Anda di halaman 1dari 7

A.

BioDiesel
Dalam hal pengembangan teknologi biodiesel, Indonesia sudah dan sedang melakukannya
melalui berbagai institusi seperti BPPT, LIPI dan PPKS-Medan (lembaga penelitian) serta ITB
dan UGM (perguruan tinggi). Teknologi biodiesel yang dikembangkan oleh BPPT dan PPKS-
Medan menggunakan bahan baku minyak sawit (CPO), sementara ITB dan UGM
menggunakan bahan baku minyak jarak pagar. Secara lebih rinci, kajian hasil-hasil riset
biodiesel di Indonesia yang dilakukan oleh BPPT dan Ristek (2006) mengungkapkan hal-hal
yang dilakukan oleh beberapa institusi yang ada di Indonesia dalam hal pengembangan
teknologi proses, pengujian produk, dan rancang bangun, yaitu :
• Lemigas melakukan pengujian minyak kelapa, minyak biji kapok, biodiesel sawit sebagai
bahan baker diesel, uji property, performance, uji ketahanan, dan uji jalan.
• PPKS Medan melakukan kinetika reaksi biodiesel sawit, pilot plant batch kapasitas 1
ton/hari, road test, dan biodiesel untuk nelayan.
• P2Kimia LIPI melakukan proses pembuatan biodiesel dari minyak sawit, stearin, lemak
sapi, dan membuat pilot plant 500 l/batch.
• P2Telimek LIPI melakukan uji performance dan opasitas biodiesel.
• BRDST BPPT membuat biodiesel plant capacitas 1,5 , 3 dan 8 ton/hari, uji properti, dan
road test.
• BTMP BPPT melakukan pengujian karakteristik unjuk verja dan emisi mesin diesel
berbahan bakar biodiesel sawit, jarak pagar, dan coco diesel.
• BTL BPPT melakukan decían peralatan pengolah limbah biodiesel plant 3 ton/hari.
• P3TM BATAN melakukan pembuatan biodiesel dari jarak kepyar dan jarak pagar.
• ITB dari kelompok studi biodiesel melakukan pengembangan proses dari berbagai van
baku, pembuatan biodiesel plant capacitas 600-1000 l/hari, uji ketahanan mesin berbahan
bakar biodiesel CPO, dan jarak.
• Teknik Mesin ITS melakukan uji karakteristik semprotan biodiesel pada injektor mesin.
• Teknik Kimia ITS melakukan studi biodiesel dari olein, minyak dedak padi, dan minyak
jarak.
• Teknik Kimia UGM melakukan studi biodiesel dari miknyak kelapa, jarak kepyar, dan
minyak nabati berangka lod tinggi.
• BBKK Deperin melakukan pembuatan coco diesel kapasitas 100 l/hari, uji coba biodiesel
pada kendaraan bermotor dengan bekerjasama dengan PT Pantja Motor untuk uji
B100 dan B50.
• UPN Veteran Yogyakarta melakukan uji coba biodiesel sebagai pengganti minyak tanah
pada kompor, mendesain kompor bioidiesel, membuat pabrik biodiesel skala kecil
menengah.
• LPPM IPB melakukan proses biodiesel skala 100 liter, uji kinerja mesin biodiesel jarak
pagar, road test pada mobil dan kapal nelayan, proses biodiesel tanpa katalis.
• PT EAI melakukan desain pabrik biodiesel skala 30.000 ton/tahun.
• PT Eterindo Wahanatama melakukan formulasi dan eksperimen laboratorium dengan
variasi bahan baku.
• PT RAP melakukan percobaan proses produksi di laboratorium.

BPPT sebagai salah satu lembaga pemerintah yang melakukan pengembangan


teknologi, melakukan pembuatan integrated CPO mill dan biodiesel plant, dan
membuat teknologi pendukungnya (design automated control, penyempurnaan proses
washing, improvement reactor design, filter technology, dan pengolahan limbah. Untuk
dapat memperoleh teknologi pembuatan biodiesel pada skala pilot plant, maka
tahapan yang dilakukan oleh Engineering Center –BPPT adalah sebagai berikut :

1. Melakukan Penelitian dan Optimasi Proses Pembuatan Biodiesel


Untuk memperoleh proses produksi yang paling efisien dan optimum, dilakukan
riset di laboratorium.
2. Melakukan Pembuatan Biodiesel dari CPO Berbagai Grade
Selain dari CPO, Engineering Center juga telah mencoba berbagai grade CPO
yaitu mulai dari CPO sampai ke CPO yang FFA-nya lebih besar dari 20 % (CPO
Parit).

Gambar 1 Grade CPO

3. Menguji Sifat-Sifat Biodiesel (Property Test)


Pengujian sifat-sifat fisis dan kimia dari Biodiesel dilakukan untuk membandingkan
bahan bakar ini dengan standar bahan bakar yang ada. Jika sudah memenuhi
standar, maka diharapkan masyarakat tidak perlu ragu dalam menggunakan
Biodiesel sebagai bahan bakar. Adapun standar yang diacu adalah Standard
Nasional Indonesia. Pada dasarnya standar bahan bakar tiap negara disesuaikan
dengan iklim dan kondisi setempat.

