Anda di halaman 1dari 57

LAPORAN TUTORIAL MODUL VII.

PENCERNAAN

SKENARIO II : ORAL MEDICINE


1. Silvia Lestari 2. Erna Safitri 3. Wan Nabila Husna 4. M. Furqan ". #a$au%inul Haq : Ketua : Sekertaris : Notulen : : n!!ota n!!ota n!!ota n!!ota n!!ota n!!ota n!!ota n!!ota n!!ota n!!ota n!!ota

&. Eviner 'i(e 'italoka : ). ries *unan%a : : : : : : : :

+. Nurul Mai,ar -. 'ir%aus 1.. /utri Wulan%ari 11. /utri s0ina 12. Novi ti1 S 13. 2er3 Maulana 14. Mustas3ar

Tutor: dr. Yuseria a A!usti a

"AKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS A#ULYATAMA

$%%&
'ALAMAN PEN(ESA'ANAN LAPORAN TUTORIAL KE(IATAN P#L "AKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS A#ULYATAMA

1. 4u%ul Skenario
2. Mo%ul 3. 6utor 4. Kelo17ok ". Ketua ). Sekertaris +. Notulen -. n!!ota

: : : : : : : :

5ral Me%i(ine /en(ernaan %r. *useriana !ustina


3

Silvia Lestari Erna Safitri Wan Nabila Husna M. Furqan 'ir%aus #a$au%inul Haq ries *unan%a Eviner 'i(e 'italoka 2er3 Maulana Mustas3ar Novi ti1 S Nurul Mai,ar /utri Wulan%ari /utri s0ina

6ela$ %i7eriksa ole$ 6utor Kelo17ok 3

La17o$ Keu%ee8 22 4uni 2..Ketua Kelo17ok 3

9%r. *useriana !ustina:

9 M. Furqan:

'ALAMAN ISI

1. Hala1an 7en!esa$an 2. Hala1an isi 3. /en%a$uluan 4. Skenario

......................................................................2 .......................................................................3 .......................................................................4 ......................................................................&

". #a!ian ;.;%entifikasi istila$......................................................................) &. #a!ian ;;.;%entifikasi 1asala$..................................................................+ ). #a!ian ;;;. nalisis 1asala$......................................................................+. #a!ian ;'.Strukturisasi ......................................................................1.

-. #a!ian '.Learnin! ob<e(tive....................................................................11 1..#a!ian ';.Hasil #ela<ar Man%iri.............................................................12 11.Kesi17ulan 12.=aftar 7ustaka .................................................................................."2 .................................................................................."3

PENDA'ULUAN
Karies merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang banyak ditemukan di masyarakat, dimana tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi dapat pula terjadi pada anak. Karies yang terjadi pada anak-anak ini biasa disebut Nursing Mouth Caries (NMC), Nursing Bottle Syndrome, Bottle Milk Caries, Baby Bottle Tooth Decay, Sugar Bottle Caries, dan Breast Milk Caries. Nursing mouth caries adalah karies dengan pola yang khas dan seringkali terlihat pada anak-anak di bawah usia 6 tahun yang mempunyai kebiasaan minum Air Susu Ibu (ASI), susu botol atau airan manis sampai tertidur atau diisap terus-menerus airan bergula sepanjang hari. Karies ini terjadi oleh karena orang tua terusmenerus memberikan ASI, susu botol ataupun tertidur dan kadang-kadang sepanjang malam. Apabila nursing mouth caries dibiarkan proses karies ini dapat epat meluas mengenai seluruh gigi sehingga keadaan menjadi lebih parah dengan akibat lanjut yaitu pulpa nekrosis dan kelainan jaringan periapikal serta kerusakan pada gigi permanen. #ada saat itu penderita akan kesulitan makan dan akan mempengaruhi kesehatan umum. $erjadinya nursing mouth caries tersebut dapat di egah lebih awal melalui pemahaman dan peran serta orang tua terutama ibu dalam memelihara kesehatan gigi anak. Salah satu tindakan pen egahan yang mudah dan banyak dilakukan adalah tindakan penyikatan gigi anak setiap hari, dengan tujuan menjaga kebersihan gigi dan mulutnya. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran yang berlangsung !-" kali sehari selama beberapa jam sampai

gigi maka telah banyak hasil penelitian yang membahas mengenai NMC se ara lebih rin i serta berkembangnya teknikteknik yang mudah dan sederhana dalam melakukan perawatan. %enurut teori terdahulu telah diketahui &aktor penyebab airan terjadinya karies ini adalah kebiasaan minum susu atau

manis lainnya dari botol, oleh karena itu karies ini dikenal dengan nama Nursing Bottle Caries. Saat ini selain &aktor tersebut di atas diyakini bahwa kebiasaan pemberian air susu ibu (ASI) yang tidak benar pun dapat menyebabkan terjadinya NMC. NMC tidak hanya disebabkan oleh pemberian susu melalui botol tetapi dapat juga disebabkan oleh ara pemberian ASI yang kurang tepat. 'ayi yang di biarkan tertidur sambil menyusu pada ibunya sepanjang malam diyakini mempunyai resiko yang tinggi untuk terkena NMC, bahkan NMC ditemukan pada bayi yang mendapat ASI se ara eksklusi& tanpa pernah diberi susu melalui botol. #erawatan terhadap NMC tergantung pada tingkat keparahan karies. $indakan pen egahan terhadap NMC harus dilakukan karena semakin parah karies maka semakin kompleks pula perawatan yang harus dilakukan sehingga memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk dikeluarkan.

"

SKENARIO II
5> L ME=;?;NE Seoran! anak laki@laki 1" ta$un8 %iantar oran! tuan3a ke 7uskes1as %en!an kelu$an uta1a sakit !i!i %an !usi. /a%a 7e1eriksaan (avu1 oral terli$at !i!i 1olar 2 kanan ter%a7at carries dentis 3an! (uku7 besar %an %an a%an3a abces 7a%a !usi. Setela$ tin%akan 7era0atan !i!i anank %an oran! tuan3a <u!a tentan! oral higenis %an (ara 1en!!osok !i!i 3an! baik.

&

TA'AP I IDENTI"IKASI ISTILA'


1. ?avu1 oral : kea%aan sekitar ron!!a 1ulut. 2. ?arries %entis : %estruksi sete17at 7a%a <arin!an 1en!eras 7a%a 7er1ukaan !i!i %i1ulai %en!an %ekalifikasi eva1elu1 !i!i %iikuti lisis en,i1 atik struktur or!anik8 selan<utn3a 7e1bentukan luban! %an <ika %ibiarkan 1ene1bus ena1elu1 %an %entin serta %a7at 1en(a7ai 7ul7a. 3. b(es !usi : ben!kak 7a%a akar !i!i sa17ai !usi.

TA'AP II IDENTI"IKASI MASALA'


Masla$ inti Masala$ 6a1ba$an : @ ?arries =entis : @ 5ral Hi!ienis

TA'AP III ANALISA MASALA'


?arreis =entis a%ala$ suatu 7en3akit <arin!an keras !i!i 9e1ail8 %entin8 se1entu1: 3an! bersifat kronik 7ro!resif %an %isebabkan aktifitas <asa% renik 7a%a karbon$i%rat 3an! %a7at %ira!ikan. =i tan%ai %en!an %e1ineralisasi <arin!an keras %an %i ikuti kerusakan ,at or!anikn3a.

TA'AP IV STRUKTURISASI
?avu1 5ral

#ibir %an /i7i

Li%a$

2i!i

Kelen<ar Saliva

6onsil

/er1anen

/ri1er

nato1i

Fisiolo!i

Etiolo!i

Karbo$i%rat 3an! %i Fer1entasi

/eruba$an 2i!i

#akteri

Waktu

Faktor /re%i7osisi

?arries =entis

/er1ukaan Halus

Fissura

1.

La<u /en3akit

kut

Kronis

6an%a %an 2e<ala

=ai!nosis

/enatalaksanaan

TA'AP V LEARNIN( O#)ECTIVE *LO+


Ma$asis0a Ma17u Me1a$a1i 6entan! : 1. ?arries =entis 1. =efenisi 2. Etiolo!i 3. E7i%e1iolo!i 4. Manifestasi Klinis ". Klasifikasi &. =ia!nosis ). /enatalaksanaan 2. 5ral Hi!einis 1. 6an%a =an 2e<ala

11

2. /en3ebab =an Faktor >esiko

TA'AP VI 'ASIL #ELA)AR MANDIRI


,. Carries De tis *Ca-itasi+ ,., De.i isi Karies 2i!i 9Kavitasi: a%ala$ %aera$ 3an! 1e1busuk %i %ala1 !i!i8 3an! ter<a%i akibat suatu 7roses 3an! se(ara berta$a7 1elarutkan email 97er1ukaan !i!i sebela$ luar 3an! keras: %an terus berke1ban! ke ba!ian %ala1 !i!i %an kerusakan <arin!an keras !i!i 3an! %isebabkan ole$ asa1 3an! a%a %ala1 karbo$i%rat 1elalui 7erantara 1ikroor!anis1e 3an! a%a %ala1 saliva. 6er!antun! ke7a%a lokasin3a8 7e1busukan !i!i %ibe%akan 1en<a%i: 1. /e1busukan 7er1ukaan 3an! li(inArata. Meru7akan <enis 7e1busukan 3an! 7alin! bisa %i(e!a$ %an %i7erbaiki8 tu1bu$n3a 7alin! la1bat. Sebua$ karies %i1ulai seba!ai bintik 7uti$ %i1ana bakteri 1elarutkan kalsiu1 %ari e1ail. /e1busukan <enis ini biasan3a 1ulai ter<a%i 7a%a usia 2.@3. ta$un.

