Definisi batuan karbonat adalah batuan dengan kandungan material karbonat lebih dari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung (Rejers & Hsu, 1986). Bates & Jackson (1987) mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan yang komponen utamanya adalah mineral karbonat dengan berat keseluruhan lebih dari 50 %. Sedangkan batugamping menurut definisi Reijers &Hsu (1986) adalah batuan yang mengandung kalsium karbonat hingga 95 %. Sehingga tidak semua batuan karbonat adalah batugamping. Menurut Tucker (1991), komponen penyusun batugamping dibedakan atas non skeletal grain, skeletal grain, matrix dan semen. 1. Non Skeletal grain, terdiri dari : a. Ooid dan Pisoid Ooid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elips yang punya satu atau lebih struktur lamina yang konsentris dan mengelilingi inti. Inti penyusun biasanya partikel karbonat atau butiran kuarsa (Tucker, 1991). Ooid memiliki ukuran butir < 2 mm dan apabila memiliki ukuran > 2 mm maka disebut pisoid. b. Peloid Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau merincing yang tersusun oleh mikrit dan tanpa struktur internal. Ukuran peloid antara 0,1 0,5 mm. Kebanyakan peloid ini berasala dari kotoran (faecal origin) sehingga disebut pellet (Tucker 1991). c. Agregat dan Intraklas Agregat merupakan kumpulan dari beberapa macam butiran karbonat yang tersemenkan bersama-sama oleh semen mikrokristalin atau tergabung akibat material organik. Sedangkan intraklas adalah fragmen dari sedimen yang sudah terlitifikasi atau setengah terlitifikasi yang terjadi akibat pelepasan air lumpur pada daerah pasang surut atau tidal flat (Tucker,1991). 2. Skeletal Grain Skeletal grain adalah butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri dari seluruh mikrofosil, butiran fosil, maupun pecahan dari fosil-fosil makro. Cangkang ini merupakan allochem yang paling umum dijumpai dalam batugamping (Boggs, 1987). Komponen
cangkang pada batugamping juga merupakan penunjuk pada distribusi invertebrata penghasil karbonat sepanjang waktu geologi (Tucker, 1991). 3. Lumpur Karbonat atau Mikrit Mikrit merupakan matriks yang biasanyaberwarna gelap. Pada batugamping hadir sebagai butir yang sangat halus. Mikrit memiliki ukuran butir kurang dari 4 mikrometer. Pada studi mikroskop elektron menunjukkan bahwa mikrit tidak homogen dan menunjukkan adanya ukuran kasar sampai halus dengan batas antara kristal yang berbentuk planar, melengkung, bergerigi ataupun tidak teratur. Mikrit dapat mengalami alterasi dan dapat tergantikan oleh mozaik mikrospar yang kasar (Tucker, 1991). 4. Semen Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi rongga pori yang diendapkan setelah fragmen dan matriks. Semen dapat berupa kalsit, silika, oksida besi ataupun sulfat.
Dua dari klasifikasi batuan karbonat yang sering digunakan adalah klasifikasi Folk(1958, 1962) dan Dunham(1962). Keduanya membagi klasifikasi batugamping berdasarkan kandungan matriksnya. Batugamping yang memiliki lebih dari 10% allochems (butiran karbonat yang telah mengalami transportasi) diklasifikasikan dengan klasifikasi Folk. Berdasarkan persentase material antar butir, batugamping dapat dibedakan lagi menjadi dua kelompok, yaitu batugamping sparry (mengandung semen sparry calcite berupa mozaik kristal kalsit berukuran kasar) dan batugamping mikrokristalin (mengandung kalsit mikrokristalin, mikrit, yang berwarna abu-abu hingga kecoklatan berukuran kecil dari 5 mikron). Klasifikasi Folk lebih cocok digunakan pada deskripsi sayatan (thin section). Hal yang perlu diingat adalah dalam klasifikasi ini, batugamping yang memiliki matriks cukup banyak dinamakan micrites, sedangkan batugamping yang tidak memiliki matriks dan tersusun atas semen kalsit (sparry calcite) disebut sparites. Untuk lebih jelasnya, klasifikasi Folk dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Berbeda dengan Folk, klasifikasi Dunham dan modifikasinya oleh Embry & Klovan (1971), dan James (1984) lebih berdasarkan pada tekstur pengendapan. Oleh sebab itu klasifikasi ini lebih cocok digunakan pada pengamatan lapangan menggunakan lup. Sebagai contoh, jika butiran batugamping saling bersentuhan, dan tidak mengandung mud, maka batugamping tersebut termasuk grainstone. Jika batugamping grain supported tetapi mengandung sedikit mud, maka dinamakan packstone. Jika batugamping mud supported tetapi mengandung butiran lebih dari 10%, maka dinamakan wackestone, dan batugamping mud supported mengandung butiran kurang dari 10% dinamakan mudstone. Klasifikasi Dunham dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Jika dibandingkan antara dua klasifikasi diatas, batugamping yang banyak mengandung mud disebut micrite dengan klasifikasi Folk, dan dapat termasuk mudstone atau wackestone dengan klasifikasi Dunham. Batuan yang memiliki sedikit matriks dinamakan sparite dengan klasifikasi Folk, dan termasuk grainstone atau packstone dengan klasifikasi Dunham. Embry dan Klovan memodifikasi klasifikasi Dunham dengan memasukkan batuan karbonat berukuran kasar (lihat gambar di bawah). Pada modifikasi mereka, wackestone yang memiliki ukuran butir lebih dari 2 milimeter disebut floatstone, sedangkan grainstone dengan butiran yang kasar disebut rudstone.