungsional (FRC) merupakan penjumlahan ERV dan RV. Kapasitas Vital (VC) merupakan penjumlahan IRV, TV, dan ERV; ini menggambarkan kemampuan pengembangan paru. Kapasitas paru total merupakan VC dan RV Terdapat juga yang disebut ruang rugi (dead space), yang terbagi menjadi ruang rugi anatomi dan fisiologi. Rung rugi anatomi merupakan ruangan dari hidung sampai dengan Bronkus terminalis. Sedangkan ruang rugi fisiologi merupkan penjumlahan ruang rugi anatomi dengan ruang rugi alveolar (alveoli yang tidak berfungsi). Secara umum ruang rugi pada alat pernapasan manusia adalah sebesar 150 ml. Anatomi kinik Rongga hidung Lubang hidung terbuka ke dalam rongga hidung kanan dan kiri. Rongga hidung ini berada di sebelah superior palatum durum dan terpisah satu sama lainoleh sekat hidung (septum nasi) di garis tengah.Kedua belah rongga ini terbuka kea rah wajah melalui nares dan ke arah posterior berkesinambungan dengan nasopharynx melalui aperture nasi posterior (choana). Dinding lateral hidung menunjukkan 3 elevasi, yaitu concha nasalis superior, medius, dan inferior. Dinding medial atau septum nasi dibentuk oleh lamina perpendicularis ossis ethmoidalis, os vomer, dan cartilage septi nasi.

Faring (tekak) Faring adalah sebuah pipa musculo membranosa, memiliki panjang 12-14 cm, membentang dari basis crania sampai setinggi vertebra cervical 6 atau tepi bawah cartilage cricoidea. Paling lebar di bagian superior, berukuran 3,5 cm. Di sebelah caudal dilanjutkan dengan oesophagus (kerongkongan). Pada batas faring dengan oesophagus lebarnya menjadi sekitar 1,5 cm; tempat ini merupakan bagian tersempit bagian pencernaan, selain appendix. Faring terdiri dari 3 bagian, nasopharynx, orofpharynx, dan laryngopharynx Otot faring Otot faring terdiri dari atas M. constrictor pharyngis superior, inferior, dan medius. Lalu ada juga tiga otot yang masing-masing turun dari processus styloideus, torus tubrius cartilaginis tuba auditivae dan palate mole, yakni: M. stylopharyngeus, salpingopharyngeus dan palatopharyngeus. M. constrictor pharyngis inferior merupakan otot yang paling tebal dari antara ketiga otot lingkkar faring; terdiri dari dua otot kecil, yakni M. cricopharyngeus dan m> tyreopharyngeus. Sewaktu menelan. Sewaktu menelan M. cricopharyngeus berfungsi sphincter dan M. tyreopharyngeus sebagai pendorong. M constrictor prayngis medius terdiri atas dua bagian otot kecil, M chondropharyngeus dan ceratopharyngeus. M. constrictor pharyngis superior meupakan lembaran otot yang tipis. M constrictor pharyingis superior terbagi menjadi otototot yang lebih kecil, yakni: M. pterygopharyngeus, M. buccopharyngeus, M. mylopharyngeus dan M. glossopharyngeus. M. stylopharyngeus berfungsi untuk elevasi faring untuk menelan dan berbicara, M. salpingopharyngeus berfungsi untuk elevasi bagian lateral atas dinding faring. M. palatopharyngeus berfungsi menarik faring ke atas, depan dan medial, yakni memperpendek faring sewaktu menelan; juga mendekatkan kedua arcus palatopharyngeus. Laring Laring merupakan saluran udara yang bersifar sphincter dan juga organ pembentuk suara, yang membentang antara lidah sampai trakea atau pada laki-laki dewasa setinggi vertebra cervical 3 sampai 6, tetapi lebih tinggi sedikit pada amnak-anak dan perempuan dewasa. Laring berada di antara pembuluh-pembuluh besar leher dan di sebelah ventral tertutup oleh kulit, fascia dan otot depressor lidah. Ke rah atas laring terbuka ke dalam laringopharynx; dinding posterior laring menjadi dinding anterior laryngopharynx. Ke arah bawah, laring dilanjutkan dilanjutkan sebagai trachea. Laring mempunyai susunan tulang rawan untuk memelihara agar laring tetap terbuka, tetapi laring juga mempunyai sebuah katup bagian dalam yang dapat diatur, yaitu pita suara, yang dapat mengatur

