Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Rekayasa kimia atau chemical engineering adalah ilmu teknik tentang prosesproses dan sarana-sarana pemroses yang mengubah keadaan, kandungan energi, dan/atau komposisi suatu (kelompok) bahan dan menghasilkan produk yang memiliki nilai kemanfaatan lebih tinggi. Individu-individu yang mendapat pengakuan resmi sebagai orang yang menguasai dan mempraktikkan ilmu teknik ini disebut insinyur kimia atau sarjana teknik kimia. Tugas-tugas insinyur kimia yang berkenaan dengan penerapan reaksi kimia di dalam praktik/industri adalah: 1. menentukan ukuran-ukuran dan kondisi operasi reaktor kimia yang diperlukan untuk menghasilkan sejumlah tertentu produk reaksi 2. mengendalikan, mengevaluasi, dan mengoptimumkan kinerja (performance) reaktor yang beropersi di dalam pabrik. Pelaksanaan tugas-tugas tersebut membutuhkan data kinetika reaksi yang bersangkutan, yakni informasi kuantitatif tentang laju/kecepatan reaksi dan pengaruh variabel-variabel proses seperti temperatur dan konsentrasi terhadap kecepatan reaksi. Jika data kinetika reaksi itu sama sekali tidak tersedia, seorang insinyur kimia harus mampu secara mandiri menghimpunnya dan kemudian meringkaskan himpunan tersebut menjadi rumusan-rumusan kuantitatif yang siap pakai. Usaha pengumpulan dan peringkasan data kinetika reaksi disebut penentuan kinetika reaksi. Kegiatan ini umumnya berupa penelaahan eksperimental di laboratorium, karena perkembangan ilmu kinetika reaksi kimia belum mencapai taraf yang memungkinkan dilakukannya peramalan teoretik yang cukup teliti tentang kecepatan reaksi. Sesuai dengan tujuan di atas, praktikan harus terlebih dahulu menguasai: 1. asas-asas kekekalan massa dan energi serta penerapannya untuk menganalisa kelakukan reaksi eksoterm di dalam sistem tertutup 2. asas-asas dasar kinetika reaksi homogen
-1/12-
II. Tujuan
Praktikum Kinetika Reaksi Fasa Cair dilakukan dengan tujuan: 1. Mempelajari salah satu metoda eksperimen untuk menentukan kinetika reaksi homogen fasa cair, khususnya antara H2O2 dan Na2S2O3, di dalam reaktor batch. 2. Memperkenalkan salah satu penafsiran data kinetika reaksi
III. Sasaran
Sasaran praktikum ini adalah penurunan korelasi persamaan kinetika reaksi fasa cair dan menetukan parameter-parameter reaksi homogen
IV.1 Tinjauan Kinetika Reaksi Umum Kinetika reaksi adalah ilmu yang mempelajari kecepatan reaksi kimia serta faktor-faktor (diantaranya konsentrasi, tekanan, temperatur, katalis, dan sebagainya) yang mempengaruhi laju reaksi tersebut. Salah satu cara penentuan kinetika reaksi adlaah melalui pengukuran konsentrasi selama reaksi berlangsung. Pada percobaan dilakukan reaksi antara H2O2 dan Na2S2O3 yang merupakan reaksi eksoterm fasa cair. Reaksi tersebut berlangsung cepat, sehingga pengukuran konsentrasi menjadi sulit. Untuk itu, dilakukan pengukuran temperatur sistem selama reaksi berlangsung. Bentuk persamaan kinetika pengikuti power low sebagai berikut:
rA = k.C A .C B
dimana
(1)
Ea k = A.exp RT
(2)
Reaksi antara H2O2 dan Na2S2O3 dapat melalui berbagai jalur, bergantung pada perbandingan stoikiometri (). Setelah diketahui berapa harga dapat ditentukan pula besarnya kalor reaksi, energi aktivasi, dan faktor frekuensi (A) dengan menggunakan neraca energi, yaitu:
Halaman 2 dari 12
[laju energi terakumulasi] = [laju energi masuk] [laju energi keluar] + [laju energi yang dihasilkan] Dengan asumsi reaktor adiabatik, maka Q, laju masuk, dan laju keluar =0, sehingga:
(3)
Hr =
(m.Cp).
