Anda di halaman 1dari 6

Nama Peserta : dr. Muhammad David Riandy Nama Wahana : RSUD H.

Hanafie Topik : Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang Tanggal (kasus) : 29 Desember 2012 Nama Pasien : An. Dewi Tanggal Presentasi : 05 Januari 2013 Tempat Presentasi : RSUD H. Hanafie Obyektif Presentasi : Keilmuan Diagnostik Neonatus Keterampilan Manajemen Bayi Penyegaran Masalah Anak Tinjauan Pustaka Istimewa Remaja Dewasa Lansia Bumil No. RM : Nama Pendamping : dr. Haryuni

Deskripsi : Anak perempuan, 3,5 tahun, dengan BAB cair sejak 2 hari yang lalu, frekuensi >5 kali perhari, air > ampas, tidak terdapat darah maupun lendir pada feses Tujuan : Menegakkan diagnosis, mengobati dan mengetahui pencegahan Diare Akut dengan dehidrasi ringan-sedang Bahan bahasan: Cara membahas: Data pasien : Tinjauan Pustaka Diskusi Nama: An. Nurmala Dewi Telp : Riset Presentasi dan diskusi Kasus Email Nomor Registrasi : Terdaftar sejak : 29 Desember 2012 Audit Pos

Nama klinik : RSUD H. Hanafie

Data utama untuk bahan diskusi:


1. Diagnosis/Gambaran Klinis: 2 hari SMRS penderita mengalami BAB cair, frekuensi > 5 kali/ hari, konsistensi cairan > ampas, darah (-), lendir (-), anak masih mau minum. Muntah ada, tiap diberi makan, isi apa yang dimakan. Demam tidak ada.

2. 3.

Riwayat Pengobatan: Riwayat pengobatan sebelumnya disangkal Riwayat kesehatan/Penyakit: Riwayat alergi makanan atau susu disangkal

4. Riwayat keluarga: Riwayat penyakit serupa dalam keluarga disangkal 5. Riwayat pekerjaan: 6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN) : Keluarga pasien menggunakan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari. 7. Riwayat imunisasi : Imunisasi dasar lengkap Daftar Pustaka: a. Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Gastroenterologi. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. Jakarta.1998 b. Standar Penatalaksanaan Ilmu Kesehatan Anak. RSMH. 2010 Hasil Pembelajaran: 1. Definisi Diare 2. Penyebab Diare 3. Gejala-gejala Diare

4. Penatalaksanaan Diare 5. Komplikasi Diare

1. Subjective Seorang anak perempuan berusia 3,5 tahun mengalami BAB cair sejak 2 hari lalu, frekuensi > 5x/ hari, konsistensi cairan > ampas, darah (-), lendir (-), disertai muntah tiap kali diberi makan. anak masih mau diberi minum. Gejala-gejala tersebut mengarahkan diagnosis pada diare akut. 2. Objective Hasil pemeriksaan fisik menunjang penegakan diagnosis Diare Akut. Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan berdasarkan: a. Gejala klinis: Kejang 1 kali, < 5 menit, seluruh tubuh, tonik-klonik. b. Pemeriksaan Fisik : Keadaan umum Nadi : RR : Suhu : 37,2 C Kepala Bentuk Rambut Mata Mulut

: Normosefali, simetris, UUB cekung (+) : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut. : Konjungtiva anemis (-), mata cekung (-), air mata (+) : Mukosa mulut dan bibir basah, sianosis (-).

Abdomen - Inspeksi : Datar

- Palpasi : Lemas, hepar dan lien tidak teraba, turgor < 2 detik - Perkusi : Timpani - Auskultasi: Bising usus (+) meningkat Ekstremitas : Akral dingin (-), sianosis (-), edema (-), capillary refill < 2 detik. 3. Assessment Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasnya (>3x perhari) disertai perubahan konsistensi tinja(menjadi cair), dengan atau tanpa darah dan atau lendir. Cara penularan diare pada umumnya melalui fekal oral yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung tangan dengan penderita atau barang-barang yang telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat. (4F= field, flies, fingers, fluid). Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium, klorida dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga akan meningkat bila disertai demam. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik, dan hipokalemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskular dan kematian bila tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisistas plasma dapat berupa dehidrasi isotonik, dehidrasi hipertonik ( hipernatremik) atau dehidrasi hipotonik. Menurut derajat dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, dehidrasi berat. Bila terdapat demam dimungkinkan karena proses peradangan atau akibat dehidrasi. Demam umumnya terjadi pada penderita dengan inflammatory diare. Nyeri perut yang lebih hebat dan tenesmus terjadi pada perut bagian bawah serta rectum menunjukan terkenanya usus besar. Mual dan muntah adalah symptom yang nonspesifik akan tetapi muntah mungkin disebabkan oleh karena mikroorganisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas seperti: enteric virus, bakteri yang memproduksi enteroroksin, giardia, dan cryptosporidium. Muntah juga sering terjadi pada diare noninfeksi. Biasanya penderita tidak demam atau hanya subfebris, nyeri perut

periumbilikal tidak berat, watery diare, menunjukan bahwa saluran makan bagian atas yang terkena. Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan keseimbangan elektrolit selama episode akut. Ini dilakukan dengan rehidrasi oral, dimana harus dilakukan pada semua pasien kecuali yang tidak dapat minum atau yang terkena diare hebat yang memerlukan hidrasi intavena yang membahayakan jiwa. Idealnya, cairan rehidrasi oral harus terdiri dari 3,5 g Natrium klorida, dan 2,5 g Natrium bikarbonat, 1,5 g kalium klorida, dan 20 g glukosa per liter air. Cairan seperti itu tersedia secara komersial dalam paket-paket yang mudah disiapkan dengan mencampurkan dengan air. Jika sediaan secara komersial tidak ada, cairan rehidrasi oral pengganti dapat dibuat dengan menambahkan sendok teh garam, sendok teh baking soda, dan 2 4 sendok makan gula per liter air. Dua pisang atau 1 cangkir jus jeruk diberikan untuk mengganti kalium.. Pasien harus minum cairan tersebut sebanyak mungkin sejak mereka merasa haus pertama kalinya. Jika terapi intra vena diperlukan, cairan normotonik seperti cairan saline normal atau laktat Ringer harus diberikan dengan suplementasi kalium sebagaimana panduan kimia darah. Status hidrasi harus dimonitor dengan baik dengan memperhatikan tanda-tanda vital, pernapasan, dan urin, dan penyesuaian infus jika diperlukan. Pemberian harus diubah ke cairan rehidrasi oral sesegera mungkin. Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised.

4. Plan Diagnosis

: Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik maka pasien ini di diagnosis sebagai diare akut disertai dehidrasi ringansedang.

Pengobatan : Penatalaksanaan pada pasien ini adalah pemberian cairan (rehidrasi) dengan menggunakan oralit tiap kali BAB cair, pemberian parasetamol sirup 3 x 1 cth, vitamin B6, serta pemberian zink. Pendidikan : Pendidikan dilakukan kepada orang tua atau keluarganya untuk membantu proses penyembuhan, pencegahan komplikasi dan terulangnya diare. Oleh karena itu orang tuanya diberikan penjelasan mengenai Diare dan terapinya, tanda-tanda dehidrasi pada anak dan bagaimana cara mengatasinya, serta memberikan penjelasan mengenai tanda bahaya umum kepada orang tua agar dapat membawa anaknya dengan segera jika terdapat tanda bahaya. orangtua pasien juga harus diajarkan bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah berulangnya diare,
: Belum perlu dilakukan konsultasi

.
Konsultasi

Anda mungkin juga menyukai