aliran hawa yang melalui saluran pernapasan di dalam laring. Laring terutama berfungsi sebagai saluran hawa dan alat pembentuk suara. Tulang-tulang rawan laring Terdiri atas cartilago thyroidea, cartilage cricoidea dan cartilage epiglottis yang masingmasing sebuah serta cartilage arytaenoidea, cartilage cuneiforme, dan cartilage corniculattum yang masing-masing sepasang. Fungsi Epiglotis Sewaktu menelan epigltis bergerak ke atas dank e muka serta terdesak di antara pangkal lidah dan laring; melengking ke belakang di atas adtus laringis; dengan demikian menutup aditus laringis tersebut. Otot laring Otot laring dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yakni intrinsic dan ekstrinsik. Otot-otot ekstrinsik adalah M. sternothyreoideus (menarik laring ke bawah), M. thyreohyoideus (menarik laring ke atas), M. constrictor pharyngis inferior. Ada juga otot tambahan yang bukan termasuk otot ekstrinsik laring, tetapi ikut menarik laring secara tidak langsung, yakni M. sternohyoideus, digastricus, mylohyoideus, geniohyoideus, genioglossus, hyloglossus, stylopharyngrus, palatopharyngeus, omohyoideus, strenohyoideus, dan musculi constrictor pharyngis medius. Otot intrinsic laring dibagi menjadi toga kelompok 1. Otot yang mengubah glottis; membuka: M. cricoarytaenoideus posterior; menutup: M. cricoarytaenoideus lateralis, arytaenoideus obliquus, arytaenoideus transverses, thyreoarytaenoideus, cricothyreoideus. 2. Otot Mengatur ketegangan ligamentum vocale (mengatur suara); mengangkan: M.cricothyreoideus dan cricoarytaenoideus posterior; mengendurkan: M thyreoarytaenoideus, vocalis, dan cricoarytaenoideus lateralis 3. Otot yang mengubah aditus laryngis; menutup: M. arytaenoideus obliquus, aryepiglotticus dan thyreoarytaenoideus; membuka: M. thyreoepiglotticus Trakea Merupakan sebuah pipa udara yang terbentuk dari tulang rawan dan selaput fibromuskular, panjangnya sekitar 10-11 cm, sebagai lanjutan dari laring , membentang mulai setinggi cervical 6 sampai tepi tas vertebra thoracal 5. Ujung caudal trachea terbagi menjadi bronchus principalis dekstra dan sinister. Trachea terletak di bidang sagital,

tetapi biasanya bifurkasi trachea sedikit terdesak kea rah kanan oleh arcus aorta. Selama inspirasi dalam, mungkin bifurkasi ini turun sampai setinggi vertebra thoracal 6. Bentuk trakea sedikit silindrik, karena datar di sebelah posterior. Trakea dan bronkus utama yang letaknya ekstrapulmonal (dii luar paru) memiliki cincin tulang rawan hialin yang tidak sempurna, dipersatukan oleh jaringan fibrosa dan otot polos. Cincin trakea berjumlah 16-20, masing-masing cincin yang membentuk gambaran huruf U. Paru-paru Paru-paru dilapisi oleh pleura. Pleura merupakan lapisan serosa yang membentuk sebuah kantong tertutup yang terivaginasi oleh paru. Pleura dibagi menjadi dua, pleura viseral yang meliputi dan juga membentuk permukaan paru disebut dengan pleura visceral, sedangkan pleura yang yang tetap memiliki hubungan dengan dinding rongga dada dan sisi mediastinum disebut pleura parietal. Paru kiri dibagi menjadi lobus superior dan inferior oleh fissure oblique. Paru kanan terbagi menjadi lobus superior, medius, dan inferior oleh dua fissure. Fissura oblique membagi lobus medius dengan inferior, sedangkan fissure transverses membagi lobus superior dengan lobus medius. Masing-masing lobus memiliki cabang bronchus lobaris. Bronchus lobaris terbagi lagi menjadi bronchus segmentorum dan masuk ke dalam paru dengan pembagian sebagai berikut Paru kanan 1. Lobus superior: apicalis, posterior dan anterior 2. Lobus medius: lateralis dan medialis 3. Lobus inferior: superior, mediobasal, anterobasal, laterobasal, posterobasal Paru kiri 1. Lobus superior: apicoposterior, anterior, lingual superior, lingual inferior 2. Lobus inferior: superior, anteromediobasal, laterobasal, posterobasal

