Anda di halaman 1dari 26

39

A. Objektif
1. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik
2. Menganalisis rangkaian listrik arus searah
3. Menganalisis rangkaian listrik arus bolak-balik
4. Menganalisis rangkaian kemagnetan

B. Uraian Materi
1. Dasar Listrik Arus Bolak Balik (AC)
a. Tegangan dan Arus Listrik Bolak-Balik
Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus
listrik dimana besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik.
Berbeda dengan arus searah dimana arah arus yang mengalir tidak
berubah-ubah dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-
balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida, karena ini yang
memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Suatu bentuk
gelombang tegangan listrik olak-balik dapat digambarkan seperti pada
gambar 1 di bawah ini.

Gambar 33. Bentuk Gelombang Tegangan Listrik Bolak-Balik.

2
Menganalisis Rangkaian
Listrik

40


Pesamaan tegangan sesaat
t V t
T
V ft V v
m m m
e
t
t sin
2
sin 2 sin =
|
.
|

\
|
= =
Dimana
v = Tegangan sesaat
V
m
= Tegangan Maksimum
] = Frekuensi = 1/t (Hz)
T = Periode = waktu untuk satu gelombang
e = kecepatan sudut = 2t] = 2t/T = radian perdetik.

Frekuensi dalam listrik AC merupakan banyaknya gelombang yang
terjadi dalam satu detik. Jika waktu yang diperlukan oleh satu gelombang
disebut periode (T) maka.
T
f
1
= atau
f
T
1
=
jika generator mempunyai P kutub dan berputar sebanyak N kali
dalam satu menit, maka frekuensi mempunyi persamaan
120
PN
f =
P = Jumlah kutub generator
N = Jumlah putaran permenit (rpm).

b. Sudut Fase dan Beda Fase
Dalam rangkaian listrik arus bolak-balik sudut fase dan beda fase
akan memberikan informasi tentang tegangan dan arus. Sedangkan beda
fase antara tegangan dan arus pada listrik arus bolak-balik memberikan
informasi tentang sifat beban dan penyerapan daya atau energi listrik.
Dengan mengetahui beda fase antara tegangan dan arus dapat diketaui sifat
beban apakah resistif, induktif atau kapasitif.

41


c. Tegangan Efektif dan Arus Efektif
Tegangan listrik arus bolak balik yang diukur dengan multimeter
menunjukan nilai tegangan efektif. Nilai tegangan dan arus efektif pada
arus bolak balik menunjukan gejala yang sama seperti panas yang timbul
jika dilewati arus searah :
2
Maksimum Tegangan
Efektif = Tegangan
= 0.707 Tegangan Maksimum
Ief
=
2
mak I

= 0.707 Imax

d. Respon Elemen
1) Resistor dalam arus bolak balik.
Rangkaian yang terdiri dari sebuah sumber tegangan bolak
baliik dan sebuah resistor seperti Gambar 2 di bawah











Gambar 34. Rangkaian R, Bentuk Phasor, dan
Bentuk Gelombang Pada AC


V = V
m
Sin et
i = I
m
Sin et
V
R

I
R

V = V
m
Sin et
~
R
42


Persamaan tegangan sumber
V(t) = Vm Sin et
Persamaan tegangan pada Resistor R
v = i R
v = tegangan sesaat
i = arus sesaat
R = resistansi

Sehingga i =
R
t e Sin Vm

i = Im Sin et
Pada beban resistor murni tegangan dan arus mempunyai fasa sama
(sefase).

Daya sesaat ( p )
P = vi = Vm Sin et .I
m
Sin et = Vm Im Sin
2
et
= ) t 2 Cos - 1 (
2
Im Vm
e
=
2
t 2 Cos Im Vm
-
2
Im Vm e

Untuk satu gelombang nilai rata rata
0 t 2 Cos
2
Im Vm
= e
Sehingga daya
P =
2
Im
x
2
Vm
2
Im Vm
=
P = V I watt
V = Tegangan Efektif
I = Arus Efektif

2) Induktor murni dalam arus bolak balik
43


Bila tegangan bolak balik dipasang pada induktor murni
seperti, maka induktor menghasilkan ggl yang melawan sumber yang
besarnya

V = L
dt
di



L



Gambar 35. Rangkaian L dan Bentuk Pashor Pada AC.

