Berat Molekul : 32,04 gr/ml Titik Leleh Titik Didih Density Kemurnian Bentuk : - 97,80 C : 64.70 C : 0,788 pada 200 C : 99, 8 % : Cair
Limit Beracun : 200ppm Limit Ledakan : 6.0 vol% in air ( Lower ) 36.5 vol% in air (Upper )
2.
Udara Oksigen (O2) - Berat Molekul : 32 gr/ml Density : 1,429 gr/ml : - 218,80 C : -1830 C : High Purity : 99.5%O2, 0.5%Ar : low Purity : 90-95% O2, 4-5% Ar - Titik Leleh - Titik Didih - Grade
Nitrogen (N2) Berat Molekul : 28.02 gr/ml Titik Leleh Titik Didih Grade : - 2100 C : -195.800 C : High Purity : 9
: Metanal
Berat Molekul : 30,03 gr/ml Density Titik Didih Titik Leleh : 0,815 pada 200C : -19,300 C : -1180 C
Penampilan Gas : Tidak bewarna Bahaya Utama: Mudah terbakar (Toksik) Limit Ledakan : Terendah 7% dan tertinngi 73% volume di udara Limit Beracun : 10 ppm KelarutaN : Larut dalam air, alkohol dan pelarut pelarut polar. Sedikit
larut dalam Ester, Klorofom dan hidrokarbon. 2. KLASIFIKASI PROSES Oksidasi metana (LPG) untuk menghasilkan co produk hidrokarbon oksigen dimana formaldehid dipisah walau agak sulit. Oksidasi katalitik dehidrogenasi dari metanol Dari kedua klasifikasi diatas, yang akan dibahas dalam makalah ini adalah proses Oksidasi katalitik dehidrogenasi dari metanol.
3.
DATA KUANTITATIF Untuk memproduksi Formaldehide, di perlukan bahan sebagai berikut : Bahan baku Udara : Methanol (100% purity) Berat molekul = 1760 Nm3 = 1,04 ton = 32,04 ton/tmol
4.
REAKSI KIMIA Dalam proses pembuatan Formaldehid dengan cara Oksidasi Dehidrogenasi dari Metana terjadi tiga reaksi yaitu : o Reaksi Oksidasi CH3OH + O2 o Reaksi Pyrolisis CH3OH HCOH + H2 H = + 19,8 kcal HCOH + H2O H = -37 kcal
o Reaksi samping dan Pembakaran Sempurna CH3OH + 3/4 O2 5. URAIAN PROSES Bahan baku yang berupa methanol dan oksigen dari udara dimasukkan kedalam methanol evaporator. Namun sebelum dimasukkan kedalam methanol evaporator, oksigen dari udara diatur dulu tekanannya dengan kompresor, hingga mencapai 0,2 atm, setelah itu dipanaskan di HE 2, lalu dimasukkan kedalam methanol evaporator. Didalam methanol evaporator terjadi reaksi oksidasi antara methanol dengan oksigen dari udara, sehingga menghasilkan material yang berupa CH3OH, HCOH dan H2O. CH3OH + O2 HCOH + H2O Dengan laju yang sama, material yang dihasilkan dari methanol evaporator di alirkan kedalam katalik reaktor yang sebelumnya telah dipanaskan di HE 1, didalam katalik reaktor ditambahkan katalis berupa serbuk tembaga atau perak dengan tujuan untuk mempercepat reaksi, reaksi yang terjadi didalam katalik reaktor adalah reaksi oksidasi, pyrolisis dan reaksi samping dan pembakaran sempurna, sehingga menghasilkan material yang berupa CH3OH, HCOH, CO2, H2 dan H2O. CO2+ 2H2O H = -62 kcal
Material yang dihasilkan dari katalik reactor dialirkan ke HE 1 untuk dipanaskan, setelah sipanaskan dialirkan ke HE 2 untuk didinginkan, setelah material dingin, material tersebut dialirkan ke light end stripper dan akan di serap oleh air ke scrubber bagian atas untuk memisahkan gas sisa dari produk. Setelah dipisahkan material yang berupa methanol dan formaldehid dialirkan dari bagian bawah menuju ke alcohol stripper yaitu untuk memisahkan methanol sisa reaksi yang masih bercampur dengan produk. Pada bagian bawah alcohol stripper akan menghasilkan larutan formaldehid dengan konsentrasi 37% dan dari bagian atas alcohol stripper akan menghasilkan methanol yang akan direcycle kembali ke methanol evaporator.