Masing-masing segmen dikelilingi oleh jaringn penyambung yang berkesinambungan dengan pleura visceralis. Selanjutnya, masing-masing bronchus segmentorum ini memberikan 20 sampai 25 generasi percabangan dan akhirnya menjadi bronkiolus terminalis. Dinding bronchus tetap terbuka oleh lempeng-lempeng tulang rawan yang

meluas dan tidak berkesinambungan, sedangkan pada bronkiolus tidak ditemukan lagi tulang rawan.

Masing-masing bronchioles terminalis mempercabangkan banyak generasi bronchioles respirasi dan masing-masing bronchioles respirasi mempercabangkan 2-11 ductus alveolaris. Masing-masing ductus alveolaris memberikan 5-6 saccus alveolaris. Alveolus paru merupakan unit dasar pertukaran gas di dalam paru. Perkembangan alveolus berlangsung sampai anak berumur 8 tahun.

Histology

Alveolus merupakan kantung yang tersusun dari jaringan ikat elastis (sehingga elastis) dan selapis epitel gepeng (sehingga bisa berguna untuk pertukaran gas). Alveolus mengembang dan menampung udara yang diserap saat pernapasan, dan memindahkan oksigen dari udara tersebut ke dalam peredaran darah. Pemindahan oksigen ini dimungkinkan karena alveolus menempel pada kapiler-kapiler (pembuluh darah kecil) yang juga berlapis epitel gepeng. Dalam alveolus terdapat sel yang bernama makrofag yang berfungsi memakan benda asing yang berasal dari udara pernapasan (yang tidak berhasil ditangkap oleh silia yang ada di bronkus). Dalam alveoli terdapat dua jenis sel. Sel tipe I, yang juga disebut sel alveolus gepeng, adalah sel yang sangat tipis yang melapisi permukaan alveolus. Sel ini mencakup 97 % dari keseluruhan permukaan alveolus. Yang kedua adalah sel tipe II, atau sel alveolar besar. Sel ini terselip diantara sel tipe I, dan berbentuk kuboid. Sel tipe II menghasilkan cairan yang disebut surfaktan untuk menurunkan tegangan paru agar tidak kolaps saat terisi udara. Terdapat berjuta-juta alveolus di dalam rongga dada. Setiap alveolus dibasuhi oleh sejenis cairan yang disebut surfaktan yang berfungsi agar alveolus dapat mengembang dan tidak keriput saat diisi udara. Oleh karena jumlahnya yang berjuta-juta dan bentuknya seperti balon berisi udara, maka permukaan dari setiap alveolus ini sangat besar apabila dibentangkan. Mungkin kita tidak menyadari betapa lebarnya permukaan jutaan alveolus ini karena letaknya yang hanya ada di dalam rongga dada kita. Berdasarkan banyak sumber, alveolus berjumlah 300 juta di dalam tubuh yang apabila dibentangkan akan seluas 80 meter persegi atau lebih kurang setara dengan luas lapangan tenis. Bayangkan berapa banyak oksigen yang kita hisap setiap hari bila di dalam tubuh kita ada permukaan penangkap oksigen seluas lapangan tenis.

Otot otot pernapasan Pada pernapasan normal, otot yang bergerak antara lain: M. serratus posterior, Mm levatores costarum, Mm intercostales, M. subcostalis dan M. transverses thoracis serta diafragma. Yang termasuk otot inspirasi tambahan (saat inspirasi maksimal) adlah M pectoralis mayor dan minor, M. sternocleidomastoideus, M. scalenus anterior, medius, posterior, M serratus anterior, M latissimus dorsi, M iliocostalis bagian atas. Otot-otot yang termasuk otot-otot ekspirasi tambahan (saat ekspirasi maksimal)adalah M. iliocostalis, M longissimus, M rectus abdominis, M obliquus abdominis eksternus dan internus

http://ruangilmu.com/index.php? action=artikel&cat=84&id=66&artlang=id ALUR BERNAFAS


