Anda di halaman 1dari 14

KETERAMPILAN PROSES SAINS

Banyak para ahli pendidikan mengemukakan pengertian tentang proses dan keterampilan proses IPA. Robin Millar (1989) menyatakan bahwa istilah proses sains (Science Processes) sangat banyak digunakan di Inggris, istilah ini mengacu kepada pendekatan proses (process approach) yang digunakan oleh guru dalam membahas materi (content) yang mengacu kepada prosesnya. Func, James. H. (1979) mengajukan batasan mengenai keterampilan proses (Science Processes Skill) sebagai hal-hal yang dilakukan oleh ahli sains dalam mereka belajar dan melakukan investigasi (penyelidikan). Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007) menyatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru. Abruscato (1992), mengklasifikasikan keterampilan proses sains menjadi dua bagian, yaitu keterampilan proses dasar (Basic Processes) dan keterampilan proses terintegrasi (Integrated Processes). Keterampilan proses dasar terdiri atas: 1. Pengamatan 2. Penggunaan bilangan 3. Pengklasifikasian 4. Pengukuran 5. Pengkomunikasian 6. Peramalan 7. Penginferensial

Sedangkan keterampilan proses terintegrasi terdiri atas: 1. Pengontrolan variabel 2. Penafsiran data 3. Perumusan hipotesis 4. Pendefinisian secara operasional 5. Melakukan eksperimen.

Agar siswa memiliki keterampilan-keterampilan tersebut, maka harus dilatih untuk melakukan kegiatan-kegiatan sehubungan dengan keterampilan itu

American Association for the Advancement of Science (1970) mengklasifikasikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu : 1. Keterampilan proses dasar a. Pengamatan b. Pengukuran c. Menyimpulkan d. Meramalkan e. Menggolongkan f. Mengkomunikasikan 2. Keterampilan proses terpadu a. Pengontrolan variabel b. Interpretasi data c. Perumusan hipotesa d. Pendefinisian variabel secara operasional e. Merancang eksperimen. Keterampilan-keterampilan Keterampilan proses sains yang digunakan di Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dalam Standar Isi antara lain: 1. Mengamati 2. Mengklasifikasi 3. Mengukur 4. Menggunakan alat 5. Mengkomunikasikan 6. Menafsirkan 7. Memprediksi 8. Melakukan eksperimen. Keterampilan proses sains yang digunakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dalam Standar Isi antara lain: 1. Mengamati 2. Menggolongkan atau Mengkelaskan 3. Mengukur 4. Menggunakan alat 5. Mengkomunikasikan hasil 6. Menafsirkan 7. Memprediksi

8. Menganalisis 9. Mensintesis 10. Melakukan percobaan. Keterampilan proses sains yang digunakan di Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Madrasah Aliyah (MA) dalam Standar Isi antara lain: 1. Mengamati 2. Mengukur 3. Menggolongkan 4. Mengajuakn Pertanyaan 5. Menyusun Hipotesis 6. Merencanakan percobaan 7. Mengidentifikasi variabel 8. Menentukan langkah kerja 9. Melakukan eksperimen 10. Membuat dan Menafsirkan informasi/grafik 11. Menerapkan konsep 12. Menyimpulkan 13. Mengkomunikasikan baik secara verbal maupun nonverbal

Keterampilan proses dasar merupakan suatu fondasi untuk melatih keterampilan proses terpadu yang lebih kompleks. Seluruh keterampilan proses ini diperlukan pada saat berupaya untuk mencatatkan masalah ilmiah. Keterampilan proses terpadu khususnya diperlukan saat malakukan eksperimen untuk memecahkan masalah. Berikut ini uraian beberapa keterampilan proses dasar dan Keterampilan proses terpadu yang dapat dilatihkan pada siswa tingkat SMP/MTs: a. Pengamatan Pengamatan merupakan salah satu keterampilan proses dasar. Keterampilan pengamatan menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap dan pendengar. Apabila siswa mendapatkan kemampuan melakukan pengamatan dengan menggunakan beberapa indera, maka kesadaran dan kepekaan mereka terhadap segala hal disekitarnya akan berkembang, pengamatan yang dilakukan hanya menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. Melatih keterampilan pengamatan termasuk melatih siswa mengidentifikasi indera mana yang tepat digunakan untuk melakukan pengamatan

