Anda di halaman 1dari 40

CASE REPORT

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

Disusun oleh : Gilda Putri An !"#$!##!#% Pe&'i&'in : dr( H( Tau)i*urrah&an R+ S,(OG -K. raeni

SM/ O0STETRI DAN GINEKOLOGI RSUD DR( H( A0DUL MOELOEK 0ANDAR LAMPUNG

1ULI 2!#2 KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan case report tentang kehamilan ektopik terganggu dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. H. Tau i!urrahman ", #p.$% selaku preceptor yang telah membimbing sehingga case report ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bah&a makalah ini masih banyak memiliki kekurangan dan kesalahan, untuk itu kami menerima kritik dan saran yang bersi at membangun sehingga ke depannya makalah ini dapat lebih baik lagi. 'khir kata Penulis berharap semoga case report ini dapat berman aat bagi penulis dan setiap pembacanya.

(andar )ampung, *+ ,uli *-+*

Penulis

DA/TAR ISI

Halaman Kata Pen antar ............................................................................................. i Da)tar Isi ......................................................................................................... ii I(La,oran Kasus +.+ #tatus $bstetri..........................................................................................+ +.* .asus........................................................................................................+* II( Tin3auan Pusta4a *.+ /e inisi .ehamilan Ektopik.....................................................................+0 *.* Epidemiologi.............................................................................................+1 *.2 Etiologi......................................................................................................+3 *.4 Pato isiologi..............................................................................................+5 *.0 %ambaran .linik.......................................................................................** *.1 /iagnosis...................................................................................................*2 *.3 'lat-'lat (antu /iagnostik......................................................................*0 *.5 Penatalaksanaan........................................................................................*5 *.6 Terapi $bat...............................................................................................22 *.+- Prognosis.................................................................................................24 Da)tar Pusta4a

0A0 I LAPORAN KASUS

#(# STATUS O0STETRI Tanggal masuk Pukul Ana&nesis I( Nama :mur 'gama Pendidikan 'lamat Pekerjaan Pekerjaan suami II( Keluhan :tama Tambahan III(Ri5a6at haid Menarche #iklus haid ,umlah )amanya HPHT 7 +0 tahun 7 *5 hari 7 * kali ganti pembalut 7 4 hari 7 *1 Mei *-+* 7 Hamil kurang bulan dengan nyeri perut bagian ba&ah 7 Perdarahan dari kemaluan Identi)i4asi 7 Ny. # 7 *6 tahun 7 9slam 7 #M' 7 ,ln. Merpati gg.%aruda tanjung agung (.)ampung 7 9bu rumah tangga 7 pertambangan 7 +1 juli *-+* 7 -6.+5 89(

I7( Ri5a6at ,er4a5inan Pernikahan pertama dan sudah berlangsung ; 3 tahun I( Ri5a6at 4eha&ilan se4aran Pasien datang dengan keluhan nyeri perut sejak ; 0 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan di perut sebelah kanan ba&ah dan menyebar ke seluruh perut dan tidak menjalar ke pinggang, nyeri terasa hebat sehingga pasien harus beristirahat untuk menahan sakitnya. Pasien mengaku terlambat haid sudah sejak + bulan yang lalu. Pasien mengaku mengalami pendarahan dari kemaluan berupa bercak-bercak sejak 4 hari yang lalu. #elain itu pasien mengaku badan semakin lama semakin terasa lemas dan kulit terasa pucat. .emudian os pergi ke "#'M. "i&ayat mual dan muntah <=>, terlambat haid <=> dan payudara terasa tegang <=>. Pasien sudah melakukan tes kehamilan dengan hasil <=>. "i&ayat keputihan ; * minggu. II( Ri5a6at 4eha&ilan 8 ,ersalinan 8 ni)as terdahulu Tahun *--4 <laki-laki>, 5 tahun, normal, dibantu bidan,keadaan sehat. III( Ri5a6at ,en6a4it terdahulu Pasien menyangkal menderita penyakit darah tinggi, penyakit jantung, penyakit ginjal, asma dan kencing manis. 7II( Ri5a6at ,en6a4it 4eluar a /i dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit darah tinggi, penyakit jantung, penyakit ginjal, asma, dan kencing manis. 7II( Ri5a6at 4ontrase,si Pasien mengaku menggunakan .( pil setelah melahirkan anak pertama 7III( Ri5a6at i&unisasi sela&a ha&il Pasien menyangkal mendapat suntikan imunisasi

Pe&eri4saan /isi4 I( Status Present .eadaan :mum .esadaran Tekanan darah Nadi Perna asan #uhu II( Status Generalis .ulit Mata %igi @ mulut Thoraks ,antung Paru 'bdomen 9nspeksi Palpasi Perkusi 'uskultasi EAtremitas 7 ?hloasma graCidarum <-> 7 .onjungtiCa anemis, sclera anikterik 7 .aries <-> 7 Mammae membesar dan tegang, hiperpigmentasi areolla <=> 7 (unyi jantung 9-99, regular, murmur <->, gallop <->, H" 6*A@mnt 7 sonor, Cesikuler, ronki -@-, &heeDing -@7 7 Perut tampak tegang 7 Nyeri tekan <=> pada regio iliaca deAtra, dan hipogastrika 7 Nyeri ketuk <-> 7 (ising usus E 7 Edema <-> 7 Tampak sakit sedang 7 ?ompos Mentis 7 +--@1- mmHg 7 31A@m 7 *- A@menit 7 21,5B?

III(Status Gine4olo is a. Pemeriksaan luar "ambut pubis <=>, CulCa tidak ada kelainan, perineum normal, introitus Caginam normal, ori isium uretra normal, .%( inguinal tidak ada pembesaran, TF: sulit dinilai, nyeri tekan <=> pada iliaka dekstra, dan hipogastrika.

b.

Pemeriksaan /alam 9n spekulo 7 /inding Cagina licin, portio liCide, $:E tertutup, caCum /ouglas menonjol, luAus <=>, perdarahan tidak akti . Gaginal toucher 7 Portio lunak, nyeri goyang portio <=>, caCum /ouglas menonjol, :terus sulit dinilai, tegang dan terasa nyeri. Parametrium tegang.

Pe&eri4saan Penun3an +. )aboratorium Tanggal +1 ,uli *-+* pukul 7 ++.4- 89( *. .husus ?uldosintesis@/ouglas Pungsi <=> dilakukan pada tanggal +1 ,uli *-+* Pukul +2.-- 89( /arah kehitaman dan tidak membeku, terdapat bintik-bintik kehitaman .esan 7 .ET Dia nosis a5al .ehamilan Ektopik Terganggu Dia nosis 'andin 9n eksi pelCiA 'bortus imminens Torsio kista oCarii "uptura korpus luteum Hb 76,1 gr@dl

Pro nosis Huo ad Citam Huo ad unctionam Penatala4sanaan $bserCasi TG9, keadaan umum ?ek lab /", :", ?M, ./, ?TI@(TI 9GF/ ") gtt AA @ menit 9njeksi antibiotik@5 jam 9G Persiapan tindakan <alat, iDin, obat, dan darah> "@ laparatomi cito 7 dubia ad bonam 7 dubia ad bonam

Dia nosis ,ost o,erasi salphingektomi deAtra a.i rupture pars interstisial tuba deAtra

