PERIKATAN AUDIT DENGAN KLIEN BARU DAN KEWAJIBAN HUKUM
AUDITOR
Selama bulan Agustus 2008, KAP Adi Susilo dan Rekan (selanjutnya disebut KAP AS&R) menjalani aktivitasr peer review mengenai kualitas prosedur pengendalian yang selama ini diimplementasikan oleh KAP AS&R. Laporan akhir dari hasil peer review yang dilakukan secara keseluruhan meenggambarkan hasil yang baik. Namun, di sisi lain, laporan tersebut juga memberikan kritik mengenai kurangnya pengendalian yang dimiliki oleh KAP AS&R dalam hal penerimaan perikatan audit baru. Dalam laporan akhir peer review dijelaskan bahwa pengambilan keputusan mengenai penerimaan klien baru dan komitmennya terhadap jasa yang diberikan oleh KAP AS&R (hingga saat dilakukannya peer review) hanya diambil semata-mata oleh managing partner yang seringkali tidak melakukan investigasi mendalam terhadap klien potensial tersebut. Dari fakta tersebut, tim yang melakukan peer review mengambil kesimpulan bahwa kebijakan tersebut belum mampu melindungi KAP AS&R dari resiko yang berasal dari perikatan audit yang tidak diinginkan (merugikan) antara KAP AS&R itu sendiri dengan klien potensialnya. Sebagai tindak lanjut dari hasil peer review tersebut, KAP AS&R selanjutnya membentuk komite khusus yang terdiri dari 3 orang partnernya untuk melakukan investigasi awal dan penyeleksian setiap klien potensial yang sedang menjalani proses menjalin perikatan audit dengan KAP AS&R. Pembuatan keputusan akhir untuk menentukan dilaksanakan tidaknya suatu perikatan audit dan audit apa yang harus dilakukan oleh KAP AS&R merupakan tugas dari komite khusus tersebut. Komite kemudian membuat pedoman yang menugaskan partner untuk mencari dan menentukan berbagai alternatif perikatan baru yang memungkinkan bagi KAP AS&R. Formulir-formulir serta berbagai data yang mendeskripsikan klien potensial harus dibuat oleh partner. Selanjutnya, partner yang ditunjuk juga harus melampirkan surat rekomendasi akhir yang berisi evaluasi kebijakan pencarian perikatan audit. Aktivitas review mengenai keseluruhan dokumen menjadi tugas dari komite yang bermuara pada pemilihan tindakan yang tepat untuk setiap perikatan audit yang akan dilakukan antara KAP AS&R dengan kliennya. Orientasi KAP AS&R yang ada saat ini yaitu tentang upaya menambah jumlah klien, khususnya klien yang merupakan perusahaan publik (sahamnya di perdagangkan di lantai bursa), telah mengharuskan KAP AS&R untuk patuh terhadap setiap aturan yang mengatur hubungan antara KAP AS&R dengan klien perusahaan publik, baik itu peraturan yang berbentuk Undang-Undang, Peraturan Menteri Keuangan, peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), maupun setiap standar dan peraturan lain yang terkait. Karena KAP AS&R ingin memiliki klien dengan status perusahaan publik di kemudian hari, maka selain dilakukan oleh komite khusus, setiap aktivitas review terhadap klien potensial juga harus melibatkan Indra Maulana, seorang consulting partner dari KAP AS&R yang memiliki pengetahuan dan keahlian khusus dalam hal penanganan klien audit yang berstatus perusahaan publik. Selain itu, untuk menjamin kualitas setiap perikatan audit yang dilakukan, selain meningkatkan kepatuhan terhadap standar pengendalian mutu KAP yang telah ditetapkan oleh IAPI, KAP AS&R saat ini juga mulai berpikir untuk mengadopsi kriteria standar pengendalian internal yang ditetapkan oleh organisasi internasional semacam PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) di Amerika Serikat. Selain usaha untuk melakukan proses review terhadap klien potensial, untuk setiap perikatan baru yang akan dilakukan, KAP AS&R juga masih membutuhkan kelengkapan lain yang berupa dua dokumen pendukung, yaitu dokumen analisis kewajiban hukum potensial dan dokumen