12

2.

/e1busukan luban! %an lekukan. #iasan3a 1ulai ti1bul 7a%a usia belasan8 1en!enai !i!i teta7 %an tu1bu$n3a (e7at. 6erbentuk 7a%a !i!i belakan!8 3aitu %i %ala1 lekukan 3an! se17it 7a%a 7er1ukaan !i!i untuk 1en!un3a$ %an 7a%a ba!ian !i!i 3an! ber$a%a7an %en!an 7i7i. =aera$ ini sulit %ibersi$kan karena lekukann3a lebi$ se17it %ari7a%a bulu@bulu 7a%a sikat !i!i.

3.

/e1busukan akar !i!i. #era0al seba!ai <arin!an 3an! 1en3eru7ai tulan!8 3an! 1e1bun!kus 7er1ukaan akar 9sementum:. #iasan3a ter<a%i 7a%a usia 7erten!a$an ak$ir. /e1busukan ini serin! ter<a%i karena 7en%erita 1en!ala1i kesulitan %ala1 1e1bersi$kan %aera$ akar !i!i %an karena 1akanan 3an! ka3a akan !ula. /e1busukan akar 1eru7akan <enis 7e1busukan 3an! 7alin! sulit %i(e!a$.

4.

/e1busukan %ala1 e1ail. /e1busukan ter<a%i %i %ala1 la7isan !i!i 3an! 7alin! luar %an keras8 tu1bu$ se(ara 7erla$an. Setela$ 1ene1bus ke %ala1 la7isan ke%ua 9 dentin8 lebi$ lunak:8 7e1busukan akan 1en3ebar lebi$ (e7at %an 1asuk ke %ala1 pulpa 9la7isan !i!i 7alin! %ala1 3an! 1en!an%un! saraf %an 7e1bulu$ %ara$:. =ibutu$kan 0aktu 2@3 ta$un untuk 1ene1bus e1ail8 teta7i 7er<alanann3a %ari %entin ke 7ul7a $an3a 1e1erlukan 0aktu 1 ta$un. Karena itu 7e1busukan akar 3an! berasal %ari %ala1 %entin bisa 1erusak berba!ai struktur !i!i %ala1 0aktu 3an! sin!kat.

13

2a1bar 1. Struktur 2i!i %a bebera7a (ara untuk 1en!elo17okkan karies !i!i. Walau7un a7a 3an! terli$at %a7at berbe%a faktor@faktor risiko %an 7erke1ban!an karies $a17ir seru7a. Mula@1ula8 lokasi ter<a%in3a karies %a7at ta17ak se7erti %aera$ berka7ur na1un berke1ban! 1en<a%i luban! (oklat. Walau7un karies 1un!kin %a7at sa<a %ili$at %en!an 1ata telan<an!8 terka%an! %i7erlukan bantuan ra%io!rafi untuk 1en!a1ati %aera$@%aera$ 7a%a !i!i %an 1eneta7kan sebera7a <au$ 7en3akit itu 1erusak !i!i. Luban! !i!i %isebabkan ole$ bebera7a ti7e %ari bakteri 7en!$asil asa1 3an! %a7at 1erusak karena reaksi fer1entasi karbo$i%rat ter1asuk sukrosa8 fruktosa8 %an !lukosa. sa1 3an! %i7ro%uksi tersebut 1e17en!aru$i 1ineral !i!i se$in!!a 1en<a%i sensitif 7a%a 7H ren%a$. Sebua$ !i!i akan 1en!ala1i %e1ineralisasi %an re1ineralisasi. Ketika 7H turun 1en<a%i %i ba0a$ "8"8 7roses %e1ineralisasi 1en<a%i lebi$ (e7at %ari re1ineralisasi. Hal ini 1en3ebabkan lebi$ ban3ak 1ineral !i!i 3an! lulu$ %an 1e1buat luban! 7a%a !i!i. #er!antun! 7a%a sebera7a besarn3a tin!kat kerusakan !i!i8 sebua$ 7era0atan %a7at %ilakukan. /era0atan %a7at beru7a 7en3e1bua$an !i!i untuk

14

1en!e1balukan bentuk8 fun!si8 %an estetika. Na1un belu1 %iketa$ui (ara ba!ai1ana untuk 1ere!enerasi se(ara besar@besaran 7a%a struktur !i!i. Maka8 or!anisasi kese$atan !i!i terus 1en<alankan 7en3ulu$an untuk 1en(e!a$ kerusakan !i!i8 1isaln3a %en!an 1en<a!a kese$atan !i!i %an 1akanan. ,.$. Etio/o!i Karies kanak@kanak a%ala$ 7ola luban! 3an! %ite1ukan %i anak@anak 7a%a !i!i susu. 2i!i 3an! serin! terkena a%ala$ !i!i %e7an %i ra$an! atas8 na1un kese1ua !i!in3a %a7at terkena <u!a. Sebutan Bkaries botol susuB karena karies ini serin! 1un(ul 7a%a anak@anak 3an! ti%ur %en!an (airan 3an! 1anis 91isaln3a susu: %en!an botoln3a. Serin! 7ula %isebabkan ole$ serin!n3a 7e1berian 1akan 7a%a anak@anak %en!an (airan 1anis. Karies !i!i %isebabkan ole$ 4 faktorAko17onen 3an! salin! berinteraksi 3aitu: a: Ko17onen %ari !i!i %an air lu%a$ 9saliva: 3an! 1eli7uti : Ko17osisi !i!i8 1or7$olo!i !i!i8 7osisi !i!i8 /$ Saliva8 Kuantitas saliva8 kekentalan saliva. b: Ko17onen 1ikroor!anis1e 3an! a%a %ala1 1ulut 3an! 1a17u 1en!$asilkan asa1 1elalui 7era!ian 3aitu C Stre7to(o((us8 Laktobasil. (: Ko17onen 1akanan8 3an! san!at ber7eran a%ala$ 1akanan 3an! 1en!an%un! karbo$i%rat 1isaln3a sukrosa %an !lukosa 3an! %a7at %ira!ikan ole$ bakteri tertentu %an 1e1bentuk asa1. %: Ko17onen 0aktu. %a <u!a karies 3an! 1era<alela atau karies 3an! 1en<alar ke se1ua !i!i. 6i7e karies ini serin! %ite1ukan 7a%a 7asien %en!an Derosto1ia8 kebersi$an 1ulut 3an! buruk8 7en!onsu1si !ula 3an! tin!!i8 %an 7en!!una 1eta1feta1in karena obat ini 1e1buat 1ulut kerin!. #ila karoies 3an! 7ara$ ini 1eru7akan $asil karena ra%iasi ke7ala %an le$er8 ini 1un!kin sebua$ karies 3an! %i7en!aru$i ra%iasi. #er!antun! 7%a <arin!an keras 1ana 3an! ter7en!aru$8 1aka %a7at %ibe%akan karies 3an! 1e17en!aru$i ena1el8 %entin8 atau se1entu1. /a%a a0al

1"

7erke1ban!ann3a8 karies 1un!kin $an3a 1e17en!aru$i ena1el. Na1un ketika karies se1akin luas8 %a7at ber7en!aru$i %entin. Se1entu1 a%ala$ <arin!an keras 3an! 1ela7isi akar !i!i8 1aka se1entu1 %a7at terkena bila akar !i!i terbuka. ,.0. E1ide2io/o!i =i7erkirakan ba$0a -.E %ari anak@anak usia sekola$ %i seluru$ %unia %an seba!ian besar oran! %e0asa 7erna$ 1en%erita karies. /revalensi karies tertin!!i ter%a7at %i sia %an 1erika Latin. /revalensi teren%a$ ter%a7at %i frika. =i 1erika Serikat8 karies !i!i 1eru7akan 7en3akit kronis anak@anak 3an! serin! ter<a%i %an tin!katn3a " kali lebi$ tin!!i %ari as1a. Karies 1eru7akan 7en3ebab 7atolo!i 7ri1er atas 7enan!!alan !i!i 7a%a anak@anak. ntara 2-E $in!!a "-E oran! %e0asa %en!an usia lebi$ %ari li1a7ulu$ ta$un 1en!ala1i karies. 4u1la$ kasus karies 1enurun %i berba!ai ne!ara berke1ban!8 karena a%an3a 7enin!katan kesa%aran atas kese$atan !i!i %an tin%akan 7en(e!a$an %en!an tera7i flori%a. ,.3. Ma i.estasi K/i is Seseoran! serin! ti%ak 1en3a%ari ba$0a ia 1en%erita karies sa17ai 7en3akit berke1ban! la1a. 6an%a a0al %ari lesi karies a%ala$ sebua$ %aera$ 3an! ta17ak berka7ur %i 7er1ukaan !i!i 3an! 1enan%akan a%an3a %e1ineralisasi. =aera$ ini %a7at 1en<a%i ta17ak (oklat %an 1e1bentuk luban!. /roses sebelu1 ini %a7at ke1bali ke asal 9reversibel:8 na1un ketika luban! su%a$ terbentuk 1aka struktur 3an! rusak ti%ak %a7at %ire!enerasi. Sebua$ lesi ta17ak (oklat %an 1en!kilat %a7at 1enan%akan karies. =aera$ (oklat 7u(at 1enan%akan a%an3a karies 3an! aktif. #ila ena1el %an %entin su%a$ 1ulai rusak8 luban! se1akin ta17ak. =aera$ 3an! terkena akan beruba$ 0arna %an 1en<a%i lunak ketika %isentu$. Karies ke1u%ian 1en<alar ke saraf !i!i8 terbuka8 %an akan terasa n3eri. N3eri %a7at berta1ba$ $ebat %en!an 7anas8 su$u 3an! %in%in8 %an 1akanan atau 1inu1an 3an! 1anis.

