Dalam bersandang
hikayat
mitologi Zeus
Yunani, dan
konsep
museum yang
diangkat dari nama seorang dewi dari sembilan dewi yang keturunan Maemosyne, memberikan inspirasi bagi para seniman. Museum berasal dari kata MOUSEION yang berarti tempat untuk Dewi Muse, yaitu suatu tempat bersejarah yang memberikan banyak inspirasi karena koleksi-koleksinya. Mungkin kesejarahan karena melalui hasrat untuk artefak mengabadikan tertentu yang yang jadi Pada beberapa
merupakan rumah penyimpanan barang-barang berharga peradaban. perkembangannya museum sebagai ruang pamer bagi orangorang kaya telah berubah fungsi menjadi suatu tempat rekreasi publik. Museum kini juga telah mengalami berbagai perubahan baik dari fungsi, kriteria maupun citra. 2.2 Definisi Museum Definisi sampai saat museum berdirinya terus ICOM mengalami perkembangan, Council of (International
Museum), suatu organisasi professional museum tingkat internasional memberikan definisi. Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak
Nim Nama
mencari
keuntungan,
melayani
masyarakat
dan
6
perkembangannya, mengumpulkan,
terbuka merawat,
untuk
umum,
yang dan
mengkomunikasikan
memamerkan, untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan dan kesenangan, bukti-bukti material manusia dan lingkunganya.
Beberapa pendapat ahli tentang definisi museum antara lain: AC. Parker. Sarjana Museologi dari Amerika
Serikat, menyatakan: museum dalam arti modern, adalah sebuah lembaga yang secara aktif melakukan tugasnya dalam hal menerangkan dunia manusia dan alamnya
SIR John Forsdyke, Direktur British Museum: museum adalah badan yang memelihara kenyataan, dengan perkataan lain, memamerkan kebenaran benda-benda, selama kebenarana itu bergantung bukti-bukti yang berupa benda
(ibid:19)
2.3
Fungsi dan Peran Museum Fungsi-fungsi museum adalah: Tempat pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya Tempat dokumentasi dan penelitian ilmiah Konservasi dan preservasi Penyebaran dan perataan informasi keilmuan untuk umum Pengenalan dan penghayatan kesenian Pengenalan kebudayaan antar daerah dan bangsa
7
Nim Nama
Visualisasi warisan alam dan budaya Cermin sejarah manusia, alam dan budaya Objek wisata
(Tjandrasasmita, 1976:13)
Peran Museum secara umum adalah: Menghindarkan bangsa dari kemiskinan kebudayaan Memajukan kesenian dan kerjinan rakyat Turut menyalurkan dan memperluas pengetahuan secara massal Memberikan kesempatan dan bantuan dalam penyelidikan masalah
(Amir Sutaarga, 1962:23 27)
2.4
Kriteria Perancangan a. Berdasaran Materi Koleksi 1. Museum Seni Berfungsi sebagai pengeloksian benda-benda yang dikumpulkan dan dipajang semata-mata karena nilai-nilai estetisnya dan untuk memberi kenikmatan bagi pengunjung dan meningkatkan nilai 2. apresiasi manusia terhadap hasil karya manusia lain. Museum Sejarah Materi yang dikoleksi dan dipamerkan adalah berdasarkan perkembangan sejarah 3. Museum Ilmu Pengetahuan Tujuan adalah untuk mengkomunikasikan pemikiran-pemikiran dalam ilmu pengetahuan, dalam bentuk tiga dimensi, menambah rasa ingin tahu pengunjung tentang ilmu pengetahuan dan
Nim Nama
penelitian-penelitian
Museum dalam bentuk Istana/Kuil Museum yang berasal dari Monumen Museum baru yaitu museum yang memang direncanakan dan dirancang sebagai museum.
Berdasarkan Cara Penyajian 1. Presentasi Estetis Materi koleksi biasanya benda-benda seni dengan konsep dasar penyajian adalah isolasi objek dari pengamat. 2. Presentasi Historis Biasanya pada museum sejarah, antropologi, etnologi dan arkeologi di mana tujuannya adalah untuk menghidupkan kebudayaan lampau. 3. Presentasi Ekologis Biasanya untuk museum yang memamerkan koleksi dalam bentuk natural science
d.
Berdasarkan Kawasan 1. Museum Nasional Merupoakan museum milik Negara, pengelolaannya dibawah lembaga nasional dan berhubungan dengan kepentingan nasional 2. Museum Daerah/Kota Merupakan museum yang dibatasi untuk suatu kawasan atau kota baik dari materi/pengelolaannya
e.