Tegangan Sumber
v = V
m
Sin et
sehingga:
V
m
Sin et = L
dt
di

)
2
t ( Sin
L
Vm
i
) t Cos (
L
Vm
i
t Sin
L
Vm
i
dt t Sin
L
Vm
di
t
e
e
=
e
e
=
e =
e =
}

Arus sesaat ( i ) maksimum I
m
=
L
Vm
e
jika )
2
- t ( Sin
t
e mempunyai
nilai 1maka persamaan arus pada Induktor menjadi
I = I
m
)
2
- t ( Sin
t
e
V
L


I
L

~
v = V
m
Sin et

44


Arus ketinggalan dengan sudut
2
t
atau 90
o
.
Daya Sesaat:
Bentuk gelombang tegangan dan arus pada induktor dapat
dilihat dalam Gambar 4 berikut ini.









Gambar 36. Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus Pada Induktor
P = vi
= Vm Im Sin et )
2
- t ( Sin
t
e
p = daya sesaat
Daya Untuk seluruh siklus
P = - 0 dt t 2 Sin
2
Im Vm
2
0
= e
}
t

Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa induktor murni
tidak menyerap daya listrik hanya menyimpan energi listrik sesaat
dalam jumlah terbatas.

3) Kapasitor dalam arus bolak balik
Rangkaian yang terdiri dari sebuah sumber tegangan bolak
baliik dan sebuah kapasitor seperti Gambar 5 di bawah.


V = Vm Sin et
I = Im
45


I
C




V
C



Gambar 37. Rangkaian C dan Bentuk Phasor Pada AC
Tegangan sumber mempunyai persamaan
v = V
m
t Sine

Muatan pada kapasitor
q = Cv
q = Muatan pada plat kapasitor
C = Kapasitansi kapasitor
V = Beda potensial/tegangan
Persamaan Arus

)
2
t ( Sin Im i
)
2
t ( Sin
C 1/
Vm

t Cos Vm C
dt
t sin dCvVm

dt
dCv
dt
dq
i
t
+ e =
t
+ e
e
=
e e =
e
=
= =

Dari persamaan tersebut terlihat bahwa arus mendahului
tegangan dengan sudut
2
t
atau 90
0

Daya:
Daya sesaat pada kapasitor ( p )
P = vi
i
~
v = V
m

46


= V
m
t Sine )
2
t ( Sin Im
t
+ e
= V
m
I
m
t Sine 2 , 158
400
Z
V
fase
fase
=

=
2
1
V
m
I
m
t Sine
daya untuk seluruh siklus
P =
2
1
V
m
I
m
0 dt t 2 Sin
2
0
= e
}
t

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa kapasitor tidak
menyerap daya listrik
Karakteristik tegangan dan arus dari ketiga elemen pasif
tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut .

Tabel 1. Karakteristik tegangan dan arus R, L, dan C

Elemen Sudut fasa arus
Dan tegangan
Diagram

Impedansi

R




L



C

Sefasa (sama fasa)




Arus tertinggal 90
0
atau
t


Arus mendahului
tegangan 90
0
atau t










R




X
L
= eL = 2t



XC =
t
=
e 2
1
C
1



t
2
i
t
2
v
47


2. Rangkaian Seri Arus Bolak Balik Beban Resistor dan Induktor
Sebuah resistor R ohm dan Induktor L henry diseri dan
dihubungkan dengan sebuah sumber tegangan arus bolak balik seperti
Gambar 6 di bawah ini.