LAPORAN OPERASI Konsulen : dr( 9ul4arnaen+ S,(OG

Nama Pasien Hari@Tanggal 'lamat Med."ec@"eg 'nestesi

7 Ny. #ri 8ahyuni@ *6 tahun 7 #enin, +1 juli *-+* 7 jln.merpati gg. %aruda 7 *430** 7 (upiCicain

$perator 'sisten 9 'sisten 99 'nestesi 9nstrument

7 dr. 8ahyudi 7 dr. 'drin Mahmuddin 7 "osalin, #..ed 7 dr. 9ndra, #p.'n 7 Jr.Nani

Pu4ul #%(!! :I0( O,erasi di&ulai( Penderita dalam posisi telentang dalam keadaan general anestesi, dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada daerah CulCa dan sekitarnya. )apangan operasi dipersempit dengan doek steril. /ilakukan incisi mediana * jari diba&ah pusat sampai * jari diatas symphisis sepanjang ; 5 cm. 9nsisi diperdalam secara tajam dan tumpul sampai menembus peritoneum, tampak Cullen sign . #etelah peritonium dibuka tampak darah dan bekuan darah 0-- cc, lalu dilakukan ekplorasi didapatkan7 ruptur tuba pars imbrie sinistra, dilakukan klem pada sumber perdarahan. Pada eksplorasi lebih lanjut didapatkan 7 :terus lebih besar dari normal $Carium dan tuba kiri dalam batas normal.. Tuba kanan didapatkan rupture pada pars interstisial $Carium kanan dalam batas normal /iputuskan untuk dilakukan sal,hin e4to&i de;tra dengan cara sebagai berikut7 Menjepit, memotong, mengikat, pangkal tuba deAtra, mesosalping deAtra dengan chromic catgut no.1. 0 Perdarahan yang terjadi dira&at sebagaimana mestinya. ?aCum abdomen di cuci dengan Na?l -,6K. #etelah diyakini tidak ada perdarahan lagi. .emudian dilakukan penutupan dinding abdomen lapis demi lapis dengan cara 7 Peritonium dijahit secara jelujur dengan plain catgut no. 2.0 $tot dijahit secara jelujur dengan plain catgut no. 2.0 Fascia dijahit secara jelujur feston dengan chromic catgut no.2.0 #ubkutis dijahit secara terputus satu-satu dengan plain catgut no. 2.0 .utis dijahit secara subcuticuler dengan chromic catgut no.2.0 )uka operasi ditutup dengan sofratule, kassa, dan hypafix. Pu4ul #<(#! :I0( O,erasi selesai(

/iagnosis Pra (edah 7 .ehamilan Ektopik Terganggu <.ET> /iagnosis Pasca (edah7 salphingektomi deAtra a.i rupture pars interstitial tuba deAtra Tindakan 7 salphingektomi deAtra Konsulen O,erator

dr( 9ul4arnaen H+ S,(OG Instru4si Post O, +. $bserCasi tanda-tanda Cital ibu 7 T/, Nadi, "", suhu #etiap +0 menit sampai dengan + jam post operasi #etiap 2- menit sampai dengan 4 jam post operasi #etiap + jam sampai dengan *4 jam post operasi *. ?ek Hb, jika Hb L +- gr K trans usi 2. Mobilisasi, jika keadaan umum baik 7 1 jam 7 boleh miring kanan-kiri +* jam 7 boleh duduk *4 jam 7 boleh berdiri dan jalan 4. /iet 7 ,ika bising usus <=> 1 jam 7 boleh air hangat sedikit-sedikit +* jam 7 boleh bubur saring *4 jam 7 boleh nasi biasa 0. .ateter menetap, catat output@input 1. 9GF/ Na?l 7 ") M + 7 * gtt AA@mnt 3. $bat-obatan 7 'mpiccillin Cial 2 A + gram %entamycin amp * A 5- mg 9n MetronidaDole 0-- mg @+* jam 's Traneksamat amp 2 A 0- mg .eterolac amp 2A2- mg 5. jika ada keluhan lapor dokter ,aga

dr( :ah6udi

+-

/OLLO: UP

Tan al .eluhan7 .eadaan :mum7 .esadaran7

#" 1uli 2!#2 Nyeri pada jahitan Tampak sakit sedang ?ompos mentis

#$ 1uli 2!#2 Nyeri pada jahitan Tampak sakit sedang ?ompos mentis

Gital sign T/7 Nadi7 "espirasi7 #uhu7 6-@0- mmHg 35 A@menit *- A@menit 23,* B? 6-@0- mmHg 3* A@menit +5 A@menit 21,0 B?

Pemeriksaan isik .onjungtiCa7 ('.7 (ising usus7 Flatus7 /iagnosis 'nemis <-> <-> <-> Post salphingektomi deAtra a.i rupture pars intestitial tuba deAtra hari 9 'nemis <=> <=> <=> Post salphingektomi deAtra a.i rupture pars interstitial tuba deAtra hari 99

++

)ab Hb7 Terapi 0,5 gr@dl 9GF/ ") gtt AA@mnt 9G Trans usi P"? <2 .ol > 9nj Giccillin + gr@5 jam 9G jam 9G +* jam 9nj .alneA amp @5 jam 9G drip 1,4 gr@dl 9GF/ ") gtt AA@mnt 9G Trans usi P"? * .ol , total 0 .ol . 9nj %entamycin 5-mg@+* jam 9n MetronidaDole 0-- mg @+* jam 9nj .eterolacamp@5 jam drip

9nj %entamycin 5-mg@+* 9nj Giccillin + gr@5 jam 9G 9n MetronidaDole 0-- mg @ 9G

9nj .eterolac amp@5 jam 9nj .alneA amp @5 jam 9G

"encana

'lih ruangan

Tan al .eluhan7 .eadaan :mum7 .esadaran7 Gital sign T/7 Nadi7

#= 1uli 2!#2 Nyeri pada jahitan Tampak sakit sedang ?ompos mentis

++-@3- mmHg 35 A@menit

+*

"espirasi7 #uhu7 Pemeriksaan isik .onjungtiCa7 ('.7 (ising usus7 Flatus7 /iagnosis )ab Hb7 Terapi

+5 A@menit 21,+ B?

'nemis <=> <=> <=> Post salphingektomi deAtra a.i rupture pars interstitial tuba deAtra hari 999 3,0 gr@dl Tab ?e adroAil 0-- 2 A + Tab Paracetamol 0-- 2 A + Tab Gitamin ( ?ompleA 2 A + Trans usi P"? + .ol , total 1 .ol .

"encana

Tan al .eluhan7 .eadaan :mum7 .esadaran7 Gital sign T/7 Nadi7

2! 1uli 2!#2 Nyeri pada jahitan Tampak sakit sedang ?ompos mentis

++-@3- mmHg 5- A@menit

+2

"espirasi7 #uhu7 Pemeriksaan isik .onjungtiCa7 ('.7 (ising usus7 Flatus7 /iagnosis )ab Hb7 Terapi

*- A@menit 21,* B?

