Anda di halaman 1dari 67

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dangan individu manusia yang lainnya. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan di dalam keluarga semua dapat diekspresikan. Status sehat dan sakit dalam keluarga saling memengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga memengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya memengaruhi jalannya suatu penyakit dan status kesehatan anggota. Dewasa ini banyak kita temukan pasangan-pasangan muda yang baru menikah dan kita ketahui sebagian dari mereka banyak juga yang belum tahu tentang tugas dari tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah sehingga sering terjadi pertengkaran diantara mereka. Selain itu pasangan yang baru menikah juga akan mengalami atau mempersiapkan masa kehamilan dan memiliki anak. Kehamilan adalah suatu krisis maturasi yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Pertumbuhan ini membutuhkan penguasaan tugas-tugas perkembangan tertentu, menerima kehamilan, mengidentifikasi peran ibu antara dirinya dan pasangannnya, membangun hubungan dengan anak yang belum lahir, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi pengalaman melahirkan (Rubin, 1967). Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga. Karena konsepsi merupakan awal, bukan saja bagi janin yang sedang berkembang, tetapi juga bagi keluarga, yakni dengan hadirnya seorang anggota keluarga baru dan terjadinya perubahan hubungan dalam keluarga. Maka setiap anggota keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan dan menginterpretasinya berdasarkan kebutuhan masing-masing (Grossman, Eichler, Winckoff, 1980).

1.2

Tujuan Makalah

1. Tujuan Umum Setelah melakukan diskusi diharapkan mahasiswa mampu memahami tentang asuhan keperawatan keluarga dengan pasangan baru menikah dan ibu hamil. 2. Tujuan Khusus Setelah melakukan diskusi tentang askep keluarga dengan pasangan baru menikah dan ibu hamil maka mahasiswa mampu memahami: Konsep perkembangan Masalah yang terjadi Tugas perkembangan Proses askep

1.3 Manfaat Makalah Bermanfaat untuk membantu serta membimbing mahasiswa dalam belajar memahami konsep mengenai asuhan keperawatan pada keluarga khususnya pada keluarga dengan pasangan baru menikah dan ibu hamil. Selain itu juga dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa yang sedang belajar tentang asuhan keperawatan pada keluarga. 1.4 Sistematika Penulisan Makalah ini terdiri dari 3 bab; BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan makalah, manfaat makalah, sistematika penulisan, serta metoda dan teknik penulisan. BAB II Tinjauan teoritis yang meliputi proses asuhan keperawatan pada keluarga baru menikah dan ibu hamil. BAB III Penutup meliputi kesimpulan dan saran yang terakhir daftar pustaka

1.5 Metode dan Teknik Penulisan Studi literatur atau kepustakaan: meliputi bahan-bahan bacaan dari berbagai sumber yang bersangkutan dari buku perpustakaan dan website.

BAB II TNJAUAN PUSTAKA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN PASANGAN BARU MENIKAH

A. Masalah yang sering Terjadi Pada Tahap Perkembangan Keluarga dengan Pasangan Baru Menikah Fase ini di mulai dari saat perkawinan hingga istri hamil. Fase ini merupakan masa tersulit dalah kehidupan pernikahan, angka perceraian tinggi pada bulan awal hingga tahun pertama perkawinan. Pasangan juga harus menyesuaikan kepuasan sejak awal perkawinan. Keadaan akan semakin sulit jika pasangan juga harus menyesuaikan di luar hubungan dengan suami atau istri, misalnya: melanjutkan sekolah, tugas luar kota, tergantung kepada orang tua, hubungan dengan keluarga besar. Maka ada beberapa tugas perkembangan yang harus dijalani oleh pasangan pada fase pemantapan ini agar bisa menjalani tahap ini dengan baik, antara lai : (Duvall, sociological perspective,1985) 1. Memantapkan tempat tinggal 2. Memantapkan sistem mendapatkan dan membelanjakan uang 3. Memantapkan pola siapa mengerjakan apa, siapa bertanggung jawab kepada siapa (pembagian peran dan tanggung jawab) 4. Memantapkan kepuasan hubungan seksual 5. Memantapkan sistem komunikasi secara intelektual dan emosional 6. Memantapkan hubungan dengan keluarga besar 7. Memantapkan cara berinteraksi dengan teman, kolega, dan organisasi 8. Menghadapi kemungkinan kehadiran anak dan perencanannya 9. Memantapkan filosofi hidup sebagai pasangan suami istri.

Tugas perkembangan keluarga baru menikah (Rodgers cit Friedman) : Membina hubungan intim yang memuaskan Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru Sumber-sumber dari dua orang yang digabungkan Peran berubah Fungsi baru diterima Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar Saling menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil bersifat rutinitas

Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan saling menyesuaikan diri dan membangun kecocokkan dari kebutuhan dan minat pasangan. Saling menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis atau membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial. Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB

B. Tugas dan Tahap Perkembangan Keluarga Pada dasarnya tugas keluarga ada 7 tugas pokok, sebagai berikut: 1. 2. 3. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing 4. 5. 6. Sosialisasi antar anggota keluarga Pengaturan jumlah anggota keluarga Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
5

7.

Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers, Friedman, 1998).

C. Pengkajian fokus Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu perawat melakukan pengkajian dengan menggunakan formulir yang dapat digunakan pada semua tahap perkembangan keluarga. Meskipun demikian perawatan perlu melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan yang didasari oleh: 1 Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda karena ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah atau berkurang). 2 Pada tiap tahap perkembangan, keluarga mempunyai tugas

perkembangan keluarga yang harus dilakukan. 3 Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda.

Keluarga yang baru menikah Pengkajian data fokus meliputi: Kapan pertemuan pasangan? Bagaimana hubungan sebelum menikah? Bagaimana pasangan ini memutuskan untuk menikah? Adakah halangan terhadap pernikahan mereka? Sebutkan! Bagaimana respons keluarga terhadap pernikahan? Bagaimana kehidupan di lingkungan keluarga asal, termasuk orientasi keluarga dari kedua orang tua? Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah menikah? Bagaimana hubungan dengan saudara ipar?

Bagaimana keadaan orang tua masing-masing dan hubungan dengan orang tua setelah pernikahan? Bagaimana rencana mempunyai anak? Berapa lama waktu berkumpul setiap hari? Bagaimana rutinitas (secara individu: suami dan istri) setelah pernikahan? Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

D. Contoh Kasus Tahap Perkembangan Keluarga Pasangan Baru Menikah Pengkajian Keluarga

A. Data Umum 1. Nama Kepala Keluarga 2. Umur 3. Alamat 4. Pekerjaan kepala keluarga 5. Pendidikan kepala keluarga 6. Komposisi keluarga Hub. No. Nama JK Dengan KK 1. Ny. F P Istri 20 tahun 7. Genogram umur Status imunisasi Agama BCH Hepatitis DPT Polio campak : Tn. A : 22 tahun : Rt 05 Desa Jaya Mekar : Membuka Usaha Bengkel : SMK

Pendi dikan SMA

Islam

8. Tipe keluarga Keluarga inti 9. Suku bangsa Tn. A dan Ny. F sama-sama berasal dari suku Jawa. Mereka bisa menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai

kebiasaan yang hampir sama, jadi tidak ada kesulitan-kesulitan yang mereka rasakan terhadap perbedaan. 10. Agama Agama Tn. A adalah islam, begitu pula dengan Ny. F. Tn. A dan Ny. F selalu berusaha untuk memenuhi kegiatan ibadah mereka secara bersama-sama di rumah kecuali jika Tn. A dan Ny.F sedang bekerja, mereka melakukan ibadah masing-masing. 11. Status sosial ekonomi keluarga Dalam keluarganya yang menjadi tulang punggung adalah Tn A sebagai kepala rumah tangga. Penghasilan keduanya berkisar Rp. 1.000.000,00 dan saat ini belum tahu pengelolaannya bagaimana karena masih baru dan belum ada kesepakatan-kesepakatan dalam pengelolaan keuangan nantinya. Sementara ini penghasilan banyak dipergunakan untuk keperluan makan dan lain-lain. Namun, keluarga Tn. A dan Ny. F mempunyai juga tabungan. 12. Aktivitas rekreasi keluarga Keluarga tidak pernah rekreasi secara khusus atau rutin, hanya kadang-kadang saja jika ada acara.

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga Tn. A dan Ny. F baru menikah 5 bulan yang lalu dan belum mempunyai anak, jadi keluarga Tn. A dan Ny. F berada pada tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah. 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Saat ini keluarga Ny. F dan Tn.A sebagai keluarga baru belum memiliki anak dan rencana untuk memiliki anak menurut Ny.F nanti setelah 1 tahun menikah, berapa jumlah anak yang diinginkan belum pernah dibicarakan dengan suaminya. Menurut Ny.F saat ini dia dengan suaminya berusaha untuk membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan masyarakat sekitar. Menurut Ny.F pula

bahwa dirinya dan suaminya mau bekerja mencari uang dulu baru merencanakan punya anak. Saat ini keluarga Ny.F dan Tn.A masih masih menumpang di salah satu rumah kecil milik orang tua Tn.A dan masih belum ada rencana untuk memiliki rumah sendiri. 3. Keluarga Tn.A dan Ny.F terbentuk karena hubungan pacaran diantara keduanya. Ny.F pernah mengalami sakit ISK (Infeksi Saluran Kemih) dan sudah beberapa kali berobat ke dokter. Sekarang dinyatakan sudah sembuh. Tn.A menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya batuk pilek biasa saja. Menurut Ny.F jika dirinya sakit biasanya berobat di puskesmas atau ke bidan terdekat. 4. Riwayat keluarga sebelumnya Menurut penuturan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang memerlukan perawatan di rumah sakit atau pun perawatan di rumah dalam waktu yang lama. Dari riwayat kesehatan keluarga Tn.A tidak ada yang memiliki penyakit kronis maupun penyakit turunan.