B




O A

Gambar 38. Rangkaian Dengan Beban R dan L

Drop tegangan seperti terlihat pada A OAB . Drop tegangan pada R
= V
R
digambarkan oleh vektor OA, dan drop tegangan pada L = V
L

digambarkan oleh vektor AB. Tegangan Sumber V merupakan jumlah
secara vektor dari V
R
dan V
L
2
L
2
2
L
2 2
L
2
2
L
2
R
X R
V
I
X R I ) IX ( ) IR ( V
V V V
+
=
+ = + =
+ =

Besaran
2
L
2
X R + disebut impedansi ( Z ) dari rangkaian, yaitu :
Z
2
= R
2
+ X
L
2
Dari gambar di atas terlihat bahwa arus ketinggalan terhadap
teganagn dengan sudut C adalah :
tgC =
si tan resis
si tan reak
R
L
R
X
L
=
e
=


~
V
R
V
L
48


a. Daya (P):
Daya rata-rata yang diserap rangkaian RL merupakan hasil kali V
dengan komponen I yang searah V
P = V I Cos C
Cos C disebut faktor daya rangkaian
Daya = Volt Ampere (VA) x Faktor Daya
Watt = VA x Cos C
Jika daya dala kilowatt maka
KW = K VA x Cos C
P = VI Cos C = VI x (R/Z)
= V/2 x I x P
= I
2
R
P = I
2
R watt
b. FAKTOR DAYA (Pf = Power Faktor)
Faktor daya dapat dirumuskan
1) Kosinus beda fase antara arus dan tegangan.
2)
Z
R
impedansi
resistansi
=
3)
kVA
kW
VA
W
Ampere . Volt
watt
= =
Sehingga
Pf = Cos C =
kVA
kW
VA
W
Z
R
= =
Jika digambarkan dengan segitiga daya seperti ditunjukkan oleh
Gambar 9 berikut ini.

Gambar 39. Segitiga Daya
49


Hubungan ke tiga jenis daya adalah sebagai berikut :
S
2
= P
2
+ Q
2

kVA
2
= kW
2
+ k VAR
2

kW = kVA Cos C
kVAR =k VA Sin C

c. Beban Resistor dan Kapasitor
Sebuah resistor R dan kapasitor C dihubungkan seri dan diberi
tegangan bolak-balik, seperti ditunjukkan oleh gambar 10.
R C






V






Gambar 40. Rangkaian RC Seri dan Diagram Phasornya.

V
R
= I R = drop tegangan pada R (fasa sama dengan nol).
VC = I XC= drop tegangan pada C (ketinggalan terhadap I dengan
sudut t/2)
X
C
= reaktansi kapasitif (diberi tanda negatif) karena arah V
C

pada sudut negatif Y
~
Z
X
C

R

I
V
R

V
C

I

V
R

I
V
50


2
C
2
2
C
2 2
C
2
2
C
2
R
X R
V
I
X R I ) IX ( (IR) V
V V V
+
=
+ = + =
+ =

Z
2
= R
2
+ X
C
2
disebut impedensi rangkaian.
Dari gambar di atas terlihat bahwa I mendahului V dengan sudut
di mana
tg =
R
X -
C


Jika tegangan sumber dinyatakan dengan
V = Vm t Sine
Maka arus dalam rangkaian R C seri dapat dinyatakan dengan
I = Im sin (et + )

d. Beban R L C Seri
Sebuah rangkaian seri R-L-C diberi tegangan V seperti Gambar 11di
bawah ini.






Gambar 41. Gambar R-L-C Seri

VR = I R = drop tegangan pada R sefasa dengan arus I
VL = I XL = drop tegangan pada L mendahului I dengan sudut 90
VC = I XC = drop tegangan pada C ketinggalan dengan sudut 90
V = tegangan sumber yang merupakan jumlah secara vektor
~
I
V
R

V
C

I
I
V
C

51


dari VR, VL dan VC, seperti terlihat dalam Gambar 12 berikut ini.
Perhatikan gambar 12 berikut ini.









