Anda di halaman 1dari 4

Penanganan Pertama Kejang Demam Pada Anak

Kejang sering timbul menyertai demam, terutama pada usia 6 bulan sampai 4 tahun dengan suhu badan diatas 38 C atau lebih, tergantung toleransi masing masing anak terhadap demam.

Ciri ciri kejang, diantaranya : Kedua tangan dan kaki kaku disertai gerakan gerakan kejut. Bola mata terbalik ke atas. Gigi terkatup. Kadang kadang disertai muntah dan henti nafas sejenak. Pada kasus berat, disertai tak sadarkan diri. Intensitas waktu kejang bervariasi , dari beberapa detik sampai puluhan menit.

Penanganan pertama kejang demam dirumah : Pada saat anak demam, ukur dengan termometer, bila suhu tubuh anak diatas 37,5 C , segera beri obat penurun panas yang mengandung parasetamol. Kompres dengan lap hangat ( jangan air dingin atau alkohol ). Pindahkan benda benda keras atau tajam yang berada dekat anak untuk mencegah cedera bila anak sedang kejang. Bila kejang disertai muntah, miringkan tubuh anak untuk menghindari tertelannya cairan muntahnya sendiri yang bisa mengganggu pernafasan. Bila kejang terjadi, dapat diberikan obat diazepam rectal yang dimasukkan ke dubur.

Jangan memberi minuman ataupun makanan segera setelah berhenti kejang, tunggu beberapa saat setelah anak benar benar sadar untuk menghindari anak tersedak. Segera bawa anak ke dokter atau klinik untuk mendapat pertolongan lebih lanjut. Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang dan usahakan untuk mencari dokter atau klinik yang terdekat dengan rumah untuk menghindari resiko yang lebih berbahaya akibat terlambat mendapat pertolongan pertama. Penanganan Kejang Demam Pada Anak

Posted in Artikel, Kesehatan Populer | 0 comments

Kejang demam atau step (dari bahasa Belanda, koortsstuipen) adalah kejang yang disertai demam / terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal > 38 C). Umumnya 2 5 % dari semua anak yang berumur < 5 tahun pernah mengalaminya (Annegers et all, C.V. Verity et all 1985).

Kejang demam terjadi karena aktivitas listrik di otak terganggu oleh demam. Kejang demam dapat merupakan tanda pertama penyakit. Sebagian besar kejang demam terjadi dalam 24 jam pertama penyakit dan tidak selalu saat demam tertinggi.

Ada 3 faktor yang berperan pada tejadinya kejang demam :

1. Demam

Cepatnya kenaikan suhu tubuh memegang peranan penting sebagi penyebab kejang demam. Demam yang muncul akibat penyakit juga dapat menyebabkan kejang. Penyakit yang dapat menyebabkan kejang demam antara lain flu, pilek, infeksi telinga, infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran kencing, roseola infantum atau pasca imunisasi, dan penyakit lain yang biasanya tidak serius. Namun, penyakit serius seperti pneumonia atau meningitis juga dapat menjadi penyebabnya. Sekitar 75% kejang demam tejadi pada anak yang demam dengan suhu 39 C dan 25% pada suhu > 40 C (G. Herlitz 1991

2. Umur

Umumnya kejang demam terjadi pada umur 6 bulan 6 tahun. Kejang demam umunya akan berhenti terjadi saat anak berumur > 5 tahun.

3. Gen

Gen memilki peran dalam terjadinya kejang demam. Risiko anak memiliki kejang demam adalah 7,5 % bila ada di dalam kelauarga yang pernah mengalaminya. Risiko meningkat jika kedua orangtua dan saudara kandung pernah mendapatkannya.

Meskipun merupakan kejadian yang umum, kejang demam masih menjadi momok yang menakutkan bagi para orang tua. Kebanyakan orang tua khawatir anaknya akan meninggal atau mengalami kerusakan otak setelah mengalami kejang demam. Yang perlu dipahami adalah kejang demam sederhana tidak berbahaya dan mempunyai prognosis yang baik. Tidak ada bukti kuat yang membuktikan bahwa kejang demam sederhana menyebabkan kematian, kerusakan otak, epilepsi, penurunan IQ atau gangguan proses belajar anak. Kejang demam sederhana ditandai dengan kejang yang terjadi pada saat anak demam dengan lama kejang < 15 menit, kejang terjadi di seluruh tubuh (meliputi kedua belah lengan dan kaki) dan hanya terjadi sekali dalam satu periode demam

Kejang demam mungkin berulang (30 37% kasus). Risiko berulang meningkat bila anak mengalaminya pada umur < 1 tahun, ada riwayat keluarga dan terjadi pad suhu yang tidak terlalu tinggi. Kejang juga tidak berarti anak Anda memiliki epilepsi. Kejang epilepsi tidak disebabkan atau disertai oleh demam. Namun, kemungkinan epilepsi berkembang pada anak yang telah beberapa kali mengalami kejang demam memang sedikit lebih tinggi daripada yang tidak pernah mengalaminya. Peluang epilepsi berkembang pada anak yang pernah mengalami kejang demam adalah 2% sampai 7% dann lebih mungkin bila perkembangan anak sebelum kejang demam sudah abnormal, ada riwayat epilepsi di keluarga dan kejang demam kompleks.

Berikut adalah tips bagi orang tua saat menghadapi anak yang mengalami kejang demam: Selama kejang rebahkan anak di lantai atau matras yang lembut. Jangan rebahkan anak pada ranjang atau meja yang sempit sehingga berisiko jatuh. Singkirkan benda benda yang mungkin dapat melukai anak Longgarkan bila pakaian anak terlalu ketat, terutama di sekitar leher. Jika anak muntah atau mengumpulkan air liur di mulutnya, miringkan tubuh anak untuk mencegah tersedak. Hal ini juga penting dilakukan bila lidah anak telihat menghalangi pernafasan.

Jangan mencoba atau memaksa memasukkan apa pun ke dalam mulut anak karena justru dapat meningkatkan perlukaan (risiko merusak gigi dan cedera mulut lain). Jangan menahan anak untuk menghentikan gerakan kejang. Cobalah untuk tetap tenang. Kejang akan berhenti sendiri dalam beberapa menit. Fokuskan perhatian Anda untuk menurunkan demam (Masukkan acetaminophen / paracetamol suposituria melalui lubang anus anak, jangan memberikan obat dengan dengan sediaan yang harus diberikan secara oral serta kompres dengan air hangat, bukan dengan air dingin atau alkohol) Bila tersedia, masukkan diazepam supositoria melalui lubang anus anak untuk mengatasi kejang Setelah kejang berhenti dan anak sadar beri obat penurun panas dosis normal secara oral (melalui mulut). Pilih golongan acethaminophen (parasetamol) atau Ibuprofen. Hindari penggunaan asam asetil salisilat karena dapat menyebabkan efek samping yang fatal.

Setelah kejang berakhir dan anak Anda terjaga, langkah yang paling penting adalah mengidentifikasi penyebab demamnya. Hubungi dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan saran perawatan lebih lanjut. Hubungi dokter segera bila kejang berlangsung lebih dari 5 menit, terjadi lebih dari sekali di hari yang sama atau anak Anda terlihat lemah atau sakit setelah kejang berakhir.

Anda mungkin juga menyukai