C. Pengkajian lingkungan 1. Keadaan lingkungan dalam rumah Rumah keluarga Ny.F dan Tn.A menumpang di rumah orang tua Tn.A, luas rumah kurang lebih 80 m2. Lantai rumah menggunakan plester kecuali dapur yang masih menggunakan tanah. Rumah memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada ruangan dalam rumah seperti kamar, dapur, ruang tamu cukup gelap karena dibuka pada waktu tertentu saja. Penerangan di malam hari menggunakan listrik dan kadang dipergunakan juga untuk siang hari karena dalam ruangan tampak gelap. Secara umum ventilasi dan pencahayaan di dalam rumah

kurang akibat ventilasi yang tidak dimanfaatkan secara optimal. Secara umum kebersihan rumah baik hanya penataan perabotan rumah yang kurang teratur terutama untuk bagian dalam rumah dan dapur. 2. Keadaan lingkungan di luar rumah Rumah memiliki pekarangan yang cukup luas dan ditanami pohon mangga dan ramburan. Kebersihan pekarangan secara umum baik. Keluarga memanfaatkan sumur gali dengan pompa listrik untuk sumber air bersih dan air minum. Keluarga memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke kebun di sebelah rumahnya dan hanya dialirkan begitu saja. Keluarga juga telah memiliki jamban dengan septik tank di ujung rumah. Kebersihan kamar mandi dan jamban cukup. 3. Karakteristik tetangga dan komunitas Di wilayah sekitar rumah keluarga Tn.A dan Ny. F jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya cukup dekat. Menurut Ny.F di wilayah RT 05 ini juga memiliki kegiatan seperti pengajian. Ny. F menganggap dirinya masih orang baru di lingkungan RT sehingga terkadang masih berhubungan dengan tetangga saja. 4. Mobilitas geografis keluarga Menurut Ny F selama ini keluarganya sejak menikah 5 bulan yang lalu sering ke tempat ibunya saja. 5. Perkumpulan keluarga Ny F dan keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak terdapat perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran atau seperti acara pernikahannya 5 bulan yang lalu. Interaksi keluarga besarnya dengan masyarakat sekitar cukup baik sehingga saat pernikahannya banyak tetangga yang membantu dan diwilayahnya sudah menjadi kebiasaan untuk saling membantu.

10

6.

Sistem pendukung keluarga Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota keluarga yang sakit. Hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa saling tolong-menolong.

D. Struktur keluarga 1. Pola komunikasi keluarga Menurut Ny. F dalam keluarga berkomunikasi biasa menggunakan bahasa jawa menurut Ny.F dirinya juga cepat akrab dengan keluarga suaminya. 2. Struktur kekuatan keluarga Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn.A dan Ny.F selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. Perbedaanperbedaan pendapat yang ada bisa dibicarakan. 3. Struktur peran Dalam keluarga Ny.F dan Tn.A sebagai kepala keluarga

berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan dibantu oleh Ny.F yang turut bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga tetap melakukan perannya sebagai istri yang harus menyiapkan semua keperluan suaminya di rumah. 4. Nilai dan norma keluarga Sebagai bagian dari masyarakat jawa dan beragama Islam keluarga memiliki nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua, suami dan istri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama kalau malam hari, karena siang hari suaminya bekerja sampai sore.

E. Fungsi keluarga 1. Fungsi afektif Mereka merupakan pasangan baru yang sampai sejauh ini masih belum menemukan masalah, hanya komunikasi saja untuk ke arah

11

yang lebih intim. Tn A dan Ny F selalu memberikan dukungan satu sama lain. Mereka selalu menumbuhkan sikap saling menghargai. 2. Fungsi sosialisasi Hubungan antara dirinya dengan suaminya sampai sejauh ini baik dan hubungan dengan kelurga besarnya pun baik. 3. Fungsi perawatan kesehatan i. Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi keluarga (pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap masalah). Menurut Ny F sebenarnya dalam keluarganya belum mengetahui tentang bagaimana memersiapkan kehamilan dan bagaimana membina keintiman dengan suami. ii. Apa yang dilalukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang dialami. Sejauh ini dirinya hanya bertanya pada teman-temannya. iii. Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan: ke puskesmas atau bidan setempat. iv. Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan: menurut keluarga makan teratur dan istirahat yang cukup banyak membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. 4. Fungsi reproduksi Saat ini Ny F tidak menggunakan alat kontrasepsi, mereka sering melakukan hubungan suami-istri menggunakan cara coitus interuptus untuk mencegah kehamilan karena perencanaan kapan akan memiliki anak dan berapa jumlah anak yang diinginkan belum ada. Aktifitas seksual cukup aktif dan menurut Ny F kadang-kadang mereka merasa takut terjadi kehamilan karena merasa belum siap menunggu sampai usia pernikahan 1 tahun, tetapi jika terjadi kehamilan kami siap menerima saja. Menurut Ny F dia belum tahu bagaimana

12

menyiapkan kehamilan juga belum tahu apa yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi. 5. Fungsi ekonomi Ny F mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan keluarga mereka.

F. Stress dan koping Keluarga 1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang Menurut Ny F dirinya tidak tahu dari pihak suaminya apakah sedang mengalami beban pikiran atau tidak tetapi yang menjadi stressor bagi dirinya adalah adaptasi dengan rumah tangganya yang masih baru dan dirinya nanti berencana tinggal di rumah ibunya yang sedang sakit. 2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Menurut Ny F dirinya yakin perlakuan dari keluarga suaminya tergantung dirinya dan sekarang dirinya sedang berusaha belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan belajar memasak, mengurus suami dan rumah. 3. Strategi koping yang digunakan Untuk menghadapi stressor Ny. F lebih banyak belajar pada orang tuanya tentang cara mengurus rumah tangga.

G. Pemeriksaan fisik No. 1. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : BB TB 60 Kg 165 Cm 42 Kg 155 Cm Nama Anggota Keluarga Tn. A Ny.F

13

2.

Kepala : Rambut Ikal, hitam, dan bersih Lurus, hitam, halus, dan bersih

Mata

Konjungtiva tidak anemis, Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, sclera tidak ikterik,

penglihatan baik

penglihatan baik.

Sinusitis

Sinusitis (-) Penciuman baik.

Sinusistis (-), penciuman baik.

Mulut

Mulut

bersih,

mukosa Mulut

bersih,

mukosa

lembab, lidah bersih, gigi lembab, lidah bersih, gigi cukup cukup

Telinga

Pendengaran serumen (-)

baik, Pendengaran seruman (-)

baik,

3.

Leher JVP Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran

vena jugularis

vena jugularis

Kelenjar tiroid

Tidak ada pembengkakkan

Tidak ada pembengkakkan

14

4.

Dada Mamae Inspeksi Tidak ada pembengkakkan Tidak ada pembengkakkan simetris antara kiri dan simetris antara kiri dan kanan Paru Inspeksi Saat bernafas tidak Saat bernafas tidak Palpasi Tidak ada pembengkakkan kanan Tidak ada pembengkakkan

menggunakan otot bantu menggunakan otot bantu pernafasan. Palpasi pernafasan.

Kondisi kulit dan dinding Kondisi kulit dan dinding paru tidak nyeri tekan, paru tidak nyeri tekan, Tulang belakang dan iga Tulang belakang dan iga tak nyeri tekan dan vibrasi tak nyeri tekan dan vibrasi ringan teraba pada dinding ringan teraba pada dinding dada lesi(-) selama bersuara, dada lesi(-) ada penimbunan Tidak ada penimbunan selama bersuara,

Perkusi

Tidak

cairan, suara sonor Auskultasi

cairan, suara sonor

bunyi napas vesikuler, RR bunyi napas vesikuler, RR normal normal

Jantung Palpasi letak normal ics 2 dan 3-5 letak normal ics 2 dan 3-5 dan 6 dan 6

Ictus cordis normal ics 5 Ictus cordis normal ics 5 dan 6 Auskultasi Irama teratur, dan 6 suara Irama teratur, suara

tambahan tidak ada TD : 120/70 mmHg

tambahan tidak ada TD : 100/60 mmHg

15

5.

Abdomen

simetris, warna normal, simetris, warna normal, asites (-) asites (-)

tidak ada nyeri tekan, tidak tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan. Bising usus (+) Organ normal 6. 7. Genetalia Ekstremitas bawah Inspeksi Perkusi Berfungsi dengan baik Reflek patella (+) Berfungsi dengan baik Reflek patella (+) atas dan pada ada benjolan. Bising usus (+) abdomen Organ normal pada abdomen

ANALISA DATA Data Data Subjektif : - Ny F dan Tn. A mengatakan belum merencanakan kapan akan punya anak dan berapa jumlah anak yang diinginkan - Ny F dan Tn. A mengatakan belum tahu tentang apa itu kesehatan reproduksi - Ny F dan Tn. A mengatakan belum tahu tentang perilaku seksual yang sehat - Ny F dan Tn. A mengatakan belum tahu apa yang harus dipersiapkan untuk hamil - Ny F dan Tn. A mengatakan rencana punya anak nanti setelah usia pernikahan 1 tahun Kemungkinan penyebab Ketidakmampuan keluarga masalah perkembangan baru menikah Masalah/diagnosis kurang pengetahuan tugas

mengenal tentang tugas perkembangan keluarga keluarga menikah

baru

16

Data Objektif : Usia pernikahan 5 bulan Usia Ny.F 20 tahun dan Tn.A 22 tahun Data subjektif: - Ny F dan Tn. A mengatakan malas untuk membuka jendela karena di rumah sering tinggal sendiri Data objektif : Ruangan dalam rumah gelap Jendela sebagian besar tertutup hanya pintu depan yang terbuka Penataan perabotan kurang teratur terutama bagian dalam rumah dan dapur

Ketidakmampuan keluarga perawatan sehat

kerusakkan

melakukan pemeliharaan rumah rumah yang

SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS 1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah pada keluarga Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluarga baru menikah. No. 1. Kriteria a. sifat masalah situasi krisis Skala 1 Bobot 1 Skoring pembenaran

1/3X1=1/3 Sifat masalah ini termasuk situasi krisis karena berhubungan dengan suatu kehidupan pernikahan dimana Tn A dan Ny F berubah peran menjadi suami dan istri.

17

b.Kemungkinan 2 masalah dapat di ubah dengan mudah

2/2X2=2

c.Potensi masalah 3 untuk dicegah tinggi

3/3X1=1

d.Menonjolnya masalah Masalah harus ditangani berat segera

2/2X1=1

Latar belakang pendidikan Tn A adalah SMK dan Ny F adalah SMA, sehingga memudahkan untuk menerima informai dan penjelasan yang diberikan oleh petugas dan lebih mudah untuk dilakukan intervensi oleh mahasiswa. Potensi masalah untuk dicegah tinggi karena seharusnya Ny F atau Tn A bisa menanyakan pada orang tua atau keluarga mereka yang telah berpengalaman menikah. Masalah ini harus segera ditangani karena bisa mengganggu ketentraman rumah tangga Tn A dan Ny F karena mereka sudah 5 bulan menikah dan belum mengetahui tugas-tugas apa saja bagi pasangan yang baru menikah.