'nanemis <=> <=> <=> Post salphingektomi deAtra a.i rupture pars interstitial tuba deAtra hari 9G 6,0 gr@dl Tab ?e adroAil 0-- 2 A + Tab Paracetamol 0-- 2 A + Tab Gitamin ( ?ompleA 2 A +

"encana

Pasien Pulang

+4

#(2 Kasus I( Identitas #eorang ibu usia *6 tahun, %*P+'- hamil ; 5 minggu dengan keluhan nyeri perut sejak ; 0 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan diperut sebelah kanan ba&ah dan menyebar ke seluruh perut dan tidak menjalar ke pinggang, nyeri terasa hebat sehingga pasien harus beristirahat untuk menahan sakitnya. Pasien mengaku terlambat haid sudah sejak + bulan yang lalu. Pasien mengaku mengalami pendarahan dari kemaluan berupa bercak-bercak sejak 4 hari yang lalu. #elain itu pasien mengaku badan semakin lama semakin terasa lemas dan kulit terasa pucat. .emudian os pergi ke "#'M. "i&ayat mual dan muntah <=>, terlambat hamil haid <=> dan payudara terasa tegang <=>. Pasien sudah melakukan tes kehamilan dengan hasil <=>. "i&ayat keputihan ; * minggu. II( Per&asalahan +. 'pakah anamnesa, pemeriksaan isik dan penunjang sudah sesuai N *. 'pakah diagnosa sudah tepatN 2. 'pakah penatalaksanaan sudah tepatN 4. 'pakah aktor penyebab, atau predisposisiN 0. (agaimanakah prognosis kehamilan selanjutnyaN III( Analisa Kasus #( A,a4ah ana&nesa+ ,e&eri4saan )isi4 dan ,enun3an len 4a, > 'namnesis sudah sesuai dan

+0

'namnesis yang dilakukan sudah bisa mengarahkan kepada terjadinya .ET. Pada anamnesa ditemukan adanya tanda-tanda khas dari .ET yaituO amenorhoe, nyeri akut abdomen, dan perdarahan perCaginam . #elain itu Pasien juga mengeluh adanya badan terasa lemas dan kulit terlihat pucat. Namun ada beberapa yang seharusnya ditanyakan 7 'dakah ri&ayat pemakaian obat penyubur rahimN 'dakah ri&ayat merokokN

Pemeriksaan isik dan penunjang Pemeriksaan isik yang dilakukan sudah bisa mengarah kepada .ET yaitu adanya 7 nyeri tekan <=> pada abdomen bagian ba&ah, portio lunak, nyeri goyang portio <=>, caCum /ouglas menonjol, uterus sulit dinilai, tegang dan terasa nyeri. ?uldosintesis@/ouglas Pungsi dengan hasil <=>. Parametrium tegang. :ntuk menunjang diagnosa juga dilakukan pemeriksaan penunjang pemeriksaan :#%. Pemeriksaan kadar H?% Hormon H?% diproduksi oleh plasenta. /alam kehamilan normal terjadi peningkatan titer sampai * kali lipat setiap * hari. .etika kadar H?% dalam urine cukup tinggi maka tes kehamilan menjadi positi . Pada .E, H?% biasanya turun <L +--- m9:@ml> dan jika meningkat, peningkatan bisa sangat perlahan. ,adi paling tidak dilakukan pemeriksaan kadar H?% serial tiap 45 atau 3* jam. Pada pasien ini pemeriksaan kadar H?% tidak dilakukan dikarenakan pasien membutuhkan penanganan segera apalagi berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan isik sudah dapat diduga kuat bah&a pasien ini menderita kehamilan ektopik lanjut. 2( A,a4ah dia nosa sudah te,at> (erdasarkan anamnesa dan pemeriksaan isik serta penunjang yang cukup baik, maka diagnosa a&al yang ditegakkan benar disertai dengan hasil :#% yang menunjukkan adanya gambaran kehamilan ektopik. Pada intraoperati ditemukan ruptur dan adanya janin pada tuba. ?( A,a4ah ,enatala4sanaan@tinda4an sudah te,at>

+1

Penatalaksanakan a&al yang dilakukan pada a&al sudah tepat yaitu dengan perbaikan keadaan umum pasien karena pasien datang dalam kondisi anemia dan lemas maka yang harus dilakukan adalah menstabilkan hemodinamik dengan in us. Namun tidak dilakukan trans usi darah. #etelah itu laparotomi harus segera dilakukan untuk menghentikan pendarahan selekas mungkin dengan menjepit bagian dari adneks yang menjadi sumber perdarahan. /ilakukan #alpingektomi pada pasien ini sudah tepat. metronidaDole, alinamin-F, keterolac, dan asam traneksamat. %( A,a )a4tor ,en6e'a' atau ,redis,osisi > (erdasarkan anamnesa dan pemeriksaan isik kemungkinan penyebab .ET sulit diketahui secara pasti tetapi kemungkinan penyebabnya adalah adanya penyakit in eksi panggul karena pasien mempunyai ri&ayat keputihan, dimana bisa menyebabkan terjadi gangguan ungsi. <( 0a ai&ana ,ro nosis 4eha&ilan selan3utn6a > Pada umumnya kelainan yang menyebabkan kehamilan ektopik bersi at bilateral. #ebagian &anita dapat menjadi steril setelah mengalami kehamilan ektopik atau dapat mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba yang lain. 'ngka kehamilan ektopik yang berulang antara --+4,1 K. /engan kemajuan terapi yang ada sekarang, kemungkinan ibu untuk dapat hamil kembali besar, namun ini harus didukung kemampuan untuk menegakkan diagnosis dini sehingga dapat diinterCensi secepatnya. Pasien ini setelah kehamilan ektopik memiliki kesempatan 0--5-K untuk kehamilan intra uterine berikutnya, dan +--*0K dapat terjadi kehamilan tuba. I7( Kesi&,ulan Penanganan kasus .ET bersi at darurat karena adanya kondisi akut abdomen dan keadaan lain yang bisa mengancam nya&a. Tetapi sebelumnya harus ditegakkan dengan diagnosanya. Tindakan yang diambil juga harus dipertimbangkan dengan baik dan mengambil kerugian yang sekecil-kecilnya Penatalaksanaan setelah operasi yaitu dengan memberikan antibiotik 'mpiccillin, gentamycin,

+3

bagi penderita. .esalahan diagnosis pada pasien ini dan tindakan yang akan dilakukan dapat berakibat atal baik bagi pasien.

0A0 II TIN1AUAN PUSTAKA

2(# De)inisi Keha&ilan E4to,i4 .ehamilan ektopik adalah kehamilan di mana sel telur yang dibuahi berimplantasidan tumbuh di luar endometrium kaCum uterus. .ehamilan ektopik dapat terjadi di luar rahim misalnya dalam tuba, oCarium atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi di dalam rahim di tempat yang luar biasa misalnya dalam cerCik <8iknjosastro, *---> .ehamilan ektopik merupakan kehamilan yang berbahaya karena tempat implantasinya tidak memberikan kesempatan untuk tumbuh kembang mencapai aterm. .ehamilan ektopik terganggu <.ET> adalah keadaan di mana timbul gangguan pada kehamilan tersebut sehingga terjadi abortus maupun ruptur yang menyebabkan penurunan keadaan umum pasien <Mochtar, +665>. .ehamilan Ektopik Terganggu adalah kehamilan yang terjadi pada oCum yang dapat dibuahi dan tertanam di luar kaCum uteri. .ehamilan ini dapat berlanjut lebih lama dari 1-+- minggu <Farerr, *--+>. (erdasarkan tempat implantasinnya, kehamilan ektopik dapat dibagi dalam beberapa golongan. Tuba Fallopii :terus <diluar endometrium kaCum uterus> $Carium +5

9ntraligamenter 'bdominal .ombinasi kehamilan didalam dan diluar uterus

(erdasarkan penggolongan diatas, maka kehamilan ektopik paling sering terjadi di Tuba < 63K >, yang mana 00K muncul di pars ampullaris, *0K di isthmus, dan +3 K di imbriae. #isa 2 K berlokasi di uterus, oCarium, abdominal, dan intraligamenter, dimana sekitar *-*,0K muncul di kornua uterus.

