Anda di halaman 1dari 9

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

SEDIMENTOLOGI
MEKANISME TRANSPORTASI SEDIMEN DAN JENIS ENDAPAN

Disusun Oleh: Muhammad Tantowi S. (270110120016) Husna Fadhila (270110120017) Fikri Mustafrizal (270110120042) Priyangga Dyatmika (270110120044) Muhammad Harvan (270110120120) BAB I PEMBAHASAN

A. Pendahuluan

Hasil pelapukan batuan dibawa oleh suatu media ke tempat lain dimana kemudian diendapkan. Pada umumnya pembawa hasil pelapukan ini dilakukan oleh suatu media yang berupa cairan, angin dan es. Akan tetapi beberapa transportasi hasil pelapukan dapat juga berlangsung tanpa bantuan suatu media, melainkan hanya dengan tenaga gravitasi saja. Sifat-sifat transportasi sedimen berpengaruh terhadap sedimen itu sendiri yaitu mempengaruhi pembentukan struktur sedimen yang terbentuk. Struktur sedimen menunjukan proses yang terjadi selama proses pengendapannyanya. Karena umumnya proses tersebut merupakan hasil langsung dari gerakan media pengangkut. Dua sifat yang mempengaruhi media untuk mengangkut partikel sedimen adalah berat jenis (density) dan kekentalan (viscosity) media. Berat jenis media akan mempengaruhi gerakan media, terutama cairan. Sebagai contoh air sungai yang bergerak turun karena berat jenis yang langsung berhubungan dengan gravitasi. Sedangkan kekentalan akan berpengaruh pada kemampuan media untuk mengalir.

B. Media Trasportasi

Pada ummnya, media transportasi hasil pelapukan dan erosi adalah fluida atau gravitasi bumi. Masing-masing jenis media transportasi akan menghasilka bentuk endapan dengan karakteristik tertentu. Dua sifat yang mempengaruhi media untuk mengangkut partikel sedimen adalah berat jenis (density) dan kekentalan (viscosity) media. Berat jenis media akan mempengaruhi gerakan media, terutama cairan. Sebagai contoh air sungai yang bergerak turun karena berat jenis yang langsung berhubungan dengan gravitasi. Sedangkan kekentalan akan berpengaruh pada kemampuan media untuk mengalir.

Berikut adalah beberapa media transportasi sedimen, antara lain: 1. Gravitasi Sedimen yang bergerak karena hanya pengaruh gaya gravitasi ini, ada 3 macam sedimen :

Debris flows (umumnya mud flows), bisa terjadi di air dan di darat, memiliki ciri pada umumnya yaitu dikuasai matrik (matrix-dominated sediment), sortasi jelek, pejal (tak berlapis). Arus Debris atau aliran lumpur merupakan pergerakan menuruni lereng dari material-material yang dialiri oleh air intergranular. Air bercampur dengan partikel-partikel kecil yang berperilaku seperti cairan yang kental; partikel-partikel yang lebih besar ada pada arus dengan kemampuan mengapungnya dan dengan kekentalan yang tinggi, menghasilkan kekuatan, atau kekohesifan dari fase fluida daripada dengan turbulensi atau tekanan dispersif atau daya angkat hidrodinamik. Reverse grading merupakan karakteristik dari lapisan basal dari endapan arus debris, ini dikarenakan tegangan yang melemah dari sedimen lempung di arus semacam itu, menjadi kehilangan kekuatan bahwa lumpur lempung menopang pada deformasi. Arus debris yang lain berasal dari bawah air. Hubungan antara ukuran klastik maksimum dan ketebalan dari aliran massa dapat berfungsi untuk membedakan antara kohesif arus debris dan kohesi dari aliran butiran. Terdapat arus kohesif dengan hanya sedikit lumpur dan arus berlumpur yang kurang kohesi (lebih jauh lagi, lumpur dapat dicuci ke dalam atau luar dari endapan gravel).

Grain flow, ciri umumnya dikuasai kepingan (fragment dominated-sediment) terpilah baik dan bebas lempung. Aliran butir dipertahankan oleh tekanan dispersif, yang di mana dikarenakan momentum perubahan interaksi antar butir. Lapisan granular yang bebas merupakan Tekanan Geser (T) dan Tekanan Normal (N), menjadi tangensial dan komponen normal dari tekanan berat. Kedua tekanan tersebut dikombinasikan menjadi sudut friksi internal, , tan = T/N . Butiran kasar mengalir lebih cepat dan lebih tebal daripada butiran halus. Tipe aliran butiran pasir ketebalannya kurang dari 2 sentimeter dan mempunyai kecepatan kurang dari 1 meter per detik. Butiran subaqueous mengalir dengan ketebalan kurang dari beberapa sentimeter. Aliran butiran yang tidak turbulen atau hanya sedikit turbulen tidak ada pencampuran yang cukup di antara lapisan yang lebih dalam di dalam arus dan lapisan dangkal. Butiran yang lebih besar muncul untuk bermigrasi ke puncak dari aliran, memungkinkan efek saringan kinetik, jadi disebut reverse grading (perlapisan terbalik).

Fluidatet flow, ciri sedimennya tebal, non-graded clean sand, batas atas dan bawahnya kabur, umumnya terdapat struktur piring (dish structures). Arus

sedimen fluida hasil dari pelepasan intergranular fluida atas, di mana sesaat menyokong butiran melawan gaya gravitasi dan juga hasil dalam agregat butiran dengan kekuatan yang lemah. Aliran cair, di mana sedimen mengendap melalui pori dari fluida tersebut, yang sebagai hasilnya, sedimen hanya menyokong sebagian pergerakan ke atas dari pori-pori fluida.