1&

Karies !i!i %a7at 1en3ebabkan nafas tak se%a7 %an 7en!e(a7an 3an! buruk. =ala1 kasus 3an! lebi$ lan<ut8 infeksi %a7at 1en3ebar %ari !i!i ke <arin!an lainn3a se$in!!a 1en<a%i berba$a3a. Pe 4e5a5 %a e17at $al uta1a 3an! ber7en!aru$ 7a%a karies: 7er1ukaan !i!i8 bakteri kario!enik 97en3ebab karies:8 karbo$i%rat 3an! %ifer1entasikan8 %an 0aktu.

a. (i!i
%a 7en3akit %an !an!!uan tertentu 7a%a !i!i 3an! %a7at 1e17ertin!!i faktor risiko terkena karies. 1elo!enesis i17erfekta8 3an! ti1bul 7a%a 1 %ari )1+ $in!!a 14.... oran!8 a%a 7en3akit %i 1ana ena1el ti%ak terbentuk se17urna. =entino!enesis i17erfekta a%ala$ keti%akse17urnaan 7e1bentukan %entin. /a%a keban3akan kasus8 !an!!uan ini bukanla$ 7en3ebab uta1a %ari karies. nato1i !i!i <u!a ber7en!aru$ 7a%a 7e1bentukan karies. ?ela$ atau alur 3an! %ala1 7a%a !i!i %a7at 1en<a%i lokasi 7erke1ban!an karies. Karies <u!a serin! ter<a%i 7a%a te17at 3an! serin! terseli7 sisa 1akanan.

b. #a6teri
Mulut 1eru7akan te17at berke1ban!an3a ban3ak bakteri8 na1un $an3a se%ikit bakteri 7en3ebab karies8 3aitu Streptococcus mutans %an Lactobacilli %i antaran3a.

2a1bar 2. #akteri Streptococcus mutans

1)

K$usus untuk karies akar8 bakteri 3an! serin! %ite1ukan a%ala$ Lactobacillus acidophilus8 Actinomyces viscosus8 Nocardia spp.8 %an Streptococcus mutans. ?onto$ bakteri %a7at %ia1bil 7a%a 7lak.

c. Kar5o7idrat 4a ! da1at di.er2e tasi6a


#akteri 7a%a 1ulut seseoran! akan 1en!uba$ !lukosa8 fruktosa8 %an sukrosa 1en<a%i asa1 laktat 1elalui sebua$ 7roses !likolisis 3an! %isebut fer1entasi.F&G #ila asa1 ini 1en!enai !i!i %a7at 1en3ebabkan %e1ineralisasi. /roses sebalikn3a8 re1ineralisasi %a7at ter<a%i bila 7H tela$ %inetralkan. Mineral 3an! %i7erlukan !i!i terse%ia 7a%a air liur %an 7asta !i!i berflori%a %an (airan 7en(u(i 1ulut. Karies lan<ut %a7at %ita$an 7a%a tin!kat ini. #ila %e1ineralisasi terus berlan<ut8 1aka akan ter<a%i 7roses 7eluban!an.

d. 8a6tu
6in!kat frekuensi !i!i terkena %en!an lin!kun!an 3an! kario!enik %a7at 1e17en!aru$i 7erke1ban!an karies. Setela$ seseoran! 1en!onsu1si 1akanan 1en!an%un! !ula8 1aka bakteri 7a%a 1ulut %a7at 1e1etabolis1e !ula 1en<a%i asa1 %an 1enurunkan 7H. 7H %a7at 1en<a%i nor1al karena %inetralkan ole$ air liur %an 7roses sebelu1n3a tela$ 1elarutkan 1ineral !i!i. =e1ineralisasi %a7at ter<a%i setela$ 2 <a1. "a6tor /ai 4a

Selain e17at faktor %i atas8 ter%a7at faktor lain 3an! %a7at 1enin!katkan karies. a. ir liur %a7at 1en<a%i 7en3ei1ban!an lin!kun!an asa1 7a%a 1ulut. 6er%a7at kea%aan %i1ana air liur 1en!ala1i !an!!uan 7ro%uksi8 se7erti 7a%a sin%ro1 S<H!ren8 %iabetes 1ellitus8 %iabetes insi7i%us8 %an sarkoi%osis. b. 5bat@obatan se7erti anti$ista1in %an anti%e7resan %a7at 1e17en!aru$i 7ro%uksi air liur. 6era7i ra%iasi 7a%a ke7ala %an le$er %a7at 1erusak sel 7a%a kelen<ar liur.

1+

(. /en!!unaan te1bakau <u!a %a7at 1e17ertin!!i risiko karies. 6e1bakau a%ala$ faktor 3an! si!nifikan 7a%a 7en3akit 7erio%ontis8 se7erti %a7at 1en3usutkan !usi. =en!an !usi 3an! 1en3usut8 1aka 7er1ukaan !i!i akan terbuka. Se1entu1 7a%a akar !i!i akan lebi$ 1u%a$ 1en!ala1i %e1ineralisasi. (e9a/a 6i%ak se1ua n3eri !i!i %isebabkan karena kavitasi. Sakit !i!i %a7at ter<a%i karena: @ akar ter(e1ar8 teta7i ti%ak 1e1busuk @ terlalu kuat 1en!un3a$ @ !i!i 7ata$. /en3u1batan sinus bisa 1en3ebabkan !i!i atas 1en<a%i 7eka. #iasan3a8 suatu kavitasi %i %ala1 ena1el ti%ak 1en3ebabkan sakitC n3eri baru ti1bul <ika 7e1busukan su%a$ 1en(a7ai %entin. N3eri 3an! %irasakan <ika 1e1inu1 1inu1an %in!in atau 1akan 7er1en 1enun<ukkan ba$0a 7ul7a 1asi$ se$at. 4ika 7en!obatan %ilakukan 7a%a sta%iu1 ini8 1aka !i!i bisa %isela1atkan %an ta17akn3a ti%ak akan ti1bul n3eri 1au7un kesulitan 1enelan. Suatu kavitasi 3an! ti1bul %i %ekat atau tela$ 1en(a7ai 7ul7a 1en3ebabkan kerusakan 3an! ti%ak %a7at %i7erbaiki. N3eri teta7 a%a 0alau7un 7eran!san!n3a %i$ilan!kan 9(onto$n3a air %in!in :. #a$kan !i!i terasa sakit 1eski7un ti%ak a%a 7eran!san!an 9sakit gigi spontan:. 4ika bakteri 1asuk ke %ala1 7ul7a %an 7ul7a 1ati8 1aka untuk se1entara 0aktu n3eri akan $ilan!. 6eta7i ti%ak la1a ke1u%ian 9bebera7a <a1 sa17ai bebera7a $ari: <ika %i7akai untuk 1en!!i!it atau <ika li%a$ 1au7un <ari tan!an 1enekan !i!i 3an! terkena8 1aka !i!i 1en<a%i 7eka karena 7era%an!an %an infeksi tela$ 1en3ebar keluar %ari u<un! akar %an 1en3ebabkan abses 97enu17ukan nana$:. Nana$ 3an! terku17ul %i sekitar !i!i (en%erun! akan 1en%oron! !i!i keluar %ari kanton!n3a. /roses 1en!!i!it akan 1en!e1balikan !i!i ke te17atn3a8 %isertai

1-

n3eri 3an! luar biasa. Nana$ bisa terus terku17ul %an 1en3ebabkan 7e1ben!kakan 7a%a !usi %i %ekatn3a atau bisa 1en3ebar lebi$ <au$ 1elalui ra$an! 9selulitis: %an 1en!alir ke %ala1 1ulut atau ba$kan 1ene1bus kulit %i %ekat ra$an!. ,.:. K/asi.i6asi Karies !i!i %a7at %ikelo17okkan ber%asarkan lokasi8 tin!kat la<u 7erke1ban!an8 %an <arin!an keras 3an! terkena.
a: Karies ber%asarkan lokasi 7er1ukaan kun3a$ %a7at %iba!i : 1. Karies oklusal 2. Karies labial 3. Karies bukal 4. Karies 7alatalAlin!ual ". Karies a7roksi1al &. Karies ko1binasi 9Men!enai se1ua 7er1ukaan: b: /e1ba!ian lain %ari karies ber%asarkan lokasi : Karies 3an! %ite1ukan %i 7er1ukaan $alus. %a ti!a 1a(a1 karies 7er1ukaan $alus: 1. Karies 7roksi1al a%ala$ ti7e 3an! 7alin! sulit %i%eteksi. 6i7e ini ka%an! ti%ak %a7at %i%eteksi se(ara visual atau 1anual %en!an sebua$ explorer !i!i. Karies 7roksi1al ini 1e1erlukan 7e1eriksaan ra%io!rafi

(ambar ). >a%io!rafi karies 7roksi1al

9titik $ita1 7a%a batas !i!i 1enun<ukkan sebua$ karies 7roksi1al: 2. Karies akar a%ala$ ti7e karies 3an! serin! ter<a%i %an biasan3a terbentuk ketika 7er1ukaan akar tela$ terbuka karena resesi !usi. #ila !usi se$at8 karies

2.

ini ti%ak akan berke1ban! karena ti%ak %a7at ter7a7ar ole$ 7lak bakteri. /er1ukaan akar lebi$ rentan terkena 7roses %e1ineralisasi %ari7a%a ena1el atau e1ail karena se1entu1n3a %e1ineraliasi 7a%a 7H &8)8 %i 1ana lebi$ tin!!i %ari ena1el. Karies akar lebi$ serin! %ite1ukan %i 7er1ukaan fasial8 7er1ukaan inter7roksi1al8 %an 7er1ukaan lin!ual. 2i!i !era$a1 atas 1eru7akan lokasi terserin! %ari karies akar. 3. 6i7e keti!a karies ini terbentuk 7a%a 7er1ukaan lainn3a 3.1.Karies %i (ela$ atau fisura !i!i. ?ela$ %an fisura a%ala$ tan%a anato1is !i!i. Fisura terbentuk saat 7erke1ban!an alur8 %an ti%ak se7enu$n3a 1en3atu8 %an 1e1buat suatu turunan atau %e7resio 3an! k$as 7a%a strutkur 7er1ukaan e1ail. 6e17at ini 1u%a$ sekali 1en<a%i lokasi karies !i!i. ?ela$ 3an! a%a %aera$ 7i7i atau bukal %ite1ukan %i !i!i !era$a1. Karies (ela$ %an fisura terka%an! sulit %i%eteksi. Se1akin berke1ban!n3a 7roses 7erluban!an akrena karies8 e1ail atau ena1el ter%ekat berluban! se1akin %ala1. Ketika karies tela$ 1en(a7ai %entin 7a%a 7erte1uan ena1el@%ental8 luban! akan 1en3ebar se(ara lateral. =i %entin8 7roses 7erluban!an akan 1en!ikuti 7ola se!iti!a ke ara$ 7ul7a !i!i.