%ambar + 7 )okasi terjadinya kehamilan ektopik

2(2 E,ide&iolo i Insiden rate Kehamilan ektopik di Amerika Serikat mengalami peningkatan lebih dari 3 kali lipat selama tahun 1970 dan 1987, dari 4,5 1000 kehamilan men!adi 1",8 1000 kehamilan# $erdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention , insiden rate kehamilan ektopik di Amerika Serikat pada tahun 1990%199& diperkirakan 19,7 1000 kehamilan# 'an pada tahun 1997%&000 mengalami peningkatan lagi men!adi &0,7 1000 kehamilan ()isarska, 1999*

+6

/i "umah #akit /r. ?ipto Mangunkusumo pada tahun +653 terdapat +02 kehamilan ektopik diantara 4.--3 persalinan, atau + diantara *1 persalinan. #ebagian besar &anita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara *--4tahun. <#ar&ono, *--3>

'i +S, 'r#)irngadi -edan selama periode tahun 1997%&000 terdapat 1&& kasus kehamilan ektopik terganggu (-o.htar 1998*# 'i +S,' Ari/in A.hmad )ekan $aru )eriode 1 !anuari &003%31 'esember &005 terdapat 133 kasus kehamilan ektopik terganggu diantara 7#498 kasus kebidanan (1,77 0* ($ulan,&004*# )ada periode 1999%&00" terdapat 103 kasus kehamilan ektopik terganggu di +S, St#1lisabeth -edan (Sri, &008*# #ula&esi Tenggara pada tahun *--3 angka kejadian kehamilan ektopik sebanyak +- per +.--- kelahiran atau -,-+K. Namun demikan data tersebut akan mengalami peningkatan yang disebabkan oleh banyaknya &anita hamil pada usia 20 tahun ke atas. "umah #akit :mum /aerah Propinsi #ula&esi Tenggara dilaporkan bah&a pada tahun *--3 sampai tahun *--6 ibu hamil dengan kehamilan ektopik sebanyak 41 kasus dari +63* persalinan atau *,4K. </epkes "9, *--3>. 2(? Etiolo i Menurut #ar&ono, *--3. etiologi kehamilan ektopik dari tuba adalah 7 +. Faktor dalam lumen tuba 7 a> Endosalpingitis dapat menyebabkan perlengketan endosalping, sehingga lumen tuba menyempit atau membentuk kantong buntuO b> )umen tuba sempit dan berlekuk-lekuk yang dapat terjadi pada hipoplasia uteri. Hal ini dapat membuat ungsi silia tidak baikO c> )umen tuba sempit yang diakibatkan oleh operasi plastik tuba dan sterilisasi yang tidak sempurna.

*-

%ambar * 7 %ambaran mikroskopik dari saluran tuba

*. Faktor pada dinding tuba 7 a> Endometriosis tuba, dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi dalam tubaO b> /iCertikel tuba kongenital atau ostium assesorius tubae dapat menahan telur yang dibuahi ditempat itu. 2. Faktor diluar dinding tuba 7 Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba. 4. Faktor abnormalitas dari Digot 'pabila tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran besar, maka Digot akan tersendat dalam perjalanannya pada saat melalui tuba, kemudian terhenti dan tumbuh di saluran tuba. 0. Faktor oCarium (ila oCarium memproduksi oCum dan ditangkap oleh tuba yang kontralateral, dapat membutuhkan proses khusus atau &aktu yang lebih panjang sehingga kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik yang lebih besar. 1. Faktor hormonal Pada akseptor, pil .( hanya mengandung progesteron dapat mengakibatkan tuba melambat. 'pabila terjadi pembuahan dapat menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik.

*+

2(% Pato)isiolo i .ebanyakan dari kehamilan ektopik berlokasi di tuba allopii. Tempat yang paling umum terjadi adalah pada pars ampullaris, sekitar 5- K. .emudian berturut-turut adalah isthmus <+*K>, imbriae <0K>, dan bagian kornu dan daerah intersisial tuba <*K>, dan seperti yang disebut pada bagian diatas, kehamilan ektopik non tuba sangat jarang. .ehamilan pada daerah intersisial sering berhubungan dengan kesakitan yang berat, karena baru mengeluarkan gejala yang muncul lebih lama dari tipe yang lain, dan sulit di diagnosis, dan biasanya menghasilkan perdarahan yang sangat banyak bila terjadi rupture. Proses implantasi oCum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama dengan halnya di kaCum uteri. Jigot di tuba bernidasi secara kolumner atau interkolumner. Pada yang pertama Digot berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan Digot selanjutnya dibatasi oleh kurangnya Caskularisasi dan biasanya Digot mati secara dini dan diresorbsi. Pada nidasi secara interkolumner Digot bernidasi antara * jonjot endosalping. #etelah tempat nidasi tertutup, maka Digot dipisahkan dari lumen tuba oleh lapisan jaringan yang menyerupai desidua dan dinamakan pseudokapsularis. .arena pembentukan desidua di tuba tidak sempurna malahan kadang-kadang tidak tampak, dengan mudah Cilli korialis menembus endosalping dan masuk dalam lapisan otot-otot tuba dengan merusak jaringan dan pembuluh darah. Perkembangan janin selanjutnya bergantung pada beberapa aktor, seperti tempat implantasi, tebalnya dinding tuba, dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh inCasi tro oblas. Terdapat beberapa kemungkinan yang dapat terjadi pada kehamilan ektopik dalam tuba. .arena tuba bukan merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin dapat tumbuh secara utuh seperti di uterus. #ebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 1 minggu sampai +- minggu. .emungkinan itu antara lain 7

**

#( Hasil 4onse,si &ati dini dan diresor'si Pada implantasi secara kolumner, oCum yang dibuahi cepat mati karena Caskularisasi kurang, dan dengan mudah terjadi resorbsi total. /alam keadaan ini penderita tidak mengeluh apa-apa, hanya haidnya saja yang terlambat untuk beberapa hari. 2( A'ortus tu'a Perdarahan yang terjadi karena pembukaan pembuluh-pembuluh darah oleh Cilli koriales pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari koriales pada dinding tersebut bersama-sama dengan robeknya pseudokapsularis. Pelepasan ini dapat terjadi sebagian atau seluruhnya, tergantung dari derajat perdarahan yang timbul. (ila pelepasan menyeluruh, mudigah dengan selaputnya dikeluarkan dalam lumen tuba dan kemudian didorong oleh darah ke arah ostium tuba abdominale. Frekuensi abortus dalam tuba tergantung pada implantasi telur yang dibuahi. 'bortus tuba lebih umum terjadi pada kehamilan tuba pars ampullaris, sedangkan penembusan dinding tuba oleh Cilli koriales ke arah peritoneum biasanya terjadi pada kehamilan pars isthmika. Perbedaan ini disebabkan karena lumen pars ampullaris lebih luas, sehingga dapat mengikuti lebih mudah pertumbuhan hasil konsepsi dibandingkan dengan bagian isthmus dengan lumen sempit. Pada pelepasan hasil konsepsi yang tidak sempurna pada abortus, perdarahan akan terus berlangsung, dari sedikit-sedikit oleh darah, sampai berubah menjadi mola kruenta. Perdarahan akan keluar melalui imbriae dan masuk rongga abdomen dan terkumpul secara khas di kaCum /ouglas dan akan membentuk hematokel retrouterina. (ila imbriae tertutup, tuba allopii dapat membesar karena darah dan membentuk hematosalping. ?( Ru,tur tu'a Penyusupan, dan perluasan hasil konsepsi dapat mengakibatkan rupture pada saluran lahir pada beberapa tempat. #ebelum metode pengukuran kadar korionik gonadotropin tersedia, banyak kasus kehamilan tuba

*2

berakhir pada trimester pertama oleh rupture intraperitoneal. Pada kejadian ini lebih sering terjadi bila oCum berimplantasi pada isthmus dan biasanya muncul pada kehamilan muda, sedangkan bila berimplantasi di pars intersisialis, maka muncul pada kehamilan yang lebih lanjut. "uptur dapat terjadi secara spontan, atau karena trauma ringan seperti koitus atau pemeriksaan Cagina.

