Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

A. DEFENISI Merupakan penyakit yang terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah 2 hari pertama (Arif Mansjour dkk, Kapita Selekta Kedokteran, 2001) B. ETIOLOGI Penyebab penyakit DBD ini adalah Virus Dengue termasuk group B Arthropodborn Virus (Arbovirusses) dan sekarang dikenal sebagai genus flavinus, family flaviridiae dan mempunyai 4 serotype, yaitu: DEN I, DEN II, DEN III, dan DEN IV. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype yang lain (Demam Berdarah Dengue, FK UI, Hal 80). C. CARA PENULARAN Terdapat 3 faktor yang berperan pada penularan infeksi dengue, yaitu: manusia, virus, dan faktor perantara. Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Nyamuk Aedes Albopictus, Aedes Polinesiensis dan beberapa spesies yang lain dapat pula menularkan virus dengue tetapi kurang berperan. Nyamuk aedes tersebut dapat menularkan virus dengue kepada manusia, baik secara langsung yaitu setelah menggigit orang yang sedang mengalami viremia, maupun secara tidak langsung yaitu setelah melalui masa inkubasi didalam tubuhnya selama 8-10 hari (Ekstrinsic Incubation Period). Pada manusia diperlukan waktu 4-6 hari (Instrinsic Incubation Period) sebelum menjadi sakit setelah virus masuk kedalam tubuh

Pada nyamuk, sekali virus dapat masuk dan berkembang biak didalam tubuhnya, maka nyamuk tersebut dapat menularkan virus selama hidupnya (infektif). Sedangkan pada manusia, penularan dapat terjadi pada saat tubuh dalam keadaaan viremia yaitu antara 3-5 hari. (Demam Berdarah Dengue, FK UI, hal 80-81) D. PATOGENESIS Virus ini merupakan mikroorganisme yang hanya dapat hidup dalam sel hidup maka dalam kelangsungan hidupnya, virus harus bersaing dengan sel manusia sebagai pejamu (Host) terutama dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan tubuh pejam, persaingan akan sembuh sempurna dan timbul antibody atau perjalanan penyakit menjadi berat dan bahkan dapat menyebabkan kematian E. PATOFISIOLOGI Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Setelah manusia terkontaminasi oleh virus tersebut maka akan terjadi infeksi yang pertama kali yang dapat memberikan gejala sebagai DBD. DBD dapat tejadi bila seorang yang telah terinfeksi pertama kali dapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Virus akan bereplikasi dinodus limpatikus regional dan menyebar kejaringan lain, terutama ke sistem retikuloendotelial dan kulit secara brobkogen maupun hematogen. Tubuh akan membentuk kompleks virus antibody dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya anafilaktoksin C3a dan Csa sehingga permeablitas dinding pembuluh darah meningkat dan akan terjadi juga agregasi trombosit yang melepaskan ADP, trombosit melepaskan vasoaktif yang bersifat meningkatkan permeabilitas kapiler dan melepaskan trombosit. Faktor-faktor faktor yang merangsang (faktor koagulasi VII) akan intravaskuler. Terjadinya aktivasi homogen

menyebabkan pembekuan intravaskuler yang meluas dan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah. Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam dan bintik-bintik merah pada kulit (petechie) dan hal-hal yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa. Peningkatan Permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan kurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokensentrasi (peningkatan hematokrit 20%) menunjukkan adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga hematokrin menjadi lebih penting untuk menjadi ukuran patokan pemberian cairan intravena. Setelah pemberian cairan intravena peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan gagal jantung. Sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang akan mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengakibatkan renjatan. Jika renjatan dan hipovolemia berlangsung lama, maka akan timbul anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik. Gangguan hemostasis pada penderita DHF, menyangkut 3 faktor yaitu: 1. Perubahan vaskuler 2. Trombositopenia 3. Gangguan koagulasi F. MANIFESTASI KLINIS Masa inkubasi dari dengue antara 3-15 hari namun rata-rata 5-7 hari. Tanda dini infeksi dengue, adalah: 1. Demam tinggi

2. Facial flushing 3. Tidak ada tanda-tanda ISPA 4. Tidak tampak fokal infeksi 5. Uji tourniket positif 6. Trombositopenia 7. Hematokrit meningkat Indikator fase syok: 1. Hari sakit ke 4-5 2. Suhu turun 3. Nadi cepat tanpa demam 4. Tekanan darah turun/hipotensi 5. Leukopenia (< 5000/mm3) WHO memberikan pedoman untuk membantu menegakkan diagnosis demam berdarah secara dini disamping menentukan derajat beratnya penyakit Klinis : Demam mendadak tinggi Perdarahan (termasuk uji rumpelleede +) seperti: petechie, epistaksis, hematemesis dan melena Hepatomegali Syok: nadi kecil dan cepat dengan tekanan darah turun atau hipotensi disertai gelisah dan akral dingin Klasifikasi Demam Berdarah Dengue: Derajat I (Ringan): terdapat demam mendadak selama 2-7 hari disertai gejala klinis lain dengan manifestasi perdarahan ringan: uji Touniket + Derajat II perdarahan lain. Derajat III Derajat IV terukur. : ditemukan tanda-tanda dini renjatan : termasuk DSS dengan nadi dan tekanan darah yang tidak : ditemukan pula perdarahan kulit dan manifestasi

G. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemakonsentrasi Laboratorium: Trombositopenia (< 100.000/mm3) Hemokonsentrasi (kadar Ht > 20% dari normal) 2. Air Seni, mungkin ditemukan albuminnya ringan 3. Uji Serologi memakai serum ganda yaitu:serum diambil pada masa akut dan konvalesen yaitu uji peningkatan komplemen (PK), uji netralisasi (MT), dan uji dengue Blok. Pada uji ini dicari kenaikan antibodi (antidengue) minimal 4x 4. Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah Klien dan jaringan H. Penatalaksanaan / Terapi Pada dasarnya penatalaksanaan DBD bersifat supportif yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan. Untuk merawat Klien DBD dengan baik, diperlukan dokter dan perawat yang terampil, sarana laboratorium yang memadai, serta bank darah yang senantiasa siap jika diperlukan. (Demam Berdarah Dengue, FK, UI. Hal. 104). Menurut WHO: Derajat I Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju tourniquet positif ) Derajat II Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain. Derajat III Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi )

Derajat IV Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur Pemeriksaan Diagnostik Darah Lengkap = Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat 20 % atau lebih ) Thrombocitopeni ( 100. 000/ mm3 atau kurang ) Serologi = Uji HI ( hemaaglutinaion Inhibition Test ) A. DHF tanpa Renjatan Beri minum banyak ( 1 - 2 Liter / hari ) Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB. Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat 1. DHF dengan Renjatan Pasang infus RL Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 30 ml/ kg BB ) Tranfusi jika Hb dan Ht turun Rontgen Thorac = Effusi Pleura

I. Proses Keperawatan 1. Pengkajian Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda-tanda perdarahan, mual muntah, anoreksia, nyeri uluhati dan nyeri sendi Tanda-tanda renjatan: nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab, trauma pada ekstermitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran. 2. Diagnosa Keperawatan

a. Hypertermi b/d viremia b. Nyeri b/d proses patologis penyakit c. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual, muntah dan anoreksia d. Gangguan aktivitas sehari-hari b/d kondisi tubuh yang lemah e. Gangguan pola tidur b/d sakit kepala dan pegal-pegal seluruh tubuh f. Gangguan mobilisasi b/d nyeri g. Risiko terjadinya perdarahan intra abdominal b/d trombositopenia h. Risiko terjadnya syok hipovolemik b/d kehilangan cairan tubuh i. j. Gangguan pola eliminasi b/d konstipasi Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatan DBD b/d kurangnya informasi k. Ansietas b/d kondisi Klien yang memburuk dan perdarahan yang dialami Klien l. Gangguan proses keluarga b/d anggota keluarga yang dirawat dirumah sakit m. Risiko infeksi b/dtindakan invasif n. Kurang volume cairan tubuh peningkatan permeabilitas dinding plasma o. Risiko terjadi plebitis b/d pemasangan infus p. Risiko terjadinya kelebihan cairan b/d pemberian cairan intravena

3. Intervensi

NO. 1.