ALUR PROSES BERNAFAS
Sistem respirasi bekerja melalui 3 tahapan yaitu : 1. Ventilasi 2. Difusi 3. Transportasi Ventilasi Ventilasi merupakan proses pertukaran udara antara atmosfer dengan alveoli. Proses ini terdiri dari inspirasi (masuknya udara ke paru-paru) dan ekspirasi (keluarnya udara dari paru-paru). Ventilasi terjadi karena adanya perubahan tekanan intra pulmonal, pada saat inspirasi tekanan intra pulmonal lebih rendah dari tekanan atmosfer sehingga udara dari atmosfer akan terhisap ke dalam paru-paru ini terjadi karena otot otot respirasi lagi kontraksi OK. Sebaliknya pada saat ekspirasi tekanan intrapulmonal menjadi lebih tinggi dari atmosfer sehingga udara akan tertiup keluar dari paru-paru ini karena otot OATR maupun otot diafragma lagi relaksasi .

Sekali lagi perubahan tekanan intrapulmonal tersebut disebabkan karena perubahan volume thorax akibat kerja dari otot-otot pernafasan dan diafragma. Pada saat inspirasi terjadi kontraksi dari otot-otot insiprasi (muskulus interkostalis eksternus dan diafragma)sehingga terjadi elevasi dari tulang-tulang kostae dan menyebabkan peningkatan volume cavum thorax (rongga dada), secara bersamaan paru-paru juga akan ikut mengembang sehingga tekanan intra pulmonal menurun dan udara terhirup ke dalam paru-paru.

Dari proses inilah terjadi pertukaran udara /respirasi secara eksternal di alveolus antara CO2 darah di pembuluh darah dengan O2 di alveolus OK

Setelah inspirasi normal biasanya kita masih bisa menghirup udara dalam-dalam (menarik nafas dalam), hal ini dimungkinkan karena kerja dari otot-otot tambahan isnpirasi yaitu muskulus sternokleidomastoideus dan muskulus skalenus. maka kemudian muncul istilah UPUKUCUR ( Udara Pernafasan 500 cc , Udara Komplementer 1500 cc , Udara Cadangan 1500 cc , Udara Residu 1000 cc , KVP 3500cc , VTP 4500 cc ) Ekspirasi merupakan proses yang pasif dimana setelah terjadi pengembangan cavum thorax akibat kerja otot-otot inspirasi maka setelah otot-otot tersebut relaksasi maka terjadilah ekspirasi. Tetapi setelah ekspirasi normal, kitapun masih bisa menghembuskan nafas dalam-dalam karena adanya kerja dari otot-otot ekspirasi yaitu muskulus interkostalis internus dan muskulus abdominis.

Kerja dari otot-otot pernafasan disebabkan karena adanya perintah dari pusat pernafasan (medula oblongata) pada otak. Medula oblongata terdiri dari sekelompok neuron inspirasi dan ekspirasi. Eksitasi neuron-neuron inspirasi akan dilanjutkan dengan eksitasi pada

neuron-neuron ekspirasi serta inhibisi terhadap neuron-neuron inspirasi sehingga terjadilah peristiwa inspirasi yang diikuti dengan peristiwa ekspirasi. Area inspirasi dan area ekspirasi ini terdapat pada daerah berirama medula (medulla rithmicity) yang menyebabkan irama pernafasan berjalan teratur dengan perbandingan 2 : 3 (inspirasi : ekspirasi). Ventilasi dipengaruhi oleh : 1. Kadar oksigen pada atmosfer 2. Kebersihan jalan nafas 3. Daya recoil & complience (kembang kempis) dari paru-paru 4. Pusat pernafasan Fleksibilitas paru sangat penting dalam proses ventilasi. Fleksibilitas paru dijaga oleh surfaktan. Surfaktan merupakan campuran lipoprotein yang dikeluarkan sel sekretori alveoli pada bagian epitel alveolus dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan alveolus yang disebabkan karena daya tarik menarik molekul air & mencegah kolaps alveoli dengan cara membentuk lapisan monomolekuler antara lapisan cairan dan udara. Energi yang diperlukan untuk ventilasi adalah 2 3% energi total yang dibentuk oleh tubuh. Kebutuhan energi ini akan meningkat saat olah raga berat, bisa mencapai 25 kali lipat. Saat terjadi ventilasi maka volume udara yang keluar masuk antara atmosfer dan paruparu dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi dan diekspirasi dalam pernafasan normal. IRV (volume cadangan inspirasi)/ UK adalah volume udara yang masih bisa dihirup paru-paru setelah inspirasi normal. ERV (volume cadangan ekspirasi) adalah volume udara yang masih bisa diekshalasi setelah ekspirasi normal/ UC. Sedangkan RV (volume sisa) adalah volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat / UR.