%ambar 2 7 "uptur tuba "uptur sekunder dapat terjadi bila terjadi abortus dalam tuba dan ostium tuba tertutup. /alam hal ini dinding tuba yang sudah menipis karena inCasi dari tro oblas, akan pecah karena tekanan darah dalam tuba. .adangkadang ruptur terjadi diarah ligamentum latum dan terbentuk hematoma intraligamenter. ,ika janin hidup terus, terdapat kehamilan intraligamenter. Pada ruptur ke rongga perut, seluruh janin dapat keluar dari tuba, tetapi bila robekan kecil, perdarahan terjadi tanpa hasil konsepsi dikeluarkan dari tuba. (ila pasien tidak mati dan meninggal karena perdarahan, nasib janin bergantung pada kerusakan yang diderita dan tuanya kehamilan. (ila janin mati dan masih kecil, dapat diresorbsi kembali, namun bila besar, kelak dapat diubah menjadi litopedion. (ila janin yang dikeluarkan tidak mati dengan masih diselubungi oleh kantong amnion dan dengan plasenta yang

*4

utuh, kemungkinan tumbuh terus dalam rongga abdomen sehingga terjadi kehamilan abdominal sekunder.

2(< Ga&'aran Klini4 %ambaran klinik klasik untuk kehamilan ektopik adalah trias nyeri abdomen, amenore, dan perdarahan perCaginam. %ambaran tersebut menjadi sangat penting dalam memikirkan diagnosis pada pasien yang datang dengan kehamilan di trimester pertama. Namun sayangnya, hanya 0-K pasien dengan kehamilan ektopik ini yang menampilkan gejala-gejala tersebut secara khas. Pasien yang lain mungkin muncul gejala-gejala yang umumnya terjadi pada masa kehamilan a&al termasuk mual, lelah, nyeri abdomen ringan, nyeri bahu. #edangkan gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu, seperti tersebut diatas, dapat berbeda-beda, dari yang khas sampai tidak khas sehingga sukar untuk mendiagnosisnya. %ejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda, dari perdarahan banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas, sehingga sukar membuat diagnosisnya. %ejala dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi, dan keadaan umum penderita sebelum hamil <'rnolu, *--0> Nyeri abdomen merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik. Nyeri dapat unilateral atau bilateral, pada abdomen bagian ba&ah, seluruh abdomen, atau hanya di bagian atas abdomen. :mumnya diperkirakan, bah&a nyeri perut yang sangat menyiksa pada suatu ruptur kehamilan ektopik, disebabkan oleh darah yang keluar ke dalam kaCum peritoneum. Tetapi karena ternyata terdapat nyeri hebat, meskipun perdarahannya sedikit, dan nyeri yang tidak berat pada perdarahan yang banyak, jelas bah&a darah bukan satu-satunya sebab timbul

*0

nyeri. /arah yang banyak dalam kaCum peritoneal dapat menyebabkan iritasi peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri yang berCariasi <Marpaung, *--3> 'menorea atau gangguan haid merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik. )amanya amenorea tergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat berCariasi. #ebagian penderita tidak mengalami amenorea karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya. (ercak darah <spotting> atau perdarahan Caginal merupakan juga tanda yang penting pada kehamilan ektopik terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin, dan berasal dari uteri karena pelepasan desidua <'rnolu, *--0>. Perdarahan biasanya sedikit, ber&arna coklat tua, dan dapat intermiten atau terus menerus <Marpaung, *--3>. Pada pemeriksaan dalam ditemukan bah&a usaha menggerakkan serCiks uteri menimbulkan rasa nyeri dan kaCum /oglas teraba menonjol, berkisar dari diameter 0 sampai +0 cm, dengan konsistensi lunak dan elastis. <Pritchard,+66+> 2(A Dia nosis .esukaran membuat diagnosis yang pasti pada kehamilan ektopik yang belum terganggu sangat besar, sehingga pasien harus mengalami rupture atau abortus dahulu sehingga menimbulkan gejala. /alam menegakkan diagnosis, dengan anamnesis yang teliti dapat dipikirkan kemungkinan adanya kehamilan ektopik, namun untuk menegakkan diagnosis pasti harus dibantu dengan pemeriksaan isik yang cermat dan dibantu dengan alat bantu diagnostik. #ekarang ini, peran alat bantu diagnostik sangatlah penting, dan sudah merupakan sesuatu yang harus dilakukan, apabila memang tersedia, untuk menentukan diagnosis. Anamnesis. Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan terlambat haid untuk beberapa &aktu dan kadang-kadang terdapat gejala subjekti kehamilan muda. Terdapat nyeri perut bagian ba&ah, nyeri bahu. Perdarahan perCaginam dapat terjadi, dan biasanya terjadi setelah muncul keluhan nyeri perut bagian ba&ah, berapa jumlah perdarahannya, &arna dari darahnya, apakah mengalir seperti air

*1

atau hanya seperti tetesan saja, dan apakah keluar gumpalan-gumpalan. /itanyakan juga ri&ayat kehamilan sebelumnya, bila sudah pernah hamil, ri&ayat menstruasinya.

Pemeriksaan umum Pada pemeriksaan umum, penderita dapat tampak pucat dan kesakitan. Pada perdarahan dalam rongga perut akti dapat ditemukan tanda-tanda syok dan pasien merasakan nyeri perut yang mendadak. Pada jenis yang tidak mendadak, mungkin hanya terlihat perut bagian ba&ah yang sedikit menggembung dan nyeri tekan. Pemeriksaan ginekologi. Pada pemeriksaan dalam mungkin ditemukan tanda-tanda kehamilan muda. Perabaan serCiks dan gerakkannya menyebabkan nyeri. (ila uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang-kadang teraba tumor disamping uterus dengan batas yang sukar ditentukan. .aCum /ouglas juga teraba menonjol dan nyeri raba yang menunjukkan adanya hematokel retrouterina. .adang terdapat suhu yang naik, sehingga menyulitkan perbedaan dengan in eksi pelCik. Pemeriksaan laboratorium. Para dokter di ruang ga&at darurat biasanya menggunakan beta-human chorionic gonadotropin <P-h?%> untuk mendiagnosis kehamilan, dan untuk membantu menentukan potensi pasien mengalami kehamilan ektopik. P-h?% diproduksi oleh tro oblas dan dapat dideteksi dalam serum pada kira-kira + minggu sebelum haid berikutnya. ,ika serum P-h?% negatiCe, kemungkinan besar tidak terjadi kehamilan. Hanya ada sedikit sekali kasus yang dilaporkan pasien dengan tes serum P-h?% negatiCe dengan kehamilan ektopik. /inamika normal kenaikan kadar P-h?% dua kali lipat kira-kira setiap +,4 sampai *,+ hari sampai mencapai puncaknya +--.--- m9:@ml. kenaikan ini akan melambat bila sudah mencapai nilai puncaknya, dan pada saat itu sudah harus dilakukan diagnosis dengan :#%. Pemeriksaan tunggal tes P-h?% kuantitati ini berguna untuk mendiagnosis