TUJUAN Perawat akan menangani dan meminimalkan terjadinya syk hipovolemik

INTERVENSI 1. Pantau status cairan dan evaluasi - Pemasukan (mulut dan intravena) - Pengeluaran dan kehilangan lain, seperti: urine dan muntah 2. Pantau tanda-tanda dan gejala syok, seperti: - Peningkatan frekuensi nadi disertai dengan tekanan darah yang normal atau sedikit menurun - Pengeluaran urine <30 cc/jam - Kelelahan, agitasi atau penurunan kesadaran - Penurunan frekuensi pernapasan dan kehausan - Penurunan nadi perifer - Kulit dingin, pucat, lembab atau sianosis - Penurunan Hb dan Ht 3. Jika syok terjadi, tempatkan Klien dengan posisi terlentang dengan kaki tinggikan 4. Pasang infus dan gunakan jarum yang besar jika pemberian darah sudah

RASIONAL Deteksi kekurangan cairan dini akan dapat melakukan intervensi yang segera untuk mencegah syok

Respon komplikasi pada penurunan sirkulasi bertujuan meningkatkan pengiriman oksigen dengan cara peningkatan frekuensi jantung, pernapasan dan penurunan sirkulasi didaerah perifer (yang ditandai dengan nadi perifer tidak teraba dan kulit dingin) Nilai Hb dan Ht menurun jika terjadi perdarahan yang bermakna

Meningkatkan pengembalian darah ke jantung (reload) Misalnya dengan pengobatan vasopressor, meningkatkan tahanan perifer dan meningkatkan

diantisipasi, lakukan penanganan sesuai dengan prosedur 5. Kolaborasi dengan dokter untuk penggantian cairan yang hilang dengan jumlah yang cukup 6. Batasi penjelasan dan aktivitas klien 7. Berikan penjelasan yang singkat dan dukungan psikologis dalam menurunkan ansietas

tekanan darah

Mengganti kehilangan cairan akibat evaporasi

Membantu menurunkan kebutuhan O2 jaringan Ansietas yang tinggi meningkatkan kebutuhan metabolisme akan O2

2.

Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan

1. Pantau suhu tubuh Klien

Suhu tubuh 38,9 C 44,1 C menunjukkan prosespenyakit infeksius

2. Berikan kompres hangat, hindari penggunaan alkohol

Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan alkohol mungkin menyebabkan kedinginan, peningkatan suhu secara actual. Selain itu alkohol dapat mengeringkan kulit

3. Berikan anti piretik

Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentral pada

hipothalamus, meskipun demam mungkin dapat berguna dalam membatasi pertumbuhan organisme dan meningkatkan autodestruksi dari sel-sel yang terinfeksi 4. Anjurkan Klien minum banyak Dikutip dari: 1. Carpenito, Diagnosa Keperawatan. EGC 2. Dongoes, Rencana Asuhan Keperawatan. EGC Mengganti kehilangan cairan akibat evaporasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Christanti Effendy, 1995. Perawatan Pasien DHF. Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta 2. Doenges Marylinn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3, penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta.

3. H.M. Sjaeffollah Noer, dkk., 1996. Buku Ajar Penyakit Dalam. Edisi ketiga, balai penerbit FKUI, Jakarta. 4. Sri Reseki H. Hadinegoro, dkk., 1999. Demam Berdarah Dengue Naskah Lengkap. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An. M DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI DBD/DHF