suatu objek. Pengamatan dapat dilakukan pada obyek yang sudah tersedia dan pengamatan pada suatu gejala atau perubahan Pengamatan yang hanya menggunakan satu indera tidak dapat memberikan deskripsi yang lengkap tentang obyek yang diamati. Carin (1993) mengemukakan bahwa terdapat tujuh komponen untuk melakukan pengamatan ilmiah yang baik, yaitu: 1. Rencana (plan). Buatlah rencana untuk penuntun pengamatan supaya tidak terlewati hal-hal yang penting atau supaya tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu. 2. Indera (Senses). Pergunakanlah semua indera yang tepat kalau perlu memakai alat untuk membantu indera dalam mengumpulkan informasi yang jelas. 3. Pertanyaan (Question). Tetaplah mepunyai rasa ingin tahu selama mengamati, waspadalah terhadap perbedaan-perbedaan dan pertanyakanlah segala sesuatu untuk mendapatkan informasi baru dan pengamatan baru. 4. Pengukuran (Measurement). Buatlah pengukuran-pengukuran variabel yang penting untuk melengkapi pengamatan kualitatif. 5. Persamaan dan perbedaan (Similarities and Differences). Identifikasikanlah persamaan dan perbedaan antara obyek pengamatan dengan obyek-obyek lain yang dapat dibandingkan. 6. Perubahan (Changes). Amati perubahan-perubahan alami yang terjadi pada obyek atau sistem yang sedang diteliti. Bila perlu buatlah perubahan-perubahan dan amati perubahan yang terjadi sebagai akibat. 7. Komunikasi (Communication). Laporkan hasil pengamatan anda dengan jells mempergunakan uraian, diagram-diagram, gambar-gambar dan metode-metode lain yang tepat.

b. Pengukuran Keterampilan mengukur dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya. Menurut Carin, mengukur adalah membuat observasi kuantitatif dengan membandingkannya terhadap standar yang kovensional atau standar non konvensional (Nasution, 2007).

c. Menyimpulkan

Menyimpulkan didalam keterampilan proses dikenal dengan istilah inferensi. Inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan. Hasil inferensi dikemukakan sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya. Pola pembelajaran untuk melatih keterampilan proses inferensi, sebaiknya menggunakan pembelajaran konstruktivisme, sehingga siswa belajar merumuskan sendiri inferensinya.

d. Klasifikasi Klasifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan penyusunan atau pengelompokkan atas objek-objek atau kejadian-kejadian. Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai bila siswa telah dapat melakukan dua keterampilan berikut ini. 1) Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yang dapat diamati dari sekelompok objek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasi. 2) Menyusun klasifikasi dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan sifat-sifat objek Klasifikasi berguna untuk melatih siswa menunjukkan persamaan, perbedaan dan hubungan timbal baliknya. Sebagai contoh siswa mengklasifikasikan jenis-jenis hewan, tumbuhan, zat kimia kedalam unsur, senyawa atau campuran, Sifat logam berdasarkan kemagnetannya.

e. Komunikasi Komunikasi didalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil keterampilan proses lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Dalam tulisan bisa berbentuk rangkuman, grafik, tabel, gambar, poster dan sebagainya. Keterampilan berkomunikasi ini sebaiknya selalu dicoba di kelas, agar siswa terbiasa mengemukakan pendapat dan berani tampil di depan umum. Adapun karakteristik keterampilan mengkomunikasikan ini diantaranya adalah sebagai berikut. 1) 2) Mengutarakan suatu gagasan Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan/memeriksa secara akurat suatu objek atau kejadian 3) Mengubah data dalam bentuk tabel ke bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat. f. Prediksi Prediksi adalah ramalan tentang kejadian yang dapat diamati diwaktu yang akan datang. Prediksi didasarkan pada observasi yang cermat dan inferensi tentang hubungan

