DAFTAR ISI
Kata Pengantar..1
Daftar Isi..2
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................3
Definisi Kemiskinan......4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................6
A.Latar belakang.......................................................................................6
B.Penanganan masalah berbasis masyarakat..........................................7
C.Upaya penanganan masalah kemasyarakatan......................................8
BAB 1
Pendahuluan
Di dalam masalah kemiskinan terkait dengan konsep standar hidup, pendapatan,
distribusi pendapatan, stratifikasi sosial, struktur sosial dan bentuk diferensiasi
sosial yang lain. Di dalam pengukuran tingkat kemiskinan, konsep taraf hidup
(level of living) misalnya, tidak cukup dilihat dari sudut pendapatan, akan tetapi
juga perlu melihat faktor pendidikan, kesehatan, perumahan dan kondisi sosial
yang lain. Kenyataan tersebut mengakibatkan pendekatan yang digunakan
untuk mengukur tingkat kemiskinan juga bervariasi.Masalah sosial adalah suatu
ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsurunsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.Masalah sosial muncul
akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat
dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu
seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam
masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti
tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan
lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara
lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit Menular , Keracunan, dll.
4. Faktor Psikilogis : Penyakit syaraf , aliran sesat , dll.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Masalah
Untuk memahami masalah kemiskinan lebih lanjut perlu diketahui dan ditelusuri
latar belakangnya. Dengan memahami latar belakangnya akan lebih mudah
diindetifikasi sifat, keluasan dan kedalaman masalahnya. Dalam proses
berikutnya, pemahaman latar belakang masalahnya ini juga sangat bermanfaat
guna menentukan langkah-langkah sebagai upaya menanganinya.
Kemiskinan merupakan akibat dari sifat malas, kurangnya kemampuan
intelektual, kelemahan fisik, kurangnya ketrampilan dan rendahnya kemampuan
untuk menanggapi persoalan disekitarnya. Dalam perkembangan lebih lanjut,
pandangan ini juga memasukkan faktor individual lain berupa adopsi budaya
kemiskinan dan rendahnya need for achievement sebagai faktor penyebab
kemiskinan (Hardiman and Midgley,1982:51), pendek kata kemiskinan lebih
dilihat dari cacat dan kelemahan individual. Sebagai misal, karena mempunyai
sifat pemalas maka terjadi segan untuk bekerja keras guna meningkatkan
kondisi kehidupannya. Demikian juga karena kemampuan intelektual dan
pengetahuannya rendah mengakibatkan kurang mampu unutuk mengantisipasi
berbagai peluang ekonomis yang terbuka, sehingga membuat pendapatannya
tetap rendah dibandingkan anggota masyarakat yang lain.
Intinya ada 5 faktor yang menyebabkan kemiskinan, yaitu :
- Faktor individual
Faktor Struktural
- Faktor Keluarga
- Faktor Agensi
Oleh karena itu selaras dengan prioritas dan kesepakatan dunia. Maka program
Departemen Sosial juga menempatkan kemiskinan sebagai prioritas utama yang
harus ditangani. Alokasi Anggaran Departemen Sosial tahun 2006 lebih dari 2,2
triliun rupiah, telah dialokasikan pada 5 kelompok sasaran dimana alokasi
terbesar untuk kemiskinan, lebih dari Rp. 566 milyar. Keterlantaran Rp 207
milyar. Kecacatan Rp 54 milyar. Ketunaan sosial 41 milyar dan bencana alam
dan sosial Rp. 500 milyar.
Dalam pengurangan kemiskinan, kepercayaan pemerintah juga makin diberikan
kepada Departemen Sosial sebagai penanggung jawab anggaran program
Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang disalurkan langsung kepada penduduk miskin
beberapa waktu lalu. Program itu kini berganti menjadi Bantuan Tunai Bersyarat
(BTB) dengan nama: Program Keluarga Harapan (PKH). Ketika itu, program SLT
banyak menimbulkan pro dan kontra. Namun harus pula diakui bahwa program
itu telah berhasil dilihat dari sisi ; Pertama ; berhasil menjaga si miskin tidak
goncang/panik? menghadapi kenaikan harga BBM. Bahkan ia menjadi tenang
ketika ia mendapatkan sedikit harapan? dari bantuan SLT. Jika diasumsikan
hanya untuk pengganti konsumsi BBM saja (bukan untuk konsumsi lainnya),
uang rp 100/bulan cukup memadai bagi mereka. Kedua ; behasil memberikan
pertolongan secara cepat, tanpa prosedur berbelit. Ketiga ; membuktikan
kepercayaan Pemerintah kepada rakyat untuk menerima secara langsung dan
menggunakan dananya sesuai kebutuhan. Kita berharap Program BTB PKH
sekarang ini mampu menjadi koreksi terhadap SLT sehingga pertolongan darurat
kepada si miskin semakin mengena pada tujuan yang diharapkan.
Hulme dan Turner (1990) berpendapat bahwa pemberdayaan mendorong
terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang
pinggiran yang tidak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di
arena politik secara lokal maupun nasional. Oleh karena itu pemberdayaan
sifatnya individual sekaligus kolektif. Pemberdayaan juga merupakan suatu
proses yang mengangkat hubungan kekuasaan/kekuatan yang berubah antara
individu, kelompok dan lembaga-lembaga sosial.
Adapun konteks keterberdayaan itu dapat mencakup (1) Perubahan sikap ;
masyarakat miskin didorong, dibimbing dan dibantu kearah perilaku prososial
yang normatif. (2) Peningkatan partisipasi sosial; Masyarakat yang merupakan
sasaran kebijakan kesempatan turut berpartisipasi, bukan saja dalam hal
mengambil keputusan-keputusan khusus, tetapi juga dalam hal merumuskan
definisi situasi yang merupakan dasar dalam pengambilan keputusan. Sehingga
arah pembangunan menjadi berpihak pada masyarakat khususnya masyarakat
miskin. (3) Solidaritas sosial ; pemberdayaan sosial mampu menciptakan suatu
kondisi atau keadaan hubungan antara individu/kelompok yang didasarkan pada
perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama serta diperkuat oleh
pengalaman emosional bersama.(4) Peningkatan kondisi ekonomi warga
masyarakat ; melalui pemberdayaan sosial diharapkan terjadi peningkatan
kondisi ekonomi dan peningkatan pendapatan warga, khususnya warga miskin.
(5) Peningkatan pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga miskin ; lembaga keluarga
miskin adalah juga sasaran pokok dalam pengentasan kemiskinan yang
Globalisasi mau tidak mau harus dilalui oleh seluruh negara di dunia ini.
Hubungan antar negara menjadi sedemikian penting pengaruhnya dalam
mewujudkan kehidupan masin-masing negara terlebih ketika era globalisasi tiba.
Menjadi suatu keniscayaan apabila sebuah negara harus bekerjasama dengan
negara lain bahkan lebih ekstremnya lagi memerlukan bantuan negara lain. Polapola hubungan antar negara menjadi bahasan penting dalam membedah
perubahan sosial yang terjadi saat ini.
Selain peran negara lain (negara maju), perubahan sosial di negara-negara
berkembang dipengaruhi oleh organisasi internasional dan bahkan perusahaan
multi nasional. Dominasi negara maju dapat dilihat dari berbagai bantuan yang
masuk ke nagara berkembang atas nama modernisasi. Modernisasi diangap
sebagai jalan untuk meraih kemajuan negara berkembang. Organisasi
internasional mempunyai peran yang hampir sama dengan negara maju.
Berbagai kesepakatan dan kebijakan yang dihasilkan memberikan dampak yang
sangat nyata bagi Negara berkembang. Hal ini terjadi karena memang organisasi
internasional didominasi oleh negara maju.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Penanganan kemiskinan memerlukan keterlibatan semua fihak. Lintas fungsi
maupun lintas sektor. Oleh karena itu, upaya sinergi perlu terus dilakukan agar
tidak terjadi saling tumpang tindih dalam penanganannya. Tentunya langkah
awal ke arah itu dapat dilakukan dengan mendasarkan pada data penyandang
miskin yang riil dan valid.
Dalam hal ini Departemen Sosial telah merintis data penyandang miskin lengkap
tercantum nama dan alamatnya by name by address?, Data ini merupakan
hasil olah sahih data SLT terdahulu. Kita berharap data ini menjadi acuan semua
pihak yang berkepentingan dalam penanganan masalah kemiskinan sehinga
penanganannya lebih terpadu, terarah dan mampu mengurangi jumlah
penduduk miskin.
Dengan tersedianya data yang jelas dan akurat diharapkan mampu merangsang
keterlibatan seluruh komponen bangsa untuk terlibat aktif dalam penanganan
kemiskinan. Semoga segala upaya kita menangani kemiskinan semakin hari
semakin mampu membawa pada kejayaan bangsa.
B. Saran
Khusus untuk masyarakat Indonesia penyusunan hukum yang hanya berorientasi
tujuan tanpa memperhatikan sarana yang diperlukannya tidak akan efektif
menimbulkan perubahan,Namun demikian kita harus selalu berusaha dalam
mewujudkan perubahan sosial masyarakat serta Perlunya pemahaman aspek
sejarah pembangunan masyarakat untuk peningkatan pendapatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
SOETOMO, Penerbit Pustaka Pelajar, MASALAH SOSIAL DAN UPAYA
PEMECAHANNYA
Mochtar Kusumaatmaja, Hukum, Masyarakat, dan Pembinaan Hukum Nasional,
Bina Cipta, Bandung.