DIRUANG PERAWATAN ANAK RSU SAWERIGADING PALOPO I. Pengkajian Biodata A. Identitas Klien 1. Nama 2. Umur 3. JK 4. Alamat 5. Pendidikan 6. Pekerjaan 7. Status 8. Tgl. Masuk 9. Tgl. Pengkajian 10. Diagnosa Medik B. Identitas Penanggung Jawab 1. Nama 2. Umur 3. Jenis Kelamin 4. Hubungan dgn Klien II. III. Keluhan Utama Ibu klien mengatakan badan anaknya panas Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kluhan Utama Klien demam selama 3 hari sebelum MRS disertai dengan sakit kepala, mual dan muntah. Kemudian demamnya turun setelah berobat ke bidan. Demam timbul kembali 1 hari yang lalu , dimana demamnya tidak terus menerus (naik-turun). Karna keluarga klien sudah tidak dapat menangani maka klien dibawa ke RS untuk berobat. Nyeri tenggorokan (-), batuk pilek (-), : Ny. A : 40 tahun : perempuan : Ibu klien : An M : 5 tahun : Laki-laki : Jl. K.H.M.Kasim : TK ::: 25 Desember 2012 : 27 Desember 2012 : DHF

perdarahan langsung (-), RL (+), mual dan muntah 3x selama klien masuk RS. Hal yang memperberat keluhan jika klien banyak beraktifitas dan hal yang memperingan jika klien beristrahat dan minum obat. b. Riwayat Keluhan Masa Lalu Ibu klien mengatakan anaknya pernah menderita influenza, ibu klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya. Tidak ada riwayat alergi pada obat-obatan, ibu klien mengatakan klien tidak pernah masuk RS sebelumnya, dan klien tidak pernah dioperasi. IV. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum Kulit Teraba panas, klien lemah b. TTV Tekanan darah Nadi Pernapasan Suhu : 90/70 mmHg : 100 x/m : 28 x/m : 38 C

c. Sistem Pernapasan Hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada sekret, tidak menggunakan alat bantu pernapasan, dan tidak ada bunyi nafas tambahan d. Sistem Kardiovaskuler Konjunctiva tidak anemis, bibir kering dan pecah-pecah, denyut nadi kuat, tidak ada perdarahan e. Sistem Pencernaan Sklera tidak ikterus, bibir kering, tidak ada stomatitis, kemampuan menelan baik, mual dan muntah 3x selama klien masuk RS. f. Sistem Indera

Mata

: bola mata simetris kiri dan kanan, grakan bola mata kesegala arah,

dan ketajaman penglihatan baik Hidung : simetris kiri dan kanan, tidak polip dan epistaksis, fungsi penciuman baik Telinga : daun telinga simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik, tidak g. Sistem saraf Fungsi serebral : orientasi baik, klien mampu mengenal waktu, tempat, dan orang. Mampu mengingat kejadian yang lalu dan mampu berbahasa dengan kata-kata yang jelas dengan kesadaran komposmentis h. Sistem Muskuloskeletal Bentuk kepala mesocephal, klien dapat menggerakkan kepala kekiri dan kanan, tidak ada pembengkakan pada kaki dan lutut tidak kaku i. Sistem Integumen Tubuh klien teraba demam, bibir klien kering dan pecah-pecah, rambut hitam, tidak mudah rontok, kulit warna sawo matang dan kulit kepala bersih j. Sistem endokrin Tidak adanya pembesaran kelenjar tyroid. k. Sistem Perkemihan Klien tidak mengalami poliuri, nokturia dan disuri, tidak terpasang kateter. l. Sistem Imunitas Klien tidak allergi dengan makanan dan obat-obatan m. Status Neurologi 1. Tingkat kesadaran Composmentis (GCS : 15) E4 M6 V5 : membuka mata : mengikuti perintah : orientasi baik

2. Koordinasi klien baik, tidak terjadi gangguan keseimbangan 3. Memory klien baik, klien mampu mengingat kejadian-kejadian masa lampau

4. Orientasi baik, klien dapat membedakan orang, tempat dan waktu 5. Tidak terjadi gangguan sensasi, klien dapat membedakan suhu panas dan dingin V. Pemeriksaan Diagnostik Hasil Laboratorium : Darah Rutin Leukosit 5x10 /mm Eritrosit 4,5x10 /mm Hematookrit 42gr% Hemoglobin 11gr% Trombosit 8x10 /mm : Positif : Positif :

IGg (+) IGm (+)

Pemeriksaan Rontgen

Kesan : Tidak tampak adanya efusi pleura Uji tourniket Terdapat Petechie > 20 disekitar lengan kanan yang diuji VI. Pengobatan dan Perawatan a. Pengobatan IVFD RL 28 tts/i Paracetamol 3x1/2 tabl. Cefotaxim 250mg/IV/24 jam. b. Perawatan Memberikan kompres hangat Menganjurkan Klien banyak minum Observasi TTV

Membantu Klien minum obat paracetamol dan cefotaxim masing-masing 1 tabl.