antara beberapa kejadian yang telah diobservasi. Perbedaan inferensi dan prediksi yaitu : Inferensi harus didukung oleh fakta hasil observasi, sedangkan prediksi dilakukan dengan meramalkan apa yang akan terjadi kemudian berdasarkan data pada saat pengamatan dilakukan. . g. Mengidentifikasikan Variabel Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah pada suatu situasi tertentu.Besaran kualitatif adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu. Besaran kuantitatifadalah besaran yang dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu misalnya volume diukur dalam liter dan suhu diukur dalam 0 C. Keterampilan identifikasi variabel dapat diukur berdasarkan tiga tujuan pembelajaran berikut. 1) Mengidentifikasi variabel dari suatu pernyataan tertulis atau dari deskripsi suatu eksperimen. 2) Mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari deskripsi suatu eksperimen. 3) Mengidentifikasi variabel kontrol dari suatu pernyataan tertulis atau deskripsi suatu eksperimen. Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variabel yang sama pentingnya, yaitu variabel manipulasi, variabel respon dan variabel kontrol. a. Variabel manipulasi adalah suatu variabel yang secara sengaja diubah atau dimanipulasi dalam suatu situasi. b. Variabel respon adalah variabel yang berubah sebagai hasil akibat dari kegiatan manipulasi. c. Variabel kontrol adalah variabel yang sengaja dipertahankan konstan agar tidak berpengaruh terhadap variabel respon.

h. Interpretasi Data Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirataratakan. Data yang sudah dianalisis baru diinterpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan. Data yang diinterpretasikan harus data yang membentuk pola atau beberapa kecenderungan.

i. Hipotesis Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi terdapat variabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan masalah yang akan diteliti (Nur, 1996). Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif dan secara deduktif. Perumusan secara induktif berdasarkan data pengamatan, secara deduktif berdasarkan teori. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.

j. Definisi Variabel Secara Operasional Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur. Definisi operasional variabel adalah definisiyang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen. Keterampilan ini merupakan komponen keterampilan proses yang paling sulit dilatihkan karena itu harus sering di ulangulang.

k. Eksperimen Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenisrespon yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudah tepat. Untuk keberhasilan ini maka setiap eksperimen harus dirancang dulu kemudian di uji coba. Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitian yang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan konsep-konsep didalam kurikulum, kecuali untuk melatih khusus siswasiswa dalam kelompok tertentu. Contohnya Kelompok Ilmiah Remaja.

l. Penggunaan bilangan Penggunaan bilangan meliputi pengurutan, penghitungan, penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan. Beberapa perilaku yang dikerjakan siswa pada saat menggunakan bilangan adalah: (a) penghitungan

(b) pengurutan (c) penyusunan bilangan dalam pola-pola yang benar (d) pengunaan keterampilan matematika yang sesuai.

m. Penginferensial Penginferensial adalah penggunaan seseorang apa yang diamati untuk menjelaskan sesuatu yang telah terjadi. Penginferensial berlangsung, melampaui suatu pengamatan untuk menafsirkan apa yang telah diamati. Sebagai contoh: Seorang melihat suatu petak rumput mati. Suatu inferensi yang mungkin diajukaan adalah bahwa cacing tanah tersebut yang menyebabkan rumput itu mati. Beberapa perilaku siswa adalah: (a) mengkaitkan pengamatan dengan pengalaman atau pengetahuan terdahulu (b) mengajukan penjelasan-penjelasan untuk pengamatan-pengamatan.

