= 0,023 R
e
0,83
S
c
0,44
(2.1)
Dan koefisien perpindahan massa untuk film ditunjukkan oleh persamaan
Vivian dan Peacemen:
= 0,433 (S
C
)
0,5
(gz/
2
)
1/6
(R
e
)
0,4
(2.2)
dimana:
D
AB
= massa difusivitas komponen A yang menjadi liquid
Z = panjang kotak
P = densitas liquid B
g = gravitasi.
R
e
= Reynold Numbers.
= viskositas liquid B
S
c
= bilangan number Schmidt
4r/ dimana r adalah massa flowrate liquid per unit wetted parameter.
Koefisien film liquid terlentak antara 10 20% lebih rendah dari persamaan
teoristis untuk absorpsi didalam aliran laminar film.
2.6. Persamaan Dasar Wetted Wall Absorption Column
1) Koefisien Perpindahan Massa Untuk Aliran Gas
M B
AB
C
I
D
D K
= 0,23. R
e
0,83
. S
c
0,44
(2.3)
2) Koefisien Perpindahan Massa Untuk Lapisan Film (Persamaan Vivian dan
Peaceman)
AB
L
D
Z k
=
4 , 0
6
1
2
3
5 , 0
433 , 0
e c
R
z g
S
|
|
.
|
\
|
(2.4)
Dimana:
Z = panjang.
D
AB
= difusivitas massa antara komponen A dan B.
P = densitas liquid B.
= viskositas liquid B.
g = percepatan gravitasi.
Sc = schmidt number.
Re = reynold number
2.7. Sistem Dua Komponen
Jika kualitas dari gas tungga dan hubungan cairan non volatil di dalam
equilibrium, hasil konsentrasi gas dalam liquid dikenal dengan nama gas
solubilIity, pada temperatur dan tekanan yang umum. Beberapa gas yang dapat
larut dipengaruhi oleh temperatur yang digambarkan oleh hukum vanhoff, yaitu
jika temperatur di dalam sistem equilibrium naik, perubahan yang akan terjadi
berupa penyerapan panas.
2.8. Sistem Multikomponen
Bila campuran gas dikontakkan dengan liquid pada kondisi tertentu,
kelarutan setimbang, gas tidak akan saling mempengaruhi kelarutan gas, yang
dinyatakan dalam tekanan parsil dalam campuran gas. Bila dalam campuran gas
ada gas yang sukar larut maka kelarutan gas ini tidak mempengaruhi kelarutan gas
yang mudah larut. Pada beberapa komponen dalam campuran gas mudah larut
dalam liquid, kelarutan masing-masing gas tidak saling mempengaruhi gas tidak
dipengaruhi oleh sifat liquid. Ini hanya terjadi pada larutan ideal.
Suatu alat yang banyak digunakan dalam absorpsi gas dan beberapa operasi
lain ialah menara isian. Alat ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk sekunder atau
menara yang dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian
bawah, pemasukan zat cair dan distributornya pada bagian atas, sedang
pengeluaran gas dan zat cair masing-masing pada bagian atas dan bagian bawah
serta tower packing. Penyangga itu harus mempunyai fraksi ruang terbuka yang
cukup besar untuk mencegah terjadinya pembanjiran pada piring penyangga itu.
Zat cair yang masuk disebut weak liquor berupa pelarut murni atau larutan
encer zat terlarut di dalam pelarut, didistribusikan di atas isian itu dengan
distributor, sehingga pada operasi yang ideal membebaskan permukaan isian
secara seragam. Gas yang mengandung zat terlarut disebut fat gas, masuk ke
ruang pendistribusian yang terdapat di bawah isian dan mengalir ke atas melalui
celah-celah antara isian berlawanan arah dengan aliran zat cair. Isian itu
memberikan permukaan yang luas untuk kontak zat cair dan gas serta membantu
terjadinya kontak antara kedua fase.