2. Gletser 3. Aingin 4. Air Untuk transportasi melalui media air terdapat 2 mekanisme, antara lain: Suspensi Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi, jika arus cukup kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja yang dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini adalah mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran tampak mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan butir yang buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut tidak pernah menyentuh dasar aliran. Bedload transport

Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat dibagi menjadi:


endapan arus traksi endapan arus pekat (density current) dan endapan suspensi.

Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya. Pada umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti angin atau pasang-surut air laut. Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi ini umumnya berupa pasir yang berstruktur silang siur, dengan sifat-sifat:

pemilahan baik tidak mengandung masa dasar

ada perubahan besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah (coarsening upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding).

arus pekat atau arus turbidit dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi dan suspensi. Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran antara pasir, lanau, dan lempung dengan jarang-jarang berstruktur silangsiur dan perlapisan bersusun. Arus pekat (density) disebabkan karena perbedaan kepekatan (density) media. Ini bisa disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan perbedaan kadar garam.

C. Mekanisme Gerakan Sedimen

Pada dasarnya butir-butir sedimen bergerak di dalam media pembawa, baik berupa cairan maupun udara, dalam 3 cara yang berbeda: menggelundung (rolling), menggeser (bouncing) dan larutan (suspension)

D. Jenis Aliran Fluida

Secara umum, aliran fluida terbagi 2, yakni: 1. Aliran Laminer, dimana setiap partikel pada fluida bergerak dengan kecepatan dan arah yang sama 2. Aliran Turbulen, dimana partikel fluida bergerak dengan kecepatan dan arah yang berbeda-beda. Umumnya, aliran pada sungai merupakan aliran turbulen.

Ada 2 persamaan penting yang mempengaruhi aliran suatu cairan, yakni: bilangan Reynold dan bilangan Froud. Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

dengan:

vs - kecepatan fluida, L - panjang karakteristik, - viskositas absolut fluida dinamis, - viskositas kinematik fluida: = / , - kerapatan (densitas) fluida.

Apabila angka Reynold ini kecil akan terjadi aliran yang laminer, dimana garis aliran sejajar dengan batas permukaan. Sebaliknya bila angka Reynold besar aliran akan berubah menjadi turbulen. Angka Reynold, pada aliran dalam tabung batas antara aliran laminer dan turbulen ini adalah 2000. Sedangkan angka itu untuk suatu partikel dalam cairan adalah satu.

Angka Froud: pada hakekatnya perbandingan antara kekuatan untuk menghentikan gerakan partikel dan gaya gravitasi

dimana:

V=kecepatan partikel g=percepatan gravitasi L=kedalaman channel

E. Hukum Hjulstorm Hukum Hjulstrom diterangkan dengan sebuah grafik yang menggambarkan pada kecepatan berapa suatu partikel dengan ukuran tertentu akan tererosi, tertransportasi, dan terendapkan atau apakah yang terjadi pada partikel berukuran tertetu bila berada pada sistem aliran dengan kecepatan tertentu

F. Interaksi Fluida dengan Jenis Endapan yang Dibentuknya

Harms dan Fahnestock (1965) membagi aliran menjadi tiga macam, yaitu regim aliran atas, transisi, dan bawah. Rezim aliran merupakan kumpulan dari beberapa hubungan yang berlaku pada aliran air, sudut permukaan air atau sedimen, tipe transportasi

sedimen, energi arus, dan morfologi yang berhubungan dengan permukaan sedimen dan permukaan air. Terdapat kecenderungan bagi sedimen yang dengan rezim aliran lambat untuk tidak membentuk gelombang pada permukaannya, yang menyebabkan permukaan air cenderung tidak memiliki riak. Demikian sebaliknya, apabila sedimen di dasar air bergelombang maka permukaan air juga akan bergelombang. Regim Aliran Bawah (Lower Flow Regim) Pada regim aliran bawah, tahanan aliran besar sehingga pengangkutan butir oleh air kecil. Bentuk permukaan tidak menyatu dengan dasar aliran. Struktur muka lapisan yang umum ditemukan adalah small ripple atau megariple atau kombinasi keduanya. Transportasi butir yang terjadi adalah pergerakkan butir menaiki punggungan kedua bentuk perlapisan ini dan longsor ke bagian yang besudut tajam. Memiliki nilai Froud <> Regim Aliran Transisi (Transition Flow Regim) Regim ini memiliki bentuk perlapisan campuran antara regim aliran atas dan bawah. Memiliki nilaiFroud = 1. Regim Aliran Atas (Upper Flow Regim) Pada regim aliran atas, tahanan aliran kecil sehingga pengangkutan butir terjadi dengan kuat. Bentuk permukaan fluida menyatu dengan dasar aliran. Struktur muka lapisan yang umum adalah planar (plane bed) atau antidune. Memiliki nilai Froud > 1. Hubungan antara struktur sedimen pada regim aliran yang terbentuk dengan kuat arus dan diameter sedimen dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut : Perbedaan antara strukur lower flow regim dan lower flow regim dapat dilihat seperti di bawah ini :

DAFTAR PUSTAKA 1. Tucker, Maurice E. (1993) Sedimentary Rock In The Field: Second Edition. Departement of Geological Science, University of Durham, United Kingdom. 2. Gilluly, James. (1960) Principle of Geology: Second Edition.W.H. Freeman and Company, London 3. Nichols, Gary. (2009) Sedimentology and Stratigrapgy. JohnWiley & Son, Cheister, United Kingdom. 4. Syafrie, Ildrem. Diktat Petrolgi. Universitas Padjadjaran, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai