Anda di halaman 1dari 51

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Dilingkungan sekitar kita terdapat berbagai macam jenis mikroba yang sangat beraneka ragam dalam jumlah yang sangat banyak. Secara alami bakteri akan ditemukan dalam populasi campuran, dimana dalam populasi tersebut terdapat banyak macam dan jenis bakteri. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadaan murni. Secara alamiah, mikroba terdapat dalam bentuk campuran dari berbagai jenis. Sebagai contoh, berbagai jenis mikroba di dalam makanan, tanah, air, udara, sampah dan sebagainya. Untuk mempelajari sifat-sifat dari masing-masing mikroba, termasuk sifat pertumbuhannya, morfologi dan sifat fisiologinya masing-masing harus dipisahkan satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk suatu kultur murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu species atau suatu galur mikroba. Sehingga mudah diamati. Kegiatan-kegiatan dalam penanaman dan pembiakan bakteri disebut inokulasi dan isolasi. Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptic untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair ataupun padat. Dalam melakukan isolasi mikroba, terlebih dahulu kita harus memperhatikan alatalat yang digunakan apakah sudah steril, agar tidak terkontaminasi oleh udara luar yang

dapat merangsang pertumbuhan mikroba yang tidak kita inginkan pada suatu medium. Untuk tujuan tersebut digunakan media aseptis untuk mencegah kontaminasi. Penanaman mikroba merupakan pekerjaan memindahkan bakteri dari satu medium ke medium lainnya. Pada percobaan ini dilakukan penanaman dan isolasi dari mikroba dengan memindahkan mikroba dari suatu medium ke medium lain secara aseptis sehingga diperoleh biakan yang lain dan juga melihat mikroba yang terdapat pada air cucian piring.

I.2 Maksud dan Tujuan I.2.1 Maksud Percobaan Mengetahui dan memahami cara atau teknik yang digunakan dalam menginokulasi dan mengisolasi mikroorganisme dari berbagai sampel dan lingkungan. I.2.2 Tujuan Percobaan Menginokulasi bakteri Staphylococcus aureus dari biakan murni ke medium NA dan NB dengan metode agar tegak dan agar miring serta cawan Petri. Menginokulasi jamur Candida albicans dari biakan murni ke medium PDA dan PDB dengan metode agar tegak dan agar miring serta cawan Petri. Mengisolasi mikroorganisme yang berasal dari substrat cair yaitu air cuci piring dengan metode tuang, menggunakan medium PDA.

Mengisolasi mikroorganisme dari udara bebas di tempat orang lalu lalang dengan menggunakan cawan Petri, dengan metode tuang menggunakan medium PDA.

I.3 Prinsip Percobaan Penginokulasian bakteri Staphylococcus aureus dari biakan murni dengan menggunakan medium NA dan NB dengan metode agar tegak dan agar miring serta cawan Petri dan diamati bentuk koloni bakteri Staphylococcus aureus setelah diinkubasi pada suhu 37 0C selama 1 x 24 jam. Penginokulasian jamur Candida albicans dari biakan murni menggunakan medium PDA dan PDB dengan metode agar tegak dan agar miring serta cawan Petri dan diamati bentuk koloni jamur Candida albicans setelah diinkubasi pada suhu 37 0C selama 3 x 24 jam. Pengisolasian mikroorganisme dari udara bebas di tempat orang lalu lalang dengan menggunakan cawan Petri, dengan menggunakan medium NA, dimana cawan Petri yang telah berisi medium NA diletakkan di tempat orang lalu lalang, kalu diamati bentuk pertumbuhan mikroba setelah diinkubasi pada suhu 37 0C selama 1 x 24 jam.. Pengisolasian mikroorganisme dari substrat cair yaitu air cuci piring dengan metode tuang, menggunakan medium TEA dimana sampel dituang lebih dahulu sebelum medium dan diamati bentuk koloni, sudut kontak, tepian dan struktur dalam dari mikroorganisme setelah diinkubasi pada suhu 37 0C selama 1 x 24 jam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum Penanaman bakteri merupakan pekerjaan memindahkan bakteri dari suatu medium ke medium baru. Dilingkungan sekitar kita terdapat berbagai macam jenis mikroba yang sangat beraneka ragam dalam jumlah yang sangat banyak. Secara alami bakteri akan ditemukan dalam populasi campuran, dimana dalam populasi tersebut terdapat banyak macam dan jenis bakteri. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadaan murni. Untuk dapat mempelajari sifat-sifat biakan, morfologi dan sifat faalinya maka mikroba yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini berarti bahwa harus diperoleh biakan murni yang hanya mengandung satu macam bakteri (1). Isolasi adalah merupakan cara memisahkan mikroorganisme tertentu dari lingkungan, sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan tersebut disebut kultur murni (2). Secara alamiah, mikroba terdapat dalam bentuk campuran dari berbagai jenis. Sebagai contoh, berbagai jenis mikroba di dalam makanan, tanah, air, udara, sampah dan sebagainya. Untuk mempelajari sifat-sifat dari masing-masing mikroba, termasuk sifat pertumbuhannya, morfologi dan sifat fisiologinya masing-masing harus dipisahkan satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk suatu kultur murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu species atau suatu galur mikroba. Untuk tujuan ini digunakan medium yang telah disterilisasi , baik berupa medium cair maupun medium padat, dan dilakukan

secara aseptis untuk mencegah kontaminasi. Kegiatan-kegiatan dalam penanaman dan pembiakan bakteri disebut inokulasi dan isolasi (2). Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat, kehidupan dan penyebaran jasad hidup yang termasuk mikroba (jasad renik, mikrobia, mikroorganisme). Mikroba berasal dari kata: micros = kecil/sangat kecil, bos = hidup/kehidupan. Bidang ilmu ini mencakup salah satu kelompok besar jasad hidup yang mempunyai bentuk dan ukuran sangat kecil, serta sifat hidup yang mempunyai bentuk dan ukuran sangat kecil, serta sifat hidup yang berbeda dengan jasad hidup lain pada umumnya (3) Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam keadaan cair atau padat. Dalam biakan cair, mikroorganisme menunjukkan ciri pertumbuhan tersendiri. Kekeruhan dalam kaldu terjadi akibat pertumbuhan mikroorganisme. Jumlah mikroorganisme yang diperlukan cukup banyak agar kaldu terlihat keruh (lazimnya sekitar 10 6 sel/ml) Bila pertumbuhan mikroorganisme menumpuk maka di bagian dasar tabung akan terlihat sedimen. sebaliknya, bila pertumbuhan mikroorganisme ini sedikit maka terlihat sebagai partikel berupa lapisan tipis pada permukaan, Kadangkala pertumbuhan dalam kaldu merupakan gabungan dari kekeruhan, sedimen, pelikel (4). Pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru minta banyak ketelitian. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat yang ada sangkut pautnya dengan medium dan pekejaan inokulasi itu benar-benar steril; ini untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak kita inginkan (5).

Cara aseptis yang harus dilakukan dalam pekerjaan mikrobiologi merupakan suatu cara kerja dimana terjadi kontaminasi oleh makroba lain yang tidak dikehendaki dicegah semaksimal mungkin (6) Beberapa prosedur dan tipe-tipe peralatan digunakan dalam laboratorium untuk melakukan proses isolasi, penanaman dan perkembang biakan pada mikroorganisme, mengingat bahwa kultur murni mikroba memerlukan kemampuan khusus secara biologis dan pengamatan pada aktivitas kimia mikroba maka prosedur-prosedur yang telah ada dirancang untuk menghasilkan biakan murni dan bukannya biakan yang telah terpapar oleh kontaminasi mikroba lain (7). Beberapa mikroorganisme merupakan mikroorganisme yang dapat tumbuh dimana-mana sehingga secara umum dapat dibagi menjadi beberapa spesies. Dalam proses pemisahan harus dilakukan dengan tepat dan penuh ketelitian. Setelah suatu medium telah berisi mikroba maka kegiatan identifikasi telah boleh dilakukan (7). Isolasi bakteri dilakukan dengan menanamkan specimen langsung ke atas permukaan medium padat (lempeng agar) yang cocok, dan kemudian diinkubasi pada suhu kamar. Pada keadaan tertentu isolasi dilakukan dari rapat medium atau medium cair. Isolasi dilakukan sedemikian sehinggga bahan pemeriksaan diencerkan dan pada akhirnya setelah dibiakkan semalaman, bakteri yang ada dalam spesimen akan tumbuh sebagai koloni-koloni yang terpisah dari bahan lain (8) Bila bakteri diinokulasi ke dalam suatu medium yang sesuai dan pada keadaan yang optimum bagi pertumbuhannya, maka terjadi kenaikan jumlah yang amat tinggi dalam waktu yang relatif pendek. Pada beberapa spesies, populasi (panen sel terbanyak

yang diperoleh) tercapai dalam waktu 24 jam, populasinya dapat mencapai 10 sampai 15 milyar sel bakteri per mililiter. Perbanyakan seperti ini disebabkan oleh pembelahan sel yang terjadi secara aseksual (9). Dalam praktikum akan dipelajari tiga cara untuk mendapatkan biakan murni yaitu : 1. Teknik penggoresan agar 2. Teknik agar tuang 3. Teknik agar sebar Prinsip dari ketiga cara ini adalah pengenceran, sehingga nantinya akan diperoleh koloni terpisah yang mengandung satu macam bakteri (1). 1. Teknik Penggoresan Agar Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan kemampuan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme seperti yang diinginkan. 2. Teknik Agar tuang Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung. Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan specimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan (50 oC) yang kemudian dicawankan.

Teknik inilebih mudah karena untuk mendapatkan koloni yang terpisah tidak diperlukan keterampilan seperti pada teknik penggoresan. 3. Teknik agar sebar Pengenceran contoh dilakukan sesuai prosedur di dalam botol pengencer dan biarkan cairan mengalir ke atas permukaan agar. Cairan contoh disebarkan dengan penyebar yang terbuat dari gelas. Pada teknik ini sterilisasi penyebar dilakukan dengan mencelupkan ke dalam alkohol dan kemudian dipanaskan hingga alkohol terbakar habis. Penyebar didinginkan dahulu sebelum digunakan menyebarkan cairan contoh pada permukaan agar. Penyebaran cairan contoh dilakukan dengan memutar agar lempengan.

II.2 Uraian Bahan 1. Air suling (11 : 96) Nama resmi Nama lain RM/BM Pemerian : Aqua Destillata. : Air suling/aquades. : H2O/18,02. : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa. Penyimpanan Kegunaan 2. Pepton (11 : 721) Pemerian Kelarutan : Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat; bau khas tidak busuk. : Larut dalam air; memberikan larutan berwarna coklat kekuningan yang bereaksi agak asam; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P dan dalam eter P. Kegunaan : Sebagai komposisi medium. : Dalam wadah tertutup baik. : Sebagai pelarut.

3. Dekstrosa (12 : 300) Nama resmi Nama lain RM/BM Pemerian : Dextrosum : Dekstrosa, Glukosa : C6H12O6 / 180,16 : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih; tidak berbau; rasa manis.

Kelarutan

: Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; larut dalam etanol mendidih; sukar larut dalam etanol.

Penyimpanan Kegunaan 4. Agar (11 : 74) Nama resmi Nama lain Pemerian

: Dalam wadah tertutup baik. : Sebagian komposisi medium.

: Agar : Agar-agar : Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput dan berlekatan, atau berbentuk keeping, serpih atau butiran; jingga lemah kekuningan, abu-abu kekuningan sampai kuning pucat atau tidak berwarna; tidak berbau atau berbau lemah; rasa berlendir; jika lembab liat; jika kering rapuh.

Kelarutan Penyimpanan Kegunaan

: Praktis tidak larut dalam air; larut dalam air mendidih. : Dalam wadah tertutup baik. : Sebagai komposisi medium.

5. Sukrosa (12 : 762) Nama resmi Nama lain RM/BM Pemerian : Sucrosum : Sakarosa : C12H22O11/ 342,30 : Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau, rasa manis, stabil di udara. Larutannya netral terhadap lakmus.

Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

Penyimpanan Kegunaan

: Dalam wadah tertutup baik. : Sebagai komposisi medium.

6. Ekstrak daging sapi (12 : 1152) Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta. Pemerian : Massa berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam. Penyimpanan : Wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat.

II.3 Klasifikasi Mikroba A. Bakteri (3 : 122-124) 1. Escherichia coli Dunia Divisio Kelas Ordo Suku Genus Spesies 2. : Protista : Schizophyta : Bacteria : Eubacteriales : Enterobacteriaceae : Escherichia : Escherichia coli

Bacillus cereus Dunia Divisio Kelas Ordo Suku Genus Spesies : Protista : Schizophyta : Bacteria : Eubacteriales : Bacillaceae : Bacillus : Bacillus cereus

3.

Bacillus subtilis Dunia Divisio Kelas : Protista : Schizophyta : Bacteria

Ordo Suku Genus Spesies 4.

: Eubacteriales : Bacillaceae : Bacillus : Bacillus subtilis

Mycobacterium tuberculosa Dunia Divisio Kelas Ordo Suku Genus Spesies : Protista : Schizophyta : Bacteria : Actinomycetales : Mycobacteriaceae : Mycobacterium : Mycobacterium tuberculosa

5.

Proteus vulgaris Dunia Divisio Kelas Ordo Suku Genus Spesies : Protista : Schizophyta : Bacteria : Eubacteriales : Enterobacteriaceae : Proteus : Proteus vulgaris

6.

Staphylococcus Aureus Dunia Divisio Class Ordo Famili Genus Species : Protista : Schizophyta : Bacteria : Eubacteriales : Micrococcaceae : Staphylococcus : Staphylococcus aureus

7. Azetobacter aceti Dunia Divisio Class Ordo Famili Genus Species : Protista : Schizophyta : Bacteria : Azetobacteriales : Azetobacteriaceae : Azetobacter : Azetobacter aceti

B. Jamur (3 : 127-128) 1. Rhizopus oligosphorus Regnum Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Protista : Eumycophyta : Phycomycetes : Mucorales : Mucoraceae : Rhizopus : Rhizopus oligosphorus

2. Pennicillium chrysogenum Regnum Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Protista : Eumycophyta : Ascomycycetes : Aspergillales : Aspergillaceae : Pennicilium : Pennicillium chrysogenum

3. Saccharomyces cereviceae Regnum Divisio Kelas Ordo : Protista : Eumycophyta : Ascomycycetes : Saccharomycetales

Famili Genus Spesies

: Saccharomycetaceae : Saccharomyces : Saccharomyces cereviceae

4. Aspergillus niger Regnum Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Protista : Eumycophyta : Ascomycycetes : Aspergillales : Aspergillaceae : Aspergillus : Aspergillus niger

5. Mucor javanicus Regnum Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Protista : Eumycophyta : Phycomycetes : Mucorales : Mucoraceae : Mucor : Mucor javanicus

6. Candida albicans Regnum Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Protista : Eumycophyta : Ascomycycetes : Saccharomycetales : Cryptococcaceae : Candida : Candida albicans

7. Mucor plumbens Regnum Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Protista : Eumycophyta : Phycomycetes : Mucorales : Mucoraceae : Mucor : Mucor plumbens

II.4 Morfologi Mikroorganisme A. Bakteri 1. Escherichia coli Batang lurus; 1,1 1,5 sampai 2,0 6,0 m, motil dengan flagella peritrikum atau non motil. Gram negative dan tumbuh pada medium nutrien yang sederhana. Laktosa dapat difermentasi oleh asam. 2. Bacillus cereus Berbentuk basil, membentuk endospora,flagel peritrik atau tanpa flagel, bersifat parasit atau pathogen terutama pada insekta. 3. Bacillus subtilis Sel berbentuk batangdengan sebagian motil, flagel khas lateral. Membentuk endospora, tidak lebih dari satu sel dalam sel sporangiumnya, gram positif, kemoorganotrof dengan metabolisme respirasi sejati, fermentasi sejati atau keduanya. Aerobik sejati atau anaerobic fakultatif. Umumnya terdapat dalam tanah. 4. Mycobacterium tuberculosa Sel berupa batang-batang halus, lurus atau bengkok, tahan asam, tidak bergerak, tidak mempunyai konidia, bersifat patogen. 5. Proteus vulgaris Berbentuk basil, bergerak dengan flagel peritrik, gram negative, menguraikan karbohidrat dan menghasilkan gas.

6. Staphylococcus Aureus Sel berbentuk bola, terdapat tunggal dan berpasangan dan secara khas membelah diri pada lebih dari satu bidang sehingga bergerombol tidak beraturan dan bersifat non motil. Kemoorganotrof dengan pertumbuhan secara vegetatif dan fermentasi serta respirasi. Aerobik sejati atau fakultatif anaerobic dengan suhu optimum pertumbuhan 40 0C. 7. Azetobacter aceti Sel berupa bola. Tidak mempunyai endospora. Gram negative, aerob. Dapat mengikat N2 bebas. Habitatnya ditanah. B. Jamur 1. Rhizopus oligosphorus Hidup saprofilik, miselium bercabang dan hifa tidak bersekat. 2. Pennicillium chrysogenum Sama seperti aspergillus tetapi perbedaan terletak dalam susunan kunidianya. Merupakan penghasil penicillin. 3. Saccharomyces cereviceae Belum diketahui cara pembiakan seksualnya. Dapat menguraikan gula menjadi alcohol dan bermacam-macam zat organik lainnya. 4. Aspergillus niger Bersifat saprofit. Koloni yang sudah menghasilkan spora warnanya menjadi coklat kekuning-kuningan, kehijau-hijauan atau kehitam-hitaman. Miselium yang semula berwarna putih sudah tidak tampak lagi.

5. Mucor javanicus Miseliumnya tidak bersekat-sekat, warna miselium putih, jika tua mungkin agak coklat kekuning-kuningan, kebanyakan sporangiumnya berwarna kehitam-hitaman. 6. Candida albicans Sel merupakan khamir dengan pseudohifa dan menghasilkan klamidospora besar. Berdinding tebal dan dan bulat serta membentuk koloni yang licin seperti pasta dan putih dengan bau mirip khamir. 7. Mucor plumbens Miseliumnya tidak bersekat-sekat, warna miselium putih.

BAB III METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat Cawan Petri Erlenmeyer Inkubator aerob Lampu spritus Ose bulat dan ose lurus Rak tabung Spoit Tabung reaksi III.1.2 Bahan Alkohol 70 % Aquadest Biakan murni bakteri Staphylococcus aureus Biakan murni jamur Candida albicans Kapas Karet gelang Medium NA, NB, PDA, PDB dan TEA.

Substrat cair (Air cucian piring Jasbog) III.2 Cara Kerja 1. Inokulasi dari biakan murni bakteri a. Dengan medium agar tegak Disiapkan alat dan bahan Medium NA dipanaskan dan dimasukkan dalam tabung reaksi secara aseptis dan dibiarkan memadat dalam keadaan tegak. Disterilkan ose lurus dengan cara dipijarkan diatas nyala api bunsen dari pangkal hingga ke ujung. Setelah agak memadat, diambil biakan murni bakteri Staphylococcus aureus dengan cara disentuhkan pada biakan bakteri Staphylococcus aureus secara aseptis dengan menggunakan ose lurus yang telah disterilkan Ose tersebut kemudian ditusukkan kedalam medium agar tegak secara aseptis sehingga 2/3 tinggi medium Ditutup dengan kapas dan diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 37 0C Diamati bentuk koloni yang terbentuk. b. Dengan medium agar miring Disiapkan alat dan bahan Medium NA dipanaskan dan dimasukkan dalam tabung reaksi dan dipadatkan dalam keadaan miring.

Disterilkan ose bulat dengan cara dipijarkan diatas nyala api bunsen dari pangkal hingga ke ujung. Setelah agak memadat, diambil biakan murni bakteri Staphylococcus aureus dengan cara disentuhkan pada biakan bakteri Staphylococcus aureus secara aseptis dengan menggunakan ose lurus yang telah disterilkan Ose tersebut kemudian ditgoreskan sepanjang medium dengan berbentuk zigzag secara aseptis. Ditutup dengan kapas dan diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 37 0C Diamati bentuk koloni yang terbentuk. c. Dengan medium cair Disiapkan alat dan bahan Diambil medium NB dan dimasukkan dalam tabung reaksi. Disterilkan ose bulat dengan cara dipijarkan diatas nyala api bunsen dari pangkal hingga ke ujung. Diambil biakan bakteri Staphylococcus aureus secara aseptis dengan menggunakan ose bulat yang telah disterilkan Ose tersebut kemudian dimasukkan kedalam medium NB secara aseptis lalu dihomogenkan. Ditutup dengan kapas dan diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 37 0C Diamati bentuk koloni yang terbentuk. d. Dengan medium dalam awan Petri

Disiapkan alat dan bahan. Medium NA dipanaskan lalu dimasukkan dalam cawan Petri yang telah disterilkan secara aseptis

Medium NA dibiarkan memadat pada suhu kamar. Disterilkan ose bulat dengan cara memijarkan diatas nyala api bunsen dari pangkal hingga ke ujung.

Disentuhkan ose pada biakan bakteri Staphylococcus aureus. Digoreskan ose yang mengandung biakan bakteri Staphylococcus aureus pada medium yang telah padat secara zig-zag lalu cawan ditutup. Pengerjaan dilakukan secara aseptis.

Dipijarkan kembali ose yang telah digunakan. Cawan dibungkus dengan kertas putih dan diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam dalam inkubator.

Diamati bentuk koloninya.

2. Inokulasi dari biakan murni jamur a. Dengan medium agar tegak Disiapkan alat dan bahan Medium PDA dipanaskan dan dimasukkan dalam tabung reaksi secara aseptis dan dibiarkan memadat dalam keadaan tegak. Disterilkan ose lurus dengan cara dipijarkan diatas nyala api bunsen dari pangkal hingga ke ujung.

Setelah agak memadat, diambil biakan murni jamur Candida albicans dengan cara disentuhkan pada biakan jamur Candida albicans secara aseptis dengan menggunakan ose lurus yang telah disterilkan Ose tersebut kemudian ditusukkan kedalam medium agar tegak secara aseptis sehingga 2/3 tinggi medium Ditutup dengan kapas dan diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada suhu 37 0C Diamati bentuk koloni yang terbentuk. b. Dengan medium agar miring Disiapkan alat dan bahan Medium PDA dipanaskan dan dimasukkan dalam tabung reaksi dan dipadatkan dalam keadaan miring. Disterilkan ose bulat dengan cara dipijarkan diatas nyala api bunsen dari pangkal hingga ke ujung. Setelah agak memadat, diambil biakan murni jamur Candida albicans dengan cara disentuhkan pada biakan jamur Candida albicans secara aseptis dengan menggunakan ose lurus yang telah disterilkan Ose tersebut kemudian ditgoreskan sepanjang medium dengan berbentuk zigzag secara aseptis. Ditutup dengan kapas dan diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada suhu 37 0C Diamati bentuk koloni yang terbentuk. c. Dengan medium cair

Disiapkan alat dan bahan Diambil medium PDB dan dimasukkan dalam tabung reaksi. Disterilkan ose bulat dengan cara dipijarkan diatas nyala api bunsen dari pangkal hingga ke ujung. Diambil biakan jamur Candida albicans secara aseptis dengan menggunakan ose bulat yang telah disterilkan Ose tersebut kemudian dimasukkan kedalam medium PDB secara aseptis lalu dihomogenkan. Ditutup dengan kapas dan diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada suhu 37 0C Diamati bentuk koloni yang terbentuk. d. Dengan medium dalam awan Petri Disiapkan alat dan bahan. Medium PDA dipanaskan lalu dimasukkan dalam cawan Petri yang telah disterilkan secara aseptis Medium PDA dibiarkan memadat pada suhu kamar. Disterilkan ose bulat dengan cara memijarkan diatas nyala api bunsen dari pangkal hingga ke ujung. Disentuhkan ose pada biakan jamur Candida albicans Digoreskan ose yang mengandung biakan bakteri pada medium yang telah padat secara zig-zag lalu cawan ditutup. Pengerjaan dilakukan secara aseptis. Dipijarkan kembali ose yang telah digunakan.

Cawan dibungkus dengan kertas putih dan diinkubasi secara terbalik selama 3 x 24 jam dalam inkubator.

Diamati bentuk koloninya.

3. Isolasi mikroba diudara bebas tempat orang lalu lalang Disiapkan alat dan bahan. Medium TEA dipanaskan dan dimasukkan dalam cawan Petri yang telah disterilkan secara aseptis dan dibiarkan memadat. Cawan Petri yang berisi medium TEA yang telah memadat dibuka setengahnya dan dibiarkan di udara terbuka tempat orang lalu lalang selama 15 menit Setelah 15 menit, cawan Petri ditutup lalu dibungkus kertas untuk kemudian diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya setelah 1 x 24 jam. 4. Isolasi mikroba sampel substrat cair (Air cucian piring dari Jasbog) Disiapkan alat dan bahan. Dimasukkan substrtat cair dalam cawan Petri secara aseptis Dipanaskan medium TEA lalu dimasukkan dalam cawan Petri secara aseptis lalu dihomogenkan dengan cara digerakkan perlahan-lahan membentuk angka delapan. Setelah homogen, medium dibiarkan memadat

Setelah padat, cawan Petri dibungkus kertas untuk kemudian diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya setelah 1 x 24 jam.

BAB IV HASIL PENGAMATAN

IV.1 Hasil Pengamatan A. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Sampel Air cuci piring Air danau Air suling Air sumur Rambut steril Rambut tidak steril Sentuhan jari Tanah dekat sumur Tempat lalu lalang 10. Udara terbuka 11. W C Irregular & Circular Myceloid Myceloid Conveks rugose Conveks rugose Lacerate Lacerate Opaque Transparan Conveks rugose Undulate Opaque Amuboid Turoid Raised Limbunate Undulate Entire Opaque Transparan Isolasi Mikroorganisme Bentuk Koloni Finely granular Irreguler Circular Irreguler Circular Circular Sudut Elevasi Conveks rugose Effuse Conveks rugose Papilate Effuse Effuse Tepian Lobate Lobate Entire Entire Entire Berombak Struktur Dalam Transparan Opaque Transparan Opaque Opaque Opaque

B. No 1. Mikroba E. coli R. digosphorus 2. 3. Basillus cereus Penicillium Bacillus sublitis S. cerevisae 4. 5. 6. 7. Mycobacterium Aspergillus niger Proteus vulgaris Mucor javanicus S. aureus Candida albicans Acetobacter aceti Mucor plumbens C. No 1. 2. Mikroba S. aureus Candida albicans

Inokulasi Biakan Murni Med. Agar Tegak Echinolate Beaded Rhizoid Villous Echinolate Beaded Echinolate Beaded Arborescens Filliform Rhizoid Villous Villous Villous Med. Agar Miring Effuse Spreading Spreading Effuse Effuse Effuse Spreading Plumose Effuse Effuse Beaded Effuse Effuse Effuse Medium Cair Kuning keruh, tdk ada endapan Jernih, tdk ada endapan Jernih, ada endapan Jernih, ada endapan Kuning, ada endapan putih Kuning, tidak ada endapan Kuning, ada endapan Keruh, putih Kuning, ada endapan Jernih, putih Kuning, ada endapan Keruh, ada endapan Kuning keruh, tdk ada endapan Keruh, tdk ada endapan

Inokulasi dengan Cawan Petri Medium NA PDA Bentuk Curled Circular Sudut Elevasi Umbonate Effuse Tepian Undulate Entire Struktur Dalam Smooth Opaque

IV.2 Gambar Hasil Pengamatan LABORATORIUM MOKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN Keterangan: 1. Kapas penutup 2. Tabung reaksi 3. Medium NA tegak 4. Medium NA miring 5. Bentuk koloni

Medium Biakan

: Nutrien Agar (NA) : Bakteri Staphylococcus aureus LABORATORIUM MOKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Keterangan: 1. 2. 3. Cawan Petri Medium NA Bentuk koloni

Medium Biakan

: Nutrien Agar (NA) : Bakteri Staphylococcus aureus

LABORATORIUM MOKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN Keterangan: 1. 2. 3. 4. 5. Kapas penutup Tabung reaksi Medium PDA tegak Medium PDA miring Bentuk koloni

Medium Biakan

: Potato Dekstrosa Agar (PDA) : Jamur Candida albicans

LABORATORIUM MOKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN Keterangan: 1. 2. 3. Cawan Petri Medium PDA Bentuk koloni

Medium Biakan

: Potato Dekstrosa Agar (PDA) : Jamur Candida albicans

LABORATORIUM MOKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN Keterangan: 1. 2. 3. 4. Kapas penutup Tabung reaksi Medium NB Bentuk koloni

Medium Biakan

: Nutrien Broth (NB) : Bakteri Staphylococcus aureus

LABORATORIUM MOKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN Keterangan: 1. 2. 3. 4. Kapas penutup Tabung reaksi Medium PDB Bentuk koloni

Medium Biakan

: Potato Dekstrosa Broth (PDB) : Jamur Candida albicans

LABORATORIUM MOKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN Keterangan: 1. Cawan Petri 2. Medium TEA 3. Bentuk koloni

Medium Sampel

: Tauge Ekstrak Agar (TEA) : Air cuci piring

LABORATORIUM MOKROBIOLOGI FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN Keterangan: 1. 2. 3. Cawan Petri Medium TEA Bentuk koloni

Medium : Tauge Ekstrak Agar (TEA)


Sampel : Udara bebas di tempat orang lalu lalang

BAB V PEMBAHASAN

Isolasi adalah cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh biakan yang sifatnya murni. Tujuan isolasi adalah untuk memperlihatkan keanekaragaman mikroorganisme dalam lingkungan di sekitar kita. Inokulasi adalah proses memindahkan mikroorganisme dari medium yang lama ke medium yang baru. Metode inokulasi terbagi dua yaitu: Metode agar tegak Metode ini menggunakan medium yang telah dipadatkan dengan tegak (permukaannya rata) dalam tabung reaksi. Inokulasi ini menggunakan ose lurus dengan cara menusukkan ose yang telah disentuhkan dengan biakan bakteri atau jamur ke dalam medium yang memadat hingga dari tinggi medium. Kemudian diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam untuk bakteri dan selama 3 x 24 jam untuk jamur pada suhu kamar. Metode agar miring Pada metode agar miring inokulasi menggunakan medium yang telah dipadatkan dengan dimiringkan dalam tabung reaksi. Pada metode ini digunakan ose bulat yang telah disentuhkan dengan biakan bakteri atau jamur dengan cara digoreskan secara zig-zag pada permukaan medium. Kemudian diinkubasikan selama 1 x 24 jam untuk bakteri dalam inkubator pada suhu 37 oC dan selama 3 x 24 jam untuk jamur pada suhu kamar.

Metode isolasi terbagi tiga, yaitu : Menangkap mikroorganisme dari udara Medium diisikan cawan Petri, lalu cawan Petri tersebut dibiarkan terbuka , dan diletakkan di tempat yang ingin diisolasi mikrobanya selama 15 20 menit, misalnya di tempat orang lalu lalang, di tempat yang banyak angina, di WC atau tempat lainnya. Lalu cawan Petri tersebut ditutup lalu dibungkus kertas putih kemudian diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam atau 3 x 24 jam pada suhu 37 oC. Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya. Isolasi substrat padat Metode tabur Pertama-tama medium dimasukkan dalam cawan Petri, ditunggu hingga memadat. Lalu ditambahkan sampel yang telah digerus/dihaluskan dalam lumping dan dimasukkan dalam cawan Petri yang berisi medium dengan spatel. Setelah itu, cawan Petri tersebut dibungkus dan diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam atau 3 x 24 jam. Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya. Metode gores Pertama-tama medium dimasukkan dalam cawan Petri, ditunggu hingga memadat. Lalu digoreskankan sampel yang telah digerus pada medium yang memadat. Setelah itu, cawan Petri tersebut dibungkus dan diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam atau 3 x 24 jam. Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya.

Isolasi substrat cair Metode tuang Sampel yang berupa larutan atau suspensi dimasukkan ke dalam cawan Petri, lalu dimasukkan juga medium. Dihomogenkan dengan cara digerakkan membentuk angka delapan. Ditunggu hingga medium memadat lalu cawan Petri tersebut dibungkus dan diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam atau 3 x 24 jam. Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya. Metode sebar Pertama-tama medium dimasukkan ke dalam cawan Petri, ditunggu hingga memadat. Lalu sampel disebar dengan spatel. Setelah itu, cawan Petri tersebut dibungkus dan diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam atau 3 x 24 jam. Diamati pertumbuhan koloni mikrobanya. Pada percobaan ini dilakukan inokulasi bakteri Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans dengan menggunakan medium agar tegak, medium agar miring dan medium cair serta menggunakan cawan Petri, sehingga dapat diperoleh bentuk bakteri yang berbedabeda. Medium yang digunakan untuk bakteri adalah NA untuk medium padat dan NB untuk medium cair dan untuk jamur adalah PDA untuk medium padat dan PDB untuk medium cair. Untuk cawan Petri digunakan medium NA untuk bakteri dan medium PDA untuk jamur. Isolasi mikroorganisme dari tempat orang lalu lalang dan sampel air cuci piring menggunakan medium TEA (Tauge Extract Agar). Nutrien Agar (NA) dan Nutrian Broth (NB) adalah media yang digunakan untuk menumbuhka bakteri. NA dan NB mempunyai komposisi zat yang hampir sama. Yang

membedakan NA dengan NB adalah adanya agar. Pada NA digunakan agar sebagai pemadat. Kedua medium ini biasanya digunakan untuk membiakkan bakteri karena mengandung pepton sebagai sumber N 2, dan ekstrak daging (kaldu) yang mengandung garam-garam mineral yang cocok untuk pertumbuhan bakteri. Potato Dextrosa Agar (PDA) merupakan medium organik yang konsistensinya padat karena mengandung agar, sedangkan Potato Dextrosa Broth (PDB) merupakan medium yang konsistensinya cair karena tidak mengandung agar. PDA dan PDB biasanya digunakan untuk membiakkan jamur karena mengandung karbohidrat yang diperlukan oleh jamur sebagai sumber nutrisi. Pada medium ini kentang berfungsi sebagai sumber karbohidrat sedangkan dekstrosa berfungsi sebagai sumber energi dan karbon. Pada PDA, agar hanya berfungsi sebagai pamadat. Medium TEA (Tauge Extract Agar) merupakan medium organik semi alamiah atau semi sintetis Mengandung agar yang memadatkan medium. Merupakan medium umum yang dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum baik bakteri, jamur, kapang maupun khamir. Medium TEA (Tauge Extract Agar) terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan sumber O2. Pada inokulasi bakteri dilakukan dengan menggunakan medium padat dengan metode agar tegak dan metode agar miring. Selain itu juga menggunakan medium padat dalam cawan Petri dengan menggunakan medium NA serta menggunakan medium cair yaitu NB. Pada metode agar tegak, inokulasi menggunakan medium NA yang telah dipadatkan

dengan posisi tegak dalam tabung reaksi. Inokulasi ini menggunakan ose lurus dengan cara menusukkan ose yang telah disentuhkan dengan biakan bakteri Stapylococcus aureus ke dalam medium NA hingga dari tinggi medium. Kemudian diinkubasikan selama 1 x 24 jam dalam inkubator pada suhu 37oC. Pada metode agar miring inokulasi menggunakan medium NA yang telah dipadatkan dalam tabung reaksi dengan posisi miring. Pada metode ini digunakan ose bulat dengan cara menggoreskan ose yang telah disentuhkan dengan biakan bakteri Stapylococcus aureus secara zig-zag pada permukaan medium NA. Kemudian diinkubasikan selama 1 x 24 jam dalam inkubator pada suhu 37 oC. Pada inokulasi dengan medium NA dalam cawan Petri, medium dipadatkan dalam cawan. Lalu medium tersebut digores dengan biakan bakteri Stapylococcus aureus secara zigzag. Lalu cawan dibungkus dengan kertas putih dan diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam dalam inkubator. Setelah itu, diamati bentuk koloninya. Sedangkan inokulasi dengan menggunakan medium cair NB, dilakukan dengan cara memasukkan ose yang telah disentuhkan pada biakan bakteri Staphylococcus aureus dalam bedium NB dan dihomogenkan lalu diinkubasikan selama 1 x 24 jam pada suhu 37 0C dan diamati bentuk koloninya. Pada inokulasi jamur dilakukan dengan menggunakan medium padat dengan metode agar tegak dan metode agar miring. Selain itu juga menggunakan medium padat dalam cawan Petri dengan menggunakan medium PDA serta menggunakan medium cair yaitu PDB. Pada metode agar tegak, inokulasi menggunakan medium PDA yang telah dipadatkan dengan posisi tegak dalam tabung reaksi. Inokulasi ini menggunakan ose lurus dengan cara menusukkan ose yang telah disentuhkan dengan biakan jamur Candida albicans ke dalam

medium PDA hingga dari tinggi medium. Kemudian diinkubasikan selama 3 x 24 jam dalam inkubator pada suhu kamar. Pada metode agar miring inokulasi menggunakan medium PDA yang telah dipadatkan dalam tabung reaksi dengan posisi miring. Pada metode ini digunakan ose bulat dengan cara menggoreskan ose yang telah disentuhkan dengan biakan bakteri jamur Candida albicans secara zig-zag pada permukaan medium PDA. Kemudian diinkubasikan selama 3 x 24 jam dalam inkubator pada suhu kamar. Pada inokulasi dengan medium PDA dalam cawan Petri, medium dipadatkan dalam cawan. Lalu medium tersebut digores dengan biakan jamur Candida albicans secara zig-zag. Lalu cawan dibungkus dengan kertas putih dan diinkubasi secara terbalik selama 3 x 24 jam dalam inkubator. Setelah itu, diamati bentuk koloninya. Sedangkan inokulasi dengan menggunakan medium cair PDB, dilakukan dengan cara memasukkan ose yang telah disentuhkan pada biakan jamur Candida albicans dalam bedium PDB dan dihomogenkan lalu diinkubasikan selama 3 x 24 jam pada suhu kamar dan diamati bentuk koloninya. Dalam setiap perlakuan metode isolasi dan inokulasi dilakukan secara aseptis, dimaksudkan agar kontaminasi oleh mikroba lain yang tidak dikehendaki dapat dicegah semaksimal mungkin. Untuk memindahkan sel-sel mikroba dari satu medium ke medium lainnya digunakan jarum ose yang disterilkan melalui pemijaran dari pangkal sampai ke ujungnya sampai berwarna merah sesaat sebelum dan setelah digunakan. Lamanya inkubasi bakteri dan jamur berbeda. Ini dikarenakan perbedaan waktu yang dibutuhkan bakteri dan jamur untuk bereprodiksi (melakukan pembelahan) berbeda. Bakteri

membutuhkan waktu untuk pembelahan selama 1 - 2 hari sedangkan jamur membutuhkan waktu untuk pembelahan selama 3 - 5 hari. Inkubasi dilakukan dengan membalik cawan Petri. Hal ini dimaksudkan agar uap air yang terjadi selama proses inkubasi, tidak jatuh ke dalam medium yang dapat mengganggu petumbuhan mikroba. Inokulasi biakan bakteri Staphylococcus aureus pada metode agar tegak berbentuk rhizoid yaitu pertumbuhan dengan cabang-cabang tidak teratur seperti akar, metode agar miring berbentuk beaded yaitu seperti rantaian mutiara (butir-butir sepanjang bekas inokulasi. Pada cawan Petri bentuk koloninya curled yaitu bentuk hampir bulat bergerombol, sudut elevasinya umbonate yaitu pertumbuhan tebal dengan tonjolan tumpul, tepinya undulate yaitu bergelombang dan struktur dalamnya smooth yaitu berbutir-butir halus, serta pada medium cair menghasilkan medium yang berwarna kuning dan ada sedikit endapan. Inokulasi biakan jamur Candida albicans pada metode agar tegak berbentuk villous yaitu bentuk pendek, tebal, dan permukaannya seperti rambut. Pada metode agar miring berbentuk effuse yaitu pertumbuhan tipis biasanya rata. Pada cawan Petri bentuk koloninya circular yaitu bentuk bulat, sudut elevasinya effuse yaitu pertumbuhan tipis biasanya merata, tepinya entire yaitu agak rata, dan struktur dalamnya opaque yaitu tak dapat tembus cahaya. Pada medium cair menghasilkan larutan kuning dan ada endapan. Hasil isolasi mikroorganisme dari substrat cair yaitu air cuci piring adalah mikroba dengan koloni yang berbentuk circular yaitu membentuk lingkaran-lingkaran, sudut elevasi bentuk conveks rugose yaitu cembung dan berkerut berlipat, tepian bentuk lobate yaitu berbentuk rata dan struktur dalam transparant yaitu tembus cahaya. Sedangkan hasil isolasi

mikroorganisme dari tempat orang lalu lalang adalah mikroba dengan koloni yang berbentuk circular yaitu bentuk bulat bergerombol, sudut elevasi bentuk convex rugose yaitu cembung dan berkerut berlipat, tepian bentuk undulate yaitu bergelombang dan struktur dalam opaque yaitu tidak tembus cahaya.

