Anda di halaman 1dari 9

Tanggal percobaan : 20 September 2011 Judul percobaan :Pembuatan Kalium Aluminium Sulfat (Tawas) Dari Limbah Aluminium Foil

Pembimbing : Nancy SD,MS

Tujuan percobaan : 1. Menjelaskan proses pembuatan tawas kalium aluminium sulfat 2. Menghitung yield yang dihasilkan 3. Menganalisis produk tawas dengan menentukan titik leleh Teori dasar Latar Belakang
Kalium Aluminium sulfat (tawas) mempunyai manfaat yang sangat penting antara lain adalah sebagai pewarna tekstil. Tekstil yang diwarnai, dicelupkan dalam larutan tawas fan fipanaskan dengan uap air, hidrolisis fari Al(H2O)63+ mengendapkan Al(OH)3 ke atas serat tekstil dan kemudian zat warna diserap oleh Al(OH)3. Selain itu tawas juga digunakan sebagai bahan penjernih air dan pengolahan air minum di PDAM dan air buangan industri sebagai koagulan. Berdasarkan manfaat inilah tawas dapat di produksi secara besar- besaran dari garam aluminium ataupun logam aluminium sebagia bahan baku. Logam aluminium debagai bahan baku dapat diperoleh dari limbah aluminium foil yang banyak dibuang sebagai limbah padat. Banyaknya limbah aluminium diakibatkal manfaat aluminium foil yang banyak digunakan sebagai bungkus makanan,seperti pizza, kue, tutup makanan siap saji di pesawat dan lainya.secara komersial, tawas dibuat dari aluminium hidroksida karena lebih ekonomis, tetapi pada percobaan ini, pembuatan tawas dilakukan dari limbah Al yang berserakan dan memberikan wawasan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan limbah.

LANDASAN TEORI
Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium, juga sering dikenal dengan alum, mempunyai rumus formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. Alum kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kristalin alum kalium

dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Alum kalium memiliki titik leleh 900C.Tipe lain dari alum adalah aluminium sulfat yangmencakupi alum natrium, alum amonium, dan alum perak. Alum digunakan untuk pembuatan bahan tekstil yang tahan api, obat, dan sebagainya. Aluminium sulfat padat dengan nama lain: alum, alum padat, aluminium alum, cake alum, atau aluminium salt adalah produk buatan berbentuk bubuk, butiran, atau bongkahan, dengan rumus kimia Al2(SO4)3. xH2O. Kekeruhan dalam air dapat dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan. Pada umumnya bahan seperti Aluminium sulfat [Al2(SO4)3.18H2O] atau sering disebut alum atau tawas, fero sulfat, Poly Aluminium Chlorida (PAC) dan poli elektrolit organik dapat digunakan sebagai koagulan. Untuk menentukan dosis yang optimal, koagulan yang sesuai dan pH yang akan digunakan dalam proses penjernihan air, secara sederhana dapat dilakukan dalam laboratorium dengan menggunakan tes yang sederhana (Alearts & Santika, 1984).Prinsip penjernihan air adalah dengan menggunakan stabilitas partikel-partikel bahan pencemar dalam bentuk koloid. Stabilitas partikel-partikel bahan pencemar ini disebabkan: a. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang pendek (beberapa jam). b. Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu, bergabung dan menjadi partikel yang lebih besar dan berat, karena muatan elektris pada permukaan, elektrostatis antara muatan partikel satu dan yang lainnya.Stabilitas partikel-partikel bahan pencemar ini dapat diganggu dengan pembubuhan koagulan.Dalam proses penjernihan air secara kimia melibatkan dua proses yaitu koagulasi dan flokulasi (Alearts & Santika, 1984). Proses koagulasi adalah suatu proses pertumbuhan dan pencampuran dilakukan secara tepat dari suatu proses koagulan, stabilisasi dan partikel-partikel koloid tersuspensi, serta agregasi awal dari partikel-partikel terstabilisasi (Reynold, 1982). Partikel-partikel koloid yang terbentuk umumnya terlalu sulit untuk dihilangkan jika hanya dengan pengendapan secara gravitasi. Tetapi apabila koloid-koloid tersebut distabilkan dengan cara agregasi atau koagulasi menjadi partikel yang lebih besar maka koloid-koloid tersebut dapat dihilangkan dengan cepat (Metcalf & Eddy, 1978). Terdapat tiga mekanisme koagulasi yaitu komponen lapisan ganda (doeble layer compression), adsorbsi (adsorbtion) dan absorbsi oleh polimer (absorption by polymer)Koagulasi merupakan proses penambahan bahan kimia (koagulan) yang memiliki kemampuan untuk menjadikan partikel koloid tidak stabil sehingga partikel siap membentuk flok. Flokulasi merupakan proses pembentukan dan penggabungan flok dari partikel-partikel tersebut yang menjadikan ukuran dan beratnya lebih besar sehingga mudah mengendap. Flokulan yang digunakan untuk penjernihan air yaitu NaOH. Hal ini karena pengotor banyak mengandung ion positif sehingga dengan penambahan polimer yang

bersifat negatif dapat mengikat flok lebih besar dan proses pengendapan lebih cepat (Soeparman & Suparmin, 2002).

Tawas kalium aluminium sulfat dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat menurut persamaan reaksi 2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O (l) 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g) Kadang-kadang ditulis dalam bentuk ion sebagai kompleks aluminat yang persamaan reaksinya 2Al (s) + 2OH- (aq) + 6H2O (l) 2Al(OH)4-(g) +3H2(g) Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat mula-mula terbentuk endapan berwarna putih dari aluminium hidroksida Al(OH)3. Yang dengan penambahan asam sulfat endapan putih semakin banyak dan jika asam sulfat berlebihan endapan akan larut membentuk kation K+, Al3+, dan SO42-, yang jika didiamkan akan terbentuk kristal seperti kaca dari tawas kalium aluminium sulfat atau swring disebut alum. Secara singkat reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut 2KAlO2 (aq) +2H2O (l) + H2SO4(aq) H2SO4(aq) + K2SO4 (aq) + 2Al(OH)3 (s) 24 H2O + 2Kal(SO4)2 (aq) Reaksi keseluruhan 2Al (s) + 2KOH (aq) + 10H2O (l) +H2SO4(aq) 2KAl(SO4)2.12H2O(s) + 3H2(g) K2SO4 (aq) + Al(OH)3 (s) 2Kal(SO4)2 (aq) + 6H2O

2Kal(SO4)2.12H2O(s)

PERCOBAAN 1.1. Susunan alat dan bahan kimia


1. Serbuk logam Al atau logam Al 5 gram 2. Kristal KOH 15 gram 3. Larutan asam sulfat pekat 20 mL 4. Aquades 5. Kertas saring 6. Pemanas (hot plate) 7. Pengaduk 8. Magnit stirrer (1buah) 9. Gelas kimia 400 mL 10. Gelas ukur 50 mL (1 buah) 11. Corong (1 buah) 12. Erlenmeyer 300 mL 13. Corong buchner beserta perlengkapanya 14. Gelas arloji

15. Buret (1 buah) 16. Timbangan (neraca) 17. Statif dan klem

1.2.

Prosedur kerja 1.2.1. Pembuatan larutan KOH 1. Timbang sejumlah KOH padat (2,5 gram) 2. Tambahkan aquades 37,5 mL 3. Aduk sampai homogen 1.2.2. Pembuatan asam sulfat 50% sebanyak 40 mL 1. Ukur volume asam sulfat yang akan diencerkan 2. Ukur aquades 20 mL dan dimasukkan ke dalam gelas kimia yang telah disiapkan 3. Tambahkan asam sulfat pekat sedikit demi sedikit lewat dinding gelas sambil diaduk (caranya: mengukur asam sulfat pekat sesuai kebutuhan, kemudian ditambahkan ke dalam gelas kimia yang berisi aquades yang telah disiapkan sedikit demi sedikit lewat dinding gelas sedikit demi sedikit sambil diaduk pelan-pelan karena reaksi eksplosif.) 4. Aduk sampai homogen. 1.2.3. Pembuatan Tawas 1. Siapkan larutan KOH yang telah dibuat di lemari asam 2. Timbang serbuk Al sebanyak 0,75 gram dan masukkan ke dalam gelas kimia yang telah berisi larutan KOH sedikit demi sedikit sambil diaduk 3. Aduk sampai Al larut sempurna sambil dipanaskan, amati yang terjadi 4. Diamkan atau dinginkan campuran sekitar 10-15 menit, kemudian disaring dan filtratnya ditampung dalam erlenmeyer 5. Tambahkan aquades jika filtrat terlalu sedikit sampai setengah volume awal 6. Tambahkan asam sulfat 50% tetes demi tetes dari buret ke dalam filtrat sambil diaduk 7. Ukur pH larutan sekitar 1-2 dan penambahan asam sulfat dihentikan 8. Panaskan campuran di atas pemanas pada suhu 60-80oc selama 10 menit 9. Dinginkan dan diamkan di udara terbuka sampai terbentuk kristal 10. Saring kristal menggunakan corong buchner (kertas saring yang digunakan ditimbang) dan cuci dengan 20 mL alcohol-air 50:50, kemudian keringkan 11. Timbang kristal yang terjadi dan tentukan titik lelehnya

12. Hitung yield tawas yang dihasilkan!

1.2.4. Diagram alir proses pembuatan tawas

Aquades 37,5 mL

KOH 2,5 gram

Pelarutan dan pengadukan

Pelarutan dan pengadukan

Pelarutan Al

Penyaringan

Residu

Filtrat

Asam sulfat 50%

Pembentukan Tawas (pH 1-2) T<800c

Kristal Tawas Air/Alkohol

pendinginan

Penyaringan Kristal tawas

filtrat pengovenan

Penimbangan

Berat kristal

Analisis titik leleh

Tabel Data 1.3.1. Data reaktan dan Produk No Komponen Banyak Zat 1. KOH 2,5 g 2. Al 0,75 g 3. H2SO4 9 ml 4. Tawas 6,4 g 5. Aquades 37,5 ml 1.3.2. Data Pengamatan Reaksi Gejala/ Peristiwa Al + KOH Al larut, larutannya berwarna abu-abu kehitaman Aluminat + Asam Terbentuk endapan putih, larutannya keruh endapannya sulfat KAl(SO4)2.12H2O pendinginan Ukuran endapannya menjadi besar(ukurannya), larutannya keruh

1.3.

No 1. 2. 3.

II.

PENGOLAHAN DATA

5.1. Yield tawas Mol Al = mol tawas Mol tawas = 0,75 g = 0,02 mol 27 Berat tawas = mol Al . Mr =0,02. 474 = 9,48 g Yield = 6.4 x 100% =67,5 % 9,48

5.2. Pembahasan Proses awal pembuatan tawas dilakukan dengan melarutkan potongan potongan aluminium foil yang sudah dipotong kecil kecil dalam larutan KOH sambil dipanaskan. Pemanasaan ini bertujuan untuk memepercepat kelarutannya, karena semakin tinggi suhu maka kelarutan semakin besar. Setelah Al larut, dihasilkan larutan berwarna hitam. Reaksi antar Al dan KOH berlangsung melalui persamaan berikut 2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O (l) 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)

Setelah proses pelarutan selesai, dilakukan proses penyaringan, proses penyaringan ini bertujuan untuk menyaring ion-ion pengganggu, dan yang tersisa hanya tinggal filtratnya. filtrat ini kemudian diambil, dan ditetsi dengan asam sulfat 50%. Proses penambahan asam sulfat ini dilakukan secara perlahan sambil diaduk, hal ini bertujuan agar semua Al yang berada di dalamnya dapat bereaksi sempurna, penambahan asam sulfat secara perlahan juga bertujuan agar menjaga ph supaya sesuai dengan yang dibutuhkan, yaitu pada Ph 1-2. Larutan asam sulfat 50% sebelumnya dibuat dengan cara pengenceran asam, sulfat 98%(yang tersedia di laboratorium) yaitu dengan mencampurkan H2SO4 dan aquades dengan perbandingan volume 1:1. Reaksi antar zat yang dihasilkan dari reaksi antar Al dan KOH dengan asam sulfat menghasilkan larutan yang berwarna putih. 2KAlO2 (aq) +2H2O (l) + H2SO4(aq) K2SO4 (aq) + Al(OH)3 (s)

Warna putih yang terbentuk berasal dari senyawa Al(OH)3. senyawa Al(OH)3 yang bersifat basa dicampurkan dengan asam sulfat hingga pHnya 1-2. Hal tersebut bertujuan untuk membentuk kation kation (K+ dan Al3+) yang merupakan elemen elemen yang diperlukan untuk membentuk tawas. H2SO4(aq) + K2SO4 (aq) + 2Al(OH)3 (s) 2Kal(SO4)2 (aq) + 6H2O

Larutan berpH 1-2 tersebut dipanaskan dengan suhu 60-80oC. Setelah dipanaskan dan kemudian didinginkan terbentuklah kristal kristal tawas. Kristal kristal tawas yang telah didinginkan kemudian dibilas dengan air dan alkohol, yang bertujan untuk mempercepat penguapan dan membilas sisa tawas yang tersisa di erlenmeyer. Kristal yang terebtuk kemudian disaring dan dikeringkan. 24 H2O + 2Kal(SO4)2 (aq) 2Kal(SO4)2.12H2O(s) Dari hasil percobaan yang didapat, yield yang dihasilkan adalah 67,5 %, hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya, pada awal pemanasan terjadi penguapan yang berlebih, karena suhu yang terlalu tinggi, hal ini juga menyebabkan larutan meluber ke atas dan ada sisa Al yang menempel di dinding gelas dan tidak ikut larut. Yang kedua pada saat pengeringan, kertas saring dan corong ttidak di tutup (hal ini bertujuan untuk mempercepat proses penguapan ) sehingga ada beberapa endapan yang beterbangan dan mengurangi berat tawas, selain itu meskipun telah dilakukan penyaringan ganda masih ada endapan yang tidak tersaring pada kertas saring.

III.

KESIMPULAN
Jadi, Berat tawas yang dihasilkan dari percobaan adalah sebesar 6,4 g Yield dari percobaan adalah 67,5 %

IV.

DAFTAR PUSTAKA
1. Chadwich, TF. (1985), General Chamistry & Inorganic Chemistry, second edition, New Delhi : S.Anand & Company 2. Liptrot, GF. (1987), Modern Inorganic Chemistry, 4rd, London: ELBS 3. Suminar Achmadi, PhD (Perucci, Ralph). (1987). Kimia dasar Prinsip dan Terapan Modern, jilid 3, jakarta :penerbit Erlangga

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK


Pembuatan Kalium Aluminium Sulfat (Tawas) Dari Limbah Aluminium Foil

Oleh: Kelompok 5
M. Syarif .H Nadia L. N Neng Teti K Nevy Puspitasari (NIM 111431017) (NIM 111431018) (NIM 111431019) (NIM 111431020)

PROGRAM STUDI D3-KIMIA ANALIS JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2011

Anda mungkin juga menyukai