2.9. Teori Film
Teori film bersifat elementer, semua aliran didalam fluida turbulen
terkonsentrasi dalam suatu stagnant film. Berikutnya terhadap dinding atau batas
stasioner fluida, menurut model ini semua driving forerce atau garad konsentrasi
untuk mengurangi stagnant film dan konsentrasi dalam bulk fluida adalah
konstan, karena ini disebabkan oleh gerakan turbulen yang tinggi.
Tebal film khayalan untuk massa pada kecepatan aliran yang sebanding
adalah tidak sama kecuali pada kondisi batas. Dari reynold analogi, koefisien
transfer massa banyak digunakan, tetapi lebih sedikit dibandingkan dengan
koefisien transfer atau koefisien permukaan.
2.10. Teori Dua Film
Dalam berbagai proses pemisahan, bahan-bahan harus mengalami difusi
dari suatu fase ke fase lain, dan laju difusi didalam kedua fase itu mempengaruhi
perpindahan massa menyeluruh. Dalam teori dua film yang diusulkan oleh
Whitman pada tahun 1923 diandaikan terdapat keseimbangan pada antarmuka,
dan tahanan terdapat perpindahan massa pada kedua fase itu lalu dijumlahkan
untuk mendapatkan tahanan menyeluruh, yang lebih muda dipergunakan untuk
perhitungan rancang dari pada koefisien-koefisien individual (tersendiri). Hal
yang membuat perpindahan massa antara fase menjadi lebih rumit ialah
perpindahan kalor dan diskontinuitas (ketaksinambungan) yang terdapat pada
antar muka. Yang terjadi karena konsentrasi atau fraksi mol zat terlarut yang
terdifusi hampir tidak pernah sama kedua sisi antarmuka itu. Sebagai contoh,
dalam destilasi campuran biner, Y*A lebih besar dari XA dan gradien didekat
permukaan gelembung. Untuk absorpsi gas yang sangat mudah larut, fraksi mol di
dalam zat cair pada antarmuka akan lebih besar dari fraksi mol didalam gas.
Suku 1/Ky dapat dianggap sebagai tahanan menyeluruh terhadap
perpindahan massa, sedang suku m/Kx dan 1/Ky adalah tahanan di dalam film zat
cair dan film gas. Film ini tidak selalu merupakan lapisan stagnan yang
mempunyai ketebalan tertentu agar teori dua Film berlaku. Perpindahan massa di
dalam salah satu Film dapat berlangsung melalui difusi melalui lapisan batas
laminar atau melalui difusi keadaan tak steadi, seperti umpamanya dalam teori
penetrasi dan koefisien menyeluruh masih bisa didapatkan. Dalam beberapa
masalah tertentu, misalnya perpindahan melalui film stagnan ke fase dimana teori
penetrasi diperkirakan berlaku, koefisien teori penetrasi mengalami perubahan
kecil karena adanya perubahan konsentrasi pada antar muka, namun efek ini
hanya mempunyai nilai akademis semata-mata.
2.11. Teori Penetrasi
Teori penetrasi dibunakan oleh Higbie untuk menganalisa fase cair. Dalam
absorpsi gas dimana cairan diasumsi aliran laminar atau stasioner. Higbie
mempertimbangkan bahwa transfer dalam cairan dengan transport molekul
unsteady state. Konsep ini menghasilkan suatu persamaan untuk flux massa pada
titik pada permukaan cairan yang diekpose untuk absorpsi gas.
Danckwerte menggunakan konsep unsteady state ini untuk absorpsi dalam
suatu cairan turbulen dengan menganggap random surface renewal. Marcello,
memperbaiki model film penetrasi, kombinasi dua model diatas pada Sc yang
rendah model film steady state kelihatannya pada Sc yang tinggi. Sedangkan
model unsteady state renewal lebih menggambarkan situasi. Teori penetrasi yang
dinyatakan oleh Trey Ball menyatakan kontak 2 fluida. Mula-mula partikel gas
terlarut tidak seragam dan mula-mula arus eddy dianggap diam, jika arus eddy
dibiarkan berkontak dengan gas pada permukaannya, konsentrasi liquid
permukaan gas yang berada pada kelarutan keseimbangan gas dari liquid selama
partikel liquid menjadi penentu difusi unsteady state atau penetrasi solute.