informasi dari auditor terdahulu. (ditampilkan pada lampiran dalam bab ini). Partner in-charge harus banyak melakukan review terhadap klien potensial dan industri yang terkait sebelum melengkapi formulir tersebut. Sebagai contoh partner atau anggota dari staf audit mereview laporan tahunan terkini, setiap Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) yang dibuat oleh klien, melakukan observasi langsung untuk melihat setiap fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan klien, membaca berbagai pedoman audit industri (baik itu yang dibuat oleh IAPI ataupun AICPA), dan melakukan diskusi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan kerja sama dengan klien. Sebagai tambahan, partner in-charge juga harus selalu melakukan diskusi dengan auditor terdahulu mengenai kondisi perikatan audit antara klien dengan auditor terdahulu maupun rencana perikatan baru yang akan dilakukan oleh klien dengan KAP AS&R. Adi Susilo selaku managing partner KAP AS&R ingin berusaha menggali banyak informasi dan belajar dari pertemuan yang direncanakan antara KAP AS&R (diwakili oleh Adi Susilo sendiri dan Arief Effendi selaku partner in-charge dalam perikatan audit dengan PT Maju Makmur) dengan auditor terdahulu PT Maju Makmur, KAP Umar dan Rekan, untuk tujuan melakukan investigasi awal terhadap PT Maju Makmur. Adi Susilo menjadwalkan pertemuan dengan Umar, managing partner dari KAP Umar & Rekan pada tanggal 15 Juni 2010. Pertemuan dengan auditor terdahulu ini dilakukan ketika perikatan dengan PT Maju Makmur sudah ditawarkan. Langgeng Santoso yang merupakan pemilik PT Maju Makmur rencananya juga akan dilibatkan dalam diskusi tersebut, untuk menjaga aspek kerahasiaan informasi audit. KAP Umar dan Rekan tidak menunjukkan keterkejutannya mendengar PT Maju Makmur memutuskan mencari KAP baru untuk menggantikan peran KAPnya dalam mengaudit laporan keuangan PT Maju Makmur. Umar berterus terang pada Adi Susilo perihal perikatan tersebut. Umar menyatakan bahwa Saya merasa ketika kami memberikan opini wajar dengan pengecualian di tahun 2009, hal itu akan menjadi perikatan audit kami yang terakhir dengan PT Maju Makmur. Langgeng Santoso sangat tertarik untuk meningkatkan pertumbuhan dan menjadi pemilik suatu perusahaan besar. Memang Dia tidak pernah membicarakan masalah status publik perusahaannya di masa depan dengan saya, namun saya tidak terkejut. Umar menyatakan Saya yakin kalau Langgeng Santoso tidak ingin permasalahan keuangan perusahaannya diketahui oleh pihak eksternal seperti yang tercermin dalam opini audit yang kami keluarkan terhadap perusahaan miliknya. Jika permasalahan ini sampai diketahui maka akan menimbulkan kekhawatiran pihak pemegang saham dan bank sebagai kreditur perusahaan serta berpotensi menghambat ekspansi bisnisnya. Umar melanjutkan pernyataannya dengan mengatakan bahwa dia merasa nyaman setiap melakukan diskusi dengan Langgeng Santoso. Umar merasa bahwa Langgeng Santoso dan semua anggota timnya merupakan kumpulan dari orang-orang yang memiliki integritas tinggi. Namun, permasalahan lain juga terjadi pada hubungan antara KAP Umar dan Rekan dengan PT Maju Makmur, yaitu bahwa Langgeng Santoso selalu merasa keberatan dengan fee audit yang ditetapkan oleh KAP Umar dan Rekan. Umar merasa bahwa Langgeng Santoso kurang memahami apa yang menjadi tujuan dari sebuah audit atau perkerjaan yang berkaitan dengan hal tersebut. Umar melanjutkan Saya harus mengakui bahwa Langgeng Santoso memberikan argumentasi yang keras mengenai penolakannya tentang nilai asset tetap yang dilaporkan pada laporan keuangan perusahaannya di tahun 2009 untuk asset yang berupa bangunan toko keenam yang didirikan di Sidoarjo. Argumen yang diutarakan oleh Langgeng Santoso terfokus pada dua poin utama. Argumentasi pertama, Langgeng Santoso menyatakan tidak dilakukannya revaluasi terhadap nilai toko yang ada di Sidoarjo karena dia memandang tidak ada kerusakan nyata dan signifikan yang terjadi. Adapun argumentasi kedua dari Langgeng Santoso menyatakan bahwa walaupun terjadi penurunan nilai pada toko di Sidoarjo, dia yakin nilainya tidak material. KAP kami tidak mampu memberikan argumentasi yang memuaskan kepada Langgeng Santoso bahwa PT Maju Makmur tidak akan mampu mempertahankan bangunan yang tidak bernilai sama sekali pada sebuah pusat perbelanjaan yang gagal seperti apa yang saat ini dialami oleh pusat perbelanjaan di Sidoarjo, tempat toko keenam PT Maju Makmur menjalankan kegiatan operasionalnya. Langgeng Santoso tidak setuju akan hal tersebut dan Dia optimis akan keberlangsungan toko tersebut. Perdebatan mengenai materialitas terkait dengan penurunan nilai asset tetap menjadikan situasi hubungan antara KAP kami dengan PT Maju Makmur semakin rumit. Dari total aset sebesar Rp. 14.400.000.000 yang dimiliki PT Maju Makmur, sejumlah Rp. 1.488.000.000 berupa investasi pada bangunan toko keenam yang berlokasi di Sidoarjo. Dalam keadaan yang paling buruk, bangunan tersebut mungkin masih dapat dijual dengan harga Rp. 640.000.000 hingga Rp. 800.000.000. Partner kami merasa aktivitas revaluasi asset tetap bahkan bila perlu penghapusan aset rusak potensial menjadi hal yang penting, melihat perusahaan saat ini memiliki nilai aset bersih kurang dari Rp. 4.000.000.000. Ketika kerugian tersebut tidak diakui, kami menganggap akan muncul salah saji material dalam laporan keuangan dan berpotensi menimbulkan pemberian opini wajar dengan syarat. Sebagai informasi terakhir yang diberikan oleh KAP Umar dan Rekan dalam diskusi yang terjadi, Umar menyatakan bahwa Situasi dalam perusahaan cukup unik. Toko audio dan video retail hanya mewakili sebagian kecil saja dari keseluruhan aktivitas operasional perusahaan, karena kini Langgeng Santoso mengalihkan operasinya lebih sebagai distributor produk dari pabrikan Samsang sehingga lebih terfokus pada pengembangan gerai untuk produk-produk Samsang. Kondisi pasar di Surabaya dan sekitarnya tidak cukup kuat merespon merek Samsang. Di lain pihak, harus diakui bahwa aktivitas bisnis melalui penjualan distribusi dengan memanfaatkan jasa dari tenaga pemasaran yang disebar di beberapa daerah lain di Jawa Timur akhir-akhir ini dilakukan dengan sangat baik oleh perusahaan. Mulai pertengahan 2008 hingga tahun 2009, Produk Samsang secara perlahan telah berhasil memunculkan permintaan dalam jumlah besar di beberapa kota dan kabupaten di Jawa Timur. Dari situ kemudian Saya dapat melihat mengapa Langgeng Santoso memberikan penekanan pada bisnis penjualan distribusinya. Dia mencoba mengoperasikan satu lini bisnis yang stagnan dan lini bisnis lain yang menjanjikan pada saat yang sama. Saya yakin bahwa bisnis penjualan distribusi tumbuh dengan cepat pada beberapa tahun ke depan. Saya tertarik untuk melihat bagaimana sistem pengendalian internal perusahaan nantinya mampu beradaptasi dengan perkembangan tersebut, terlebih karena Langgeng Santoso sangat cermat dan penuh perhitungan dalam masalah mengeluarkan uang. Apakah dia tahu berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kriteria standar kontrol internal sesuai dengan ketentuan yang berlaku? Pada akhir diskusi, KAP Umar dan Rekan memastikan akan memberikan segala dokumentasi mengenai pengujian yang telah dilakukan sebelumnya pada Adi Susilo jika KAP AS&R akhirnya ditunjuk melakukan perikatan audit periode ini. Dokumentasi tersebut terdiri atas berkas permanen yang berisi informsi mengenai PT Maju Makmur dan berkas tahunan terkait bukti audit pemeriksaan tahun-tahun sebelumnya.
PERTANYAAN DISKUSI DAN LATIHAN Pertanyaan Diskusi (1) Permasalahan mengenai materialitas dihadapi oleh KAP Umar dan Rekan dalam kaitnnya dengan opini audit tahun 2009 atas laporan keuangan milik PT Maju Makmur. Mengacu kepada SA Seksi 312, bagaimanakah seharusnya seorang auditor mengevaluasi materialitas suatu hal dalam perikatan audit yang spesifik? Apakah saudara bisa meyakini bahwa penurunan nilai dari bangunan took keenam milik PT Maju Makmur di Sidoarjo berdampak material pada posisi Laporan Keuangan PT Maju Makmur? (2) Jika Langgeng Santoso tidak memberikan izin kepada Adi Susilo untuk melakukan diskusi dengan auditor terdahulu, tindakan apa yang dapat dilakukan oleh Adi Susilo? (3) Jika Adi Susilo telah mendapat informasi dari KAP Umar dan Rekan bahwa Langgeng Santoso dan staffnya kurang memiliki integritas, tindakan apa yang kemudian seharusnya dilakukan dan alasan mengapa tindakan tersebut yang dilakukan? (4) Apa tujuan dilakukannya peer review? Mengapa peer review penting untuk dilakukan? Apa yang diperiksa oleh tim yang melakukan peer review? (5) Apa tujuan dari dokumentasi audit, dan data umum apa yang harus ada pada (a) berkas permanen dan (b) berkas tahun berjalan ? (6) KAP Umar dan Rekan menyebutkan bahwa Langgeng Santoso tidak memahami sepenuhnya tujuan audit yang dilakukan. Menurut SA 311, kewajiban apa yang dimiliki oleh KAP AS&R untuk memastikan kliennya memahami fungsi audit (lihat juga dari sudut pandang etika profesi!)? Prosedur audit tambahan apa yang harus dilakukan jika PT Maju Makmur menjadi perusahaan publik? (7) Langgeng Santoso tampaknya tidak suka mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar untuk aktivitas audit. Haruskah Adi Susilo menyarankan untuk melakukan review atas laporan keuangan saja dibandingkan mengaudit laporan keuangan PT Maju Makmur? Apakah perbedaan antara review atas laporan keuangan dengan audit? Apakah yang menjadi dampak finansial dari audit yang dilakukan pada PT Maju Makmur jika berubah menjadi perusahaan publik? (8) Adi Susilo harus memberikan rekomendasi untuk partner yang menjadi anggota komite review sebagai bahan pertimbangan perikatan audit antara KAP AS&R dengan PT Maju Makmur. Jika saudara dimisalkan menjadi Adi Susilo, apa yang akan saudara rekomendasikan?
Latihan (1) Lihat Lampiran 2.a dan 2.b. Dari informasi yang diberikan pada dua kasus awal, lengkapilah kedua formulir tersebut! (2) Jika KAP AS&R menerima perikatan audit tersebut, pemeriksaan terhadap dokumentasi audit dari auditor terdahulu akan dilakukan. Siapkan daftar khusus mengenai dokumentasi audit KAP Umar dan Rekan atas laporan Keuangan PT Maju Makmur yang perlu dievaluasi oleh KAP AS&R! Tunjukkan dengan jelas setiap aspek yang harus diperhatikan dan tujuan mempelajari aspek khusus tersebut pada dokumentasi audit (Contohnya, satu item yang harus direview oleh KAP AS&R adalah hasil jurnal penyesuaian yang dilakukan oleh KAP Umar dan Rekan dari audit yang dilakukannya. KAP AS&R harus menguji hal tersebut untuk menentukan tipe dan tingkat materialitas penyesuaian yang dihasilkan). (3) Asumsikan KAP AS&R melakukan audit atas laporan keuangan PT Maju Makmur tahun 2010 dan berhasil mengumpulkan bukti yang cukup dan kompeten (sesuai dengan SA Seksi 150) serta memberikan opini wajar tanpa pengecualian tanpa ada paragraf tambahan mengenai penurunan nilai asset tetap (bangunan toko keenam milik PT Maju Makmur yang ada di Sidoarjo). Asumsikan PT Maju Makmur di kemudian hari memilih mengeluarkan laporan komparatif tahun 2009 dan 2010. Tuliskan laporan audit tunggal yang dapat memberi informasi pada para pembaca laporan keuangan mengenai kedua opini yang berbeda dan penjelasan yang disusun oleh auditor pendahulu! (4) Berdasarkan Kasus 1 (Analisis Atas Calon Klien Audit Potensial), PT Maju Makmur tengah mempertimbangkan untuk menjual sahamnya kepada publik dalam rangka mendanai ekspansi usaha dan pertumbuhan yang diharapkan. KAP AS&R saat ini tidak memiliki klien audit yang merupakan perusahaan terbuka (sahamnya diperdagangkan di lantai bursa). Menurut pendapat anda, bagaimana dampak yang timbul dari ketentuan yang ada dalam Sarbanes-Oxley Act pada keputusan KAP AS&R dalam menerima PT Maju Makmur menjadi klien auditnya? Syarat tambahan apa yang harus dipenuhi oleh KAP AS&R untuk bisa terdaftar di Bapepam-LK (lakukan peninjauan terhadap ketentuan terkait yang berlaku di Indonesia? Menurut pendapat Anda, apakah KAP AS&R mampu memenuhi persyaratan tersebut? (5) Berdasarkan Kasus 1 (Analisis Atas Calon Klien Audit Potensial), PT Maju Makmur tengah mempertimbangkan untuk menjual sahamnya kepada publik dalam rangka mendanai ekspansi usaha dan pertumbuhan yang diharapkan. Persyaratan tambahan apa yang harus dipenuhi untuk menjadi perusahaan publik terbuka dibandingkan dengan perusahaan nonpublik? Masalah-masalah apa yang harus diwaspadai oleh PT Maju Makmur dalam pengambilan keputusan untuk menjadi perusahaan publik?