VI.

Data Fokus

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF - Ibu Klien mengatakan badan anaknya - Tubuh klien teraba demam panas - Uji RL (+) - Ibu Klien mengatakan mual disertai - Terdapat Petechie pada lengan kanan muntah sebanyak 3 x selama klien - Klien nampak lemah masuk RS - Klien mual dan muntah - Tanda-tanda vital : Tekanan darah Nadi Pernapasan Suhu : 90/70 mmHg : 100 x/m : 28 x/m : 38 C

- Pemeriksaan Laboratorium: Darah Rutin PLT :

VII.

Analisa Data

Nama : An. M Umur : 5 tahun NO. 1. DATA DS: - Ibu Klien mengatakan badan anaknya panas DO : - Tanda-tanda vital : Tekanan darah Nadi Pernapasan Suhu : 90/70 mmHg : 100 x/m : 28 x/m : 38 C Impuls disampaikan ke hipothalamus bagian thermoregulator Merangsang sel-sel monosit, eusinofil, neutrofil, dan makrofag untuk mengeluarkan zat-zat pirogen-endogen ETIOLOGI Invasi Virus Dengue melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti MASALAH Peningkatan Suhu Tubuh

- Tubuh klien teraba panas - RL (+) - Pemeriksaan Laboratorium: Darah rutin PLT :

Metabolisme tubuh meningkat

Hypertermi

2.

DS: -

Kebocoran plasma

Risiko

terjadinya

kekurangan volume cairan

DO: - Tubuh klien teraba panas - Klien nampak lemah - Klien mual dan muntah - Tanda-tanda vital : Tekanan darah Nadi Pernapasan Suhu : 90/70 mmHg : 100 x/m : 28 x/m : 38 C
Risiko terjadi kekurangan volume cairan Timbul panas sebagai kompensasi tubuh akan terjadi evaporasi; penguapan air Permeabilitas kapiler meningkat

DS Ibu klien mengatakan anaknya mual disertai muntah DO Tampak mual disertai muntah K/U lemah

Invasi Virus Dengue melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti Merangsang stimulasi saraf vagus Mual Muntah Intake yang inadekuat Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

Gangguan nutrisi dari kebutuhan

kurang

VIII.

Diagnosa Keperawatan 1. Hipertemi b/d adanya infeksi kuman didalam tubuh

2. 3. inadekuat

Resiko terjadinya kekurangan volume cairan b/d peningkatan permeabilitas dinding plasma, Gangguan nutris kurang dari kebutuhan b/d intake yang

IX.

Rencana Tindakan

NDX 1.

TUJUAN Klien menunjukkan demamnya dengan kriteria:

INTERVENSI akan 1. Observasi TTV

RASIONAL 1. Untuk mengetahui perkebangan kesehatan

teratasi, 2. Berikan kompres hangat 2. akan terjadi vasodilatasi yang dapat menurunkan suhu tubuh

Suhu tubuh normal (36-37 C) TD normal Trombosit (100.000400.000/mm3 dalam

Menghindari terjadinya batas 3. Anjurkan klien untuk 3. banyak minum dehidrasi akibat metabolisme (90/70 tubuh meningkat normal 4. Anjurkan klien banyak 4. Memantau menurunkan demam istirahat 5. Kolaborasi obat antibiotic 6. Pantau hematokrit dan 6. trombosit tiap hari Untuk mengetahui perkembangan jumlah hematokrit dan trombosit cairan teratasi mual 1. Observasi TTV 1. Untuk menentukan selanjutnya 2. Anjurkan klien untuk 2. Mencegah dehidrasi banyak minum mengetahui intervensi pemberian 5. Membantu menurunkan demam dan dan infeksi

