Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia dan ini merupakan tantangan untuk masa depan bangsa Indonesia. Derajat kesehatan yang tinggi dalam

pembangunan ditujukan untuk membentuk manusia yang sehat,cerdas dan produktif. Untuk menunjang upaya kesehatan agar mencapai derajat

kesehatan optimal salah satunya adalah upaya di bidang kesehatan gigi (Santoso, 2004 ; Suwelo, 1992 ) Gigi dan mulut memegang peranan penting pada masa anak-anak yang sedang terjadi proses tumbuh kembang. Peranan gigi dan mulut mempunyai berbagai fungsi, salah satunya adalah sebagai pintu masuk nutrisi yang dibutuhkan tubuh ( Hayati,1994). Gigi dan gusi yang sehat merupakan bagian dari kesehatan umum yang baik. Kesehatan gigi dan gusi amat penting untuk menjamin status gizi yang baik, kemampuan berbicara yang dapat dimengerti orang lain dan penampilan yang menarik ( Beck, 1995). Prevalensi karies di Indonesia masih tergolong tinggi. Dalam profil Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia pada Pelita VI dilaporkan bahwa prevalensi adalah 90.90% dengan DMFT rata-rata 6.44 (Depkes RI, 1999 cit Suhada,2007).

Karies dentis atau gigi berlubang merupakan kerusakan enamel, dentin dan semen yang berlangsung secara progresif. Dalam abad pertengahan, keadaan ini dianggap sebagai akibat adanya ulat di dalam gigi. Sejak tahun 1890 telah diketahui bahwa karies dentis terjadi karena gigi yang rentan, adanya substrat untuk bakteri kariogenik, dan adanya bakteri kariogenik ( Beck, 1995 ). Disamping itu juga, Almatsier (2002) menyatakan bahwa kekurangan kalsium selama masa pembentukan gigi dapat menyebabkan kerentanan terhadap kerusakan gigi. Arisman (2002), juga menyatakan bahwa lubang gigi sering terjadi pada anak, karena terlalu sering makan cemilan yang lengket dan banyak mengandung gula. Sukrosa dalam bentuk makanan yang bersifat lengket akan lebih besar peluangnya sebagai penyebab karies. Makanan dari jenis karbohidrat sederhana, dalam hal ini sukrosa, bila terselip atau menempel dalam permukaan gigi, oleh kuman-kuman yang terdapat di dalam mulut, akan dirubah menjadi asam. Asam yang sudah terbentuk adalah bahan yang tajam dan mampu membuat permukaan email menjadi lunak ( Machfoedz, 2008). Enamel atau email merupakan bahan yang paling keras pada tubuh manusia. Bangunan kristalin yang kompleks dan padat ini mengandung mineral kalsium, fosfat, dan fluoride (Beck, 1995). Selain itu, Mahfoedz (2008), menjelaskan bahwa dalam 100 gram bahan organik penyusun gigi, 36,1 gram tersusun atas kalsium sedangkan pada dentin sendiri

mengandung 35,3 gram kalsium.

Kalsium merupakan konstituen tulang dan gigi yang memberikan kekuatan serta rigiditas kepada jaringan tersebut. Kalsium terdapat dalam jumlah yang paling banyak. Tubuh seorang dewasa yang gizinya baik mengandung 1-1,5 kg kalsium, dan 90 persen diantaranya terdapat pada tulang dan gigi dalam bentuk garam kompleks (Beck 1995). Gigi susu yang terdapat pada anak lebih mudah terserang karies daripada gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel gigi susu mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi tetap. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi susu tidak sepadat gigi tetap (Suwelo, 1992). Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian tentang kebiasaan konsumsi sukrosa dan asupan kalsium dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak usia pra sekolah di TK Kuncup Kusuma III Kembangan, Candibinagun, Pakem, Sleman, Yogyakarta.

B. Perumusan Masalah 1. Apakah ada hubungan antara kebiasaan konsumsi sukrosa dengan tingkat keparahan karies pada anak usia prasekolah di TK Kuncup Kusuma III ? 2. Apakah ada hubungan antara asupan kalsium dengan tingkat keparahan karies pada anak usia prasekolah di TK Kuncup Kusuma III ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi sukrosa dan asupan kalsium dengan tingkat keparahan karies pada anak usia prasekolah di TK Kuncup Kusuma III. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui karakteristik berdasarkan jenis kelamin siswa TK Kuncup Kusuma III. b. Mengetahui kebiasaaan konsumsi sukrosa pada anak usia

prasekolah di TK Kuncup Kusuma III. c. Mengetahui asupan kalsium pasa anak usia prasekolah di TK Kuncup Kusuma III. d. Mengetahui tingkat keparahan karies pada anak usia prasekolah di TK Kuncup Kusuma III. e. Mengetahui hubungan antara kebiasaan konsumsi sukrosa dengan tingkat keparahan karies anak usia prasekolah di Tk Kuncup Kusuma III. f. Mengetahui hubungan antara asupan kalsium dengan tingkat keparahan karies anak usia prasekolah di TK Kuncup Kusuma III.

D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat : 1. Bagi Institusi Sebagai bahan masukan atau informasi mengenai masalah

kesehatan gigi yang berhubungan dengan konsumsi sukrosa dan asupan kalsium. 2. Bagi Peneliti lain Sebagai sumber informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis.

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan pengaruh kesehatan gigi dengan pola makan yaitu : 1. Haryani (2002), melakukan penelitian hubungan konsumsi karbohidrat dengan tingkat keparahan karies gigi anak usia pra sekolah di perkotaan dan pedesaan Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta. Variabel bebasnya konsumsi karbohidrat dan keparahan karies gigi sebagai variabel terikat, sampel penelitian anak usia pra sekolah di Sleman dengan rancangan cross sectional, hasil penelitian menunjukkan ada hubungan konsumsi karbohidrat dengan tingkat keparahan karies gigi anak usia pra sekolah di perkotaan dan pedesaan. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah : a. Variabel bebas adalah kebiasaan konsumsi sukrosa dan asupan kalsium.

b. Subjek penelitian adalah anak usia pra sekolah di TK Kuncup Kusuma III yang lokasinya di pedesaan. 2. Junaidi (2004), melakukan penelitan hubungan keparahan karies gigi

dengan asupan zat gizi dan status gizi anak sekolah Dasar di Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar . variabel bebasnya keparahan karies gigi, sedangkan variabel terikatnya adalah status gizi, sedangkan konsumsi zat gizi merupakan variabel antara. Rancangan penelitiannya adalah case control, dengan subjek penelitian adalah anak sekolah Dasar di Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan tingkat keparahan karies dengan status gizi anak. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah : a. Subjek penelitian anak usia prasekolah di Taman Kanak-kanak. b. Variabel bebas adalah asupan karbohidrat dan kalsium. c. Variabel terikat adalah keparahan karies. d. Rancangan penelitian adalah cross sectional.

Anda mungkin juga menyukai