Gambar 42. Diagram Phasor Tegangan

V =
2
C L R
) V (V V +
Z =
2
C L
2
) X (X R +
=
2 2
X R +
Beda fasa antara tegangan dan arus :
Tg =
R
X
R
) X - (X
C L
=

Sedangkan faktor daya :
Cos =
2
C L
2
) X (X R
R
Z
R
+
=
Jika sumber tegangan diberikan
V = Vm t Sine
Sehingga arus mempunyai persamaan :
I = Im sin (et )
Tanda negatif bila arus ketinggalan terhadap tegangan, X
L
> X
C

atau beban bersifat induktif.
X
L
X
C
V
L
V
C

V
R

-V
C

V Z
R
X
C

52


TSaudara positif bila arus mendahului tegangan, X
L
< X
C
atau
beban bersifat kapasitif.

e. Resonansi RLC Seri.
Resonansi pada rangkaian RLC seri terjadi jika besarnya reaktansi
sama dengan nol. Hal ini terjadi bila nilai X
L
= X
C
. Frekuensi saat
terjadinya resonansi disebut fo, maka :
XL = XC
2tfoL =
foC 2
1
t


fo =
LC 2
1
t


f. Faktor Kualitas 0
Faktor kualitas dalam rangkaian seri RLC adalah tegangan
magnetisasi saat rangkaian berresonansi.
Pada saat resonansi, besarnya arus maksimum :
I
m
=
R
V

Nilai Tegangan pada induktor atau kapasitor = I
m
X
L

Nilai Tegangan sumber adalah V = I
m
R
Jadi tegangan magnetisasi dinyatakan sebagai berikut :
R
foL 2
R
X
R I
X I
L
m
L m
t
= =
Faktor kualitas
0 =
R
foL 2 t
di mana fo =
LC 2
1
t

Sehingga
0 = )
C
L
(
R
1

53



Faktor kualitas juga dapat didefinisikan dalam bentuk :
0 = 2t
perioda 1 dalam diserap yang energi
disimpan yang maksimal energi

Sedangkan lebar band :
| =
0
0
0
e


3. Rangkaian Paralalel Arus Bolak Balik
Dalam rangkaian arus bolak-balik apabila beban dihubungkan paralel
maka untuk menganalisis rangkaian tersebut dapat diselesaikan dengan
beberapa cara, antara lain :
a. Metode Vektor.
Misalkan rangkaian yang terhubung paralel terdiri dari dua cabang
seperti ditunjukkan pada gambar 15 di bawah ini







Gambar 43. Rangkaian AC dengan Beban Terhubung Paralel.

Dari cabang A diperoleh persamaan sebagai berikut :
Z
1
=
2
L
2
X R +
I
1
=
2
L
2
1 X R
V
Z
V
+
=
Cos C1 =
1
1
Z
R
atau C1 = Cos
1
(
1
1
Z
R
)

A
C
B
I
2
R
2

54


Dari cabang B diperoleh persamaan :
Z
2
=
2
L
2
X R +
I
2
=
2
C
2
2 X R
V
Z
V
+
=
Cos C1 =
2
2
Z
R
atau C1 = Cos
1
(
2
2
Z
R
)
Pada cabang A vektor arus tertinggal terhadap tegangan dengan sudut
C1. Sedang pada cabang B vektor arus mendahului tegangan dengan sudut
C2 dan arus I merupakan jumlah vektor dari I
1
dan dapat dijelaskan dengan
menggunakan gambar 16 berikut ini.





Gambar 44. Gambar Vektor Rangkaian RLC Paralel.

Vektor arus I
1
dan I
2
mempunyai komponen ke sumber X (komponen
aktif) dan komponen ke sumber Y (komponen reaktif).
Jumlah komponen aktif arus I
1
dan I
2 =
I
1
Cos C1 + I
2
Cos C2
Jumlah komponen reaktif = I
2
Sin C2 I
1
Sin C1
Sehingga besarnya arus total I dinyatakan dengan persamaan;
I =
2
1 2
2
2 2 1
) 1 Sin I 2 Sin I ( ) Cos I 1 Cos I ( u u + u + u
Sedangkan sudut fase antara vektor tegangan V dan arus I dinyatakan dalam
bentuk persamaan;
2 2 1
1 2 1
Cos I 1 Cos I
1 Sin I 2 Sin I
tg
u + u
u u
= u