2.12. Aliran di dalam pipa
Korelasi untuk perpindahan massa pada dinding dalam haruslah mempunyai
bentuk yang sama dengan korelasi untuk perpindahan kalor, karena persamaan
dasar untuk difusi dan konduksi itu serupa. Persamaan ini merupakan persamaan
yang paling sederhana yang cukup cocok dengan data publikasi dalam jangkauan
angka reynolds dan angka Schmidt yang cukup luas. Bentuk alternatif dari bentuk
korelasi itu didapat dengan membagi persamaan dengan NRe x NSc sehingga
menghasilkan faktor jM yang sebagaimana ditunjukkan oleh Chilton dan Colbum
sama dengan jH dan juga f/2. Suku (/w) 0,14 biasa 1,0 untuk perpindahan
massa karena itu ditinggalkan. Analogi untuk persamaan ini berlaku umum untuk
perpindahan kalor dan perpindahan massa dengan pelarutan yang sama. Perluasan
analogi ini sehingga menutupi rugi gesek yang dilakukan untuk pipa saja karena
semua rugi disini berasal dari gesek kulit saja. Analogi ini tidak berlaku untuk
rugi gesek dimana tidak terdapat seret bentuk dari pemisahan aliran, sebagaimana
terdapat pada aliran seputar benda.
Korelasi yang telah disajikan untuk berbagai kisaran angka Schmidt. Data
untuk penguapan beberapa macam zat cair didalam menara didnding basah
dikorelasi dengan eksponen yang agak lebih tinggi baik untuk angka Reynold
maupun untuk angka Schmidt. Angka Schmidt berkisar antara 0,60 dan 0,25 dan
dalam jangkau yang sempit. Perbedaan antara eksponen itu mungkin mempunyai
makna fundamental, karena perpindahan ke permukaan zat cair, yang mungkin
mempunyai riak dan kegombang mesti berbeda dari permukaan perpindahan padat
yang licin.
Korelasi untuk perpindahan massa dan angka schmidt yang tinggi (antara
430 100.000) didapat dengan mengukur laju kelarutan didalam tabung asam
benzoat didalam air dan zat cair viscous. Perbedaan antara eksponen angka
Schmidt dan nilai 1/3 yang biasa mungkin tidak banyak, tapi eksponen angka
Reynold jelas lebih besar dari 0,80.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
A. Bahan yang digunakan :
Air dan Udara
B. Alat-alat yang digunakan :
1) Kolom Deoksigenerator
2) Pump
3) Compresor
4) Sensor probe
5) Bak penampung air
6) Flow meter udara
7) Flow meter air
3.2. Prosedur Percobaan
1) Tekan tombol power. Lalu tekan tombol supply.
2) Tekan tombol pump 1 untuk mengalirkan air dari bak penampungan ke kolom
deoksigenerator.
3) Atur flowmeter untuk air sesuai dengan laju alir yang ditetapkan
4) Bila kolom deoksigenator penuh dengan air, hidupkan pump 2 yang berfungsi
untuk menyedot air dan dialirkan ke flowmeter dan sensor probe, dimana alat
ini digunakan untuk menghitung laju alir air dan O
2
yang terserap dari inlet.
5) Kemudian air akan mengalir ke puncak Wetted-Wall Absorption Column dan
selanjutnya akan turun dari puncak ke dasar kolom secara laminer yang
berupa lapisan tipis (film).
6) Bersamaan dengan itu tekan tombol compressor untuk mengalirkan udara
secara counter current ke dalam Wetted Wall Absorption Colum. Udara yang
dialirkan oleh compressor sebelumnya masuk dalam flow meter udara untuk
menghitung laju alir udara.
7) Kemudian air yang sudah bebas O
2
masuk ke sensor probe untuk menghitung
O
2
outlet. Dimana kedua alat ini dihubungkan dengan DO meter.