Nim Nama
Museum ini mengambil tempat pameran di alam terbuka dan hanya memanfaatkan bangunan untuk administrasi, service dan gedng penyimpanan. 2. Museum Anak-anak Museum ini berfungsi sebagai media pendidikan, di mana anak-anak diberi inisiatif ataupun motivasi untuk belajar. 2.5 Aspek Perancangan Ruang Pamer 1. Display Berfungsi sebagai tempat perletakan obyek dalam daerah pandang pengamat, pelindung benda pamer, tempat perletakan cahaya buatan dan pembatas ruang. Display dapat berupa: Dinding Panel, yang bermanfaat sebagai pendukung dengan fleksibilitas tinggi Penyangga Lemari
Gambar 2.1 Standard Jarak dan sudut pandang display (Neufert. Data Arsitek. Jilid 2. 250).
Nim Nama
10
2.
Sirkulasi dan pembagian ruang. Sirkulasi ruang pamer yang baik adalah sirkulasi yang dapat dicapai ke seluruh bagian ruang pamer dan dapat dibaca dengan jelas oleh pengunjung ploa sirkulasinya, penempatan pintu-pintu pada ruang pamer hendaknya memperhatikan efek Exit attraction. Pada gambar dapat dilihat rencana denah untuk penempatan pintu, dalam hubungan dengan penggunaan ruang dan alur sirkulasi
Gambar 2.2 Sirkulasi pembagian ruang (De Chiara, Time Saver Standards For Buildings Type ).
Keterangan a sampai d, penempatan pintu, denah display dan alur sirkulasi yang akan terjadi c 1, penempatan pintu dan pengaruhnya pada sirkulasi exit attraction diabaikan c 2, Exit attraction mendukung penjelajahan ruang c 3, Exit atrtaction meningkatkan ruang Exit attraction: penarikan perhatian pengunjung akan sesuatu dibalik pintu. penjelajahan
Nim Nama
11
Gambar 2.3 Sirkulasi pembagian ruang (De Chiara, Time Saver Standards For Buildings Type ).
Gambar 2.4 Alternatif lain pembagian ruang (Neufert. Data Arsitek. Jilid 2. 250).
3.
Pencahayaan a. Jenis pencahayaan Pencahayaan matahari, diatur alami, sifat yaitu pencahayaan adalah dapat penerangannya dan tidak
penyinaran merata dan matahari tidak dapat kekuatannya dipindahkan. Pencahyaan buatan, dari lampu yang dapat berfunsi selain sebagai penerang juga bisa menjadi elemen dekoratif. b. Aspek-apek pencahayaan yang perlu diperhatikan antara lain: Warna cahaya, dengan dasar warna, di mana masing-masing warna cahaya memberikan kesan yang berbeda pada pengamat Iluminasi dan tingkat penerangan Posisi pencahayaan, dengan pertimbangan
Posisi pencahayaan tergantung dari yang diberi penerangan Menentukan diperlukan jenis dan pencahayaan
obyek yang
kekuatannya
(intensitas)
disesuaikan dengan objek yang disorot Menentukan sudut yang tepat untuk posisi pencahayaan, agar tidak mengurangi keindahan obyek yang diberi cahaya Metoda pengunaan cahaya alami dari atas
Gambar 2.5 potongan melintang dan tampak atas untuk pencahayaan (De Chiara, Time Saver Standards For Buildings Type ).
Gambar 2.6 potongan melintang untuk arah pencahayaan (Neufert. Data Arsitek. Jilid 2. 250).
c.
Arah Pencahayaan Secara garis besar arah pencahayaan dibagi menjadi: dapat
Nim Nama
13
Pencahayaan ke bawah (downlight). Arah pencahayaan datang dari atas dan menyinari obyek yang ada di bawahnya, sifat pencahayaannya merata.
Pencahayaan ke atas (Uplight) Arah cahaya dari bawah ke atas, di mana posisi lampu dihadapkan ke atas, efek yang ditimbulkan yaitu kesan megah dan memunculkan dimensi
Pencahayaan dari belakang (Backlight) Cahaya berasal dari belakang obyek, kesan yang akan muncul yaitu membuat bentuk obyek lebih jelas terlihat, memberi aksentuasi pada obyek
Pencahayaan samping (Sidelight) Arah cahaya dari samping untuk memberikan penekanan pada elemen-elemen dari obyek tertentu yang menjadi aksen
Pencahayaan dari depan (Frontlight) Cahaya datang dari depan obyek, memberi kesan natural dan apa adanya.
Nim Nama
14