Riset Kelompok Gunakan sumber literatur untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam melakukan riset dengan topik di bawah ini. (1) Tulislah sebuah uraian dalam bentuk laporan riset yang mendeskrispikan tujuan dari sebuah peer review! Diskusikan alasan mengenai pentingnya peer review dan tipe pengujian apa yang dilakukan! (2) KAP Umar dan Rekan harus mengambil keputusan mengenai tingkat materialitas suatu masalah. Tulislah sebuah uraian dalam bentuk laporan riset yang mendeskripsikan metode yang digunakan oleh auditor dalam melakukan penilaian tentang materialitas tersebut! (3) Keterlibatan auditor dalam perkara hukum semakin meningkat di beberapa dekade terakhir. Tulislah sebuah uraian dalam bentuk laporan riset yang mendeskripsikan hubungan profesi akuntan publik dengan kewajiban hukum! Mengapa hubungan auditor dengan kewajiban hukum semakin meningkat akhir-akhir ini? Apa yang telah dilakukan profesi terkait untuk menghadapi permasalahan ini?
Lampiran 2.a KAP Adi Susilo dan Rekan ANALISIS KEWAJIBAN HUKUM POTENSIAL
Klien Potensial :
Tipe Perikatan :
Formulir Diisi Oleh : Tanggal:
(1) Apakah klien potensial merupakan perusahaan pribadi atau perusahaan publik?
(2) Evaluasi kewajiban potensial pada klien sebagai konsekuensi yang timbul jika perikatan diterima oleh KAP AS&R.
(3) Buatlah daftar pihak ketiga yang saat ini memiliki hubungan finansial dengan klien potensial yang laporan keuangannya diharapkan dapat dilihat. Pihak tersebut disebut primary and foreseen beneficiaries.
(4) Diskusikan kemungkinan bahwa pihak ketiga lain terlibat dalam suatu posisi dimana mereka dapat mengakses laporan keuangan klien potensial. Pihak tersebut disebut foreseeable beneficiaries.
(5) Evaluasi kewajiban hukum yang dapat timbul berkaitan dengan pihak ketiga baik yang saat ini maupun yang potensial, ketika KAP AS&R menerima perikatan audit. Lampiran 2.b KAP Adi Susilo dan Rekan INFORMASI DARI AUDITOR PENDAHULU
Klien Potensial :
Formulir Diisi Oleh :
Auditor pendahulu :
Tanggal Wawacara : (1) Diskusikan evaluasi auditor pendahulu mengenai integritas manajemen klien potensial.
(2) Apakah auditor pendahulu mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan manajemen perusahaan mengenai prinsip akuntansi, prosedur audit, atau masalah signifikan yang serupa? Jika iya, deskripsikan dengan lengkaap mengenai ketidaksetujuan tersebut!
(3) Bagaimanakah pemahaman auditor pendahulu mengenai alasan penggantian auditor?
(4) Apakah auditor pendahulu memberikan indikasi permasalahan audit terntentu yang signifikan terkait dengan klien potensial tersebut?
(5) Apakah ada indikasi permasalahan dengan auditor pendahulu dalam pemberian izin melakukan proses review dokumentasi audit potensial klien tahun sebelumnya? Jika iya, jelaskan.
(6) Apakah auditor pendahulu memberikan keterbatasan respon dalam hal apapun itu?