Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG System endokrin seperti halnya system saraf, menyesuaikan dan mengatur berbagai aktivitas system tubuh, sehingga system tubuh tersebut dapat menjawab kebutuhan lingkungan eksternal dan internal yang selalu berubah. Integrasi endokrin dilaksanakan oleh sinyal kimiawin yang isekresikan oleh kelenjar buntu dan dihantarkan melalui sirkulasi darah ke sel sasaran.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana anatomi organ-organ system perkemihan? 2. Bagaimana fisiologi system perkemihan? 3. Bagaimana proses pembentukan dan komposisi urin? 4. Bagaimana proses penyimpanan dan eliminasi urin? 5. Bagaimana proses pemekatan urine, mekanisme counter current?

C. TUJUAN
1. Mengetahui anatomi organ-organ system perkemihan. 2. Mengetahui fisiologi system perkemihan. 3. Mengetahui proses pembentukan dan komposisi urin. 4. Mengetahui proses penyimpanan dan eliminasi urin. 5. Mengetahui proses pemekatan urine, mekanisme counter current.

BAB II PEMBAHASAN A. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM URINARIUS Ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra membentuk system urinarius. Fungsi utama ginjal adalah mengatur cairan serta elektrolit dan komposisi asam basa cairan tubuh, mengeluarkan produk akhir metabolik dari dalam darah dan mengatur tekanan darah. Urin yang terbentuk sebagai hasil dari proses ini diangkut dari ginjal melelui ureter ke dalam kandung kemih tempat urin tersebut disimpan untuk sementara waktu. Pada saat urinasi, kandung kemih berkontraksi dan urin akan diekskresikan dari tubuh lawat uretra. 1. GINJAL Adalah organ berbentuk seperti kacang, berwarna merah tua, panjangnya sekitar 12,5 cm, tebal 2,5 cm. Setiap ginjal memiliki berat antara 125 175 gram pada laki laki dan 115 155 gram pada perempuan. Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, posisi ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri karena diatas ginjal kanan terdapat hati. Setiap ginjal diselubungi oleh 3 lapisan jaringan ikat yaitu : a. Facial renal adalah pembungkus terluar yang mempertahankan posisi organ b. Lemak perineal adlah jaringan adipose yang terbungkus facial ginjal. Jaringan ini membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisinya c. Kapsul fibrosa adalah membrane halus transparan yang langsung membungkus ginjal dan dapat dengan mudah dilepas. Struktur nefron. Satu ginjal mengandung 1 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urin. Nefron adalah unit structural dan fungsional dari ginjal, setiap nefron memiliki satu komponen vaskuler ( kapiler ) dan satu komponen turbular. 2

a. Glomerulus adalah gulungan kapilar yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda disebut kapsul bowman. Glomerulus dan kapsul bowman bersama-sama membentuk sebuah korpuskel ginjal. b. Tubulus kontortus proksimal panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku. Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitel kuboid yang kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area permukaan lumen. c. Ansa henle. Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa henle yang masuk kedalam medulla membentuk lengkungan jepit yang tajam dan membalik keatas membentuk tungkai asenden ansa henle. d. Tubulus kontortus distal juga sangat berlku, panjannya sekitar 5mm dan membentuk segmen terakhir nefron. e. Tubulus dan duktus pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal. Tubuluh pengumpul duktuk pengumpu besar yang lurus. Duktus penumpul membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urine kedalam kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urine dikeluarkan dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.