Jadi 1/3+2+1+1= 4 1/3

18

2. Kerusakkan pemeliharaan rumah pada keluarga Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat. No. 1. Kriteria a.Sifar masalah ancaman kesehatan Skala 2 Bobot 1 Skoring Pembenaran

b.kemungkinan 2 masalah dapat di ubah dengan mudah

c.Potensi masalah 2 untuk dicegah cukup

d.menonjolnya masalah. Masalah perlu ditangani tidak segera

2/3X1=2/3 Sifat maslah ini termasuk ancaman kesehatan karena rumah yang tidak sehat bisa mengancam kesehatan dari anggota keluarga. 2/2x2=2 Masalah ini bisa diubah dengan mudah yakni dengan selalu menyempatkan diri untuk bersih-bersih rumah dan menata barang-barang yang ada di rumah Tn A dan Ny F pada tempatnya 2/3X1=2/3 Potensi masalah untuk dicegah pada masalah ini cukup karena mungkin waktunya Ny.F dan Tn.A sedikit karena mereka berdua bekerja sampai sore hari. Tapi hal ini dapat dicegah dengan menyempatkan sebagian waktu mereka. 1/2X1=1/2 Tn. A dan Ny F mengetahui jika penataan perabotan dalam rumah mereka tidak teratur tapi mereka

19

selalu berusaha meluangkan aktu untuk membersihkan rumah ketika libur. Jadi 2/3+2+2/3+1/2=3 5/6 DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS 1. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah pada keluarga Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluarga baru menikah. 2. Kerusakkan pemeliharaan rumah pada keluarga Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan perawatan rumah yang sehat.

20

No.

Diagnosa Keperawatan

Tujuan umum

Tujuan khusus

kriteria

Standar

intervensi

1.

Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah pada keluarga Tn A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluarga baru menikah.

Keluarga Setelah dilakukan memahami intervensi selama 2x45 tentang tugas menit keluarga dapat: perkembangan - Mengenal masalah keluarga baru tugas perkembangan menikah keluarga baru menikah dengan kriteria: - Menyebutkan tugas perkembangan Respon keluarga baru menikah verbal (RV)

Keluarga dapat menyebutkan tugas perkembangan keluarga baru menikah dengan bahasanya sendiri. Tugas perkembangan keluarga baru menikah adalah : a. Membina hubungan intim yang memuaskan dengan pasangan b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial. c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

a. Kontak dengan keluarga b. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah c. Beri reinforcement positif atas pengetahuan klien d. Jelaskan tentang tugas perkembangan keluarga baru menikah e. Berikan kesempatan keluarga untuk menanyakan penjelasan yang telah didiskusikan f. Jawab pertanyaan klien

21

Menjelaskan cara menjaga kesehatan reproduksi wanita

Keluarga dapat menyebutkan cara menjaga kesehatan reproduksi wanita dengan bahasanya sendiri atau dengan bantuan leaflet. Cara menjaga kesehatan reproduksi wanita adalah : Menjaga kebersihan usahakan agar vagina kering dan tidak lembab, karena keadaan basah mudah terjangkit infeksi dari luar. Cara menyeka yang benar adalah dari arah depan ke belakang agar bibit penyakit yang kemngkinan besar bersarang di anus tidak terbawa ke vagian yang daoat menimbulkan infeksi, peradangan dan rangsangan gatal. Memakai pakaian dalam dari bahan katun agar keringat lebih mudah diserap. Mencukur bulu yang tumbuh

g. Minta keluarga mengulang kembali materi yang telah dijelaskan h. Berikan pujian terhadap kemampuan keluarga memahami materi yang diberikan

22

pada vagina secara teratur, karena bulu di sekitar vagina dapat ditumbuhi jamur atau kutu yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal. Larangan menggunakan alat pembersih kimiawi tertentu karena dapat merusak keasaman vagina yang berfungsi membunuh bakteri atau kuman yang masuk. Pada saat haid, mandi dan buang air kecil harus mengganti pembalut secara teratur 2-3 kali. Mengganti pakaian dalam sehari dua kali saat mandi. Jika terdapat luka, bilas dengan air aquades atau matang karena lebih steril dan tidak mencemari luka radang. Menghindari penggunaan pakaian dalam yang ketat. Secara teratur membasuh bagian diantara vulva (bibir vagina) dengan hati-hati menggunakan air bersih dan sabun lembut setiap selesai

23

buang air kecil, buang air besar dan ketika mandi. Seteah dilakuan intervensi selama 1x45 menit keluarga dapat : Membuat keputusan dalam perencanaan keluarga : kapan dan jumlah anak yang dinginkan Keluarga keputusan keluarga. mampu membuat dalam perencanaan Diskusikan dengan keluarga perencanaan keluarganya Bantu keluarga membuat keputusan kapan dan jumlah anak yang diinginkan Berikan reinforcement positif jika keluarga mampu membuat keputusan yang baik sesuai dengan sumber daya yang dimiliki keluarga Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan yang baik untuk keluarga Beri pujian atas pengetahuan keluarga

Setelah dilakukan intervensi selama 1x45 menit diharapkan keluarga mampu: Merawat atau menjaga serta melaksanakan tugas perkembangan keluarga dengan

Keluarga mampu merawat atau menjaga serta melaksanakan tugas perkembangan keluarga dengan pasangan baru menikah sesuai dengan yang keluarga ketahui -

24

pasangan baru menikah.

Jelaskan cara memodifikasi lingkungan yang baik untuk keluarga Beri kesempatan keluarga untuk bertanya Jawab pertanyaan keluarga Minta keluarga untuk mengulang kembali Beri pujian pada keluarga atas kemampuan keluarga Kaji pengetahuan keluarga tentang fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada Beri reinforcement positif Diskusi tentang fasilitas-fasilitas yang ada Beri kesempatan

Setelah dilakukan intervensi selama 1x45 menit diharapkan keluarga mampu: Memodifikasi lingkungan yang baik untuk keluarga

Keluarga mampu menyebutkan fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada -

25

keluarga untuk bertanya Jawab pertanyaan keluarga Beri kesempatan keluarga untuk bertanya. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang rumah sehat Beri pujian atas pengetahuan keluarga Jelaskan tentang rumah sehat Beri kesempatan keluarga untuk bertanya Jawab pertanyaan yang diajukan keluarga Minta klien mengulang materi yang telah dijelaskan Berikan reinforcement positif Beri penjelasan ulang

2.

Kerusakkan pemeliharaan b.d rumah

ketidakmampuan melakukan

keluarga

perawatan rumah yang sehat

dilakukan Pemeliharaan Setelah intervensi selama 2x45 rumah menit keluarga dapat: 1. mengenal masalah menunjang perawatan rumah yang kesehatan menunjang kesehatan dengan kriteria: keluarga a. Menjelaskan rumah sehat

Keluarga mampu menjelaskan rumah sehat. Rumah sehat (Winslow dan APHA) hendaknya memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: a. Memenuhi kebutuhan physiologis b. Memenuhi kebutuhan psikologis Respon c. Mencegah penularan penyakit verbal (RV) d. Terhindar dari kecelakaan

26

jika masih ada materi yang belum dipahami Menjelaskan efek perawatan rumah yang kurang baik terhadap kesehatan keluarga Keluarga mampu menyebutkan efek perawatan rumah yang kurang baik terhadap kesehatan keluarga. Efek perawatan rumah yang kurang baik terhadap kesehatan keluarga : a. Menimbulkan berbagai macam penyakit b. Mudah terjadi penyebaran penyakit c. Menimbulkan kecelakaan atau kejadian-kejadian yang tidak diinginkan Kaji pengetahuan klien tentang efek rumah tidak sehat terhadap kesehatan keluarga Beri reinforcement positif Jelaskan tentang efek rumah tidak sehat terhadap kesehatan keluarga Beri kesempatan keluarga bertanya Jawab pertanyaan Minta keluarga mengulang kembali

Menjelaskan penyakitKeluarga mampu menyebutkan penyakit yang dapat penyakit-penyakit yang dapat muncul akibat muncul akibat lingkungan rumah Respon lingkungan rumah yang tidak sehat. Verbal(RV) tidak mendukung Penyakit penyakit yang dapat kesehatan muncul akibat lingkungan rumah tidak sehat, yaitu :

Kaji keluarga rumah terhadap keluarga penyakit muncul

pengetahuan tentang efek tidak sehat kesehatan penyakityang dapat akibat

27

a. b. c. d. e. f.

Penyakit TBC Penyakit menular Penyakit perut Penykit infeksi Pneumonia Influenza

lingkungan rumah tidak sehat Beri reinforcement positif Jelaskan penyakit akibat lingkungan rumah yang kurang sehat Beri kesempatan keluarga untuk bertanya Jawab pertanyaan Minta keluarga untuk mengulang kembali Beri reinforcement positif Motivasi keluarga untuk membuat keputusan perawatan rumah yang lebih baik Indentifikasi sumber daya keluarga untuk meningkatkan perawatan rumah Kaji pengetahuan keluarga tentang cara

Setelah dilakukan Keluarga mampu membuat intervensi 1x45 menit keputusan untuk pemeliharaan keluarga dapat : rumah Memutuskan untuk Respon pemeliharaan rumah verbal (RV) yang lebih baik

Setelah dilakukan intervensi selama 1x45

Respon Verbal

Keluarga mampu merawat dan melakukan perawatan rumah

28

menit keluarga dapat : Merawat dan melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat

(RV)

yang baik dan sehat dengan cara keluarga sendiri. Cara merawat dan melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat yaitu : a. Membersihkan kerak dikamar mandi b. Memperbaiki lantai keramik retak/lepas c. Memperbaiki lantai yang basah atau lembab d. Memperbaiki lantai kamar mandi yang bocor e. Mengecat dinding agar tidak mudah mengelupas f. Kapan perlu melakukan pengecatan ulang g. Cara memaku dinding agar tidak retak h. Menjaga kusen pintu dan jendela agar bebas dari rayap i. Membasmi jamur di rumah

melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat Beri pujian atas pengetahuan keluarga Jelaskan cara melakukan perawatan rumah yang baik dan sehat Beri kesempatan klien untuk bertanya Jawab pertanyaan Minta keluarga untuk mengulangi kembali Beri reinforcement positif