Difusi Difusi dalam respirasi merupakan proses pertukaran gas antara alveoli dengan darah pada kapiler paru. Proses difusi terjadi karena perbedaan tekanan, gas berdifusi dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.Salah satu ukuran difusi adalah tekanan parsial.

Difusi terjadi melalui membran respirasi yang merupakan dinding alveolus yang sangat tipis dengan ketebalan rata-rata 0,5 mikron. Di dalamnya terdapat jalinan kapiler yang sangat banyak dengan diameter 8 angstrom. Dalam paru2 terdapat sekitar 300 juta alveoli dan bila dibentangkan dindingnya maka luasnya mencapai 70 m2 pada orang dewasa normal. Saat difusi terjadi pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida secara simultan. Saat inspirasi maka oksigen akan masuk ke dalam kapiler paru dan saat ekspirasi karbondioksida akan dilepaskan kapiler paru ke alveoli untuk dibuang ke atmosfer. Proses pertukaran gas tersebut terjadi karena perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru.

Volume gas yang berdifusi melalui membran respirasi per menit untuk setiap perbedaan

tekanan sebesar 1 mmHg disebut dengan kapasitas difusi. Kapasitas difusi oksigen dalam keadaan istirahat sekitar 230 ml/menit. Saat aktivitas meningkat maka kapasitas difusi ini juga meningkat karena jumlah kapiler aktif meningkat disertai dDilatasi kapiler yang menyebabkan luas permukaan membran difusi meningkat. Kapasitas difusi karbondioksida saat istirahat adalah 400-450 ml/menit. Saat bekerja meningkat menjadi 1200-1500 ml/menit. Difusi dipengaruhi oleh : 1. Ketebalan membran respirasi 2. Koefisien difusi 3. Luas permukaan membran respirasi* 4. Perbedaan tekanan parsial Transportasi Setelah difusi maka selanjutnya terjadi proses transportasi oksigen ke sel-sel yang membutuhkan melalui darah dan pengangkutan karbondioksida sebagai sisa metabolisme ke kapiler paru. Sekitar 97 - 98,5% Oksigen ditransportasikan dengan cara berikatan dengan Hb (HbO2/oksihaemoglobin,) sisanya larut dalam plasma. Sekitar 5- 7 % karbondioksida larut dalam plasma, 23 30% berikatan dengan Hb(HbCO2/karbaminahaemoglobin) dan 65 70% dalam bentuk HCO3 (ion bikarbonat).

Saat istirahat, 5 ml oksigen ditransportasikan oleh 100 ml darah setiap menit. Jika curah jantung 5000 ml/menit maka jumlah oksigen yang diberikan ke jaringan sekitar 250 ml/menit. Saat olah raga berat dapat meningkat 15 20 kali lipat. Transportasi gas dipengaruhi oleh : 1. Cardiac Output 2. Jumlah eritrosit 3. Aktivitas 4. Hematokrit darah

Setelah transportasi maka terjadilah difusi gas pada sel/jaringan. Difusi gas pada sel/jaringan terjadi karena tekanan parsial oksigen (PO2) intrasel selalu lebih rendah dari PO2 kapiler karena O2 dalam sel selalu digunakan oleh sel. Sebaliknya tekanan parsial karbondioksida (PCO2) intrasel selalu lebih tinggi karena CO2 selalu diproduksi oleh sel sebagai sisa metabolisme.