Suplai Darah 1. Arteri ranalis adalah percabangan aorta abdomen yang mensuplai masingmasing ginjal dan masuk ke hilus malalui cabang arterior dan posterior. 2. Cabang anterior dan posterior arteri renalis membentuk arteri arteri interlobaris yang mengalir diantara piramida piramida ginjal. 3. Arteri arkuata berasal dari arteri interlobaris pada area pertemuan korteks dan medulla. 4. Arteri interlobularis merupakan percabangan arteri arteari arkuata di sudut kanan dan melewati korteks. 5. Arteriol aferen berasal dari arteri interlobularis. Suatu arteriol aferen membentuk sekitar 50 kapilar yang membentuk glomerulus. Fungsi Ginjal Fungsi ginjal terdiri dari : 1. Pengeluaran zat sisa organik. Ginjal mengekskresi urea, asam urat, kreatinin, dan produk penguraian hemoglobin dan hormon. 2. Pengaturan Keseimbangan Asam - Basa Tubuh. Ginjal mengendalikan ekskresi ion hydrogen ( H +), bikarbonat ( HCO3- ), dan ammonium ( NH 4- ) serta memproduksi urin asam atau basa, bergantung pada kebutuhan tubuh Asam ( H+ ) disekresikan oleh sel sel tubulus ginjal ke dalam filtrate, dan disini dilakukan pendaparan terutama oleh ion ion fosfat serta ammonia ( ketika didapar dengan asam, ammonia akan berubah menjadi ammonium ). Fosfat terdapat dalam filtrate glomerulus dan ammonia dihasilkan oleh sel sel tubulus ginjal serta dikresikan ke dalam cairan tubuler. Melalui proses pendaparan, ginjal dapat mengekskresikan sejumlah besar asam dalam bentuk yang terikat tanpa menurunkan lebih lanjut nilai pH urin. 5

3. Pengaturan Konsentrasi ion ion penting Ginjal mengekskresi ion natrium, kalium, kalsium, sulfat dan fosfat. Ekskresi ion ion ini seimbang dengan asupan dan ekskresinya melalui rute lain, seperti saluran gastrointestinal atau kulit. 4. Pengaturan Produksi Sel Darah Merah Ginjal melepas eritropoitin, yang mengatur produksi sel darah merah dalam sumsum tulang. 5. Pengaturan Tekanan Darah Suatu hormone yang dinamakan rennin disekresikan oleh sel sel vtjukstaglomerular ketika tekanan darah menurun. Suatu enzim akan mengubah rennin menjadi angiotensin I yang akan diubah menjadi angiotensin II, yaitu senyawa vasokonstriktor paling kuat. Vasokonstriksi menyebabkan peningkatan tekanan darah. Aldosteron disekresikan oleh korteks adrenal sebagai reaksi terhadap stimulasi oleh kelenjar hipofisis dan pelepasan ACTH sebagai reaksi terhadap perfusi yangjelek atau peningkatan osmolalitas serum. Akibatnya adalah peningkatan tekanan darah. Tekanan darah menurun Ginjal Hati Kelenjar hipofisis ACTH Kelenjar adrenal renin ( disekresikan oleh sel sel jukstaglomerular) Angiotensin I Angiotensin II (vasokonstriktor kuat) Aldosteron (dilepas oleh kelenjar adrenal) Meningkatkan tekanan darah Retensi air dan natrium Volume cairan ekstrasel meningkat 6

6. Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah. Ginjal melalui eksresi glikosa dan asam amino berlebih, bertanggung jawab atas konsentrasi nutrient dalam darah. 7. Pengeluaran zat beracun. Ginjal mengeluarakan polutan, zat tambahan makanan, obat obatan, atau zat kimia asing lain dari tubuh. 2. URETER Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang sampai kandung kemih. Setiap ureter panjangnya antara 2530 cm dan berdiameter 4-6 mm. Saluran ini menyempit di 3 tempat : a. Di titik asal ureter pada pelvis ginjal b. Di titik saat melewati pinggiran pelvis c. Di titik pertemuannya dengan kandung kemih Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan jaringan : lapisan terluar adalah lapisan fibrosa, ditengah adalah muskularis longtudinal ke arah dalam dan otot polos sirkular ke arah dalam dan otot polos sirkular ke arah luar dan lapisan terdalam adalah epitelium mukosa yang mensekresi selaput mukus pelindung. 3. KANDUNG KEMIH ( VESIKA URINARIA ) Adalah organ muscular berongga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan urin, pada laki laki, kandung kemih terletak tepat di belakang simfisis pubis dan di depan rectum. Pada perempuan, organ ini terletak agak di bawah uterus di depan vagina. Ukurannya sebesar kacang kenari dan terletak di pelvis saat kosong, organ berbentuk seperti buah pir dan dapat mencapai umbilicus dalam rongga abdominopelvis jika penuh berisi urin. 7