*3

kehamilan, namun tidak dapat membedakan antara kehamilan ektopik atau kehamilan intrauterine. Pemeriksaan laboratorium umum lainnya adalah pemeriksaan darah rutin untuk mengetahui kadar hemoglobin yang dapat rendah bila terjadi perdarahan yang sudah lama. ,uga dinilai kadar leukosit untuk membedakan apakah terjadi in eksi yang bisa disebabkan oleh kehamilan ektopik ini atau dugaan adanya in eksi pelCik. Pada in eksi pelCik biasanya lebih tinggi hingga dapat lebih dari *-.---. 2(" AlatBAlat 0antu Dia nosti4 /iluar dari kemajuan teknologi sekarang ini, kehamilan ektopik sering salah terdiagnosis pada saat kunjungan pertama pasien tentang keluhannya. /iagnosis a&al diperlukan untuk pera&atan yang maksimal terhadap ketahanan tuba dan mencegah potensi terjadinya perdarahan intraperitoneal. Pada saat ini, yang merupakan batu acuan untuk mendiagnosis kehamilan ektopik adalah :ltrasonography dan pemeriksaan kadar h?% serial. :ltrasonography sekarang ini telah menggantikan posisi )aparaskopi karena lebih menguntungkan. Tes .ehamilan juga masih dipakai untuk alat bantu diagnostik .ehamilan ektopik. Tes .ehamilan Tes kehamilan adalah reaksi imunologik untuk mengetahui ada atau tidaknya hormon human chorionic gonadotropin <h?%> dalam air kemih. ,aringan tro oblas kehamilan ektopik menghasilkan h?% dalam kadar yang lebih rendah daripada kehamilan intrauterin normal, oleh sebab itu dibutuhkan tes yang mempunyai tingkat sensiti itas yang tinggi. 'pabila tes h?% mempunyai nilai sensiti itas *0 iu@l, maka 6--+--K kehamilan ektopik akan memberikan hasil positi . Tes kehamilan dengan antibodi monoklonal mempunyai nilai sensiti itas ; 0- ,9:@ml dan dalam penelitian dilaporkan 6--61K kehamilan ektopik memberi hasil yang positi . #atu hal yang harus diingat adalah aktor sensiti itas tersebut dipengaruhi oleh berat jenis air kemih yang diperiksa. Yang lebih penting lagi bah&a tes kehamilan tidak dapat membedakan kehamilan intrauterin dengan kehamilan ektopik <#ar&ono, *-+->.

*5

8anita dengan kehamilan ektopik menunjukan adanya kadar h?% dalam serum, &alaupun 50K diantaranya lebih rendah dibandingkan dengan kadar h?% pada kehamilan normal. :ji h?% tunggal kuantitati tidak dapat digunakan untuk mendiagnosis kehamilan ektopik karena tanggal pasti dari oCulasi dan konsepsi terjadi tidak diketahui pada banyak &anita. Pada kehamilan yang abnormal seperti kehamilan ektopik ini, kadar h?% biasanya tidak meningkat seperti seharusnya. .uldosintesis .uldosintesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah kaCum /auglas ada darah atau cairan lain. ?ara ini tidak digunakan pada kehamilan ektopik belum terganggu. Tekniknya adalah 7 a.Penderita dibaringkan dalam posisi litotomi b.GulCa dan Cagina dibersihkan dengan antiseptik c.#pekulum dipasang dan bibir belakang porsio dijepit dengan tenakulum, kemudian dilakukan traksi ke depan sehingga orniks posterior ditampakkan. d.,arum #pinal no. +5 ditusukkan kedalam kaCum /auglas dan dengan semprit +ml dilakukan pengisapan. Hasilnya adalah 7 a.Positi , apabila dikeluarkan darah tua ber&arna coklat sampai hitam yang tidak membeku, atau yang berupa bekuan kecil-kecil. /arah ini menunjukkan adanya hematokel retrouterin. :ntuk memudahkan pengamatan si at darah, sebaiknya darah yang diisap disemprotkan pada kain kasa. b.Negati , apabila cairan yang diisap bersi at 7 -cairan jernih, yang mungkin berasal dari cairan peritonium normal atau kista oCarium yang pecah. -nanah, yang mungkin berasal dari penyakit radang pelCis atau radang apendiks yang pecah <nanah harus kultur> -darah segar ber&arna merah yang dalam beberapa menit akan membeku darah ini berasal dari arteri atau Cena yang tertusuk.

*6

c. Nondiagnostik , apabila pada pengisapan tidak berhasil dikeluarkan darah atau cairan lain <#ar&ono,*-+-> :ltrasonogra i /iagnosis pasti kehamilan ektopik melalui pemeriksaan utrasonogra i ialah apabila ditemukan kantung gestasi di luar uterus, yang didalamnya tampak denyut jantung janin. Hal ini hanya terdapat pada ; 0K kasus kehamilan ektopik. 'pabila suatu masa dalam rongga pelCis diluar kaCum uterus dicurigai sebagai kehamilan ektopik, masa tersebut harus dibedakan dengan korpus luteum, kista endometriosis, dan hidrosalphing. .orpus luteum berdinding tipis, berdiameter *2 cm, dan jarang melebihi 1-5 cm. .ista endometriosis berdinding tipis didalamnya terdapat ekho internal. Hidrosalphing akan berbentuk tubulus.

%ambar 4 7 %ambaran ektopik di :#% )aparaskopi )aparoskopi hanya digunakan sebagai alat bantu diagnostik terakhir untuk kehamilan ektopik, apabila hasil penilaian prosedur diagnostik yang lain meragukan. Melalui prosedur laparoskopi, alat kandungan bagian dalam dapat dinilai. #ecara sistematis dinilai keadaan uterus, oCarium, tuba, kaCum /ouglas dan ligamentum latum. 'danya darah dalam rongga pelCis mungkin mempersulit Cisualisasi alat kandungan, tetapi hal ini menjadi indikasi untuk dilakukan laparatomi <#ar&ono,*-+->.

2-

%ambar 0 7 Teknik laparaskopi

2($ Penatala4sanaan Menurut #ar&ono, *-+- Penanganan kehamilan ektopik ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu 7 kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan ungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik, kondisi anatomik organ pelCis, kemampuan teknik bedah dokter operator. /ari inilah dipertimbangkan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan tuba, salpingoo orektomi atau salpingostomi. Teknik #alpingektomi menurut #ar&ono, *-+- 7 +.#etelah peritoneum dibuka dan tuba yang sakit diidenti ikasi, maka tuba dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk, kemudian diangkat ke atas agar pembuluh-pembuluh darah tuba di daerah mesosalphing menjadi jelas. *.Mesosalping dijepit dengan * buah klem .elly mulai dari arah bagian imbria tuba, sedekat mungkin dengan tuba, untuk menghindari perusakan pembuluh darah ke oCarium. 2.Mesosalphing diantara kedua klem .elly di gunting atau disayat dengan pisau. .lem pertama di sisi tuba dibiarkan tetap menjepit untuk mencegah perdarahan balik dan mempermudah mengangkat tuba. ,aringan disisi klem kedua diikat dengan jahitan cat-gut kronik.