n. Penafsiran Data Penafsiran data adalah menjelaskan makna informasi yang telah dikumpulkan.Beberapa perilaku siswa adalah: (a) penyusunan data (b) pengenalan pola-pola atau hubungan-hubungan (c) merumuskan inferensi yang sesuai dengan menggunakan data (d) pengikhtisaran secara benar. o. Pendefinisian Variabel Secara Operasional (PVSO) PVSO adalah perumusan suatu definisi yang berdasarkan pada apa yang mereka lakukan atau apa yang mereka amati. Suatu definisi operasional mengatakan bagaimana sesuatu tindakan atau kejadian berlangsung, bukan apakah tindakan atau kejadian itu. Mendefenisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan tindakan apa yang dilakukan dan pengamatan apa yang akan dicatat. Contohnya, dari hipotesis Dengan waktu pemanasan 1 menit, apabila volume air PDAM semakin besar, maka suhu air PDAM akan semakin kecil. Untuk variabel manipulasi, tindakan yang dilakukan adalah menuangkan air ke dalam gelas kimia sampai 20 ml, 40 ml, 60 ml; sedangkan pengamatan yang dicatat adalah volume air PDAM, yaitu 20 ml, 40 ml, dan 60 ml. Untuk variabel respon, tindakan yang dilakukan adalah menyalakan lilin, sedangkan pengamatan yang dicatat adalah suhu air PDAM. Penting dicatat bahwa tiap peneliti dapat membuat definisi operasional veriabel sendiri-sendiri, artinya variabel yang sama definisi operasionalnya dapat berbeda-beda

bergantung pada yang ditetapkan masing-masing peneliti. Oleh karena itu, sebagian besar rancangan eksperimen sebagai persiapan pengumpulan data telah terselesaikan. Yang tersisa tinggal menetapkan variabel kontrol. Beberapa perilaku siswa saat mendefinisikan variabel secara operasional adalah; (a) memaparkan pengalaman-pengalaman dengan menggunakan obyek-obyek kongkrit, (b) mengatakan apa yang diperbuat obyek-obyek tersebut, (c) memaparkan perubahan-perubahan atau pengukuran-pengukuran selama suatu kejadian.

CARA GURU MENGAJAR DENGAN KETERAMPIULAN PROSES Siswa dapat belajar dengan baik dalam suasana yang wajar, tanpa tekanan, dalam kondisi yang merangsang untuk belajar. Mereka mamerlukan bimbingan dan bantuan untuk memahami bahan pelajaran dalam berbagai kegiatan belajar. Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar. Dapat dilakukan cara sebagai berikut: a.) Tujuan pengajaran Tujuan mengajar merupakan pangakl tolak keberhasilan dalam mengajar. Makin jelas tujuan rumusan, makin mudah menyususn rencana dan melaksanakan kegiatan belajar siswadi bawah bimbingan guru. b.) Waktu Diperlukan pengaturan waktu yang tersedia, yang mana waktu yang tersedia akan dirasakan singkat bila diisi dengan kegiatan yang menggairahkan siswa untuk belajar dan juga dapat memberikan hasil belajar yang produktif. c.) Pengaturan ruang belajar Agar tercipta suasana yang menggairahkan dalam belajar, perlu diperhatikan pengaturan ruang belajar. Dalam pengaturan ruang, hal-hal berikut perlu diperhatikan. - Ukuran dan bentuk kelas - Bentuk serta ukuran bangku dan meja siswa - Jumlah siswa di dalam kelas d.) Pengaturan siswa dalam belajar Dalam belajar, siswa melakukan beragam kegiatan belajar. Kegiatan ini disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa itu sendiri. Agar kegiatan-kegiatan belajar yang diciptakan guru sesuai dengan kebutuhan cara belajar siswa, diperlukan pengelompokkan siswa dalam belajar. Penyusunan anggota kelompok, halhal yang perlu diperhatikan antara lain: - Kegiatan belajar apa yang akan dilaksanakan (individual, kelompok)?