29

TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN IBU HAMIL

A. Masalah Yang Sering Terjadi 1. Respon terhadap perubahan citra tubuh Perubahan fisiologis kehamilan menimbulkan perubahan bentuk tubuh yang cepat dan nyata. Selama trimester I bentuk tubuh sedikit berubah, tetapi pada trimester II pembesaran abdomen yang nyata, penebalan pinggang dan pembesaran payudara memastikan status kehamilan. Wanita merasa seluruh tubuhnya bertambah besar dan menyita ruang yang lebih luas. Perasaan ini semakin kuat seiring bertambahnya usia kehamilan. Secara bertahap terjadi kehilangan batasan-batasan fisik secara pasti, yang berfungsi memisahkan diri sendiri dari orang lain dan memberi rasa aman. Sikap wanita terhadap tubuhnya di duga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diyakininya dan sifat pribadinya. Sikap ini sering berubah seiring kemajuan kehamilan. Sikap positif terhadap tubuh biasanya terlihat selama trimester I. Namun, seiring kemajuan kehamilan, perasaan tersebut menjadi lebih negatif. Pada kebanyakan wanita perasaan suka atau tidak suka terhadap tubuh mereka dalam keadaan hamil bersifat sementara dan tidak menyebabkan perubahan persepsi yang permanen tentang diri mereka. 2. Ambivalensi selama masa hamil Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau suatu keadaan. Ambivalensi adalah respon normal yang dialami individu yang mempersiapkan diri untuk suatu peran baru. Kebanyakan wanita memiliki sedikit perasaan ambivalen selama hamil. Bahkan wanita yang bahagia dengan kehamilannya, dari waktu ke waktu dapat memiliki sikap bermusuhan terhadap kehamilan atau janin. Sensasi tubuh, perasaan bergantung, dan kenyataan tanggung jawab dalam merawat anak dapat memicu perasaan tersebut. Perasaan ambivalen berat yang menetap sampai trimester III dapat mengindikasikan bahwa konflik peran sebagai ibu belum diatasi (Lederman, 1984). Setelah kelahiran seorang bayi yang sehat, kenangan akan perasaan ambivalen ini biasanya lenyap. Apabila bayi yang lahir cacat, seorang wanita kemungkinan akan mengingat kembali saat-saat ia tidak menginginkan anak tersebut dan merasa sangat bersalah. Tanpa
30

penyuluhan dan dukungan yang memadai, ia dapat menjadi yakin bahwa perasaan ambivalennya telah menyebabkan anaknya cacat. 3. Hubungan seksual Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa pasangan menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lain mengatakan sebaliknya. Perasaan yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh factor-faktor fisik, emosi, dan interaksi, masalah disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada wanita. Dengan berlanjutnya kehamilan, perubahan bentuk tubuh, citra tubuh, dan rasa tidak nyaman memengaruhi keinginan kedua belah pihak untuk menyatakan seksualitas mereka. Selama trimester I seringkali keinginan seksual wanita menurun, terutama jika ia merasa mual, letih, dan mengantuk. Saat memasuki trimester II kombinasi antara perasaan sejahteranya dan kongesti pelvis yang meningkat dapat sangat meningkatkan keinginannya untuk melampiaskan seksualitasnya. Pada trimester III peningkatan keluhan somatik (tubuh) dan ukuran tubuh dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa tertarik terhadap seks menurun (Rynerson, Lowdermilk, 1993) Pasangan tersebut perlu merasa bebas untuk membahas hubungan seksual mereka selama masa hamil. Kepekaan individu yang satu terhadap yang lain dan keinginan untuk berbagi masalah dapat menguatkan hubungan seksual mereka. Komunikasi antara pasangan merupakan hal yang penting. Pasangan yang tidak memahami perubahan fisiologis dan emosi, yang terjadi dengan cepat selama masa hamil, dapat menjadi bingung saat melihat perilaku pasangannya. Dengan membicarakan perubahanperubahan yang mereka alami, pasangan dapat mendefinisikan masalah mereka dan menawarkan dukungan yang diperlukan. Perawat dapat memperlancar komunikasi antar pasangan dengan berbicara kepada pasangan tentang perubahan perasaan dan perilaku yang mungkin dialami wanita selama masa hamil (Rynerson, Lowdermilk, 1993) 4. Kekhawatiran tentang janin Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda-beda selama masa hamil (Gaffney, 1988). Kekhawatiran pertama timbul pada trimester I dan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya keguguran. Banyak wanita yang sengaja tidak mau

31

memberitahukan kehamilannya kepada orang lain sampai periode ini berlalu. Ketika janin menjadi semakin jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut jantung, Kecemasan orang tua yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anaknya. Orang tua mungkin akan membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha untuk memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna. Pada tahap lanjut kehamilan, rasa takut bahwa anaknya dapat meninggal semakin melemah. Kemungkinan kematian ini terbukti semakin tidak dipikirkan orang tua.

B. Tugas Perkembangan 1. Menerima Kehamilan Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah menerima ide kehamilan dan mengasimalisi status hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut, tingkat penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya dalam menerima kehamilan. a. Kesiapan Menyambut Kehamilan Ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa kehamilan bagi banyak wanita merupakan suatu komitmen tanggung jawab bersama pasangan. Namun, merencanakan suatu kehamilan tidak selalu berarti menerima kehamilan (Entwistle, Doering,1981). Wanita lain memandang kehamilan sebagai suatu hasil alami hubungan perkawinan, baik diinginkan maupun tidak diinginkan, bergantung pada keadaan. Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala-gejala awal untuk mencari validasi medis tentang kehamilannya. Beberapa wanita yang mmemiliki perasaan kuat, seperti tidak sekarang, dan tidak yakin, mungkin menunda mencari pengawasan dan perawatan (Rubin,1970). Namun, beberapa wanita menunda validasi medis karena akses keperawatan terbatas, merasa malu, atau alasan budaya. Untuk orang lain, kehamilan di pandang sebagai suatu peristiwa alami, sehingga tidak perlu mencari validasi medis dini. Setelah kehamilan dipastikan respon emosi wanita dapat bervariasi, dari perasaan sangat gembira sampai syok, tidak yakin, dan putus asa. Reaksi yang diperlihatkan banyak wanita ialah respon suatu hari nanti, tetapi tidak sekarang. Wanita lain dengan sederhana menerima kehamilan sebagai
32

kehendak alam. Banyak wanita mula-mula terkejut ketika mendapatkan diri mereka hamil. Namun, seiring meningkatnya penerimaan terhadap kehadiran seorang anak, akhirnya mereka menerima kehamilan. Tidak menerima kehamilan tidak dapat disamakan dengan menolak anak. Seorang wanita mungkin tidak menyukai kenyataan dirinya hamil, tetapi agar anak itu dilahirkan.

b. Respon Emosional Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilan nya sering memandang hal tersebut sebagai pemenuhan biologis dan merupakan dari rencana hidupnya. Mereka memiliki harga diri yang tinggi dan cenderung percaya diri akan hasil akhir untuk dirinya sendiri, untuk bayinya, dan untuk anggota keluarga yang lain. Meskipun secara umum keadaan mereka baik, namun kelabilan emosional yang terlihat pada perubahan mood yang cepat untuk dijumpai pada wanita hamil. Perubahan mood yang cepat dan peningkatan sensitivitas terhadap orang lain ini membingungkan calon ibu dan orang-orang di sekelilingnya. Peningkatan iritabilitas, uraian air mata dan kemarahan serta perasaan sukacita, serta kegembiraan yang luar bbiasa muncul silih berganti hanya karena suatu provokasi kecil atau tanpa provokasi sama sekali. Perubahan hormonal yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan, dapat menjadi penyebab perubahan mood, hampir sama seperti saat akan menstruasi atau selama menopause. Alasan lain, seperti masalah seksual atau rasa takut terhadap nyeri selama melahirkan, juga dijadikan penjelasan timbulnya perilaku yang tidak menetu ini. Seiring kemajuan kehamilan, wanita lebih menjadi terbuka tentang terhadap diri sendiri dan orang lain. Ia bersedia membicarakan hal-hal yang tidak pernah dibahas atau yang dibahas hanya dalam keluarga dan tampak yakin bahwa pikiran-pikiran dan gejala-gejala yang dialaminya akan menarik untuk sipendengar yang dianggapnya protektif. Keterbukaan ini, disertai kesiapan untuk belajar, meningkatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan wanita hamil dan meningkatkan kemungkinan diselengarakannya perawatan yang efektif dan terapeutik untuk mendukung kehamilan. Rasa senang yang timbul karena memikirkan anak yang akan lahir dan perasaan dekat dengan anak membantu menyesuaikan diri terhadap rasa tidak tidak nyaman ini. Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluhkan ketidaknyamanan fisik dapat mencari bantuan untuk mengatasi konflik peran ibu dan tanggung jawabnya. Pengkajian lebih lanjut tentang toleransi dan kemampuan koping perlu dilakukan (Lederman,1984).
33

2.

Mengenal Peran Ibu Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan seorang wanita, yakni melalui memori-memori ketika ia, sebagai seorang anak, diasuh oleh ibunya. Persepsi kelompok sosialnya mengenai peran feminism juga membuatnya condong memilih peran sebagai ibu atau wanita karir, menikah atau tidak menikah, dan mandiri dari pada interdependen. Peran batu loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi, dan merawat adik-adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti menjadi seorang ibu. Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi. Menyukai anak-anak, dan menanti untuk menjadi seorang ibu. Mereka sangat dimotivasi unntuk menjadi orang tua. Hal ini memengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi orang tua (Grossman, Eichler, Winckooff, 1980; Lederman, 1984).

3. Hubungan Ibu-Anak Ikatan emosional denga anak mulai timbul pada periode prenatal, yakni ketika wanita mulai membayangkan dan memikirkan dirinya menjadi seorang ibu. (Rubin, 11975; Gaffney,1988). Mereka mulai seakan-akan dirinya adalah seorang ibu dan membayangkan kualitas ibu seperti apa yang mereka miliiki. Orang tua yang sedang menantikan bayi berkeinginan untuk menjadi orang tua yang hangat, penuh cinta, dan dekat dengan anaknya. Mereka mencoba untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada kehidupannya akibat kehadiran sang anak dan membayangkan apakah mereka bisa tahan terhadap kebisingan, kekacauan, kurangnya kebebasan, dan bentuk perawatan yang harus mereka berikan. Mereka mempertanyakan kemampuan untuk membagi kasih mereka kepada anak yang belum lahir. Banyak wanita khususnya Nulipara, secara aktif mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan, teman, orang yang tidak dikenal). Mereka akan mencari orang terbaik untuk memberi nasihat, arahan, dan perawatan (Patterson, Freese, Goldenberg, 1990).
34

4. Hubungan dengan Pasangan Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa waniita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas (Grossman,Eichler,Winckoff,1980;May,1982). Ada 2 kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama ia hamil (Richardson,1983). 1. Menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai. 2. Merasa yakin akan penerimaan pasanganya terhadap sang anak dan mengasimilasi bayi tersebut ke dalam keluarga. Hubungan pernikahan tidak tetap, tetapi berubah dari waktu ke waktu. Bertambahnya seorang anak akan mengubah sifat ikatan pasangan untuk selama-lamanya. Lederman (1984) melaporkan bahwa hubungan istri dan suami bertambah dekat selama hamil. Dalam studinya, ia mengatakan bahwa kehamilan berdampak mematangkan hubungan suami-istri akibat peran dan aspek-aspek baru yang ditemukan dalam diri masing-masing pasangan. 5. Kesiapan Untuk Melahirkan Menjelang akhir semester III, wanita akan mengalami kesulitan nafas dan gerakan janin menjadi cukup kuat sehingga menggangu tidur ibu. Nyeri pingganng, sering berkemih,keinginan untuk berkemih,konstipasi, dan timbulnya verises dapat sangat menggangu. Ukuran tubuh yang besar dan rasa canggung mengganggu kemampuannya melakukan pekerjaan rumah tangga rutin,dan mengambil posisi yang nyaman untuk tidur dan istirahat. Pada saat ini kebanyakan wanita akan tidak sabar untuk menjalani persalinan, apakah disertai rasa sukacita, rasa takut, atau campuran keduanya. Keinginan yang kuat untik melihat hasil akhir kehamilannya dan untuk segera menyelesaikannya membuat wanita siap masuk ke tahap persalinan.