I
2

C2
C1
I
1

V
55


b. Metode Admitansi.
Model rangkaian seperti gambar 17 dapat dianalisis dengan metode
admintansi sebagai berikut;







Gambar 45. Rangkaian dengan Beban Paralel.
Z
1
=
2
L
2
1
X R + Y
1
=
1
Z
1
=
2
1
2
1
) b ( g +
Z
2
=
2
2 L
2
2
X R + Y
1
=
2 Z
1
=
2
2
2
2
) b ( g +
Z
3
=
2
C
2
X R + Y
1
=
3 Z
1
1
=
2
3
2
3
) b ( g +
Y = Y
1
+ Y
2
+ Y
3

Z =
Y
1


c. Resonansi Pada Rangkaian Paralel
Jika rangkaian paralel dihubungkan dengan sumber tegangan yang
frekuensinya berubah-ubah, maka pada frekuensi tertentu komponen arus
reaktif jumlahnya akan nol. Pada kondisi ini rangkaian disebut beresonansi.
Perhatikan Gambar 18 berikut ini.





C
R
1

R
2

L
1

L
2


R
3

56


















Gambar 46. Rangkaian RLC Paralel dan Diagram Phasor.

Rangkaian beresonansi saat I
C
- I
L
Sin C = 0
I
L
Sin C = I
C
I
L
=
Z
V
Sin C
=
Z
X
L

I
C
=
C
X
V

Z
V
x
Z
X
L
=
C
X
V
atau X
L
x X
C
= Z
2

X
L
= eL dan Xc =
C
1
e
maka
C
L
e
e
= Z
2


R
C
I
C

L I
I
C
1
I
C
I
2
SinC
1

I
L
V

I
L
Cos C
1
C
1
Z

R

X

57


C
L
= R
2
+ X
L
2

= R
2
+ (2tf
0
L)
2
2tf
0
=
2
2
L
R
LC
1
sehingga f
0
=
t 2
1
2
2
L
R
LC
1

Jika R diabaikan maka freakuensi resonansi menjadi
f =
t
=
e 2
1
C
1
sama seperti Resonansi Seri.

4. Rangkaian Tiga Fasa
a. Tegangan dan Arus pada Hubungan Bintang ( Y )
Tegangan sistem tiga fase hubungan bintang terdiri dari empat
terminal salah satunya titik nol. Urutan fase ada yang menyebut RST , a b c ,
atau fase I , II , III. Dalam hubungan bintang sumber tegangan tiga fase
ditunjukkan oleh Gambar 20 di bawah ini.








Gambar 47. Diagram Phasor Sambungan Bintang

Sedangkan V
RS
= V
R
- V
S

V
ST
= V
S
- V
T

V
TR
= V
T
- V
R

Disebut dengan tegangan line ( v
l
)
V
L
= V
fase
x 3
Berdasarkan gambar phasor di atas

V
R

V
TR

V
T

V
S

V
ST

V
RS

N
58


0
L ST
0
L TR
0
L RS
900 V V
150 V V
30 V V
Z =
Z =
Z =

Jika sumber tiga fase hubungan bintang dihubungkan dengan beban
seimbang, sambungan bintang dapat digamabarkan sebagai berikut ( Gambar
21).








Gambar 48. Hubungan Bintang dengan Beban Seimbang

Pada Hubungan Y Y
V
L
= V
f
x 3 I = I
f

Pada beban seimbang I
R
+ I
S
+ I
T
= I
N
= 0
Daya total
L f
L
f
f f
I I
3
V
V
cos I V X 3 P
= =
| =

sehingga P = | cos V 3
L L
V

b. Arus dan Tegangan pada Sambungan Segitiga ( )
Sambungan segitiga dapat ditunjukkan oleh gambar 22 di bawah.



I
R
I
N
I
S
I
T
R

N

S

T

59










Gambar 49. Sambungan Segitiga.