- Siapa yang menyusun anggota kelompok (guru, siswa)? - Atas dasar apa kelompok itu disusun? - Apakah kelompok itu berubah-ubah, ataukah tetap? e.) Pengelompokan siswa melayani kegiatan belajar-mengajar Dalam melayani kegiatan belajar aktif, pengelompokkan siswa mempunyai arti tersendiri. Jika dibedakan dari pengelompokkan yang sederahana sampai yang kompleks, maka pengelompokkan siswa dapat dibedakan dalam tiga jenis yaitu: - Menurut kesenangan berkawan - Menurut kemampuan - Menurut minat

RANGKUMAN

keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuankemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru. Keterampilan proses dasar merupakan suatu fondasi untuk melatih keterampilan proses terpadu yang lebih kompleks. Seluruh keterampilan proses ini diperlukan pada saat berupaya untuk mencatatkan masalah ilmiah. Pengamatan merupakan salah satu keterampilan proses dasar. Keterampilan pengamatan menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap dan pendengar. Menyimpulkan didalam keterampilan proses dikenal dengan istilah inferensi. Inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan. a. Pengamatan Pengamatan merupakan salah satu keterampilan proses dasar. Keterampilan pengamatan menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap dan pendengar.

b. Pengukuran Keterampilan mengukur dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya. c. Menyimpulkan Menyimpulkan didalam keterampilan proses dikenal dengan istilah inferensi. Inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan. d. Klasifikasi Klasifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan penyusunan atau pengelompokkan atas objek-objek atau kejadian-kejadian. e. Komunikasi Komunikasi didalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil keterampilan proses lainnya baik secara lisan maupun tulisan. f. Prediksi Prediksi adalah ramalan tentang kejadian yang dapat diamati diwaktu yang akan datang. Prediksi didasarkan pada observasi yang cermat dan inferensi tentang hubungan antara beberapa kejadian yang telah diobservasi. Perbedaan inferensi dan prediksi yaitu :

h. Interpretasi Data Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan mendeskripsikan data. i. Hipotesis Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi terdapat variabel respon. j. Definisi Variabel Secara Operasional Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu diukur. k. Eksperimen Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. l. Penggunaan bilangan Penggunaan bilangan meliputi pengurutan, penghitungan, penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan. m. Penginferensial Penginferensial adalah penggunaan seseorang apa yang diamati untuk menjelaskan sesuatu yang telah terjadi. n. Penafsiran Data Penafsiran data adalah menjelaskan makna informasi yang telah dikumpulkan.Beberapa perilaku siswa adalah: o. Pendefinisian Variabel Secara Operasional (PVSO) PVSO adalah perumusan suatu definisi yang berdasarkan pada apa yang mereka lakukan atau apa yang mereka amati.

KESIMPULAN

Jadi, keterampilan proses sains adalah keterampilan yang mendasari premis yang mengatur metode ilmiah. Keterampilan-keterampilan proses sains adalah keterampilanketerampilan yang dipelajari siswa saat mereka melakukan penelitian ilmiah. Mereka menggunakan berbagai macam keterampilan proses, bukan hanya satu metode ilmiah tunggal. Keterampilan-keterampilan proses tersebut diklasifikasikan menjadi dua, yaitu keterampilan keterampilan proses dasar dan keterampilan terintegrasi. Keterampilan proses dasar terdiri atas: observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, prediksi, dan inferensi. Sedangkan keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik, diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis, dan ekperimen. Pendekatan keterampilan proses dilakukan dengan keyakinan bahwa sains adalah alat yang potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa, dimana kepribadian siswa yang berkembang ini merupakan prasyarat untuk melanjutkan kejalur profesi apapun yang diminatinya.

SARAN

Keterampilan proses dalam pengajaran sains merupakan suatu model atau alternatif pembelajaran sains yang dapat melibatkan siswa dalam tingkah laku dan proses mental, seperti ilmuwan. pada pendekatan keterampilan proses ini, maka siswa harus berperan selaku subjek dalam belajar. Ia bukan sekedar penerima informasi, tetapi sebaliknya sebagai pencari informasi. Sehingga siswa harus aktif dan terampil untuk mampu mengelola perolehannya, hasil belajarnya, atau pengalamannya.

Anda mungkin juga menyukai