2a1bar 4. ?ela$ atau fisura !i!i %a7at 1en<a%i lokasi karies


(: Karies ber%asarkan ke%ala1ann3a2

21

1. Karies Su7erfisial 3aitu karies 3an! $an3a 1en!enai e1ail 2. Karies Me%ia 3aitu karies 3an! 1en!enai e1ail %an tela$ 1en(a7ai seten!a$ %entin. 3. Karies /rofun%a 3aitu karies 3an! 1en!enai lebi$ %ari seten!a$ %entin %an ba$kan 1ene1bus 7ul7a.

Karies Su7erfisial

Karies Me%ia

Karies /rofun%a

2a1bar ". Karies ber%asarkan ke%ala1ann3a ,.;. Dia! osis


a: Karies =iniAkaries e1ail tan7a ka7itas 3aitu karies 3an! 7erta1a terli$at se(ara klinis8 beru7a ber(ak 7uti$ sete17at 7a%a e1ail. 1. na1nesis 6er%a7atn3a bintik 7uti$ 7a%a !i!i 2. /e1eriksaan 5b<ektif Ekstra oral C ti%ak a%a kelainan ;ntra oral C Kavitas 9@: 8 lesi 7uti$ 9I: 3. 6era7i /e1bersi$an !i!i8 %iulas %en!an flour E%ukasi 7asienA Dental Health Education b: Karies %iniAkaries e1ail %en!an kavitas 3aitu karies 3an! ter<a%i 7a%a e1ail seba!ai lan<utan %ari karies %ini. 1. na1nesa 2i!i bisa terasa n!ilu 2. /e1eriksaan ob<ektif

22

Ekstra oral C ti%ak a%a kelainan ;ntra oral C Kavitas 9I: baru 1en!enai e1ail 3. 6era7i =en!an 7ena1balan (: Karies %en!an %entin terbukaA%entin Hi7ersensitif 3aitu 7enin!katan sensitive akibat terbukan3a %entin. 1. na1nesa Ka%an!@ka%an! rasa n!ilu 0aktu ke1asukan 1akanan Waktu 1inu1 %in!in8 asa1 %an asin >asa n!ilu $ilan! setela$ ran!san!an %i$ilan!kan 6i%ak a%a rasa sakit s7ontan 2. /e1eriksaan ob<ektif /e1eriksaan ekstraoral ti%ak a%a kelainan /e1eriksaan intraoral : kavitas baru 1en!enai e1ail 3. 6era7i =en!an 7ena1balan %: /ul7itis reversibelA$i7ere1i 7ul7itisA7ul7itis a0al 3aitu 7era%an!an 7ul7a a0al sa17ai se%an! akibat ran!san!an 1. na1nesa #iasan3a n3eri bila 1inu1 7anas8 %in!in8 asa1 %an asin N3eri ta<a1 sin!kat ti%ak s7ontan8 ti%ak terus 1enerus >asa n3eri la1a $ilan!n3a setela$ ran!san!an %i$ilan!kan 2. /e1eriksaan 5b<ektif Ekstra oral : 6i%ak a%a 7e1ben!kakan ;ntra oral : a. /erkusi ti%ak sakit b. Karies 1en!enai %entinAkaries 7rofun%a (. /ul7a belu1 terbuka %. Son%ase 9I:

23

e. ?$lor etil 9I: 3. 6era7i =en!an 7ena1balan A7ul7 (afin! %en!an 7ena1balan ?a95H: J 1 1in!!u untuk 1e1bentuk sekun%er %entin. e: /ul7itis irreversibel 3aitu ra%an! 7ul7a rin!an 3an! baru %a7at <u!a 3an! su%a$ berlan!sun! la1a /ul7itis irreversibel terba!i : 1: /ul7itis irreversibel akut 3aitu 7era%an!an 7ul7a la1a atau baru %itan%ai %en!an rasa n3eri akut 3an! $ebat 1. na1nesa N3eri ta<a1 s7ontan 3an! berlan!sun! terus@1enerus 1en<alar kebelakan! telin!a /en%erita ti%ak %a7at 1enun<ukkan !i!i 3an! sakit 2. /e1eriksaan 5b<ektif Ekstra oral : ti%ak a%a kelainan ;ntra oral : a. Kavitas terli$at %ala1 %an tertutu7 sisa 1akanan b. /ul7a terbuka bisa <u!a ti%ak (. Son%ase 9I: %. K$lor et$il 9I: e. /erkusi bisa 9I: bisa 9@: 3. 6era7i Men!$ilan!kan rasa sakit =en!an 7era0atan saluran akar 2: /ul7itis irreversibel kronis 3aitu /era%an!an 7ul7a 3an! berlan!sun! la1a 1. na1nesa C 2i!i sebelu1n3a 7erna$ sakit >asa sakit %a7at $ilan! ti1bul se(ara s7ontan N3eri ta<a1 1en3en!at8 bila a%a ran!san!an se7ertiC 7anas8 %in!in8 asa18 1anis /en%erita 1asi$ bisa 1enun<ukkan !i!i 3an! sakit

24

2. /e1eriksaan 5b<ektif Ekstra oral C ti%ak a%a 7e1ben!kakan ;ntra oral C a. Karies 7rofun%a8 bisa 1en(a7ai 7ul7a bisa ti%ak b. Son%ase 9I: (. /erkusi 9@:

,.<. Pe ata/a6sa aa ,.<., Pe =e!a7a

/e1eriksaan !i!i sebaikn3a %ilakukan setia7 & bulan. >ont!en !i!i bisa %ilakukan setia7 12@3& bulan8 ter!antun! ke7a%a $asil 7e1eriksaan !i!i ole$ %okter !i!i. Li1a strate!i u1u1 3an! 1eru7akan kun(i %ala1 1en(e!a$ ter<a%in3a karies !i!i: 1. Men<a!a kebersi$an 1ulut. Kebersi$an 1ulut 3an! baik 1en(aku7 !osok !i!i sebelu1 atau setela$ sara7an %an sebelu1 ti%ur %i 1ala1 $ari serta 1e1bersi$kan 7lak %en!an benan! !i!i 9 lossing: setia7 $ari. Hal ini san!at efektif %ala1 1en(e!a$ ter<a%in3a 7e1busukan 7er1ukaan 3an! li(in. Men!!osok !i!i 1en(e!a$ terbentukn3a karies %i 7in!!ir !i!i %an flossin! %ilakukan %i sela@sela !i!i 3an! ti%ak %a7at %i(a7ai ole$ sikat !i!i. Men!!osok !i!i 3an! baik 1e1erlukan 0aktu sela1a 3 1enit. /a%a a0aln3a 7lak a!ak lunak %an bisa %ian!kat %en!an sikat !i!i 3an! berbulu $alus %an benan! !i!i 1ini1al setia7 24 <a1. 4ika 7lak su%a$ 1en!eras 1aka akan sulit untuk 1e1bersi$kann3a. 2. Makanan. Se1ua karbo$i%rat bisa 1en3ebabkan 7e1busukan !i!i8 teta7i 3an! 7alin! <a$at a%ala$ !ula. Se1ua !ula se%er$ana8 ter1asuk !ula 1e<a 9 sukrosa:8 !ula %i %ala1 1a%u 9levulosa %an dekstrosa:8 bua$@bua$an 9 ruktosa: %an susu 9laktosa: 1e1iliki efek 3an! sa1a ter$a%a7 !i!i. 4ika !ula ber!abun! %en!an 7lak8 1aka %ala1 0aktu sekitar 2. 1enit8 bakteri Streptococcus mutans %i

2"

%ala1 7lak akan 1en!$asilkan asa1. 4u1la$ !ula 3an! %i1akan ti%ak 1asala$8 3an! 1e1e!an! 7eran 7entin! a%ala$ la1an3a !ula bera%a %i %ala1 !i!i. 5ran! 3an! (en%erun! 1en!ala1i karies $arus 1en!uran!i 1akanan 3an! 1anis@1anis. #erku1ur@ku1ur setela$ 1e1akan 1akanan 1anis akan 1en!$ilan!kan !ula8 teta7i (ara 3an! lebi$ efektif a%ala$ %en!an 1en!!osok !i!i. Kntuk 1en!$in%ari terbentukn3a karies8 sebaikn3a 1e1inu1 1inu1an %en!an 7e1anis buatan atau 1inu1 te$ atau ko7i tan7a !ula. 3. Fluor. Fluor 1en3ebabkan !i!i8 teruta1a e1ail8 ta$an ter$a%a7 asa1 3an! 1en3ebabkan terbentukn3a karies. San!at efektif 1en!konsu1si fluor 7a%a saat !i!i se%an! tu1bu$ %an 1en!eras8 3aitu sa17ai usia 11 ta$un. /ena1ba$an fluor 7a%a air a%ala$ (ara 3an! 7alin! efisien untuk 1e1enu$i kebutu$an fluor 7a%a anak@anak. 6eta7i <ika terlalu ban3ak 1en!an%un! fluor8 bisa 1en3ebabkan ti1buln3a bintik@bintik atau 7eruba$an 0arna 7a%a !i!i. 4ika air 3an! %i1inu1 1en!an%un! se%ikit fluor8 bisa %iberikan obat tetes atau tablet natriu1 flori%a. Fluor <u!a bisa %ioleskan lan!sun! ole$ %okter !i!i 7a%a !i!i 3an! (en%erun! 1en!ala1i 7e1busukan. 1en!!unakan 7asta !i!i 3an! 1en!an%un! fluor. 4. /ena1balan. /ena1balan %a7at %i!unakan untuk 1elin%un!i lekukan 7a%a !i!i belakan! 3an! sulit %i<an!kau. Setela$ %ibersi$kan8 %aera$ 3an! akan %ita1bal %itutu7 %en!an 7lastik (air. Setela$ (airan 7lastik 1en!eras8 akan terbentuk 7en!$alan! 3an! efektif8 %i1ana bakteri %i %ala1 lekukan akan ber$enti 1en!$asilkan asa1 karena 1akanan ti%ak %a7at 1en<an!kau lekukan tersebut. Sebua$ ta1balan berta$an (uku7 la1aC sekitar -.E berta$an sa17ai 1 ta$un %an &.E berta$an sa17ai 1. ta$unC teta7i ka%an! 7erlu %ilakukan 7erbaikan atau 7en!!antian. ". 6era7i antibakteri. kan lebi$ baik <ika

2&

#ebera7a oran! 1e1iliki bakteri 7en3ebab 7e1busukan 3an! san!at aktif %i %ala1 1ulutn3a. 5ran! tua bisa 1enularkan bakteri ini ke7a%a anakn3a 1elalui (iu1an. #akteri tu1bu$ %i %ala1 1ulut anak setela$ !i!i 7erta1a tu1bu$ %an ke1u%ian bisa 1en3ebabkan ter<a%in3a karies. Karena itu ke(en%erun!an ba$0a 7e1busukan !i!i ter<a%i %ala1 satu keluar!a8 ti%ak selalu 1enun<ukkan kebersi$an 1ulut 1au7un kebiasaan 1akan 3an! <elek. /a%a oran!@oran! 3an! (en%erun! 1en%erita karies !i!i 7erlu %iberikan tera7i antibakteri. Setela$ %aera$ 3an! 1e1busuk %ibuan! %an se1ua luban! serta lekukan %ita1bal8 1aka %iberikan obat ku1ur 3an! kuat 9klor$eksi%in: sela1a bebera7a 1in!!u untuk 1e1bunu$ bakteri %i %ala1 7lak 3an! tersisa. =i$ara7kan bakteri 3an! ti%ak berba$a3a akan 1en!!antikan bakteri 7en3ebab karies. Kntuk 1e1bantu 1en!en%alikan bakteri8 bisa %i!unakan obat ku1ur fluor setia7 $ari %an 1en!un3a$ 7er1en karet 3an! 1en!an%un! Dilitol.

,.<.$ Pe !o5ata ,.<.$., Pera>ata E dodo ti6 $ujuan dasar dari perawatan endodontik pada anak mirip dengan pasien dewasa, yaitu untuk meringankan rasa sakit dan mengontrol sepsis dari pulpa dan jaringan periapikal sekitarnya serta mengembalikan keadaan gigi yang sakit agar dapat diterima se ara biologis oleh jaringan sekitarnya. Ini berarti bahwa tidak terdapat lagi simtom, dapat ber&ungsi dengan baik dan tidak ada tanda-tanda patologis pada yang saat lain. *aktor pertimbangan khusus diperlukan memutuskan

ren ana perawatan yang sesuai untuk gigi geligi sulung yaitu untuk mempertahankan panjang lengkung rahang.

2)

1.7.2.1.1 Pulp Capping Pulp Capping dide&inisikan sebagai aplikasi dari satu atau beberapa lapis bahanpelindung di atas pulpa +ital yang terbuka. 'ahan yang biasa digunakan untuk pulp capping ini adalah kalsium hidroksida karena dapat merangsang pembentukan dentin sekunder se ara e&ekti& dibandingkan bahan lain!!. $ujuan pulp capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke jaringan pulpa dan melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa dapat mempertahankan +italitasnya. ,engan demikian terbukanya jaringan pulpa dapat terhindarkan. $eknik pulp capping ini ada dua yaitu indirect pulp capping dan direct pulp capping.

1.7.2.1.1.1 Indirect Pulp Capping Istilah ini digunakan untuk menunjukan penempatan bahan adhesi& di atas sisa dentin karies. $ekniknya meliputi pembuangan semua jaringan karies dari tepi ka+itas dengan bor bundar ke epatan rendah. -alu lakukan ekska+asi sampai dasar pulpa, hilangkan dentin lunak sebanyak mungkin tanpa membuka kamar pulpa. 'asis pelindung pulpa yang biasa dipakai yaitu zinc okside eugenol atau dapat juga dipakai kalsium hidroksida yang diletakan di dasar ka+itas. Apabila pulpa tidak lagi mendapat iritasi dari lesi karies diharapkan jaringan pulpa akan bereaksi se ara &isiologis terhadap lapisan pelindung dengan membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil jaringan pulpa harus +ital dan bebas dari in&lamasi. 'iasanya atap kamar pulpa akan terbuka saat dilakukan ekska+asi. Apabila hal ini

2+

terjadi maka tindakan selanjutnya adalah dilakukan direct pulp capping atau tindakan yang lebih radikal lagi yaitu amputasi pulpa (pulpotomi). 1.7.2.1.1.2 Direct Pulp Capping Direct Pulp Capping menunjukkan bahwa bahan diaplikasikan langsung ke jaringan pulpa. ,aerah yang terbuka tidak boleh terkontaminasi oleh sali+a, kalsium hidroksida dapat ditempatkan di dekat pulpa dan selapis semen zinc okside eugenol dapat diletakkan di atas seluruh lantai pulpa dan biarkan mengeras untuk menghindari tekanan pada daerah per&orasi bila gigi di restorasi. #ulpa diharapkan tetap bebas dari gejala patologis dan akan lebih baik jika membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil maka pulpa di sekitar daerah terbuka tersebut harus +ital dan dapat terjadi proses perbaikan. -angkah-langkah Pulp Capping . /. Siapkan peralatan dan bahan. (unakan kapas, bor, dan peralatan lain yang steril. !. Isolasi gigi. Selain menggunakan perawatan. ). #reparasi ka+itas. $embus permukaan oklusal pada tempat karies sampai kedalaman /,0 mm (yaitu kirakira 1,0 mm ke dalam dentin. #ertahankan bor pada kedalaman ka+itas dan dengan hentakan intermitten gerakan bor melalui &isur pada permukaan oklusal. ". 2kska+asi karies yang dalam ,engan perlahan-lahan buang karies dengan ekska+ator, mulamula dengan menghilangkan karies tepi kemudian berlanjut ke rubber dam, isolasi gigi juga dapat menggunakan kapas dan saliva e ector, jaga posisinya selama

2-

arah pulpa. 3ika pulpa +ital dan bagian yang terbuka tidak lebih besar diameternya dari ujung jarum maka dapat dilakukan pulp capping. 0. 'erikan kalsium hidroksida. Keringkan ka+itas dengan cotton pellet lalu tutup bagian ka+itas yang dalam termasuk pulpa yang terbuka dengan pasta kalsium hidroksida.

(ambar 6. #erawatan !ndirect Pulp Capping. /. -esi tampak dalam dan dekat sekali dengan pulpa. !. Semua karies telah di buang, telah diberi basis kalsium hidroksida dan di atasnya restorasi. ). Sisa karies menjadi karies yang terhenti, jaringan pulpa telah mengalami proses perbaikan dengan terbentuknya dentin sekunder. 1.7.2.1.2 Pulpotomi #ulpotomi adalah pembuangan pulpa +ital dari kamar pulpa kemudian diikuti oleh penempatan obat di atas ori&is yang akan menstimulasikan perbaikan atau memumi&ikasikan sisa jaringan pulpa +ital di akar gigi. #ulpotomi disebut juga pengangkatan sebagian jaringan pulpa. 'iasanya jaringan pulpa di bagian korona yang edera atau mengalami in&eksi dibuang untuk mempertahankan +italitas jaringan pulpa dalam saluran akar. #ulpotomi dapat dipilih sebagai perawatan pada kasus yang melibatkan kerusakan pulpa

3.

yang

ukup serius namun belum saatnya gigi tersebut untuk

di abut, pulpotomi juga berguna untuk mempertahankan gigi tanpa menimbulkan simtom-simtom khususnya pada anak-anak. Indikasi pulpotomi adalah anak yang kooperati&, anak dengan pengalaman buruk pada pen abutan, untuk merawat pulpa gigi sulung yang terbuka, merawat gigi yang apeks akar belum terbentuk sempurna, untuk gigi yang dapat direstorasi. Kontraindikasi pulpotomi adalah pasien yang tidak kooperati&, pasien dengan penyakit jantung kongenital atau riwayat demam rematik, pasien dengan kesehatan umum yang buruk, gigi dengan abses akut, resorpsi akar internal dan eksternal yang patologis, kehilangan tulang pada apeks dan atau di daerah &urkasi. Saat ini para dokter gigi banyak menggunakan &ormokresol untuk perawatan pulpotomi. *ormokresol merupakan salah satu obat pilihan dalam perawatan pulpa gigi sulung dengan karies atau trauma. 4bat ini diperkenalkan oleh 'u kley pada tahun /510 dan sejak saat itu telah digunakan sebagai obat untuk perawatan pulpa dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. 'eberapa tahun ini penggunaan &ormokresol sebagai pengganti kalsium hidroksida untuk perawatan pulpotomi pada gigi sulung semakin meningkat. 'ahan akti& dari &ormokresol yaitu /56 &ormaldehid, )06 trikresol ditambah /06 gliserin dan air. $rikresol merupakan bahan akti& yang kuat dengan waktu kerja pendek dan sebagai bahan antisepti untuk membunuh mikroorganisme pada pulpa gigi yang mengalami in&eksi atau in&lamasi sedangkan &ormaldehid berpotensi untuk mem&iksasi jaringan. Sweet mempelopori penggunaan &ormokresol untuk perawatan pulpotomi. Awalnya perawatan pulpotomi dengan &ormokresol ini dilakukan sebanyak empat kali kunjungan. 7amun saat ini

31

perawatan pulpotomi dengan &ormokresol dapat dilakukan untuk satu kali kunjungan. 'eberapa &ormokresol studi telah bahwa dilakukan kalsium untuk membandingkan dan hasilnya dengan dengan hidroksida

memperlihatkan

perawatan

pulpotomi

&ormokresol pada gigi sulung menunjukkan tingkat keberhasilan yang lebih baik daripada membentuk suatu 8ona penggunaan kalsium hidroksida. &iksasi dengan kedalaman yang *ormokresol tidak membentuk jembatan dentin tetapi akan ber+ariasi yang berkontak dengan jaringan +ital. 9ona ini bebas dari bakteri dan dapat ber&ungsi sebagai pen egah terhadap in&iltrasi mikroba. Keuntungan &ormokresol pada perawatan pulpa gigi sulung yang terkena karies yaitu &ormokresol akan merembes melalui pulpa dan bergabung dengan protein seluler untuk menguatkan jaringan. #enelitianpenelitian se ara histologis dan histokimia menunjukkan bahwa pulpa yang terdekat dengan kamar pulpa menjadi ter&iksasi lebih ke arah apikal sehingga jaringan yang lebih apikal dapat tetap +ital. 3aringan pulpa yang ter&iksasi kemudian dapat diganti oleh jaringan granulasi +ital. #erawatan pulpotomi &ormokresol hanya dianjurkan untuk gigi sulung saja, diindikasikan untuk gigi sulung yang pulpanya masih +ital, gigi sulung yang pulpanya terbuka karena karies atau trauma pada waktu prosedur perawatan. 1.7.2.1.2.1 Pulpotomi Vital -angkah-langkah perawatan pulpotomi +ital &ormokresol satu kali kunjungan untuk gigi sulung. /. Siapkan instrumen dan bahan. #emberian anestesi lokal untuk mengurangi rasa sakit saat perawatan !. Isolasi gigi.

32

#asang rubber dam, jika rubber dam tidak bisa digunakan isolasi dengan kapas dan saliva e ector dan jaga keberadaannya selama perawatan. ). #reparasi ka+itas. #erluas bagian oklusal dari ka+itas sepanjang seluruh permukaan oklusal untuk memberikan jalan masuk yang mudah ke kamar pulpa. ". 2kska+asi karies yang dalam. 0. 'uang atap pulpa. ,engan menggunakan bor &isur steril dengan handpiece berke epatan rendah. %asukkan ke dalam bagian yang terbuka dan gerakan ke mesial dan distal seperlunya untuk membuang atap kamar pulpa. 6. 'uang pulpa bagian korona. :ilangkan pulpa bagian korona dengan ekska+ator besar atau dengan bor bundar ke epatan rendah. ;. <u i dan keringkan kamar pulpa. Semprot kamar pulpa dengan air atau saline steril, syringe disposible dan jarum steril. #enyemprotan akan men u i debris dan sisa-sisa pulpa dari kamar pulpa. Keringkan dan kontrol perdarahan dengan kapas steril. =. Aplikasikan &ormokresol. <elupkan kapas ke il dalam larutan &ormokresol, buang kelebihannya dengan menyerapkan pada kapas dan tempatkan dalam kamar pulpa, menutupi pulpa bagian akar selama " sampai dengan 0 menit. 5. 'erikan bahan antiseptik. Siapkan pasta antiseptik dengan men ampur eugenol dan &ormokresol dalam bagian yang sama dengan zinc o"ide.

33

Keluarkan kapas yang mengandung &ormokresol dan berikan pasta se ukupnya untuk menutupi pulpa di bagian akar. Serap pasta dengan kapas basah se ara perlahan dalam tempatnya. Dressing antiseptik digunakan bila ada sisa-sisa in&eksi. /1. >estorasi gigi. $empatkan menambal semen dengan dasar yang atau epat mengeras dengan sebelum semen amalgam penuhi

sebelum preparasi gigi untuk mahkota stainless steel#

"

0 *ormokresol Satu Kali

(ambar ;. -angkah-langkah #erawatan #ulpotomi ?ital Kunjungan./. 2kska+asi karies, !. 'uang atap kamar pulpa, ). 'uang pulpa di kamar pulpa dengan ekska+ator, ". #emotongan pulpa di ori&is dengan bor bundar ke epatan rendah, 0. #emberian &ormokresol selama 0 menit, 6.#engisian kamar pulpa dengan ampuran 8in o@ide dengan &ormokresol ,an eugenol, ;. (igi yang telah di restorasi!".

34

1.7.2.1.2.2 Pulpotomi Non Vital #rinsip dasar perawatan endodontik gigi sulung dengan pulpa non +ital adalah untuk men egah sepsis dengan ara membuang jaringan pulpa non +ital, menghilangkan proses in&eksi dari pulpa dan jaringan periapikal, mem&iksasi bakteri yang tersisa di saluran akar. #erawatan endodontik untuk gigi sulung dengan pulpa non +ital yaitu perawatan pulpotomi mortal (pulpotomi de+ital). #ulpotomi mortal adalah teknik perawatan endodontik dengan ara mengamputasi pulpa nekrotik di kamar pulpa kemudian dilakukan sterilisasi dan penutupan saluran akar. -angkah-langkah perawatan pulpotomi de+ital . Kunjungan pertama. /. Siapkan instrumen dan bahan. !. Isolasi gigi dengan rubber dam. ). #reparasi ka+itas. ". 2kska+asi karies yang dalam. 0. 'uang atap kamar pulpa dengan bor &isur steril dengan handpiece ke epatan rendah. 6. 'uang pulpa di bagian korona dengan ekska+ator besar atau dengan bor bundar. ;. <u i dan keringkan pulpa dengan air atau saline steril, syringe disposible dan jarum steril. =. -etakkan arsen atau euparal pada bagian terdalam dari ka+itas. 5. $utup ka+itas dengan tambalan sementara.

3"

/1. 'ila memakai arsen instruksikan pasien untuk kembali / sampai dengan ) hari, sedangkan jika memakai euparal instruksikan pasien untuk kembali setelah / minggu Kunjungan kedua . /. Isolasi gigi dengan rubber dam. !. 'uang tambalan sementara. -ihat apakah pulpa masih +ital atau sudah non +ital. 'ila masih +ital lakukan lagi perawatan seperti pada kunjungan pertama, bila pulpa sudah non +ital lakukan perawatan selanjutnya. ). 'erikan bahan antiseptik. $ekan pasta antiseptik dengan kuat ke dalam saluran akar dengan cotton pellet. ". Aplikasi semen zinc o"ide eugenol. 0. >estorasi gigi dengan tambalan permanen. 1.7.2.1.3 Pulpektomi #ulpektomi adalah pengangkatan seluruh jaringan pulpa. #ulpektomi merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami kerusakan yang bersi&at irre+ersible atau untuk gigi dengan kerusakan jaringan keras yang luas. %eskipun perawatan ini memakan waktu yang lama dan lebih sukar daripada pulp capping atau pulpotomi namun lebih disukai karena hasil perawatannya dapat diprediksi dengan baik. 3ika seluruh jaringan pulpa dan kotoran diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh hasil perawatan yang baik pula. Indikasi perawatan pulpektomi pada anak adalah gigi yang dapat direstorasi, anak dengan keadaan trauma pada gigi insisi& sulung dengan kondisi patologis pada anak usia "-",0 tahun, tidak ada gambaran patologis dengan resorpsi akar tidak lebih dari dua pertiga atau tiga perempat.

3&

1.7.2.1.3.1 Pulpektomi Vital -angkah-langkah perawatan pulpektomi +ital satu kali kunjungan . /. #embuatan &oto >ontgen. Antuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar serta keadaan jaringan sekitar gigi yang akan dirawat. !. #emberian anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit pada saat perawatan. ). ,aerah operasi diisolasi dengan rubber dam untuk menghindari kontaminasi bakteri dan sali+a. ". 3aringan karies dibuang dengan bor &isur steril. Atap kamar pulpa dibuang dengan menggunakan bor bundar steril kemudian diperluas dengan bor &isur steril. 0. 3aringan pulpa di kamar pulpa dibuang dengan menggunakan ekska+atar atau bor bundar ke epatan rendah. 6. #erdarahan yang terjadi setelah pembuangan jaringan pulpa dikendalikan dengan menekankan cotton pellet steril yang telah dibasahi larutan saline atau akuades selama ) sampai dengan 0 menit. $# Kamar pulpa dibersihkan dari sisa-sisa jaringan pulpa yang telah terlepas kemudian diirigasi dan dikeringkan dengan cotton pellet steril. 3aringan pulpa di saluran akar dikeluarkan dengan menggunakan jarum ekstirpasi dan headstrom %ile# =. Saluran akar diirigasi dengan akuades steril untuk menghilangkan kotoran dan darah kemudian dikeringkan dengan menggunakan paper point steril yang telah dibasahi dengan &ormokresol kemudian diaplikasikan ke dalam saluran akar selama 0 menit.