(4)
Untuk menentukan energi aktivasi dan faktor frekuensi (A) dilakukan penggabungan antara persamaan laju reaksi dan persamaan neraca energi: 1. Persamaan laju reaksi (diasumsikan reaksi berorde 1 terhdap masing-masing komponen)
rA =
dimana
(5)
=
2. Neraca energi
(6)
(m.Cp)sistem . dT = Hr.v. dC A
dt dt
(7)
Dengan mensubstitusi dCA/dt pada persamaan laju reaksi ke persamaan neraca energi, didapat:
(8)
Dari neraca energi diperoleh definisi CA, kemudian disubstitusi dan dilinearisasi sehingga didapat persamaan yang lebih sederhana:
(9)
Halaman 3 dari 12
IV.2 Reaksi yang Ditelaah Masalah pokok praktikum adalah menentukan kinetika reaksi eksoterm antara hidrogen peroksida dengan natrium tiosulfat di dalam fasa akuatik (aqueous) dengan menggunakan reaktor batch adiabtik. Rekator adalah bejan apenyelenggara reaksi yang tidak mempertukarkan massa maupun energi dengan lingkungannya. Jalannya reaksi dapat diikuti dengan mengukur variasi temperatur sistem selama reaksi berlangsung. Di atas kertas, ada tujuh jalan reaksi yang mungkin ditempuh oleh H2O2 dan Na2S2O3 di dalam fasa akuatik: No 1 2 3 4 5 6 7 Reaksi 2Na2S2O3 + H2O2 Na2S4O6 + 2NaOH Na2S2O3 + H2O2 Na2S2O4 + 2 H2O 3Na2S2O3 + 4H2O2 2Na2S3O6 + 2NaOH +3H2O Na2S2O3 + 4H2O2 +2NaOH Na2SO4 + 5H2O 3Na2S2O3 + 5H2O2 2Na2S4O6 + 2 Na2SO4 +5H2O 2Na2S2O3 + 4H2O2 Na2S3O6 + 2Na2SO4 +4H2O 4NaOH + Na2S3O6 + 4H2O2 3Na2SO4 +6H2O 0.5 1.0 1.33 4.00 1.67 2.00 H -163300 -173300 -512800 -879000 -432400 -596500
= perbandingan stoikiometri H2O2 terhadap Na2S2O3 H = perubahan entalpi yang menyertai reaksi (J/mol Na2S2O3)
Ketujuh reaksi ini merupakan reaksi-reaksi yang sangat eksoterm sehingga tanpa tergantung pada reaksi mana yang sebenarnya terjadi, temperatur sistem adiabatik yang mereaksikan H2O2 dan Na2S2O3 akan naik. IV.2 Pokok-Pokok Tugas percobaan Sekalipun uraian yang lebih rinci tentunya akan diberikan oleh instruktur praktikum, pada garis besarnya masalah-masalah yang harus saudara telaah dan selesaikan lewat percobaan-percobaan di dalam praktikum modul ini adalah: 1. Menentukan dari ketujuh reaksi di atas, mana yang merupakan jalan utama reaksi antara H2O2 dan Na2S2O3 di dalam sistem yang sedang diteliti 2. Menentukan bentuk kuantitatif kecepatan reaksinya, dan nilai orde reaksi terhadap H2O2 dan Na2S2O3 3. Menentukan nilai energi aktivasi reaksi pada rentang temperatur percobaan
Halaman 4 dari 12
V. Rancangan Percobaan
V.1 Perangkat dan Alat Ukur 1. Gelas piala 100 mL (reaktor batch adiabatik) 2. Pengaduk magnetik 3. Termokopel 4. Recorder 5. Gelas ukur 6. Termometer 7. Pipet ukur 8. Perangkat titrasi V.2 Bahan/ Zat Kimia 1. larutan H2O2 2. larutan Na2S2O3 3. larutan KMnO4 4. larutan H2SO4 V.3 Perangkat Alat Perangkat alat praktikum Kinetika Reaksi Fasa Cair secara skematis dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:
Reaktor
Es Mencair
Recorder
V.4 Cara Kerja Langkah-langkah pengerjaan praktikum Kinetika Reaksi Fasa Cair dilakukan sebegai berikut:
Halaman 5 dari 12
Termokopel+recorder
Catat suhu setiap skala tertentu Ukur dengan termometer
Termokopel+recorder
Catat waktu setiap skala tertentu Ukur dengan stopwatch
V.4.2 Penentuan konsentrasi H2O2 dan pembuatan larutan a. Penentuan konsentrasi H2O2
Larutan H2O2 pekat
Titrasi dengan KMnO4 konsentrasi tertentu
Halaman 6 dari 12
Air campuran
Ukur dengan termometer
Didapat T campuran
Analisis neraca massa, Panas akumulasi = panas masuk - panas kelua
Lar.H2O2, a M, x mL, To
Lar.Na2s2O3, y mL
Campurkan
Lar. campuran
Ukur suhu dengan termometer
Didapat T campuran
Perbandingan CA/ CB
Halaman 7 dari 12
Didapat T campuran
Hitung selisih T
Analisis neraca massa, Panas akumulasi = panas masuk - panas kelua
Data rekorder
Analisis neraca massa, Panas akumulasi = panas masuk - panas kelua
Halaman 8 dari 12
Lar.H2O2, a M, x mL, To
Lar.Na2s2O3, y mL
Campurkan dengan perbandingan C C A/ B
Piknometer
Aqua DM. Ta
Piknometer
V.5 Data Literatur Data literatur yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah: 1. Densitas air pada berbagai temperatur
Temperatur (0C) Sumber : air (kg/m3)
3. Jalur reaksi H2O2 dan Na2S2O3 yang ditentukan nilai sesuai Tabel 1 No 1 2 3 4 Reaksi 2Na2S2O3 + H2O2 Na2S4O6 + 2NaOH Na2S2O3 + H2O2 Na2S2O4 + 2 H2O 3Na2S2O3 + 4H2O2 2Na2S3O6 + 2NaOH +3H2O Na2S2O3 + 4H2O2 +2NaOH Na2SO4 + 5H2O 0.5 1.0 1.33 4.00 H -163300 -173300 -512800 -879000
Halaman 9 dari 12
5 6 7
3Na2S2O3 + 5H2O2 2Na2S4O6 + 2 Na2SO4 +5H2O 2Na2S2O3 + 4H2O2 Na2S3O6 + 2Na2SO4 +4H2O 4NaOH + Na2S3O6 + 4H2O2 3Na2SO4 +6H2O
1.67 2.00
-432400 -596500
V.6.3 Penentuan Konsentrasi H2O2 dan Na2S2O3 Volume H2O2 = [KMnO4] = M kali mL mL. mL
Pengenceran H2O2
Pada saat titrasi dengan KMnO4 dibutuhkan KMnO4 sebanyak Pembuatan larutan H2O2
[H2O2] M Vol H2O2 (mL) Vol air yang ditambahkan (mL)
Halaman 10 dari 12
T akhir =
(0C)
V.6.5 Kalibrasi Volume Piknometer Massa piknometer kosong = Massa piknometer + air Massa air Temperatur air Densitas air pada T V.6.6 Penentuan No. Run [H2O2] = [Na2S2O3] = Tawal = M M
0
g g g
0
= = = =
g/mL
C
T (0C)
Halaman 11 dari 12
Daftar Pustaka 1. Root, R.B., and Schmitz, R.A., AIChEJ, 15(5), 1969, pp.670-679 2. Coohen, W.C., and Spencer, J.L., Chem. Eng. Sci., 58 (12), 1962,pp.40-41 3. Glasser, D., and Williams, D.F., Ind. Eng. Chem. Fundamental., 10(3), 1971, pp. 516-519.
Halaman 12 dari 12