Pada sambungan segitiga
Tegangan line = tegangan fase

V
L
= V
f

Arus line = 3 arus fase
I
L
= 3 I
f

Jika beban seimbang besar arus line akan sama
I
1
= I
2
=I
3
=I
L

tetapi sudut fase berbeda 120
0
listrik.

c. Daya pada sambungan segitiga
Daya setiap fase

| = cos I V P
f f f

Daya total

| =
= =
| =
cos I V 3 P
maka
3
I
I V V karena
cos I V x 3 P
f f
L
f L f
f f


I
1
= I
R
- I
S
I
3
= I
T
I
R
I
2
= I
S
I
T
I
T
I
R
I
S
60


LATIHAN

1. Hitunglah banyak putaran generator setiap detik bila diketahui sebuah
pembangkit listrik tenaga air ( PLTA ) mempunyai generator dengan 20
kutub, untuk menghasilkan frekuensi 50 Hz !
2. Hitunglah penunjukan voltmeter dari suatu tegangan bolak balik
gelombang sinus yang menunjukan 200 volt puncak - puncak jika dilihat
CRO !
3. Hitunglah arus yang mengalir pada lampu dan tahanan lampu bila lampu
pijar 220 230 volt, 100 watt dipasang pada tegangan 225 volt. !
4. Sebuah kompor listrik 225 volt, 900 watt mempunyai elemen pemanas 5
m. hitunglah arus dan tahanan elemen. Jika elemen pemanas putus,
kemudian disambung sehingga panjangnya menjadi 4,8 m. hitunglah besar
tahanan, arus dan daya kompor yang dipasang pada tegangan 225 volt !
5. Hitunglah arus dan daya yang diserap oleh kapasitor, jika dua buah
kapasitor 60 F dan 40 F diseri dan dipasang pada tegangan 220 V, 50
HZ !.
6. Sebuah kumparan mempunyai resistansi 80 O dan induktor 0,192 H
dipasang pada tegagan 225 V, 50 H. Hitunglah :
a. Arus yang mengalir
b. Faktor daya
c. Daya aktif, reaktif dan daya semu.
7. Sebuah rangkaian seri jika dihubungkan dengan tegangan 100 V DC
menyerap daya 500 W jika dihubungkan dengan 100 V AC, 50 Hz
menyerap daya 200 watt. Hitung besar resistensi dan induktansi.
8. Sebuah kapasitor 10 F diseri dengan resistor 120 O dan dipasang pada
tegangan 100 V, 50 Hz.
Hitunglah :
a. Arus
b. Beda fasa antara arus dan tegangan.
c. Daya yang diserap
61


9. Hitunglah besar R dan C dari suatu rangkaian seri R c yang dihubungkan
dengan tegangan 125 V, 60 Hz. Arus yang mengalir 2,2 A dan daya yang
diserap 96,8 watt !
10. Hitunglah besar C agar lampu pijar 750 watt,100 V mendapat tegangan
yang sesuai, bila lampu tersebut digunakan pada tegangan 230 V, 60 Hz
diseri dengan kapasitor. !
11. Hitunglah kapasitansi kapasitor, induktansi, dan resistansi, jika diketahui
sebuah resistor, kapasitor dan induktor variabel diseri dan dihubungkan
dengan sumber tegangan 200 V, 50 Hz. Arus maksimum 314 mA dan
tegangan pada kapasitor 300 V !
12. Sebuah kumparan mempunyai resistansi 8 O dan induktansi 0,0191 H
diparalel dengan kapasitor 398 F dan resistansi 6 O serta dihubungkan
dengan tegangan 200 V, 50 Hz.