35

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENDEKATAN KASUS ANEMIA DALAM KEHAMILAN

A.

Tinjauan Kasus 1. Pengkajian ( 24 Mei 2006) a. Data umum 1) 2) Nama Kepala Keluarga Alamat : Bapak I (umur 29 tahun) : Kp. Rawa Bungur, Rt 03 Rw 06 Desa Sindang Sari Kecamatan Lembursitu. 3) 4) 5) Pekerjaan Kepala Keluarga : Sopir Bus

Pendidikan Kepala Keluarga : SMP Komposisi keluarga :

Status Imunisasi Jenis No Nama Hubungan Polio DPT titis BCG 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 Ny E 2 Ny U 3 An. A P P L Istri Nenek Anak 26 53 5 SMP SR - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Anemia Sehat Sehat Hepa Campak Keterangan dengan Umur Pendidikan Kelamin KK

36

Genogram :

Ket: : meninggal

kakek & ayah

Anak: BBLR (1100 gr, usia kehamilan 7 bulan) ibu : meninggal anak: karena keguguran dengan usia kehamilan ibu 8 bulan

6) 7) 8) 9)

Tipe keluarga Suku bangsa Agama

: Extended Family (keluarga besar) : Sunda / Indonesia : Islam

Status Sosial ekonomi keluarga : Penghasilan keluarga perbulan Rp 2.400.000,-, yang diperoleh dari hasil kerja Bapak I sebagai sopir Rp 30.000,- perhari dan dari hasil setoran ojeg Rp 40.000,- perhari. Uang tersebut dipakai untuk setor ke dealer, yaitu membayar cicilan motor Rp 800.000,- perbulan, keluarga Bapak I memiliki 2 motor, 1 buah televisi lengkap dengan VCD dan speaker aktif. Menurut pengakuan keluarga, penghasilan yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

10)

Aktivitas rekreasi keluarga Kegiatan yang dilakukan anak bermain di sekitar rumah, bersama teman sebayanya bermain layang-layang. Namun sesekali keluarga bapak I menyempatkan diri mengunjungi rumah keluarga Ny. E di perkampungan seberang.

37

b. 1)

Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Tahap perkembangan keluarga saat ini Yaitu keluarga dengan anak pra sekolah 2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Sejauh ini keluarga telah berusaha memenuhi setiap tugas perkembangan, keluarga telah membantu anak bersosialisasi dengan menyekolahkan anak, keluarga mampu mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam atau luar keluarga, keluarga mampu membagikan tanggung jawab anggota keluarga dengan cara melimpahkan wewenang untuk mengatur pengeluaran dan mendidik anak pada istri dan neneknya. Hanya saja kebutuhan tempat tinggal belum terpenuhi, karena keluarga Bapak I masih tinggal di rumah Ny U yang tidak lain adalah neneknya Ny.E, namun keluarga Bapak I saat ini sedang membangun rumah namun belum selesai 3) Riwayat kesehatan keluarga inti a) Ny E Ny. E berumur 26 tahun, saat ini sedang hamil 28 minggu hamilnya saat ini merupakan yang ke-4, dua anaknya pada kehamilan ke-1 dan ke-2 lahir dalam usia kehamilan 7 bulan dan 8 bulan, ke-2 anaknya meninggal. Anak pertama yang lahir pada usia kehamilan 7 bulan meninggal setelah 7 hari dilahirkan, berat badan lahir 1100 gram, meninggal karena tidak di inkubator, bayi dilahirkan oleh paraji. Anak ke-2 lahir pada usia kehamilan 8 bulan berat badan lahir 1200 gram, bayi hanya hidup selama satu menit, bayi lahir spontan, menurut penuturan Ny. E bayinya lahir setelah dia berpergian jauh dan mungkin karena Ny E kelelahan, bayinya terguncang akibat jalan yang dilalui tidak rata. Saat ini Ny.E sedang hamil ke-3, kadar Hb pada pemeriksaan tanggal 16 Maret 2006 adalah 8,6 gr%, pada usia kehamilan 1-3 bulan Ny E mengeluh cepat lelah, mata berkunang-kunang dan cepat mengantuk. Pada usia kehamilan saat ini, Ny E mengatakan satu hari hanya makan 1 kali dengan porsi 1 piring, Ny E mengatakan berat badannya berkurang meskipun dia sedang hamil. Berat badan sebelum hamil adalah 42 kg dan sampai saat dikaji adalah 46 kg, pola makan Ny. E tidak teratur ibu kadang makan 1 kali, kadang 2 kali, dan kadang tidak makan sama sekali, Ny E mengatakan hanya menyukai ikan dan sayuran mentah. Untuk memeriksa kehamilannya, Ny E datang ke Posyandu, disana Ny E mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2x yaitu pada usia kehamilan 3 bulan dan 6 bulan, selain itu Ny E datang ke dokter kandungan setiap satu bulan sekali, USG telah dilakukan, Ny E mengatakan hasil USG

38

anaknya perempuan, gerakan janin sudah dirasakan sejak usia kehamilan 5 bulan. b) Bapak I Pada saat pengkajian Bpk I mengatakan tidak terjadi gangguan apa-apa, tetapi apabila merasa pusing atau sakit kepala Bpk I meminum obat warung. Bapak I masih merokok 10-12 batang perhari. c) Ny U Pada saat pengkajian Ny U mengatakan tidak terjadi gangguan apa-apa, tetapi 2 minggu yang lalu Ny U mengeluh sakit pinggang dan merasa panas di kulit wajah dan dada, tetapi sudah sembuh karena Ny. U berobat ke puskesmas. d) An A Pada saat pengkajian An. A dalam keadaan sehat, tidak ada keluhan apaapa baik dari anak, maupun pengakuan keluarga. Status imunisasi An. A lengkap dengan memanfaatkan Posyandu dan Puskesmas yang ada di sekitar rumah (Posyandu 500 m dan Puskesmas 2 km). 4) Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya Menurut penuturan Ny. U suaminya (kakek Ny E) meninggal dunia 2 bulan yang lalu akibat lumpuh yang dideritanya selama 3 tahun.

c. 1)

Keadaan Lingkungan Karakteristik Rumah Luas rumah yang di tempati 32 m2 (lebar 4 m panjang 8 m) terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan kamar mandi serta WC disamping kiri rumah. Tipe bangunan semi permanen, keadaan lantai terbuat dari plester semen, sinar matahari masuk melalui kaca jendela, jumlah jendela depan 2 buah dengan ukuran 1,5 x 1,5 meter, jendela samping kanan 2 buah ukuran 1 x 1,5 meter, jendela tidak bisa dibuka, keluarga memiliki jendela kamar ukuran 0,5 x 0,5 meter dan tidak pernah dibuka. Sumber air minum yang digunakan untuk keperluan memasak, mencuci dan keperluan lain berasal dari air sumur gali milik sendiri tanpa pompa air, air yang berasal dari sumur sangat jernih, tidak berasa dan berbau. Keluarga memiliki WC dan septik tank yang berjarak 11 meter, kebiasaan masak keluarga menggunakan tungku dan kayu bakar.

39

2)

Karakteristik Tetangga dan komunitas RW Mayoritas masyarakat adalah orang sunda, cara berkomunikasi yang dilakukan apabila ada pengumuman atau kejadian musibah dengan menggunakan speaker. Menurut penuturan Bpk I, tetangga mereka selalu memperhatikan keadaan kesehatan Ny E, mereka selalu mengingatkan Ny E untuk memeriksa kehamilannya.

3)

Mobilitas Keluarga Keluarga Bpk I tidak pernah pindah tempat tinggal, sejak menikah keluarga Bpk I tinggal di rumah yang ditempatinya saat ini. Bpk I bekerja dari hari minggu-rabu mulai pukul 07.00 sampai pukul 21.00 WIB, apabila Bpk I mengantar rombongan ke luar Jawa Barat, Bpk I tidak pulang selama 1-3 hari. Ny E setiap pagi mengantar An A sekolah ke TK di sekitar kampungnya, dari pukul 07.30 WIB-10.30 WIB. Sedangkan Ny E setiap hari bekerja di kebun miliknya ataupun kebun orang lain untuk bercocok tanam sampai pukul 13.00 WIB.

4)

Perkumpulan keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Ny U mengatakan selalu mengikuti shalawatan / pengajian rutin setiap hari Jumat di Madrasah. Sedangkan Ny E mengikuti pengajian namun tidak setiap minggu, anaknya mengikuti sekolah agama di Madrasah dekat rumah setiap sore. Kegiatan di masyarakat sering mengikuti kegiatan kerja bakti, yang terakhir diikuti Bpk I adalah kerja bakti membersihkan sungai yang mengairi sawah.

5)

Sistem pendukung keluarga Yang merawat Ny E hanya nenek dan suaminya, Ny E mengatakan bila ada sisa dari kebutuhan sehari-hari, ditabung untuk biaya pemeriksaan kehamilan dan biaya persalinan.

d. 1)

Struktur Keluarga Pola komunikasi keluarga Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah menggunakan bahasa sunda dan indonesia, komunikasi dilakukan dua arah terutama apabila ada permasalahan diselesaikan secara musyawarah. Saat ini waktu bertemu keluarga hari kamis, jumat, dan sabtu karena Bpk I libur.

40

2)

Struktur peran Bpk I sebagai suami dari Ny E dan ayah dari anaknya serta calon ayah dari bayi yang dikandung Ny E, berperan sebagai pencari nafkah, pelindung, dan pemberi rasa aman bagi keluarganya. Di lingkungan masyarakat, Bpk I sering mengikuti kerja bakti yang dilakukan oleh seluruh anggota masyarakat.