BAB VI PENUTUP

VI.1 Kesimpulan Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Inokulasi biakan bakteri Staphylococcus aureus pada metode agar tegak berbentuk rhizoid, metode agar miring berbentuk beaded, pada cawan Petri bentuk koloninya curled, sudut elevasinya umbonate, tepinya undulate dan struktur dalamnya smooth, serta pada medium cair menghasilkan medium yang berwarna kuning dan ada sedikit endapan. Inokulasi biakan jamur Candida albicans pada metode agar tegak berbentuk villous, pada metode agar miring berbentuk effuse, pada cawan Petri bentuk koloninya circular, sudut elevasinya effuse, tepinya entire, dan struktur dalamnya opaque. Pada medium cair menghasilkan larutan kuning dan ada endapan. Hasil isolasi mikroorganisme dari substrat cair yaitu air cuci piring adalah mikroba dengan koloni yang berbentuk circular, sudut elevasi bentuk conveks rugose, tepian bentuk lobate dan struktur dalam transparent. Hasil isolasi mikroorganisme dari tempat orang lalu lalang adalah mikroba dengan koloni yang berbentuk circular, sudut elevasi bentuk convex rugose t, tepian bentuk undulate dan struktur dalam opaque.

DAFTAR PUSTAKA

1. Lay W. Bibiana, (1994), Analisis Mikroba di Laboratorium, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta 2. Djide, Natsir, M., Drs., (2005), Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi Dasar, Unhas, Makassar 3. Suriawiria, Unus, (1986), Pengantar Mikrobiologi Umum, Angkasa, Bandung 4. Oetomo Hadi, Ratnasari, (1990), Mikrobiologi Dasar dalam Praktek; Tehnik dan Prosedur Dasar Laboratorium, PT Gramedia, Jakarta. 5. Dwidjoseputro, (1989), Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan: Malang. 6. Djide, Natsir J. dan Ny. Risco B. Gobel, (1988), Mikrobiologi Umum, Laboratorium Mikrobiologi Farmasi: Universitas Hasanuddin. 7. Mistreich and Lechtman, (1976), Laboratory Exercises In Mikrobiology , Glencoe Press, Baverly Hills 8. Baedah Madjid, I, Sp.MK, (2001), Kuliah Mikrobiologi I, Universitas Hasanuddin, Makassar. 9. Pelczaer Jr. Michael, dan ECS Chan, (1986), Dasar-Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, Jakarta. 10. Tim Dosen Mikrobiologi Umum, (2001), Mikrobiologi Umum dalam Praktek, Universitas Hasanddin, Makassar. . 11. Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta. 12. Dirjen POM, (1995), Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.

LAMPIRAN

Komposisi Medium 1. Nutrien Agar (NA) Ekstrak Beef = Pepton Agar Aquades 2. Nutrien Broth (NB) Ekstrak Beef = Pepton Aquades = 3g 15 g ad 1000 mL = = 3g 5g 15 g ad 1000 mL

3. Potato Dekstrosa Agar (PDA) Kentang Dekstrosa Agar Aquades = = = 200 g 10 g 15 g ad 1000 mL

4. Potato Dekstrosa Broth (PDB) Kentang Dekstrosa = = 200 g 10 g

Aquades

ad 1000 mL

5. Tauge Ekstrak Agar (TEA) Tauge Sukrosa Agar Aquades = = = 100 g 60 g 15 g ad 1000 mL

Skema Kerja 1. Inokulasi bakteri dari biakan murni Medium padat Metode agar tegak Medium NA Panaskan

Tabung reaksi Padatkan dengan posisi tegak

Biakan murni bakteri Inkubasi 1 x 24 jam pada suhu 37 0C

Amati bentuk koloni

Metode agar miring Medium NA Panaskan

Tabung reaksi Padatkan dengan posisi miring

Biakan murni bakteri Inkubasi 1 x 24 jam pada suhu 37 0C

Amati bentuk koloni

Metode cawan Petri Medium NA Panaskan

Cawan Petri Biakan murni bakteri

Inkubasi 1 x 24 jam pada suhu 37 0C

Amati bentuk koloni

Medium cair Medium NB

Tabung reaksi Biakan murni bakteri

Inkubasi 1 x 24 jam pada suhu 37 0C

Amati bentuk koloni 2. Inokulasi jamur dari biakan murni Medium padat Metode agar tegak Medium PDA Panaskan Tabung reaksi Padatkan dengan posisi tegak Biakan murni jamur Inkubasi 3 x 24 jam pada suhu kamar

Amati bentuk koloni

Metode agar miring Medium PDA Panaskan

Tabung reaksi Padatkan dengan posisi miring

Biakan murni jamur Inkubasi 3 x 24 jam pada suhu kamar

Amati bentuk koloni Metode cawan Petri Medium PDA Panaskan

Cawan Petri Biakan murni jamur

Inkubasi 3 x 24 jam pada suhu kamar

Amati bentuk koloni

Medium cair Medium PDB

Tabung reaksi Biakan murni jamur

Inkubasi 3 x 24 jam pada suhu kamar

Amati bentuk koloni

3. Isolasi mikroba dari udara bebas Medium TEA Panaskan

Cawan Petri Diletakkan di tempat orang lalu lalang selama 15 menit Inkubasi 1 x 24 jam pada suhu 37 0C

Amati bentuk koloni

4. Isolasi mikroba dari substrat cair Substrat cair Medium TEA Panaskan

Cawan Petri

Inkubasi 1 x 24 jam pada suhu 37 0C

Amati bentuk koloni

Anda mungkin juga menyukai