Tabel 1. Hasil Property Test Biodiesel yang Pernah Dilakukan

BIODIESEL ACCEPTABLE
NO TEST PROPERTY SATUAN METODE TES
BPPT VALUE
o
1 Pour Point C 15 18 max ASTM D.97
o
2 Flash Point PM.cc C 172 65 min ASTM D.93
3 Kadar Sulfur % wt 0.0068 0.05 max ASTM D.2622
4 Kadar Sedimen % vol 0.008 0.05 max ASTM D.473
5 Kadar Air % vol < 0.05 0.05 max ASTM D.95
6 Kadar Abu % wt 0.001 0.01 max ASTM D.482
7 Viskositas (40 oC) mm2/detik 5.4 1.9 - 6 ASTM D.445
8 Densitas (15 oC) gr/cm3 0.879 0.86 - 0.90 ASTM D.1298
9 TAN mgKOH/g 0.6 0.8 max ASTM D.974
10 SAN mgKOH/g Nil Nil max ASTM D.974

Keterangan : Acceptable Value dari ASTM Standar for Biodiesel dan Spesifikasi Solar
Pertamina

4. Menguji Performa Biodiesel (Biodiesel Performance Test)


Pengujian performa Biodiesel ini ada dua jenis, yaitu static engine test dan road
test.
a. Static Engine Test (Mobil dan Genset)
Pengujian ini dilakukan pada mesin yang tidak bergerak dengan tujuan untuk
menguji performa/unjuk kerja bahan bakar terhadap mesin serta emisi/gas
buangnya.
- Road Test

Gambar 2 Uji Mesin Statik


b. Road Test
Pengujian ini dilakukan terhadap mesin yang bergerak yaitu mobil dengan
tujuan untuk menguji efeknya terhadap mesin setelah penggunaan dalam
jangka waktu tertentu. Dengan pengujian ini diharapkan konsumen memiliki
keyakinan untuk tidak ragu menggunakan bahan bakar baru ini.

Gambar 3 Pengujian Biodiesel Pada Mesin Yang Bergerak


5. Melakukan Pembuatan Biodiesel Prototype Plant
Hasil riset dan pengembangan di laboratorium harus dibuktikan dengan pembuatan
prototype plant. Protoype yang telah dibangun Engineering Center berkapasitas
1500 liter/hari berlokasi di Puspiptek Serpong. Plant ini telah berulang kali
berproduksi dan terus mengalami optimasi. Plant ini juga telah diuji dengan
berbagai bahan baku, yaitu CPO, CPO off grade/minyak kotor, CPO Parit, PFAD
(hasil samping pabrik minyak goreng), bahkan CFAD yang berbasis minyak kelapa.

Gambar 4 Prototipe Pengolahan Biodiesel

6. Melakukan Pembuatan Biodiesel Pilot Plant


Optimasi proses dari prototype dituangkan dalam desain pilot plant biodiesel
berskala 8 ton/hari yang dibangun di Propinsi Riau. Penentuan lokasi pilot plant di
daerah Riau ini, lantaran adanya dukungan dari Pemerintah Daerah setempat
untuk membangun pilot plant serta ketersediaan bahan baku untuk uji coba. Luas
areal yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk Biodiesel di daerah Riau
merupakan yang terbesar di Indonesia yang mencapai 1.326.023 ha dengan
produksi CPO mencapai 3.337.151 ton.
Pembangunan Biodiesel plant di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur- Sumatera
Selatan dan di kabupaten Kotabaru-Kalimantan Selatan, masing-masing dengan
kapasitas 6 ton minyak biodiesel per hari.
Pada dasarnya, proses pembuatan Biodiesel sama untuk berbagai bahan baku
sehingga pilot plant ini dapat difungsikan untuk memproduksi Biodiesel dengan
bahan baku minyak apa saja. Pilot plant ini didesain dengan muatan lokal yang
tinggi, dengan mengutamakan material dan pabrikasi dalam negeri. (sumber :
BRDST –BPPT dan dari berbagai sumber Lem Lit)

Gambar 5 Pilot Plant Pengolahan Biodiesel

B. Gasohol :

• BPPT melalui Balai Besar Teknologi Pati telah mengembangkan Gasohol BE 10.
Dari hasil uji kelayakan pada mesin mobil Toyota Kijang yang pernah digelar di
Balai Termodinamika Motor dan Propulsi BPPT, Serpong Banten, kualitas
Gasohol BE 10 lebih baik dibandingkan premium dan pertamax. Dalam hal
kinerja mesin misalnya, Gasohol BE 10 mampu membangkitkan tenaga
kendaraan mencapai 1.856,1 Newton. Sedangkan premium hanya 1.393,8
Newton, dan pertamax sedikit di bawah gasohol 1.804 Newton. Konsumsinya pun
pun lebih irit ketimbang premium. Konsumsi gasohol mencapai 30,39 liter per
jam. Sedangkan premium hingga 31,03 liter per jam. Lebih boros dibanding
Pertamax, yang mencapai 27,38 liter per jam. Kinerja mesin lebih baik dari pada
premium dan menyamakan kualitas Pertamax. Itu baru dengan kadar etanol 10%.
Jika ditingkatkan menjadi 20%, hasilnya akan lebih mantap. Semakin tinggi kadar
etanol, kualitas gasohol semakin baik. (sumber Balai Besar PATI – BPPT)

Anda mungkin juga menyukai