Kandung kemih ditopang dalam rongga pelvis dengan lipatan lipatan peritoneum dan kondensasi fasia. a. Dinding kandung kemih terdiri dari 4 lapisan : 1) Serosa, adalah lapisan terluar, lapisan perpanjangan lapisan peritoneal rongga abdomenopelvis dan hanya ada di bagian atas pelvis. 2) Otot destrusor adalah lapisan tengah. Lapisan ini tersusun dari berkas berkas otot polos yang satu sama lain saling membentuk sudut. Ini untuk memastikan bahwa selama urinasi, kandung kemih akan berkontraksi dengan serempak ke segala arah 3) Sub mukosa adalah lapisan yang terletak dibawah mukosa dan menghubungkannya dengan muskularis. 4) Mukosa adalah lapisan terdalam. Lapisan ini merupakan lapisan epitel yang tersusun dari epithelium transisional. b. Trigonum, adlah area halus, triangular, dan relative tidak dapat berkembang yang terletak secara internal di bagian dasar kandung kemih. 4. URETRA Mengalirkan urin dari kandung kemih ke bagian eksterior tubuh. Uretra laki laki panjangnya mencapai 20 cm dan melalui kelenjar prostate dan penis. a. Uretra prostatic dikelilingi oleh kelenjar prostat. Uretra ini menerima dua duktus ejaculator yang masing-masing terbentuk dari penyatuan duktus deferen dan duktus kelenjar vesikel seminal, serta menjadi tempat bermuaranya sejumlah duktus dari kelenjar prostat. b. c. Uretra membranosa adalah bagian terpendek. Bagian ini berdinding tipis dan dikelilingi otot rangka sfingter uretra eksternal. Uretra karvenous merupakan bagian yang terpanjang. Bagian ini menerima duktus kelenjar bulbouretra dan merentang sampai orifisium uretra eksternal pada ujung penis. 8

Uretra pada perempuan, berukuran pendek ( 3,75 cm ). Saluran ini membuka keluar tubuh melalui orifisium uretra eksternal yang terletak dalam vestibulum antara klitoris dan mulut vagina. Panjangnya uretra laki laki cenderung menghambat invasi bakteri ke kandung kemih (sistitis) yang lebih sering terjadi pada perempuan. Proses Pembentukan Urin Glomerulus berfungsi sebagai ultra filtrasi, pada simpai bowmen berfungsi sebagai/ untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali dari zat zat yamg sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter. Urin berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah. Tahap tahap pembentukan urin : a. Penyaringan ( Filtrasi ) Filtrasi darah terjadi di glomerulus, dimana jaringan kapiler dengan struktur spesifik dibuat untuk menahan komponen selular dan mediummolekular-protein besar kedalam vascular system, menekan cairan yang identik dengan plasma di elektrolitnya dan komposisi air. Cairan ini disebut filtrate glomerular. Tumpukan glomerulus tersusun dari jaringan kapiler. Di mamalia, arteri renal terkirim dari arteriol afferent dan melanjut sebagai arteriol eferen yang meninggalkan glomrerulus. Tumpukan glomerulus dibungkus didalam lapisan sel epithelium yang disebut kapsula bowman. Area antara glomerulus dan kapsula bowman disebut bowman space dan merupakan bagian yang mengumpulkan filtrate glomerular, yang menyalurkan ke segmen pertama dari tubulus proksimal. Struktur kapiler glomerular terdiri atas 3 lapisan yaitu : endothelium capiler, membrane dasar, epiutelium visceral. Endothelium kapiler 9 terdiri satu lapisan sel yang

perpanjangan sitoplasmik yang ditembus oleh jendela atau fenestrate (Guyton.1996). Dinding kapiler glomerular membuat rintangan untuk pergerakan air dan solute menyebrangi kapiler glomerular. Tekanan hidrostatik darah didalam kapiler dan tekanan oncotik dari cairan di dalam bowman space merupakan kekuatan untuk proses filtrasi. Normalnya tekanan oncotik di bowman space tidak ada karena molekul protein yang medium-besar tidak tersaring. Rintangan untuk filtrasi ( filtration barrier ) bersifat selektiv permeable. Normalnya komponen seluler dan protein plasmatetap didalam darah, sedangkan air dan larutan akan bebas tersaring (Guyton.1996). Pada umunya molekul dengan raidus 4nm atau lebih tidak tersaring, sebaliknya molekul 2 nm atau kurang akan tersaring tanpa batasan. Bagaimanapun karakteristik juga mempengaruhi kemampuan dari komponen darah untuk menyebrangi filtrasi. Selain itu beban listirk (electric charged ) dari setiap molekul juga mempengaruhi filtrasi. Kation ( positive ) lebih mudah tersaring dari pada anion. Bahan-bahan kecil yang dapat terlarut dalam plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein (Guyton.1996). b. Penyerapan ( Absorsorbsi) Tubulus proksimal bertanggung jawab terhadap reabsorbsi bagian terbesar dari filtered solute. Kecepatan dan kemampuan reabsorbsi dan sekresi dari tubulus renal tidak sama. Pada umumnya pada tubulus proksimal bertanggung jawab untuk mereabsorbsi ultrafiltrate lebih luas dari tubulus yang lain. Paling tidak 60% kandungan yang tersaring di reabsorbsi sebelum cairan meninggalkan tubulus proksimal. Tubulus proksimal tersusun dan mempunyai hubungan 10

dengan kapiler peritubular yang memfasilitasi pergerakan dari komponen cairan tubulus melalui 2 jalur : jalur transeluler dan jalur paraseluler. Jalur transeluler, kandungan ( substance ) dibawa oleh sel dari cairn tubulus melewati epical membrane plasma dan dilepaskan ke cairan interstisial dibagian darah dari sel, melewati basolateral membrane plasma (Sherwood, 2001). Jalur paraseluler, kandungan yang tereabsorbsi melewati jalur paraseluler bergerak dari cairan tubulus menuju zonula ocludens yang merupakan struktur permeable yang mendempet sel tubulus proksimal satu daln lainnya. Paraselluler transport terjadi dari difusi pasif. Di tubulus proksimal terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi optimal, Na, K, ATPase pump manekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial dan mengeluarkan 2 ion K ke sel, sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan konsentrasi K di sel bertambah. Selanjutnya disebelah luar difusi K melalui canal K membuat sel polar. Jadi interior sel bersifat negative . pergerakan Na melewati sel apical difasilitasi spesifik transporters yang berada di membrane. Pergerakan Na melewati transporter ini berpasangan dengan larutan lainnya dalam satu pimpinan sebagai Na ( contransport ) atau berlawanan pimpinan ( countertransport ) (Sherwood, 2001). Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini ( secondary active transport ) termasuk gluukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan organic anion. Pengambilan active substansi ini menambah konsentrasi intraseluler dan membuat substansi melewati membrane plasma basolateral dan kedarah melalui pasif atau difusi terfasilitasi. Reabsorbsi dari bikarbonat oleh tubulus proksimal juga di pengaruhi gradient Na (Sherwood, 2001) c. Penyerapan Kembali ( Reabsorbsi ) Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus 11

kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrate dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali (Sherwood.2001). Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya ureum dari 0,03, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal (Sherwood.2001). d. Augmentasi Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea, dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat (Cuningham, 2002). Karbon dioksida dan air merupakan sisa oksidasi atau sisa pembakaran zat makanan yang berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Kedua senyawa tersebut tidak berbahaya bila kadarnya tidak berlebihan. Walaupun CO2 berupa zat sisa namun sebagian masih 12

dapat dipakai sebagai dapar (penjaga kestabilan PH) dalam darah. Demikian juga H2O dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, misalnya sebagai pelarut (Sherwood.2001). Amonia (NH3), hasil pembongkaran/pemecahan protein, merupakan zat yang beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun demikian, jika untuk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan dirombak menjadi zat yang kurang beracun, yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hati dan disimpan pada kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen yang berguna memberi warna pada tinja dan urin. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah (Sherwood.2001). Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Urine adalah : 1. ADH Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel ( Frandson,2003 ) Aldosteron Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin ( Frandson, 2003) 13 Hormon

Prostaglandin Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal ( Frandson, 2003) Gukokortikoid Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium ( Frandson, 2003) Renin Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus jukstaglomerularis pada : a. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal ) b. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal ) c. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra ) d. Innervasi ginjal dihilangkan e. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal ) Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadi angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah (sherwood, 2001). 2. Banyak terdapat pada Zat - zat diuretic kopi, teh, alkohol. Akibatnya jika banyak mengkonsumsi zat diuretik ini maka akan menghambat proses reabsorpsi, sehingga volume urin bertambah.

14

3. mengurangi volume urin. 4.

Suhu internal atau eksternal Jika suhu naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat dan

Konsentrasi Darah Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air dalam darah rendah.Reabsorpsi air di ginjal mengingkat, volume urin menurun.

5.

Emosi Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin.

Mekanisme Miksturisi Mekanisme proses Miksi ( Mikturisi ) Miksi ( proses berkemih ) ialah proses di mana kandung kencing akan mengosongkan dirinya waktu sudah penuh dgn urine. Mikturisi ialah proses pengeluaran urine sebagai gerak refleks yang dapat dikendalikan (dirangsang/dihambat) oleh sistim persarafan dimana gerakannya dilakukan oleh kontraksi otot perut yg menambah tekanan intra abdominalis, dan organ organ lain yang menekan kandung kencing sehigga membantu mengosongkan urine ( Virgiawan, 2008 ). Pada dasarnya, proses miksi/mikturisi merupakan suatu refleks spinal yg dikendalikan oleh suatu pusat di otak dan korteks cerebri. Proses miksturisi dapat digambarkan dalam skema di bawah ini : Pertambahan vol urine tek intra vesicalis keregangan dinding vesicalis (m.detrusor) sinyal-sinyal miksi ke pusat saraf lebih tinggi (pusat kencing) untuk diteruskan kembali ke saraf saraf spinal timbul refleks spinal melalui n. Pelvicus timbul perasaan tegang pada vesica urinaria shg akibatnya menimbulkan permulaan perasaan ingin berkemih ( Virgiawan, 2008 ).

15

Karakteristik Urin 1. a. Komposisi Urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut berikut : Zat buangan meliputi urea dari deaminasi protein, asam urat dari katabolisma asam nukleat, dan kreatinin dari proses penguraian kreatinin fosfat dalam jaringan otot. b. c. d. e. normal dalam urin. f. g. Berbagai jenis toksin atau zat kimia asing, pigmen, vitamin, atau enzim secara normal ditemukan dalam jumlah kecil. Konstituen abnormal meliputi albumin, glukosa, sel darah merah, sejumlah besar badan keton, zat kapur ( terbentuk saat zat mengeras dalam tubulus dan dikeluarkan ), dan batu ginjal atau kalkuli. 2. a. Warna Urin encer berwarna kuning pucat, dan kuning pekat jika kental. Urin segar biasanya jernih dan menjadi keruh jika didiamkan. b. Bau Urin memiliki bau yang khas dan cenderung berbau ammonia jika didiamkan. Bau ini dapat bervariasi sesuai dengan diet, misalnya setelah makan asparagus. Pada diabetes yang tidak terkontrol, aseton menghasilkan bau manis pada urin. c. Asiditas atau alkalinitas 16 Sifat Fisik Asam hipurat adalah produk sampingan pencernaan sayuran dan buah. Badan keton yang dihasilkan dalam metabolisme lemak adalah konstituen normal dalam jumlah kecil. Elektrolit meliputi ion natrium, klor, kalium, ammonium, sulfat, fosfat, kalsium, dan magnesium. Hormon atau katabolit hormone ada secara