100/80 mmhg)

antipiretik

Gangguan keseimbangan 2. dan elekrolit tidak dengan kriteria : Klien muntah

perkembangan kesehatan dan

3. Observasi intake dan 3. untuk mengetahui pemasukan out put dan pengeluaran cairan lebih dini sehingga dapat dilakukan intervensi segera untuk mencegah syok 4. Kolaborasi pemberian 4. Untuk memenuhi kebutuhan cairan infus cairan dehidrasi 5. Kolaborasi pemeriksaan 5. laboratorium. Kebutuhan terpenuhi 3. kriteria : Klien muntah Porsi dihabiskan Klien tidak lemah Nafsu meningkat makan 2. Hindari makanan yang 2. merangsang muntah mual agar tidak merangsang lambung peningkatan muntah 3. Sajikan makanan dalam 3. Merangsang nafsu makan klien keadaan bervariasi hangat dan asam makan tidak mual nutrisi dengan 1. Anjurkan klien untuk 1. makan sering sedikit tapi membantu kebutuhan nutrisi memenuhi Mengetahui kesehatan klien perkembangan sehingga terjadi

yang dapat menyebabkan mual

4. Kontrol makanan pasien 4. Mengawasi pemenuhan klien sesuai diet 5. kolaborasi pemberian 5. mencegah mual muntah obat antiemetik

X. No. 1.

Catatan Tindakan Jam 07.30 Tindakan Keperawatan Dan Hasil - Mengobservasi tanda vital dengan hasil : TD : 90/70 mmHg N S P : 100 x/mnt : 38,5 o C : 25x/mnt Melakukan kompres hangat Menganjurkan pasien untuk banyak minum dengan hasil klien mau mium sedikit Paraf

2.

07.35

3. 4. 5.

07.40 07.45 08.00

- Menganjurkan klien untuk banyak istirahat - Memberikan obat paracetamol syrup dan amoxcillin syrup - Mengobservasi tanda vital dengan hasil : TD : 90/70 mmHg N S P : 100 x/mnt : 38,5 o C : 25x/mnt ml - Menginfus RL 30 tts/mnt - Mengobservasi suhu tubuh 37,50 C - Pengambilan darah untuk pemeriksaan lab. (pem. Darah lengkap) - Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering dan menjelaskan pentingnya kebutuhan makan - Menganjurkan klien untuk menghindari makanan yang merangsang mual seperti makanan yang kecut atau asam

6. 7. 8. 9. 10.

08.05 08.10 10.00 10.20 13.00

- Menganjurkan klien untuk banyak minum; klien minum sebanyak 100

XI.

- Memberikan obat muntah (metoclopramide) Catatan Perkembangan

HARI/TGL Selasa, 09/05/06

NO. DX 1.

JAM 13.00

EVALUASI/SOAP S : Klien mengatakan badannya masih panas O : badan klien masih teraba panas, suhu 37,5 0C A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-5 1. Observasi TTV 2. Berikan kompres hangat 3. Anjurkan klien untuk banyak minum 4. Anjurkan klien banyak istirahat 5. Kolaborasi pemberian obat antipiretik dan antibiotik

S : Klien mengatakan malas minum O : bibir klien nampak kering,nampak terpasang cairan RL 30 tts/mnt A : masalah teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-5 1. Observasi TTV 2. Anjurkan klien untuk banyak minum 3. Observasi intake dan out put 4. Kolaborasi pemberian cairan infus 5. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium.

3.

S : klien mengatakan tidak ada nafsu makan O : klien nampak lemah

A : masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-5 1. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering 2. Hindari makanan yang merangsang mual muntah 3. Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan bervariasi 4. Kontrol makanan pasien sesuai diet 5. kolaborasi pemberian obat antiemetik

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. M DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE DIRUANG PERAWATAN ANAK RSU SAWERIGADING PALOPO

DISUSUN OLEH: KELOMPOK I

STIKES KURNIA JAYA PERSADA PALOPO PROGRAM PROFESI NURSE

TAHUN AKADEMIK 2012

Anda mungkin juga menyukai