Regulasi Kebutuhan oksigen tubuh bersifat dinamis, berubah-ubah dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah aktivitas. Saat aktivitas meningkat maka kebutuhan oksigen akan meningkat sehingga kerja sistem respirasi juga meningkat. Mekanisme adaptasi sistem respirasi terhadap perubahan kebutuhan oksigen tubuh sangat penting untuk menjaga homeostastis dengan mekanisme sebagai berikut :

Sistem respirasi diatur oleh pusat pernafasan pada otak yaitu medula oblongata. Pusat nafas terdiri dari daerah berirama medulla (medulla rithmicity) dan pons. Daerah berirama medula terdiri dari area inspirasi dan ekspirasi. Sedangkan pons terdiri dari pneumotaxic area dan apneustic area. Pneumotaxic area menginhibisi sirkuit inspirasi dan meningkatkan irama respirasi. Sedangkan apneustic area mengeksitasi sirkuit inspirasi.

Daerah berirama medula mempertahankan irama nafas I : E = 2 : 3. Stimulasi neuron inspirasi menyebabkan osilasi pada sirkuit inspirasi selama 2 dan inhibisi pada neuron ekspirasi kemudian terjadi kelelahan sehingga berhenti. Setelah inhibisi hilang kemudian sirkuit ekspirasi berosilasi selama 3 dan terjadi inhibisi pada sirkuit inspirasi. Setelah itu terjadi kelelahan dan berhenti dan terus menerus terjadi sehingga tercipta pernafasan yang ritmis. Pengaturan respirasi dipengaruhi oleh : 1. Korteks serebri yang dapat mempengaruhi pola respirasi. 2. Zat-zat kimiawi : dalam tubuh terdapat kemoresptor yang sensitif terhadap perubahan konsentrasi O2, CO2 dan H+ di aorta, arkus aorta dan arteri karotis.

3. Gerakan : perubahan gerakan diterima oleh proprioseptor. 4. Refleks Heuring Breur : menjaga pengembangan dan pengempisan paru agar optimal. 5. Faktor lain : tekanan darah, emosi, suhu, nyeri, aktivitas spinkter ani dan iritasi saluran nafas Jadi Respirasi itu 1. ada udara keluar masuk / ventilasi 2. pertukaran udara / difusi 3. udara di transportasikan ke dari seloleh darah

Secara sederhana respirasi terjadi sebagai berikut

Sistem Respirasi Manusia 1. Udara masuk ke dalam rongga nasal melalui lubang hidung. 2. Dari rongga nasal, udara memasuki farinks, glotis, trakea, larinks, bronkus, bronkiol dn alveolus. 3. Glotis ialah bukaan dari trakea. Glotis ditutupi epiglots sewaktu makan ditelan. 4. Larinks ialah organ suara yang terletak di bahagian bukaan trakea dan terlibat dalam panghasilan bunyi. 5. Trakea bermula dari glotis dan disokong serta diperkuat oleh gelang rawan yang berbentuk C, yang mengelakkannya daripada kempis. 6. Lapisan dalam dinding trakea terdiri daripada sel epitelium bersilium dan sel permbes mukus. 7. Mukus melindungi permukaan trakea dan membantu memerangkap debu dan mikroorganisma yang memasuki trakea bersama dengan udara. 8. Silium ialah unjuran sel epitelium trakea. Fungsinya ialah untuk mengalirkan mukus bersama dengan debu dan mikroorganisma yang terperangkap ke arah glotis supaya ia dapat ditelan, dibatuk atau diludahkan keluar. 9. Trakea bercabang menjadi bronkus kiri dan bronkus kanan. Kedua-dua bronkus masing-masing memasuki peparu kanan dan kiri. 10. Setiap bronkus bercabang-cabang untuk membentuk beribu-ribu cabang kecil disebut bronkiol yang berakhir di dalam alveolus. 11. Alveolus terletak di hujung setiap bronkiol. 12. Dinding alveolus berperanan sebagai permukaan pernafasan, iaitu tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. 13. Aveolus disesuaikan untuk pertukaran gas yang cekap dengan ciri-ciri yang berikut.a) Alveolus mempunyai luas permukaan besar untuk mempercepatkan peresapan gas.b) Alveolus bermembran nipis iaitu setebal satu sel. Gas meresap melaluinya dengan mudah.c) Dinding alveolus sentiasa lembap kerana diselaputi oleh satu lapisan cecair yang membenarkan oksigen dan karbon dioksida melarut

di dalamnya.d) Dinding dipenuhi rangkaian kapilari darah bagi mengangkut gas respirasi.

Anda mungkin juga menyukai