3)

5. Saluran akar diisi dengan pasta mulai dari apeks hingga batas koronal dengan menggunakan jarum lentulo. /1. -akukan lagi &oto rontgen untuk melihat ketepatan pengisian . //. Kamar pulpa ditutup dengan semen, misalnya dengan semen seng oksida eugenol atau seng &os&at. /!. Selanjutnya gigi di restorasi dengan restorasi permanen.

"

; kunjungan.

(ambar =. -angkah-langkah #erawatan #ulpektomi ?ital Satu Kali /. #embuangan jaringan karies, ! dan ). #engambilan atap kamar pulpa, ". Irigasi kamar pulpa, 0. 3aringan pulpa di saluran akar dikeluarkan, 6. Irigasi

3+

saluran akar dengan akuades steril, ;. #engisian saluran akar, =. #enutupan kamar pulpa dengan semen, 5. (igi telah di restorasi. 1.7.2.1.3.2 Pulpektomi Non Vital #erawatan endodontik untuk gigi sulung dengan pulpa non +ital adalah pulpektomi mortal (pulpektomi de+ital). #ulpektomi mortal adalah pengambilan semua jaringan pulpa nekrotik dari kamar pulpa dan saluran akar gigi yang non +ital, kemudian mengisinya dengan bahan pengisi. Balaupun anatomi akar gigi sulung pada beberapa kasus menyulitkan untuk dilakukan prosedur pulpektomi, namun perawatan ini merupakan salah satu ara yang baik untuk mempertahankan gigi sulung dalam lengkung rahang. -angkah-langkah perawatan pulpektomi non +ital . Kunjungan pertama . /. -akukan &oto rontgen. !. Isolasi gigi dengan rubber dam. ). 'uang semua jaringan karies dengan ekska+ator, selesaikan preparasi dan desin&eksi ka+itas. ". 'uka atap kamar pulpa selebar mungkin. 0. 3aringan pulpa dibuang dengan ekska+ator sampai muara saluran akar terlihat. 6. Irigasi kamar pulpa dengan air hangat untuk melarutkan dan membersihkan debris. ;. -etakkan cotton pellet yang dibasahi trikresol &ormalin pada kamar pulpa. =. $utup ka+itas dengan tambalan sementara. 5. Instruksikan pasien untuk kembali ! hari kemudian. Kunjungan kedua .

3-

/. Isolasi gigi dengan rubber dam. !. 'uang tambalan sementara. ). 3aringan pulpa dari saluran akar di ekstirpasi, lakukan reaming, %illing, dan irigasi. ". 'erikan Beech&ood creosote. <elupkan cotton pellet dalam beech&ood creosote, buang kelebihannya, lalu letakkan dalam kamar pulpa. 0. $utup ka+itas dengan tambalan sementara. 6. Instruksikan pasien untuk kembali ) sampai dengan " hari kemudian. Kunjungan ketiga . /. Isolasi gigi dengan rubber dam# !. 'uang tambalan sementara. ). Keringkan kamar pulpa, dengan cotton pellet yang ber&ungsi sebagai stopper masukkan pasta sambil ditekan dari saluran akar sampai apeks. ". -etakkan semen zinc %os%at. 0. >estorasi gigi dengan tambalan permanen. 1.7.2.2 Pembuatan Restorasi Alat restorasi yang dapat digunakan adalah semen glass ionomer, composit resin strip cro&n, dan mahkota stainless steel. Anak-anak dengan keadaan seperti ini adalah mungkin untuk dilakukan preparasi ka+itas kelas III dan kelas I?. Semen glass ionomer dan resin komposit dapat digunakan untuk restorasi lesilesi kelas III pada gigi sulung anterior, gabungan resin komposit dan glass ionomer ( ompomerC ompoglass) juga dapat digunakan untuk lesi kelas I?. Sedangkan mahkota stainless steel digunakan untuk lesi karies pada gigi posterior.

4.

1.7.2.2.1 Penumpatan 1.7.2.2.1.1 Semen Glass Ionomer Semen glass ionomer terbentuk karena reaksi antara bubuk ka a alumino silikat yang khusus dibuat dengan asam poliakrilat. Setelah ter ampur pasta semen ini ditumpatkan ke dalam ka+itas pada saat bahan ini belum mengeras. Semen glass ionomer yang berisi logam perak dalam bubuknya telah dikembangkan serta dikenal dengan nama generiknya yaitu cermet# Semen sema am ini mempunyai ketahanan terhadap abrasi dan bersi&at radiopak. Semen glass ionomer sebaiknya tidak digunakan sebagai alat restorasi untuk kerusakan gigi yang luas karena kurang kuat menerima daya kunyah yang berlebih. -angkah-langkah pembuatan restorasi Semen 'lass !onomer . /. Isolasi gigi dengan menggunakan rubber dam. (# #embuatan outline ka+itas untuk lesi yang luas, namun tidak dilakukan e"tention %or prevention# ). :ilangkan semua jaringan karies menggunakan bor bundar ke epatan rendah atau dengan instrumen tangan . ". 4leskan asam poliakrilat selama /1 detik, lalu bilas dengan air dan keringkan. 0. Semen glass ionomer yang telah dikemas dalam kapsul, tekan kapsul terlebih dahulu selama ) detik untuk memudahkan pen ampuran airan dan bubuk yang terdapat didalamnya. -alu diaduk dengan amalgamator selama /1 detik. Ambil ) sampai dengan " mm adonan yang telah ter ampur tersebut lalu masukkan ke dalam ka+itas.

41

6. Setelah semen glass ionomer berada dalam ka+itas tekantekan dengan menggunakan burnisher# 'eri selapis tipis semen resin modi%ied glass ionomer. ;. 'iarkan tambalan beberapa saat agar terhindar dari kontaminasi. :al ini bisa di apai apabila pada ka+itas diberi selapis tipis +ernis atau bonding di atas permukaan semen. =. -ihat kembali permukaan oklusal setelah rubber dam dilepas. 1.7.2.2.1.2 Gabungan Resin Komposit dan Glass Ionomer >esin komposit diindikasikan untuk ka+itas kelas I atau kelas II pada gigi anak yang kooperati&, untuk lesi interproksimal kelas III pada gigi anterior, lesi kelas ? pada permukaan &asial gigi anterior, hilangnya sudut insisal gigi, &raktur gigi anterior, lesi oklusal dan interproksimal gigi posterior kelas I dan II. #asien dengan insidensi karies dan kebersihan mulut yang kurang baik merupakan kontraindikasi restorasi resin komposit. -angkah-langkah pembuatan restorasi gabungan resin komposit dan glass ionomer. /. #ilih bor yang sesuai (unakan bor bundar diamond no. 0!1 dan bor bundar tungsten carbide no./ untuk handpiece ke epatan tinggi sedangkan untuk handpiece ke epatan rendah, gunakan round steel no.1,0 atau no./. !. %embuka jalan masuk. 3ika ka+itas besar, masuk melalui permukaan yang paling rusak karena karies. $embus email sedekat mungkin dengan interdental space tanpa menyebabkan resiko kerusakan pada gigi sebelahnya. ). #reparasi outline.

42

Setelah bor masuk ke dalam ka+itas ganti dengan bor &isur pada handpiece ke epatan rendah dan perbesar ka+itas dari insisal ke gusi, membentuk dinding lingual sehingga bentuk outline menjadi hampir setengah bulatan. ". 'uang setiap sisa-sisa karies. (unakan ekska+ator atau bor bundar pada handpiece ke epatan rendah untuk menghilangkan sisa karies dari dasar atau dinding ka+itas. 0. <u i, keringkan dan siapkan preparasi ka+itas. <u i ka+itas dengan air dan keringkan dengan tiupan udara. ,engan menggunakan sonde pastikan bahwa semua karies telah dibuang dan sudah terdapat retensi yang tumpatan. 6. 'eri lining pada ka+itas. 'erikan sedikit semen kalsium hidroksida )uick setting, untuk melapisi dasar ka+itas. ;. 4leskan single bond (Deno-III, *uturabond, dll) pada ka+itas, kemudian semprot dengan angina, dan lakukan penyinaran. =. #asang matriks. (unakan matriks strip selulosa asetat. #eriksa kerapatan sekitar ka+itas, khususnya kerapatan pada tepi ser+ikal. 5. %asukkan bahan tambalan gabungan resin komposit dan glass ionomer (%illed resin) ke dalam ka+itas yang telah di etsa. 'iarkan resin berpolimerisasi atau polimerisasi dengan light cured. /1. Setelah bahan terpolimerisasi, lepas matriks, buang kelebihan bahan dan poles restorasi. 1.7.2.2.2 a!kota "uatan ukup untuk

1.7.2.2.2.1 Compomer Strip Crowns

43

Compomer strip cro&ns merupakan bahan restorasi pilihan untuk perawatan gigi sulung anterior. #enggunaan strip cro&ns untuk gigi anterior dengan resin komposit akan menghasilkan suatu restorasi dengan estetik yang baik dan dapat bertahan lama. -angkah-langkah pembuatan restorasi Compomer resin strip cro&ns . /. 'erikan anestesi lokal dan jika memungkinkan lakukan pemasangan rubber dam#Anestesi umum juga bisa diberikan khususnya pada anak yang kurang kooperati&. !. #ilih mahkota seluloid yang sesuai dengan ukuran lebar mesio distal gigi. ). -akukan pembuangan karies dengan bor bundar ke epatan rendah. (unakan bor tappered diamond atau bor tungsten carbide pada handpiece ke epatan tinggi untuk mengurangi sudut insisal sekitar ! mm dan seluruh permukaan gigi. #reparasi diselesaikan pada cham%er di bawah gusi. 'uat groove dengan bor bundar ke il pada permukaan labial dekat margin gusi. ". -esi yang ukup dalam sebaiknya gunakan kalsium hidroksida. 0. 'uat cro&n*%orm sehingga benar-benar rapat sekitar margin gingi+a. 6. 4leskan single bond (Deno-III, *uturabond, dll) pada ka+itas, kemudian semprot dengan angina, dan lakukan penyinaran. ;. Isi mahkota dengan compomer dan masukkan pada ka+itas sedikit demi sedikit dengan dilakukan sedikit penekanan agar kelebihan komposit dapat keluar. =. Sinari lagi semua bagian (labial, insisal, palatinal) se ara merata.