2+

4.Prosedur tersebut diulangi menyusuri tuba sampai di daerah tuba memasuki kornu uterus. 0.$perator mengangkat tuba sedemikian rupa sehingga insersi tuba di daerah kornu uterus tampak jelas. /ilakukan jahitan matras ke dalam otot uterus di ba&ah insersi tuba. ,ahitan ini dibiarkan lepas, tidak diikat dulu. 1.Tuba dipotong di daerah insersinya dalam sayatan baji. ,ahitan matras diikat dan perdarahan akan berhenti. 3.Tunggul-tunggu ikatan pada mesosalphing dibenamkan dalam lipatan peritoneum dengan menggunakan jahitan satu persatu atau jelujur. 5. )igamentum rotundum didekatkan ke kornu dan dijahitkan ke dinding belakang uterus, sehingga menutupi daerah luka operasi tuba. .euntungan reseksi tuba di daerah kornu ialah mengurangi sisa tuba, sehingga mencegah kehamilan didaerah itu. .erugiannya adalah menimbulkan titik lemah di uterus yang dapat menjadi aktor predisposisi ruptura uteri pada kehamilan berikutnya. Teknik #alpingooo orektomi Teknik ini hanya dilakukan pada kehamilan ektopik dimana perdarahan biasanya sangat banyak dengan alasan uterus perlu dipertahankan dan kondisi penderita memungkinkan. Teknik #alpingostomi Teknik ini dilakukan pada kehamilan di ampula dan in undibulum, prosedurnya adalah 7 +.9nsisi longitudinal dilakukan di permukaan kantung kehamilan ektopik disisi tuba yang berla&anan dengan mesosalphing. 9nsisi dapat dilakukan degan pisau atau lebih baik menggunakan kauter atau laser yang mempunyai e ek hemostasis.

2*

*.Hasil konsepsi dikeluarkan melalui luka insisi menggunakan klem penjepit. ,aringan nekrotik dan sisa jaringan tro oblas tidak perlu dikeluarkan semuanya, karena akan menyebabkan perdarahan yang bila tidak diatasi harus dilakukan salpingektomi. 2.)uka insisi dapat dijahit atau dibiarkan tetap terbuka. Penjahitan dilakukan dengan alasan mencegah adesi pascabedah. #edangkan dibuka dengan alasan mengurangi iskemia jaringan dan dengan demikian mengurangi adesi. Menurut #atra&inata +654, Penanganan kehamilan ektopik yang belum terganggu dapat dilakukan secara medis ataupun bedah. #ecara medis dengan melakukan injeksi local methotrexate <MTQ> dan secara bedah dilaksanakan melalui 7 +. Pembedahan konserCati /imana integritas tuba dipertahankan. Pembedahan konserCati mencakup * teknik yang kita kenal sebagai salpingostomi dan salpingotomi. #alpingostomi adalah suatu prosedur untuk mengangkat hasil konsepsi yang berdiameter kurang dari * cmdan berlokasi di sepertiga distal tuba allopii. Pada prosedur ini dibuat insisi linear sepanjang +--+0 mm pada tuba tepat di atas hasil konsepsi, di perbatasan antimesenterik. #etelah insisi hasil konsepsi segera terekspos dan kemudian dikeluarkan dengan hati-hati. Perdarahan yang terjadi umumnya sedikit dan dapat dikendalikan dengan elektrokauter. 9nsisi kemudian dibiarkan terbuka <tidak dijahit kembali> untuk sembuh per sekundam. Prosedur ini dapat dilakukan dengan laparotomi maupun laparoskopi. Pada dasarnya prosedur salpingotomi sama dengan salpingostomi, kecuali bah&a pada salpingotomi insisi dijahit kembali. (eberapa literatur menyebutkan bah&a tidak ada perbedaan bermakna dalam hal prognosis, patensi dan perlekatan tuba pascaoperati antara salpingostomi dan salpingotomi.

22

*. Pembedahan radikal /imana salpingektomi dilakukan, #alpingektomi diindikasikan pada keadaankeadaan berikut ini7 +> kehamilan ektopik mengalami ruptur <terganggu>, *> pasien tidak menginginkan ertilitas pascaoperati , 2> terjadi kegagalan sterilisasi, 4> telahdilakukan rekonstruksi atau manipulasi tuba sebelumnya, 0> pasien meminta dilakukan sterilisasi, 1> perdarahan berlanjut pascasalpingotomi, 3> kehamilan tuba berulang, 5> kehamilan heterotopik, 6> massa gestasi berdiameter lebih dari 0 cm. Metode ini lebih dipilih daripada salpingostomi, sebab salpingostomi dapat menyebabkan jaringan parut dan penyempitan lumen pars ismika yang sebenarnya sudah sempit. #ebagian besar &anita dengan kehamilan ektopik akan membutuhkan tindakan bedah. Tindakan bedah ini dapat radikal <salpingektomi> atau konserCati <biasanya salpingostomi> dan tindakan itu dilakukan dengan jalan laparaskopi atau laparatomi. )aparatomi merupakan teknik yang lebih dipilih bila pasien secara hemodinamik tidak stabil, operator yang tidak terlatih dengan laparaskopi, asilitas dan persediaan untuk melakukan laparaskopi kurang, atau ada hambatan teknik untuk melakukan laparaskopi. Pada banyak kasus, pasien-pasien ini membutuhkan salpingektomi karena kerusakan tuba yang banyak, hanya beberapa kasus saja salpingotomi dapat dilakukan. Pada pasien kehamilan ektopik yang hemodinamiknya stabil dan dikerjakan salpingotomi dapat dilakukan dengan teknik laparaskopi. #alpingotomi laparaskopik diindikasikan pada pasien hamil ektopik yang belum rupture dan besarnya tidak lebih dari 0 cm pada diameter transCersa yang terlihat komplit melalui laparaskop.

24

%ambar 1 7 Terapi bedah menggunakan tehnik laparatomi pada kehamilan ektopik

)inier salpingektomi pada laparaskopi atau laparatomi dikerjakan pada pasien hamil ektopik yang belum rupture dengan menginsisi permukaan antimesenterik dari tuba dengan kauter kecil, gunting, atau laser. .emudian diinjeksikan pitressin dilute untuk memperbaiki hemostasis. %estasi ektopik dikeluarkan secara perlahan melalui insisi dan tempat yang berdarah di kauter. Pengkauteran yang banyak didalam lumen tuba dapat mengakibatkan terjadinya sumbatan, dan untuk itu dihindari. Penyembuhan secara sekunder atau dengan menggunakan benang menghasilkan hasil yang sama. Tindakan ini baik untuk pasien dengan tempat implantasi di ampulla tuba. .ehamilan ektopik ini mempunyai kemungkinan inCasi tro oblastik kedalam muskularis tuba yang lebih kecil dibandingkan dengan implantasi pada isthmus.

%ambar 3 7 )inear salpingektomi di permukaan antimesenterik tuba pada kehamilan ektopik di pars ampullaris.

20

Pasien dengan implantasi pada isthmus akan mendapatkan hasil yang lebih baik dari reseksi segmental dan anastomosis lanjut. (agaimanapun juga, jika diagnosis ditegakkan lebih a&al, maka pada tempat isthmus dapat dilakukan salpingotomi. Pada kehamilan ektopik yang berlokasi pada ujung imbriae, dapat dilakukan gerakan seperti memeras <milking> untuk mengeluarkan jaringan tro oblastik melalui imbriae. #ecara umum, pera&atan pada laparaskopi lebih cepat dan lebih sedikit &aktu yang hilang dalam penanganannya dibandingkan laparatomi. Parsial atau total salpingektomi laparaskopik mungkin dilakukan pada pasien dengan ri&ayat penyakit tuba yang masih ada dan diketahui mempunyai aktor resiko untuk kehamilan ektopik. .omplikasi bedah yang paling sering adalah kehamilan ektopik berulang <0-*- K> dan pengangkatan jaringan tro oblastik yang tidak komplit. /isarankan pemberian dosis tunggal methotreAate post operasi sebagai pro ilaksis para pasien resiko tinggi.