3)

Nilai dan norma keluarga Keluarga menganut nilai dan norma sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dan norma yang berlaku di lingkungannya. Menurut pengakuan keluarga tidak ada norma yang bertentangan dengan kesehatan.

e. 1)

Fungsi Keluarga Fungsi Afektif Bpk I menjalankan fungsi afektifnya dengan cara memberikan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan terhadap Ny E, anak, dan bayi yang dikandung Ny E. Kasih sayang yang diberikan ditunjukkan dengan mendidik anaknya, serta memasukan anaknya ke sekolah dan kadang memberikan teguran pada anaknya apabila tidak mematuhi perintah ibunya, mencari biaya untuk pemeriksaan kehamilan istri dan nafkah bagi anggota keluarganya. 2) Fungsi sosial Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan lingkungan tempat tinggalnya. 3) a) Fungsi perawatan kesehatan Mengenal masalah kesehatan

1. Ny E mengatakan tidak tahu kurang darah (anemia) pada kehamilan itu apa ? tanda dan gejalanya seperti apa dan akibat dari anemia itu bisa terjadi apa. 2. Keluarga mengatakan mereka mengetahui ada masalah pada kehamilan Ny E tetapi tidak tahu masalah itu apa. 3. Keluarga mengatakan tidak tahu pengertian, penyebab, tanda dan gejala gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada ibu hamil. 4. Keluarga mengatakan belum mendapatkan informasi mengenai masalah yang dialami Ny. E. 5. Ny E mengatakan tidak tahu jenis-jenis Keluarga Berencana dan cara penggunaannya, Bpk I tidak melarang apabila Ny E mengikuti KB. Ny E

41

mengatakan hanya tahu KB suntik. Ny.U mengatakan KB adalah alat untuk mengurangi anak. b) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan 1. Keluarga mengatakan tidak mengetahui akibat anemia pada ibu hamil, keluarga mengatakan akan melahirkan di rumah dengan bantuan dukun atau paraji. 2. Keluarga mengatakan tidak tahu akibat dari ibu hamil dengan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Ny.E mengatakan akan makan dengan porsi seperti biasa. Keluarga mengatakan merasa takut apabila terjadi kejadian seperti kehamilan ke-1 dan ke-2. c) Merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan Keluarga mengatakan tidak mengetahui cara merawat Ny E, keluarga mengatakan Ny E hanya perlu meminum obat penambah darah. Ny E mengatakan tidak tahu tentang makanan yang baik bagi ibu hamil dan tidak tahu contoh menu yang baik bagi ibu hamil. Keluarga mengatakan selama hamil ke-1 sampai sekarang tubuh Ny E kurus, keluarga mengatakan tidak tahu cara perawatan pada Ny E d) Memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan Keluarga mengatakan memiliki halaman dan kebun dan hanya ditanami singkong sedangkan halaman dibiarkan kosong. e) Memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan Keluarga memeriksa kehamilan Ny E ke Bidan di Posyandu dan Dokter kandungan, keluarga mengatakan Ny E harus selalu memeriksakan kandungannya dan hanya ibu bidan, mantri dan dokter yang bisa merawat NyE. dan keluarga mengatakan apabila membutuhkan pertolongan kesehatan bisa mendatangi Puskesmas. Keluarga mengatakan apabila ingin ikut KB harus ke Puskesmas. 4) Fungsi reproduksi Keluarga mengatakan ingin mempunyai anak lagi, Bpk I mengatakan tidak akan membatasi punya anak, Bpk I mengatakan selama Tuhan masih percaya menitipkan keturunan padanya dia akan terima. Tetapi mereka ingin menjaga jarak kelahiran supaya anaknya bisa terurus, Ny E akan mengikuti program KB tetapi tidak tahu KB apa yang akan digunakan, Ny E pernah mengikuti KB suntik tetapi tidak cocok karena sering pusing. Ny E mengatakan Bpk I
42

mengetahui dan menyetujui dia mengikuti program KB. Ny E mengatakan, selama hamil masih melakukan hubungan suami istri, namun frekuensinya berkurang karena takut mengganggu janinnya. 5) Fungsi ekonomi Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan Bapak I bekeraja dan memanfaatkan motor untuk diojegkan, dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

f. 1)

Stress dan koping keluarga Stressor jangka panjang Mempunyai pengalaman buruk pada kehamilan Ny E yang pertama dan kedua, saat keluarga harus kehilangan dua anak yang sangat diinginkannya. Hal ini membuat keluarga cemas dan takut apabila Ny E mengalami kejadian seperti kehamilannya dulu. 2) Stresor jangka pendek Bpk I minggu depan akan mengantarkan rombongan ke Pangandaran, warga kampung semua ikut, warga menginginkan Ny E untuk ikut, Ny E memaksa untuk ikut, tetapi Bpk I tidak mengizinkan, karena Bpk I takut terjadi sesuatu pada Ny E terutama di perjalanan. 3) Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor Keluarga berusaha untuk menghadapi masalah dengan berupaya seoptimal mungkin, keluarga percaya bahwa dengan selalu memeriksakan kehamilan Ny E kepada Bidan dan Dokter, masalah tersebut tidak akan terjadi. Biasanya keluarga selalu membicarakan bersama anggota keluarga yang lain apabila ada masalah. 4) Strategi koping yang digunakan Keluarga menerima keadaan ini dan berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara setiap bulan keluarga membawa Ny E kepada dokter untuk diperiksa dan setiap hari kamis minggu kedua setiap buan Ny E datang ke Posyandu. 5) Strategi adaptasi disfungsional Sejauh ini tidak ada strategi adaptasi disfungsional.

43

g. No 1

Pemeriksaan Fisik Bpk. I Ny. E Ny. U An. A

Jenis Pemeriksaaan Keadaan Umum a. Kesadaran b. Status Gizi

Compos Mentis TB : 168 cm BB : 68 kg

Compos Mentis TB 150 cm BB : 46 kg LILA : 22,3 cm

Compos Mentis TB : 148 cm BB : 42 kg

Compos Mentis TB : 104 cm BB : 14,5 kg TD : --

c. TandaTanda Vital

TD : 120/80 mmHg Nadi : 78x/menit Respirasi : 18x/menit

TD : 90/60 mmHg Nadi : 80x/menit Respirasi : 18x/menit TD : 130/80 mmHg Nadi : 14x/menit Respirasi : 18x/menit Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut merata, rambut berwarna hitam dan bersih. Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut merata, rambut berwarna hitam dan bersih.

Nadi : 76x/menit Respirasi : 19x/menit

Kepala

Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut merata, rambut berwarna hitam dan bersih.

Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut merata, rambut berwarna hitam dan bersih. Bentuk wajah simetris, tidak ada oedema, tidak ada lecet, wajah bersih, bentuk mata simetris, ukuran pupil normal 2 mm,
44

Mata dan wajah

Bentuk wajah simetris, tidak ada oedema, tidak ada lecet, wajah bersih, bentuk mata simetris, ukuran pupil normal 2 mm, refleks

Bentuk wajah simetris, tidak ada oedema, tidak ada lecet, tidak terdapat cloasma gravidarium, bentuk mata simetris, ukuran pupil normal,

Bentuk wajah simetris, tidak ada oedema, tidak ada lecet, wajah bersih, bentuk mata simetris, ukuran pupil normal 2 mm,

cahaya +, conjungtiva merah muda, fungsi penglihatan baik klien bisa membaca huruf koran dalam jarak 30 cm, sklera tidak ikterik dan tidak ada alat bantu penglihatan. 4 Hidung Bentuk simetris, keadaan lubang hidung bersih tidak ada sekresi, fungsi penciuman baik, klien bisa membedakan aroma kulit jeruk dan kayu putih.

refleks cahaya +, konjungtiva pucat anemis, fungsi penglihatan baik klien bisa membaca huruf koran dalam jarak 30 cm, sklera tidak ikterik dan tidak ada alat bantu penglihatan.

refleks cahaya +, conjungtiva merah muda, fungsi penglihatan baik tetapi klien tidak bisa membaca karena klien tidak sekolah.

refleks cahaya+, conjungtiva merah muda, fungsi penglihatan baik anak hanya bisa membaca dengan mengeja karena masih sekolah di TK

Bentuk simetris, keadaan lubang hidung bersih tidak ada sekresi, fungsi penciuman baik, klien bisa membedakan aroma kulit jeruk dan kayu putih.

Bentuk simetris, keadaan lubang hidung bersih tidak ada sekresi, fungsi penciuman baik, klien bisa membedakan aroma kulit jeruk dan kayu putih.

Bentuk simetris, keadaan lubang hidung bersih tidak ada sekresi, fungsi penciuman anak baik, anak bisa menyebutkan wangi kulit jeruk

Mulut dan Tenggorokan

Bentuk mulut simetris, bibir berwarna hitam kecoklatan, bibir lembab, gigi lengkap dan terdapat bercak hitam, lidah berwarna merah dan bersih, tidak terdapat

Bentuk mulut simetris, bibir berwarna pucat, bibir kering, gigi lengkap dan bersih, tidak terdapat karies, lidah berwarna merah muda dan bersih, tidak terdapat pembesaran tonsil,

Bentuk mulut simetris, bibir berwarna merah muda, gigi lengkap, terdapat karies di geraham atas kanan, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil dan

Bentuk mulut simetris, bibir berwarna merah muda, gigi lengkap, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil dan tyroid, fungsi pengecap baik, klien
45

pembearan tonsil, fungsi pengecapan baik klien bisa membedakan rasa garam, kopi dan gula. 6 Telinga Bentuk telinga simetris, telinga bersih, tidak ada kotoran, fungsi pendengaran baik.

fungsi pengecap baik, klien bisa membedakan rasa garam, kopi dan gula.

tyroid, fungsi pengecap baik, klien bisa membedakan rasa garam, kopi dan gula.

bisa membedakan rasa garam dan gula.

Bentuk telinga simetris, telinga bersih, tidak ada kotoran, fungsi pendengaran baik.

Bentuk telinga simetris, telinga bersih, tidak ada kotoran, fungsi pendengaran baik.

Bentuk telinga simetris, telinga bersih, terdapat kotoran dan kulit telinga kotor, fungsi pendengaran baik. Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening.

Leher

Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, JVP normal Bentuk normal, warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, payudara simetris, bunyi napas vesikuler, tidak terdapat sputum, pola nafas teratur, bunyi jantung S1dan S2, perkusi dullness, tidak terdapat nyeri dada, tidak

Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, JVP normal

Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening, JVP normal Bentuk normal, warna kulit sawo matang, bentuk payudara simetris, payudara tidak kencang, puting menonjol, bunyi napas vesikuler, tidak terdapat sputum, pola nafas teratur,

Dada

Bentuk dada normal, warna kulit kuning langsat, bentuk payudara simetris, puting menonjol, areola berwarna merah kecokelatan, kehangatan payudara merata, kolostrum belum keluar, bunyi nafas vesikuler, tidak terdapat sputum, pola nafas teratur,

Bentuk normal, warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, payudara simetris, bunyi napas vesikuler, tidak terdapat sputum, pola nafas teratur, bunyi jantung S1 dan S2, perkusi
46

terdapat pembesaran kelenjar ketiak.

pengembangan paru simetris, bunyi jantung S1dan S2, perkusi dulness, tidak terdapat nyeri dada, tidak terdapat pembesaran kelenjar ketiak. Bentuk perut cembung, terdapat linea nigra, kulit bersih, turgor kulit baik, pemeriksaan luar Leopold I : Tinggi fundus uteri 24 cm diatas simfisis pubis, teraba bokong. Leopold II : Persentasi punggung kanan, bagian kiri uterus teraba bagian kecil (tangan dan kaki), DJJ : 135x/menit. Leopold III : Presentasi bagian janin terendah teraba kepala dan masih bisa digoyangkan. Leopold IV : Konvergen/belum masuk pintu atas

bunyi jantung S1 dan S2, perkusi dullnesss, tidak terdapat nyeri dada, tidak terdapat pembesaran kelenjar ketiak. Bentuk perut simetris, kulit perut bersih, tidak terdapat oedema, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak terdapat pembesaran hati, perkusi perut dullness, bising usus 9x/menit

dullness, tidak terdapat nyeri dada, tidak terdapat pembesaran kelenjar ketiak.