Hitunglah:
a. Arus masing-masing cabang.
b. Daya masing-masing cabang
c. Arus total
d. Sudut fase antara arus dan tegangan





1,8 O
398 F
200 V, 50 Hz
6 O
0,019 H
62


13. Hitunglah arus total dan faktor daya dari rangkaian di bawah ini !








14. Hitunglah frekuensi resonansi dari sebuah induktor yang mempunyai
induktansi 0,25 H dan resistansi 50 ohm dan di paralel dengan kapasitor 4
F?
15. Bagaimanakah hubungan antara tegangan phasa dengan tegangan line dari
data yang diperoleh ?
16. Bagaimanakah hubungan antara arus phasa dengan arus line untuk
percobaan di atas ?
17. Sumber tegangan tiga fase hubungan bintang dengan tegangan line 400 V
dihubungkan dengan beban seimbang sambungan bintang yang setiap fase
terdiri dari R = 40 O dan X
L
= 30 O.
Hitunglah :
a. Arus line
b. Total daya yang diserap
18. Tiga buah kumparan yang sama masingmasing mempunyai resistansi 20
O dan indukatansi 5 H
a. Hitunglah arus dan daya yang diserap jika kumparan disambung
bintang dan dihubungkan dengan tegangan tiga fase dengan tegangan
line 400 V, 50 Hz. !
b. Hitunglah arus dan daya yang diserap jika kumparan disambung
segitiga.
c.


3 O
6 O
100 V
8 O
4 O
63


19. Suatu sumber tegangan mempunyai persamaan sebagai berikut v =
311 sin 314 t. jika sumber tegangan tersebut diukur dengan multimeter,
berapa besar tegangan yang ditunjukkan multimeter ?
20. Hitunglah arus dari sumber tegangan v = 311 sin 314 t yang dihubungkan
dengan tahanan 100 ohm serta tentukan beda fase antara arus dan
tegangan.
21. Hitunglah arus yang mengalir dan beda fase antara arus dengan tegangan
dari sumber tegangan v = 311 sin 314 t yang dihubungkan dengan
kapasitor 3,25 F !
22. Sebuah sumber tegangan v = 100 sin 314 t diberi beban kapasitor, arus
yang mengalir 0,4 ampere, hitunglah kapasitansi dari kapasitor !
23. Sebuah kumparan mempunyai resistansi 10 ohm dan induktansi 0,125 H.
Jika kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan 220 V, 25 Hz.
Hitunglah impedansi, arus yang mengalir, dan daya yang diserap serta
faktor daya !
24. Hitunglah resistansi dan induktansi sebuah kumparan yang dihubungkan
dengan tegangan 250 v, 50 Hz dan mengalirkan arus 10 A serta faktor
daya 0,8 !
25. Sebuah rangkaian seri terdiri dari R = 10 Ohm, L == 100mH/t, C = 500
F/t. Hitunglah
a. Arus yang megalir jika diberi tegangan 100 V, 50 Hz.
b. Faktor daya rangkaian.
c. Frekuensi yang menghasilkan resonansi.
26. Rangkaian seri terdiri dari R = 15 ohm, L = 4 H dan C = 25F.
Dihubungkan dengan tegangan 230 V. Hitunglah!
a. Frekuensi resonansi
b. Arus pada saat resonansi




64


27. Hitunglah arus total dan faktor daya dari rangkaian di bawah ini !










28. Sebuah sumber tiga fase yang mempunyai tegangan 400 V dihubungkan
dengan beban tiga fase hubungan bintang yang tiap fase terdiri dari R =
4O dan X
L
= 3 O. Hitunglah arus jaringan dan daya yang diserap !



DAFTAR PUSTAKA

Edminister, Joseph A, Ir Soket Pakpahan, Teori dan soal-soal Rangkaian Listrik,
Erlangga, Jakarta, 1988.

Hayat, William H, Kemmerly, Jack E, Pantur Silaban PhD, Rangkaian Listrik jilid
I, Erlangga, Jakarta 1982.

Hayat, William H, Kemmerly, Jack E, Pantur Silaban PhD, Rangkaian Listrik jilid
II, Erlangga, Jakarta 1982.

Theraja, Fundamental of Electrical Enginering and Electronics, S Chand & Co
(PUT) LTD, New Delhi, 1976.

5 O
8 O
200 V, 50 Hz
6 O
2 O

Anda mungkin juga menyukai