pH urin bervariasi antara 4,8 sampai 7,5 dan biasanya sekitar 6,0, tetapi juga bergantung pada diet. Ingesti makanan yang berprotein tinggi akan meningkatkan asiditas, sementara diet sayuran meningkatkan alkalinitas. d. Berat jenis urin berkisar antara 1,001 sampai 1,035, bergantung pada konsentrasi urin. Filtrasi, Reabsorpsi dan ekskresi bahan tertentu dari Plasma yang Normal Disaring 24 jam Natrium Klorida Bikarbonat Kalium Glukosa Ureum Kreatinin Asam urat 540,0 g 630,o g 300,0 g 28,0 g 140,0 g 53,0 g 1,4 g 85 g Direabsorpsi jam 537,0 g 625,0 g 300,0 g 24,0 g 140,0 g 28,0 g 0,0 g 7,7 g 24 Diekskresikan jam 3,3 g 5,3 g 0,3 g 3,9 g 0,0 g 25,0 g 1,4 g 0,8 g 24

Pemekatan urine Ginjal memiliki kemampuan yang besar untuk membentuk berbagaoi proporsi zat terlarut dan air dalam urine sebagai respon terhadap berbagai perubahan. Bila terdapat kelebihan air dalam tubuh dan osmolaritas cairan tubuh menurun, ginjal akan mengeluarkan urine dengan osmolaritas sebesar 50mOsm/L, yaitu suatu konsentrasi ayng hanya sekitar seperenam dari osmolaritas cairan ekstrasel normal. Sebaliknya jika terjadi kekurangan air dan osmolaritas cairan ekstrasel tinggi, ginjal dapat mengeluarkan urine dengan osmolaritas 1200 1400 mOsm/L. ginajl juga dapat mengeluarkan sejumlah besar urine encer atau sejumlah kecil urine pekat tanpa perubahan besar dalam kecepatan ekskresi zat terlarut seperti natrium dan kalium. Hormone antidiuretik mengatur konsentrasi urine 17

Bila osmolaritas cairan tubuh meningkat diatas normal, kelenjar hipofisis posterior akan menyekresi lebih banyak ADH (vasopressin) yang meningkatkan permeabilitas tubulus distal dan duktus koligentes terhadap air. Keadaan ini memungkinkan terjadi reabsorbsi air dalam jumlah besar dan penurunan volume urin tetapi tidak mengubah kecepatan ekskresi zat terlarut oleh ginjal secara nyata. Bila terjadi kelebihan air di dalam tubuh dan osmolaritas cairan ekstrasel menurun, sekresi ADH oleh hipofisis posterior akan menurun. Oleh sebab itu, permeabilitas tubulus distal dan duktus koligentes terhadap air akan menurun, yang menghasilkan sejumlah besar urine encer. Jadi kecepatan sekresi ADH sangat menentukan encer atau pekatnya urine yang akan dikeluarka oleh ginjal. Kebutuhan untuk mengekskresikan urin pekat-kadarr ADH yang tinggi dan hiperosmotik medulla ginjal. Kebutuhan dasar untukmpembentuka urin pekat adalah : 1. terhadap 2. air sehingga membuat Kadar ADH yang tinggi , yang meningkatkan permeabilitas tubulus distal dan duktus koligentes segmen-segmen tubulus ini mereabsorbsi air cukup banyak. Osmolaritas yang tinggi dari cairan interstinal medulla ginjal , yang membentuk gradient osmotic yang diperlukan untuk terjadinya reabsorbsi air dengan kadar ADH yang sangat tinggi. Mekanisme pemekatan urine dan perubahan osmolaritas di berbagai segmen tubulus. Tubulus proksimal Membrane tubulus sangat permeable terhadap air sehingga setiap kali zat terlarut direabsorbsi , air juga berdifusi melalui membrane tubulus secara