Perut

Bentuk perut simetris, kulit perut bersih, tidak terdapat oedema, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak terdapat pembesaran hati, perkusi perut dullness, bising usus 10x/menit

Bentuk perut simetris, kulit perut bersih, tidak terdapat oedema, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak terdapat pembesaran hati, perkusi perut dullness, bising usus 10x/menit

47

panggul. 10 Genetalia dan Rektum Bpk I mengatakan tidak ada kelainan dari segi bentuk maupun fungsi Ny E mengatakan tidak ada keluaran cairan dari vaginanya, tetapi anusnya sedikit menonjol dibandingkan sebelum hamil. Ny U mengatakan tidak ada gangguan pada genetalia dan rektumnya Bentuk penis simetris, tidak ada oedema skrotum, penis sudah disunat, tidak ada kelainan pada anus.

11

Ekstremitas

Ekstremitas Atas : Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap, refleks bisep dan trisep positif, ROM dapat bergerak ke segala arah, tidak ada oedema, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri, CRT < 2 detik Ekstremitas Bawah : Bentuk kaki simetris, jumlah kaki lengkap, refleks pateila positif, tidak terdapat clubing finger, ROM dapat digerakan ke segala arah, kulit lembab, kehangatan merata, tidak Ekstremitas Atas : Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap, refleks bisep dan trisep positif, ROM dapat bergerak ke segala arah, tidak ada oedema, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri, CRT < 2 detik, kuku pucat. Ekstremitas Bawah : Bentuk kaki simetris, jumlah kaki lengkap, refleks pateila positif, tidak terdapat clubing finger, ROM dapat digerakan ke segala arah, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada Ekstremitas Atas : Bentuk tangan tidak simetris, tangan kiri lebih panjang daripada tangan kanan, jumlah jari tangan kiri lengkap, refleks bisep dna trisep positif, ROM dapat digerakan ke segala arah, tidak ada oedema, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri, CRT < 2 detik. Ekstremitas Bawah : Bentuk kaki simetris, jumlah kaki Ekstremitas Atas : Bentuk tangan simetris, jumlah jari lengkap, refleks bisep dan trisep positif, ROM dapat bergerak ke segala arah, tidak ada oedema, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri, CRT < 2 detik Ekstremitas Bawah : Bentuk kaki simetris, jumlah kaki lengkap, refleks pateila positif, tidak
48

ada nyeri tekan, tidak ada oedema. Kekuatan Otot : 5

nyeri tekan, tidak ada oedema. Kekuatan Otot : 5

lengkap, refleks patella positif, tidak terdapat clubing finger, ROM dapat digerakan ke segala arah, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedema.

terdapat clubing finger, ROM dapat digerakan ke segala arah, kulit lembab, kehangatan merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedema. Kekuatan Otot: 4

Kekuatan Otot :4

ANALISA DATA No. 1. Data Data Subjektif : - Ny. E mengatakan sering pusing - Ny. E mengatakan pada usia kehamilan 1-3 bulan mengeluh cepat lelah, mata berkunang-kunang dan cepat mengantuk. - Ny E mengatakan pada waktu hamil pertama dan kedua anaknya lahir dengan berat badan 1100 gram dan 1200 gram dan kedua anaknya meninggal. - Ny E mengatakan dirinya mengalami lemah kandungan. - Keluarga mengatakan tidak tahu apa yang terjadi pada Ny E. - Ny. E mengatakan tidak Masalah Kesehatan Anemia Masalah Keperawatan Resiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan Penyebab - Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan - Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan - Ketidkmampuan keluarga merawat ibu hamil dengan masalah risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan

49

tahu kurang darah (anemia) pada kehamilan itu apa. - Ny E mengatakan tidak tahu tanda, gejala dan akibat anemia. - Keluarga mengatakan merasa takut apabila terjadi kejadian seperti kehamilan pertama dan kedua. - Keluarga mengatakan belum pernah mendapatkan informasi mengenai masalah yang dialami oleh Ny. E. - Keluarga mengatakan tidak tahu perawatan Ny E - Keluarga mengatakan Ny E hanya perlu minum obat penambah darah saja. - Keluarga mengatakan memiliki kebun dan halaman dan hanya ditanami singkong sedangkan halaman dibiarkan kosong. Data Objektif : - Wajah Ny. E terlihat pucat - Conjungtiva pucat, bibir dan kuku pucat - CRT>2 detik - Riwayat anemia pada kehamilan yang lalu - Tensi : 90/60 mmHg 2. Data Subjektif: - Ny. E mengatakan nafsu makan berkurang. - Ny. E mengatakan tidak tahu tentang makanan yang baik bagi ibu hamil - Ny. E mengatakan tidak tahu contoh menu yang baik bagi ibu hamil. - Keluarga mengatakan selama hamil ke-1 Anemia Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan - Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Gangguan nut risi kurang dari kebutuhan tubuh. - Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah Gangguan nutrisi
50

sampai sekarang tubuh Ny.E kurus. - Keluarga mengatakan tidak tahu cara perawatan pada Ny E. - Keluarga mengatakan apabila membutuhkan pertolongan kesehatan bisa mendatangi puskesmas. Data Objektif : - Makan 1 x/hari - Pola makan Ny E tidak teratur, ibu kadang makan 1 kali, kadang 2 kali, kadang tidak sama sekali. - Ny E hanya menyukai ikan mas dan sayuran mentah. - Berat badan sebelum hamil 42 kg dan selama hamil 46 kg. 3. Data Subjektif : - Ny U mengatakan KB adalah alat untuk mengurangi anak. - Keluarga mengatakan ingin mempunyai anak lagi. - Bpk I mengatakan tidak akan mambatasi keturunan - Ny E mengatakan akan mengikuti program KB. - Ny E mengatakan pernah menggunakan KB suntik namun tidak cocok. - Bpk I setuju Ny E mengikuti KB. - Ny E mengatakan tidak tahu jenis-jenis KB dan Ny E hanya tahu KB suntik. - Keluarga mengatakan apabila ingin ikut KB harus ke Puskesmas. - Menurut penuturan kader, belum ada penyuluhan Keluarga berencana Potensial keluarga untuk menjadi aseptor KB setelah Ny. E melahirkan

kurang dari kebutuhan tubuh. - Ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan masalah Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. - Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang menunjang untuk mengatasi masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

- Ketidaktahuan keluarga mengenai program KB

51

KB kepada keluarga Ny E secara terstruktur DO : - Ny E bertanya KB itu apa saja jenisnya. - Ny E hanya tahu KB suntik

DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan pada Ny. E keluarga bapak I berhubungan dengan : 1. Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah risiko tinggi penyulit persalinan: perdarahan 2. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah resiko tinggi penyukit persalinan: perdarahan 3. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat ibu hamil dengan masalah risiko tinggi penyulit persalinan: perdarahan b. Gangguan nutrisi dari kebutuhan tubuh pada Ny. E keluarga Bapak I berhubungan dengan : 1. Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. 2. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. 3. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan hidup 4. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang menunjang untuk mengatasi masalah gangguan nutrisi dari kebutuhan tubuh. c. Potensial keluarga untuk menjadi aseptor KB setelah Ny. E melahirkan

52

PRIORITAS MASALAH 1. Risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan pada Ny. E keluarga Bapak I No. 1. Kriteria Sifat masalah Skala : ancaman kesehatan Skor 2/3 X 1 =2/3 Pembenaran - Pada ibu hamil dengan anemia bisa terjadi komplikasi pada saat kehamilan dan melahirkan. - Ny E pernah keguguran pada kehamilan peratama dan kedua. - Bayi yang dilahirkan dari ibu hamil dengan anemia dapat memiliki berat badan lahir rendah. - Masalah anemia merupakan masalah yang dapat ditangani karena apabila cepat terdeteksi anemia bisa diatasi dengan preparat besi dan perbaikan gizi. - Keluarga memiliki fasilitas fisik yang cukup, lahan yang cukup luas dan dana yang cukup. - Ibu memiliki waktu banyak untuk merawat dirinya. - Ibu hamil bisa memanfaatkan posyandu dan puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya. - Ny E teratur memeriksakan kehamilannya ke Dokter. - Ny E masih mengkonsumsi zat penambah darah. - Anemia merupakan salah satu masalah kehamilan risiko tinggi yang membahayakan ibu dan janin. - Keluarga tidak tahu dan tidak merasakannya sebagai masalah.

2.

Kemungkinan masalah untuk diubah Skala: mudah

2/2 X 2= 2

3.

Potensial masalah untuk dicegah Skala: tinggi

3/3 X 1= 1

4.

Menonjolnya masalah Skala : masalah tidak di rasakan oleh keluarga Jadi , 2/3+2+1+0 = 3 2/3

0/3 X 1=0

53

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.E keluarga Bapak I No. Kriteria 1. Sifat masalah Skala : tidak / kurang sehat Kemungkinan masalah untk diubah Skala : mudah Skor 3/3 X 1 = 1 Pembenaran - Masalah bersifat aktual - BB Ny.E kurang Keluarga memiliki lahan yang cukup untuk dikelola sebagai lahan produktif. 3. Potensial masalah untuk dicegah Skala : tinggi 3/3 X 1 = 1 - Keluarga tidak mengetahui kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil. - Ibu hamil bisa memanfaatkan waktunya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. - Kekurangan nutrisi berpengaruh terhadap pertumbuhan janin. - Keluarga merasa pada waktu Ny E dulu hamil berat badannya tetap seperti sekarang, keluarga mengatakan tidak ada hubungannya dengan keguguran yang dialami

2.

2/2 X 2 = 2

4. Menonjolnya masalah Skala : Masalah tidak dirasakan.

0/2 X 1= 0

Jadi, 1+2+1+1 = 4

54

3. No 1

Potensial keluarga untuk menjadi aseptor KB setelah Ny. E melahirkan. Kriteria Sifat masalah Skala : Keadaan sejahtera Skor 1/3 x 1 = 1/3 Pembenaran - Keluarga mengatakan akan mengikuti program KB. - Program KB merupakan program pemerintah untuk menurunkan angka kelahiran. - Pelayanan KB gratis bida diperoleh di puskesmas atapun kader. - Penyuluhan KB dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga - Keluarga mau mengikuti program KB - Penyediaan fasilitas cukup terjangkau.