6.
sebagai berikut : 1. Methanol Evaporator Alat ini dipergunakan untuk menguapkan Metanol menjadi fase gas. 2. Catalytik reaktor Alat ini dipergunakan sebagai tempat terjadinya reaksi kimia dengan penambahan katalis. 3. Kondeser Alat ini digunakan untuk pendinginan dimana terjadi perubahan fase dari gas menjadi cair. 4. Scrubber Alat ini dipergunakan sebagai tempat terjadinya penyerapan zat zat yang tidak diinginkan dengan media air yang di sebut water scrubber. 5. Stripper
Alat ini dipergunakan sebagai tempat terjadinya pemisahan campuran zat kimia menjadi fase fasenya dengan pemanas. 7. Kegunaan Produk Dalam kehidupan sehari hari Sebagai disinfektan dan bahan pengawet. Sebagai Desinfektan, Untuk membersihkan lantai, kapal , gudang, dan pakaian Sebagai pengawet dalam vaksinasi. Untuk mengeringkan kulit, misalnya pada proses pengangkatan kutil. proses pembalseman untuk mematikan bakeri Untuk mengawetkan bangkai dalam sementara waktu.
Dalam dunia Industri Dalam dunia indusrti, kebanyakan formaldehid dipakai dalam produksi polimer dan rupa- rupa bahan kimia. Jika di campurkan dengan urea, Fenol, atau melamin maka akan di hasilkan resin dengan termoset yang tinggi. Resin ini di pakai untuk lem permanent, seperti yang sering di pakai pada kayu lapis / tripleks atau karpet. Selain itu busanya dapat di pakai sebagai insulasi. Biasanya produksi dari Formaldehid menghabiskan lebih dari setengah dari produksi formaldehid. Dalam proses sintesa bahan bahan kimia, formaldehid biasanya di pakai untuk produksi alkohol polifungsional seperti pentaeritritol yang di pakai untuk membuat cat bahan peledak. Kegunaan Lain Formaldehid juga dapat di manfaatkan untuk keperluan : lainnya Pencegah korosi untuk sumur minyak Bahan untuk pembuatan produk parfum Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea Pengawet mayat Pembasmi lalat dan serangga penganggu
pengeras kuku pewarna, cermin, kaca dunia fotografi. 8. DAFTAR PUSTAKA www.wikipedia.com www.google.com
Bahan pengawet produk kosmetika dan Bahan pembuatan sutera sintetis, zat Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalm
LAMPIRAN
Formaldehida Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Formaldehida
Nama Sistematis Nama lain Identifikasi Nomor CAS Nomor RTECS SMILES Sifat Rumus
Metanal formol, aldehida, metilena [50-00-0] LP8925000 C=O CH2O metil oksida
molekul Massa molar Penampilan Densitas Titik leleh Titik didih Kelarutan dalam air Struktur Bentuk molekul Bahaya Bahaya utama Titik nyala Aldehida terkait Senyawa terkait beracun, terbakar -53 C asetaldehida benzaldehida keton asam karboksilat mudah trigonal planar 30,03gmol1 gas tak berwarna 1kgm3, gas -117C (156K) -19,3C (253,9K) > 100g/100 ml (20 C)
Senyawa terkait
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku pada temperatur dan tekanan standar (25 C, 100 kPa) Sangkalan dan referensi
Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal), merupakan aldehida berbentuknya gas dengan rumus kimia H2CO. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon. Terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.
Sifat Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang 'formalin' atau 'formol' ). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO. Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persen metanol untuk membatasi polimerisasinya. Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%. Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida merupakan elektrofil, bisa dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dan sanyawa aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena. Dalam keberadaan katalis basa, formaldehida bisa mengalami reaksi Cannizzaro, menghasilkan asam format dan metanol. Formaldehida bisa membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksana atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin. Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan udara.
Produksi Secara industri, formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik metanol. Katalis yang paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum serta vanadium. Dalam sistem oksida besi yang lebih sering dipakai (proses Formox), reaksi metanol dan oksigen terjadi pada 250 C dan menghasilkan formaldehida, berdasarkan persamaan kimia 2 CH3OH + O2 2 H2CO + 2 H2O. Katalis yang menggunakan perak biasanya dijalankan dalam temperatur yang lebih tinggi, kira-kira 650 C. dalam keadaan ini, akan ada dua reaksi kimia sekaligus yang menghasilkan formaldehida: satu seperti yang di atas, sedangkan satu lagi adalah reaksi dehidrogenasi CH3OH H2CO + H2. Bila formaldehida ini dioksidasi kembali, akan menghasilkan asam format yang sering ada dalam larutan formaldehida dalam kadar ppm. Di dalam skala yang lebih kecil, formalin bisa juga dihasilkan dari konversi etanol, yang secara komersial tidak menguntungkan.
Kegunaan Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan, Formaldehida dikenal juga dengan nama formalin dan dimanfaatkan sebagai pembersih; lantai, kapal, gudang dan pakaian. Formaldehida juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang medis, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutan dari formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk sementara mengawetkan bangkai. Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan ruparupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea, atau melamina, formaldehida menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busanya sebagai insulasi. Lebih dari 50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi resin formaldehida. Untuk mensintesis bahan-bahan kimia, formaldehida dipakai untuk produksi alkohol polifungsional seperti pentaeritritol, yang dipakai untuk membuat cat bahan peledak. Turunan formaldehida yang lain adalah metilena difenil diisosianat, komponen penting dalam cat dan busa poliuretana, serta heksametilena tetramina, yang dipakai dalam resin fenol-formaldehida untuk membuat RDX (bahan peledak). Sebagai formalin, larutan senyawa kimia ini sering digunakan sebagai insektisida serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan bahan peledak. Daftar kegunaan formalin
Pengawet mayat Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya. Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Bahan untuk pembuatan produk parfum. Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku. Pencegah korosi untuk sumur minyak Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalin digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, dan pembersih karpet.
Penggunaan Formalin yang salah Melalui sejumlah survei dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang salah seperti ini
dilakukan oleh produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh prduk yang sering diketahui mengandung formalin misalnya 1. Ikan segar : Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua (bukan merah segar), awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk. 2. Ayam potong : Ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk. 3. Mie basah : Mie basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin. 4. Tahu : Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet beberapa hari dan tidak mudah basi. Pengaruh terhadap badan Karena resin formaldehida dipakai dalam bahan konstruksi seperti kayu lapis/tripleks, karpet, dan busa semprot dan isolasi, serta karena resin ini melepaskan formaldehida pelan-pelan, formaldehida merupakan salah satu polutan dalam ruangan yang sering ditemukan. Apabila kadar di udara lebih dari 0,1 mg/kg, formaldehida yang terhisap bisa menyebabkan iritasi kepala dan membran mukosa, yang menyebabkan keluarnya air mata, pusing, teggorokan serasa terbakar, serta kegerahan. Jika terpapar formaldehida dalam jumlah banyak, misalnya terminum, bisa menyebabkan kematian. Dalam tubuh manusia, formaldehida dikonversi menjadi asam format yang meningkatkan keasaman darah, tarikan nafas menjadi pendek dan sering, hipotermia, juga koma, atau sampai kepada kematiannya. Di dalam tubuh, formaldehida bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh protein, sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal. Binatang percobaan yang menghisap formaldehida terus-terusan terserang kanker dalam hidung dan tenggorokannya, sama juga dengan yang dialami oleh para pegawai pemotongan papan artikel. Tapi, ada studi yang menunjukkan apabila formaldehida dalam kadar yang lebih sedikit, seperti yang digunakan dalam bangunan, tidak menimbulkan pengaruh karsinogenik terhadap makhluk hidup yang terpapar zat tersebut.