18

osmosis. Oleh sebab itu osmolaritas cairan yang tersisa kurang lebih sama dengan filtrasi glomerulus yaitu 300mOsm/L. Segmen desenden ansa henle. Lengan desenden sangat permeable terhadap air tetapi kurang permeable terhadap natrium klorida dan ureum. Oleh karena itu , osmolaritas cairan yang mengalir melalui segmen desenden akan meningkat secara bertahap hingga sama dengan cairan interstinal disekitarnya , yaitu sekitar 1200mOsm/L saat konsentrasi ADH darah tinggi. Segmen tubulus distal Pengenceran lebih lanjut dari cairan tubulus terjadi sewaktu zat terlarut diabsorbsi sememntara air tetap tinggal di tubulus. Segmen tubulus dan tubulus koligentes Dengan kadar ADH yang tinggi , tubulus ini sangat permeable terhadap air dan sejumlah air akan diabsorbsi. Akan tetapi ureum tidak begitu permeable di bagian nefron ini sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasi ureum yang dikirim ke tubulus distal dan tubulus koligentes masuk ke bagian duktus koligentes di bagian medulla dan dari tempat inilah ureum akhirnya direabsorbsi atau diekskresikan dalam urin. Duktus koligentes di bagian dalam medulla Dengan adanya ADH dalam jumlah besar , duktus-duktus ini sangat permeable terhadap air dan air berdifusi dari tubulus ke dalam interstisium hingga tercapai keseimbangan osmotic , dengan konsentrasi cairan tubulus yang kurang lebih sama dengan interstisium medulla ginjal (1200-1400 mOsm/L). jadi, saat kadar ADH tinggi , dihasilkan urin yang sangat pekat tetapi berjumlah sedikit. Karena reabsorbsi air meningkatkan konsentrasi ureum dalam cairan tubulus dank arena duktus koligentes di bagian dalam medulla memiliki pengangkut ureum yang spesifik yang sangat membantu terjadinya difusi, banyak ureum dengan kepekatan tinggi berdifusi keluar dari lumen tubulus 19

masuk ke dalam intestisium medulla. Absorbsi ureum ini ke dalam medulla ginjal turut membantu membentuk osmolaritas interstium medulla yang tinggi dan kemampuan pemekatan ginjal yang tinggi. Mekanisme arus balik Mekanisme Arus Balik( Counter current) mekanisme pemekatan urin bergantung pada adanya kestabilan gradient peningkatan osmolalitas sepanjang pyramid medulla. Adanya gradient ini di mungkinkan oleh kerja hansa henle sebagai counter current multypleyer dan di pertahankan oleh kerja vasa rekta sebagai counter current exchanger. Sistem arus balik adalah suatu system dengan aliran masuk yang berjalan sejajar, berlawanan arah, dan berdekatan dengan aliran keluar untuk jarak tertentu. Kerja tiap hansa henle bergantung pada transfor aktif na
+

dan cl- yang

keluar dari lumen bagian tebal pars asenden, permiabilitas yang tinggi terhadap air dibagian tipis pars desenden dan aliran masuk cairan tubulus dari tubulus proksimal dan keluar ke tubulus distal.

20

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Anatomi perkemihan terdiri dari ginjal yaitu mengekskresi urea, asam urat, kreatinin, dan produk penguraian hemoglobin dan hormon. Ureter merupakanperpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang merentang sampai kandung kemih, kandung kemih, adalah organ muscular berongga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan urin dan uretra yaitu mengalirkan urin dari kandung kemih ke bagian eksterior tubuh. Fungsi utama ginjal adalah mengatur cairan serta elektrolit dan komposisi asam basa cairan tubuh, mengeluarkan produk akhir metabolik dari dalam darah dan mengatur tekanan darah.

21

DAFTAR PUSTAKA Guyton, Arthur.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.jakarta :EGC Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarh Vol 3. Jakarta: EGC. William, Ganong. 2008. Buku Ajar Fisiologi kedokteran. Jakarta :EGC

22

Anda mungkin juga menyukai