Kemungkinan masalah untuk diubah Skala : mudah

2/2 x 2 = 2

Potensial masalah untuk dicegah Skala : cukup

2/3 x 1 = 2/3

- Ny E mau mengikuti program KB

Menonjolnya masalah 4 Skala : Masalah tidak dirasakan. Total Skor 0/2 x 1 = 0

Keluarga merasa selama ini mereka tidak mengalami suatu masalah akibat dari tidak mengikuti program KB.

55

No. 1.

Diagnosa Keperawatan Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny E keluarga Bpk I berhubungan dengan : Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan hidup Ketidakmampuan keluarga dalam merawat ibu hamil dengan masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang menunjng dalam mengatasi masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Ditandai dengan : DS : Ny E mengatakan nafsu makan berkurang sejak usia kehamilan tiga bulan. Ny E mengatakan tidak tahu tentang makanan yang baik bagi ibu hamil. Ny E mengatakan tidak tahu contoh menu yang baik bagi ibu hamil. Keluarga mengatakan selama hamil ke-1 sampai sekarang tubuh Ny E kurus. Keluarga mengatakan tidak tahu cara perawatan pada Ny E. Keluarga mengatakan apabila membutuhkan pertolongan kesehatan bisa mendatangi puskesmas. DO :

Tujuan Khusus Keluarga dapat mengenal masalah risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny E. Setelah 2x pertemuan selama 30 menit dengan cara : a. Menyebutkan pengertian perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. b. Menyebutkan penyebab perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. c. Menyebutkan tanda dan gejala ibu hamil dengan gangguan nutrisi.

Implementasi

Mengkaji ulang pengeta keluarga dengan cara mengaj pertanyaan mengenai pengert gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. - Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penger penyebab, perubahan nutris kurang dari kebutuhan tubu tanda dan gejala ibu hamil dengan gangguan nutrisi menggunakan media lemba balik - Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya ten materi yang telah diberikan - Mengevaluasi pemahama klien tentang materi yang te diberikan dengan cara memberikan pertanyaan.

56

Makan 1 x/hari Pola makan Ny E tidak teratur kadang 1 kali, kadang 2 kali, kadang tidak sama sekali. Ny E hanya menyukai ikan mas dan sayuran mentah. Berat badan sebelum hamil 42 kg dan pada saat di kaji 46 kg. Keluarga dapat mengambil keputusan terhadap masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny E setelah 2x pertemuan selama 30 menit dengan cara : a. Keluarga dapat menyebutkan akibat dari ibu hamil kurang gizi. b. Klien dapat memutuskan untuk makan lebih banyak dari porsi biasanya. -

Mengkaji ulang pengetah klien dan keluarga dengan c memberikan pertanyaan mengenai akibat dari ibu ha kurang gizi. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai akibat ibu hamil kurang gizi denga media lembar balik. Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya ten materi yang telah diberikan Mengevaluasi pemahama klien tentang materi yang te diberikan dengan cara memberikan pertanyaan Memotivasi klien untuk m

sesuai dengan kebutuhan ibu h trimester III

Keluarga dapat merawat anggota keluarga dengan masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.E setelah 2x pertemuan selama 30 menit dengan cara : a. Keluarga dapat menyebutkan contoh menu seimbang bagi ibu hamil trimester III

Mengkaji kemampuan keluarga dalam penyajian makanan dengan cara memberikan pertanyaan mengenai menu seimbang b ibu hamil trimester III - Memberikan pendidikan kesehatan mengenai menu seimbang bagi ibu hamil

57

b. Keluarga dapat menyajikan menu seimbang bagi ibu hamil trimester III.

trimester III dengan media lembar balik - Menjelaskan cara pengola gizi makanan yang baik. - Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya ten materi yang telah diberikan dengan cara memberikan pertanyaan - Mendorong keluarga untu menyajikan makanan seimb bagi ibu hamil trimester III

Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang menunjang dalam mengatasi masalah gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny. E setelah 2x pertemuan selama 30 menit dengan cara : a. Keluarga dapat memanfaatkan lingkungan dalam mengatasi gangguan nutrisi pada ibu hamil pada ibu hamil.

Mendiskusikan dengan keluarga mengenai pentingn pemanfaatan lingkungan se sebagai sarana dalam meng gangguan nutrisi pada ibu h - Memotivasi keluarga untu mengolah lahan yang ada sebagai tempat menanam sayuran yang dibutuhkan un merawat ibu hamil dengan gangguan nutrisi kurang da kebutuhan tubuh.

2.

Risiko tinggi penyulit persalinan : Perdarahan pada Ny E keluarga Bpk I berhubungan dengan : - Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah penyulit persalinan : perdarahan - Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi penyulit

Keluarga dapat mengenal masalah Risiko tinggi terjadinya penyulit persalinan : Perdarahan pada Ny E setelah 2x pertemuan selama 30 menit dengan cara : a. Keluarga dapat menyebutkan pengertian risiko tinggi penyulit persalinan : Perdarahan b. Keluarga dapat menyebutkan penyebab Risiko tinggi terjadinya

Mengkaji ulang pengetah keluarga dengan cara memberikan pertanyaan mengenai pengertian dan penyebab risiko tinggi peny persalinan : perdarahan - Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penger dan penyebab risiko tinggi penyulit persalinan : perdar

58

persalinan : perdarahan. - Ketidakmampuan keluarga dalam merawat ibu hamil dengan masalah risiko tinggi penyulit persalinan : perdarahan. Ditandai dengan : DS : Ny E mengatakan sering pusing Ny E mengatakan pada usia kehamilan 1-3 bulan sering mengeluh cepat lelah, mata berkunang-kunang dan cepat mengantuk. Ny E mengatakan pada waktu hamil pertama dan kedua anaknya lahir dengan berat badan 1100 gram dan 1200 gram dan kedua anaknya meninggal. Ny E mengatakan dirinya mengalami lemah kandungan. Keluarga mengatakan tidak tahu apa yang terjadi pada Ny E. Ny E mengatakan tidak tahu kurang darah (anemia) pada kehamilan itu apa. Ny E mengatakan tidak tahu tanda, gejala dan akibat anemia bisa terjadi apa. Keluarga sadar adanya masalah pada kehamilan Ny E tapi tidak tahu masalah apa. Keluarga mengatakan merasa takut apabila terjadi kejadian seperti kehamilan pertama dan kedua. Keluarga mengatakan belum pernah mendapatkan informasi mengenai masalah yang dialami oleh Ny. E. Keluarga mengatakan tidak tahu perawatan Ny E Keluarga mengatakan Ny E hanya perlu minum obat penambah darah saja. Keluarga mengatakan memiliki

penyulit persalinan : Perdarahan

Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya ten materi yang telah diberikan - Mengevaluasi pemahama klien tentang materi yang te diberikan dengan cara memberikan pertanyaan

2. Keluarga dapat mengambil keputusan untuk mengatasi masalah ibu hamil dengan Risiko tinggi terjadinya penyulit persalinan : Perdarahan pada Ny E setelah 2x pertemuan selama 30 menit dengan cara : a. Keluarga dapat menjelaskan akibat dari penyulit persalinan : Perdarahan b. Keluarga dapat merencanakan dan memutuskan tempat persalinan di pelayanan kesehatan

Memberikan penyuluhan mengenai akibat dari penyu persalinan : perdarahan den media lembar balik. - Mendiskusikan dengan kl dan keluarga mengenai tem persalinan di pelayanan kesehatan. - Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya ten materi yang telah diberikan - Mengevaluasi pemahama klien tentang materi yang te diberikan.

59

kebun dan halaman dan hanya ditanami singkong sedangkan halaman dibiarkan kosong. DO : Wajah Ny E terlihat pucat. Conjungtiva pucat, bibir dan kuku pucat. CRT > 2 detik Tensi : 90/60 mmHg 3. Potensial keluarga untuk menjadi aseptor KB setelah Ny E melahirkan

Keluarga dapat mengenal masalah - Mengkaji ulang pengetahu potensial untuk menjadi aseptor KB keluarga dengan cara setelah Ny. E melahirkan dengan memberikan pertanyaan cara : mengenai pengertian alat a. Keluarga dapat menyebutkan kontrasepsi, macam-macam pengertian alat kontrasepsi. keuntungan dan kerugian, ser b. Keluarga dapat menyebutkan kontraindikasi dan efek samp macam-macam alat kontrasepsi dari masing-masing alat efektif. kontrasepsi. c. Keluarga dapat menyebutkan - Memberikan pendidikan minimal 1 dari keuntungan dan kesehatan mengenai pengerti kerugian masing-masing alat alat kontrasepsi, macam-mac kontrasepsi. keuntungan dan kerugian, ser d. Keluarga dapat menyebutkan kontraindikasi dan efek samp minimal 1 dari kontraindikasi dan dari masing-masing alat efek samping dari masing-masing kontrasepsi dengan media ny alat kontrasepsi. dan lembar balik. - Memberikan kesempatan keluarga untuk bertanya tenta materi yang telah diberikan. - Mengevaluasi pemahaman klien tentang materi yang tela diberikan dengan cara memberikan pertanyaan

60

61

62

63

64

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang atau lebih, memiliki ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya. Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing-masing, ada pengambil keputusan, kerjasama diantara anggota keluarga, interaksi, dan tinggal dalam suatu rumah. Tugas perkembangan keluarga pada tahap keluarga pasangan baru menikah yaitu: membangun perkawinan, menghubungkan jaringan

persaudaraan secara harmonis, membina hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social, serta merencanakan penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan rencana punya anak. Sedangkan bagi tahap perkembangan keluarga dengan ibu hamil, kehamilan merupakan sebuah proses fisiologis yang terjadi pada manusia dalam rangka menciptakan penerus-penerus bagi sebuah keluarga atau menciptakan keturunan yang ada dalam sebuah keluarga. Kehamilan berakhir pada proses persalianan dimana banyak terjadi permasalahan baik bagi individu yang mengalami maupun pada keluarga. Banyak hal yang terjadi pada keluarga yang akan menunggu proses persalinan, seperti cemas yang dirasakan keluarga serta persiapan yang dilakukan keluarga dalam mempersiapkan proses persalinan. B. SARAN Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu memberikan pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar

65

bisa menjalin hubungan keluarga yang harmonis ke depanya nanti dan untuk asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga dengan ibu hamil harus mempertimbangkan setiap ungkapan kecemasan ataupun ketidaktahuan dari ibu hamil maupun keluarganya dalam mempersiapkan proses persalinan.

66

DAFTAR PUSTAKA

L,Johson dan Leny R.2010.Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Nuha Medika Gde Manuaba, Ida Bagus. 1999.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta: Arcan Setiadi.2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:Graha Ilmu Bobak, Lowdermik,Jensen.2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:EGC Carpenit, Lynda Juall.2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta:EGC Friedman, Marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga:teori dan praktek.Jakarta: EGC Potter, Patricia. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta:EGC Saminem, Hajjah. 2008.kehamilan Normal.Jakarta:EGC

67

Anda mungkin juga menyukai