2(= Tera,i O'at /iagnosis dini yang telah dapat ditegakkan membuat pilihan pengobatan dengan obat-obatan memungkinkan. .euntungannya adalah dapat menghindari tindakan bedah beserta segala resiko yang mengikutinya, mempertahankan potensi dan ungsi tuba, dan biaya yang lebih murah. Jat-Dat kimia yang telah diteliti termasuk glukosa hiperosmolar, urea, Dat sitotoksik <misal7 methotreAate dan actinomycin>, prostaglandin, dan mi eproston <":451>. Perdarahan intraabdominal akti merupakan kontraindikasi bagi pemakaian

methotreAate. :kuran dari massa ektopik juga penting dan oleh Pisarska dkk. <+663> direkomendasikan bah&a methotreAate tidak digunakan pada massa kehamilan itu lebih dari 4 cm. .eberhasilannya baik bila usia gestasi kurang dari 1 minggu, massa tuba kurang dari 2,0 cm diameter, janin sudah mati, dan P-h?%

21

kurang dari +0-- m9:. /isamping itu kontraindikasi lainnya termasuk menyusui, imunode isiensi, alkoholisme, penyakit hati atau ginjal, penyakit paru akti , dan ulkus peptik. MethotreAate merupakan suatu obat anti neoplastik yang bekerja sebagai antagonis asam olat dan poten apoptosis induser pada jaringan tro oblas. Pasien yang akan diberikan methotreAate harus dalam keadaan hemodinamika yang stabil dengan hasil laboratorium darah yang normal dan tidak ada gangguan ungsi ginjal dan hati. MethotreAate diberikan dalam dosis tunggal <0- mg@kg (( 9M> atau dengan menggunakan dosis Cariasi + mg@kg(( 9M pada hari ke +,2,0,3 ditambah )eukoCerin -,+ mg@kg(( 9M pada hari ke *,4,1,5. #etelah pemakaian methotreAate yang berhasil, P-h?% biasanya menghilang dari plasma dalam ratarata antara +4 dan *+ hari. .egagalan terapi bila tidak ada penurunan P-h?%, kemungkinan ada massa ektopik persisten atau ada perdarahan intraperitoneal. 2(#! Pro nosis .ematian ibu karena kehamilan ektopik terganggu cenderung menurun dengan diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup. Namun bila pertolongan terlambat, maka angka kematian akan meningkat. #edangkan janin pada kehamilan ektopik biasanya akan mati dan tidak dapat dipertahankan karena tidak berada pada tempat dimana ia seharusnya tumbuh. Pada umumnya kelainan yang menyebabkan kehamilan ektopik bersi at bilateral. #ebagian &anita dapat menjadi steril setelah mengalami kehamilan ektopik atau dapat mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba yang lain. /engan kemajuan terapi yang ada sekarang, kemungkinan ibu untuk dapat hamil kembali besar, namun ini harus didukung kemampuan untuk menegakkan diagnosis dini sehingga dapat diinterCensi secepatnya.

23

DA/TAR PUSTAKA +. Arnolu, +I#, &005# +isk 2a.tors /or 1.topi. )regnan.3 in 4ogos, 5igeria, 1999#6urnal 7btetri.ia et 83ne.ologi.a S.andina9i.a, :ol 84, 5o &,hal 184%188# *. (uku Panduan Praktis Pelayanan .esehatan Maternal dan Neonatal. .ehamilan Ektopik. Yayasan (ina Pustaka #ar&ono Pra&iroharjo.,akarta.*--6. 2. $ulan, &004# Karakteristik Ibu )enderita Kehamilan 1ktopik di +S, 'r#)irngadi -edan tahun 1999%&003# Skripsi 2K-%,S,# 4. ?unnuingham, F% et. 'l. "eproductiCe #ucces and Failure. 8illiams $bstetrics, *+st ed. Prentice Hall 9nternational 9nc. 'ppleton and )ange. ?onnecticut. *--+. 554-6-0. 0. /ella-%uistina, /aCidO Mark /enny. Ectopic Pregnancy. Emergency Medicine ?linics o North 'merica. Golume *+ number 2. 8.( #aunders ?ompany. 'ugust *--2. 1. 3. /epkes "9, *--5. Pro il .esehatan ProCinsi #ula&esi Tenggara. )emus, ,ulio. Ectopic Pregnancy7an update. ?urrent $pinion in $bstetrics and %ynecology. *---, +*7206-231. 5. -arpaung, ;#, &007# Karakteristik Ibu )enderita

Kehamilan 1ktopik <erganggudi +S St# 1lisabeth -edan tahun 1999%&00"# Skripsi 2K-%,S,# 6. Mochtar, "., +665.#inopsis $bstetri. ,ilid +, Edisi *, Penerbit (uku .edokteranE%?, ,akarta.

25

+-.

)isarska, 1999# Insiden.e and +isk 2a.tors /or 1.topi. )regnan.3# ;lini.al 7bstetri.s and 83ne.olog3%Abstra. :ol 4&, 5o 1#

++.

Pritchard,

/onald,

%ant.,

+66+.

$bstetri

8illiams.

Edisi

ketujuhbelas, 'irlangga:niCersity Press, #urabaya +*. #ar&ono P, *--3. 9lmu .ebidanan.Edisi .etiga ?etakan ketujuh, PT. (ina Pustaka #ar&ono Pra&irohardjo, ,akarta. +2. #ar&ono P, *-+-. 9lmu (edah .ebidanan.Edisi Pertama ?etakan kedelapan, PT. (ina Pustaka #ar&ono Pra&irohardjo, ,akarta. +4. Satra=inata, S#, 1984# 7bstetri )atologi# $agian

7bstetri > 8inekologi 2K,ni9ersitas )ad!a!aran, $andung# +0. #epilian,GickenOEllen8.EctopicPregnancy.&&&.emedicine.com@hea lth@topic2*+*.html +1. #o&ter, MartinO ?indy Far!uhar. Ectopic Pregnancy7 an update. ?urrent $pinion in $bstetrics and %ynecology. *--4, +17*56-*62. +3. Sri, ?#, &008# 8ambaran Kasus Kehamilan 1ktopik <erganggu di +S,' Ari/in A.hmad )ekan $aru, pro9insi +iau, )eriode 1 6anuari &003%'esember &005# ===# Kehamilan@1ktopik@<erganggu +5. #tencheCer. Ectopic Pregnancy. ?omprehensiCe %ynecology, 4th ed. Mosby 9nc. *--+. +6. 453. 26 8iknjosastro, Hani a. .ehamilan Ektopik. 9lmu .ebidanan edisi keempat. Yayasan (ina Pustaka #ar&ono Pra&iroharjo. ,akarta.*--6.hal 434-

*-.

8iknjosastro, Hani a. %angguan (ersangkutan /engan .onsepsi. 9lmu .andungan edisi kedua. Yayasan (ina Pustaka #ar&ono Pra&iroharjo. ,akarta.*--3.hal *0--*05.

*+.

8iknjosastro, Hani a. .ehamilan Ektopik. 9lmu (edah .ebidanan edisi pertama. Yayasan (ina Pustaka #ar&ono Pra&iroharjo. ,akarta.*---.hal +65-*+-.

4-

Anda mungkin juga menyukai