44

5. 'uang semua kelebihan resin yang keluar dari mahkota. 'uka mahkota seluloid, sesuaikan bentuknya lalu periksa kembali oklusi gigi setelah rubber dam dilepas. 1.7.2.2.2.2 a!kota Stainless steel

%ahkota stainless steel merupakan restorasi yang ideal untuk gigi molar sulung yang terserang karies yang luas yang tidak mungkin dilakukan preparasi ka+itas untuk penumpatan amalgam. %ahkota stainless steel tersedia dalam berbagai ukuran yang khususnya berguna untuk restorasi gigi-geligi dengan karies yang luas. %ahkota stainless steel diindikasikan untuk gigi anak dengan rampan karies yang melibatkan tiga atau lebih permukaan, gigi molar sulung yang telah dilakukan perawatan pulpa, mal&ormasi gigi seperti hipoplasti email, dan pasien handicapped dengan masalah kebersihan mulut. -angkah-langkah pembuatan restorasi mahkota stainless steel . /. :ilangkan karies. 'erikan anestesi lokal dan idealnya pasang rubber dam khususnya jika kariesnya dalam dan kemungkinan pulpa dapat terbuka. :ilangkan karies dengan menggunakan ekska+ator atau bor bundar yang besar dengan ke epatan rendah. 3ika kariesnya dalam dan kemungkinan pulpa dapat terbuka lakukan dulu preparasi ka+itas yang mempunyai retensi sebelum melanjutkan membuang karies yang dalam . !. #reparasi gigi. (unakan handpiece ke epatan tinggi untuk permukaan oklusal. $embus &isur oklusal dengan straight diamond sampai kedalaman / sampai dengan /,0 mm kemudian kurangi usp juga sebesar / sampai dengan /,0 mm. $empatkan tappered

4"

diamond pada permukaan aproksimal berkontak dengan gigi di embrasur bukal atau lingual, bersudut !1 derajat +ertikal dan ujungnya pada tepi gusi, pengasahan sebanyak ! mm. (unakan tappered diamond untuk permukaan bukal dan lingual lalu asah permukaan bukal lingual setinggi tepi gingi+a sekitar / mm dan bulatkan sudut antara permukaan ini serta permukaan aproksimal. ). #emilihan mahkota. ,ari 6 ukuran yang tersedia pilih sebuah mahkota dengan ukuran mesiodistal yang sesuai dengan hasil pengukuran. ". Aji oba pemasangan mahkota. Aji obakan mahkota yang telah dipilih pada gigi untuk memastikan adaptasinya. 0. #embentukkan mahkota. $epi mahkota dikerutkan supaya benar-benar rapat pada gigi. Idealnya mahkota akan terkun i di tempatnya dan tidak mudah dikeluarkan. 6. #emolesan mahkota. #oles tepi-tepi mahkota dengan stone atau rubber &heel. ;. #enyemenan mahkota. <u i dan keringkan gigi dan mahkota. Isolasi gigi dengan saliva e ector dan cotton roll. (unakan semen adhesi& (misalnya . polikarboksilat) di ampur sampai konsistensi seperti krim dan oleskan ke dalam dinding-dinding mahkota sampai penuh. ,udukkan mahkota pada gigi dari lingual ke bukal dan tekan dengan kuat ke dalam tempatnya, minta pasien untuk menggigit. Sewaktu semen telah mengeras, buang semua kelebihan khususnya dari sulkus gingi+a dan daerah interdental dengan menggunakan sonde dan dental %loss#

4&

$.Ora/ 'i!e is /en3akit 1ulut tan7a 7era0atan akan berta1ba$ 7ara$ %an 1en3ebabkan suatu kon%isi 3an! %a7at 1en3ebabkan infeksi. Lebi$ lan<ut8 infeksi ini akan 1en3ebar ke ba!ian tubu$ lainn3a. Kntun!n3a8 1en!!osok !i!i se(ara rutin8 7e1bersi$an !i! se(ara 7rofesional8 %an antibiotik %a7at 1en!atasi infeksi 7en3akit 1ulut. Serta 1en<a!a kebersi$an 1ulut %a7at 1en!(e!a$ 1asala$ lebi$ lan<ut. 2.1 Ta da Da (e9a/a a. N3eri !usi b. /er%ara$an !usi $an3a %en!an tekanan ren%a$ (. 2usi ber0arna 1era$ %an atau ben!kak %. Sensasi n3eri ketika 1en!un3a$ e. 6er%a7at la7isan ti7is ber0arna abu@abu 7a%a !usi f. #entukan ka0a$ 7a%a %aera$ servikal !i!i !. Sensai rasa 3an! ti%ak enak 7a%a 1ulut $. #au 1ulut i. =e1a1 <. /e1ben!kakan li17a no%i %i %aera$ le$er8 ke7ala8 atau ra$an! $.$ Pe 4e5a5 Da "a6tor Resi6o $.$.,Pe 4e5a5 Se(ara ala1ia$8 1ulut kita 7enu$ %en!an 1ikroor!anis1e8 ter1asuk <a1ur8 virus8 %an bakteri. Meski7un ini ter%en!anr ti%ak 1en3enan!kan8 akan teta7i seba!ian besar 1ikroor!anis1e bersifat 1en!untun!kan sebab %a7at 1e1bantu 1e1e(a$ 1akanan %an 1elin%un!i %iri kita %ari 7en3akit 3an! %isebabkan ole$ or!anis1e. /en3akit 1ulut berasal %ari bakteri berba$a3a 3an! 1a17u berke1ban! %iluar kontrol. /erke1ban!an ini 1en3ebabkan infeksi 7a%a !usi. ;nfeksi ini %a7at 1erusak <arin!an lunak Fse7erti !usiG 3an! 1en!elilin!i %an 1en%ukun! !i!i. Luka 3an! besar selalu terisi ole$ bakteri8 sisa 1akanan8 <arin!an nekrosis !usi8 3an! %a7at 1e17en!aru$i sensasi n3eri8 bau 1ulut8 %an sensai rasa 3an! ti%ak

4)

enak 7a%a 1ulut. /roses bakteri 1erusak !usi 1asi$ belu1 %a7at %iketa$ui. %ala1 7roses ini.

kan

teta7i8 3an! <elas ba$0a en,i1 %an toksin 3an! %i$asilkan ole$ bakteri ber7eran

/en3ebab 7en3akit 7erio%ontal teruta1a a%ala$ 7lak %an karan! !i!i 9Hartono8 2..1:. /lak !i!i 3an! 1en!an%un! 1ikriflora 7ato!enik 1eru7akan sala$ satu fun!si uta1a ter$a%a7 ter<a%in3a %an berke1ban!n3a 7en3akit karies %an !in!ivitis 9Sri3ono8 2..1:. =ental 7laque a%ala$ %e7osit lunak 3an! beru7a la7isan ti7is 9biofil1: 3an! 1elekat 7a%a 7er1ukaan !i!i atau 7er1ukaan struktur keras lain %i ron!!a 1ulut ter1asuk 7a%a restorasi le7asanAsekat 9?arran,a et all8 2..2:. /lak teruta1a ter%iri %ari 1ikroor!anis1e 9bakteri: 3an! <u1la$n3a $a17er ).E8 1ikroor!anis1e 9non bakteri: se7erti s7esies 1ikro7las1a8 ra!i8 7roto,oa %an virus8 leukosit8 1akrofa!8 %an 1atriks interselular 9?arran,a et all8 2..2:. /lak tersusun atas bakteri8 1u(us8 %an %ebris 1akanan 9 /8 2..2:. =ental 7laque %a7at berta$an la1a8 1eru7akan ko1unitas ko17leks bakteri8 %ite1ukan %i 7er1ukaan !i!i8 $i%u7 %an 1ati serta $asil 1etabolisn3a 1elekat 7a%a 1atriks 7oli1er 3an! %i%a7atkan %ari saliva 9Sa1ara3anake8 2..2: 21&:. =arb3 Wals$ 91--": 1en!!unakan istila$ lebi$ %efinitive8 %i1ana 7lak bakteri 1eru7akan 1asa 3an! 7a%at ti%ak ter1ineralisasi serta 1en!an%un! koloni@koloni bakteri %ala1 1atriks 3an! 1en3eru7ai !el. Se(ara klinis 7lak sulit %ii%entifikasi %en!an 1ata telan<an! ke(uali <ika 7lak ini tela$ 1en(a7ai ketebalan tertentu akan terli$at seba!ai substansi 7uti$ kekunin!an %i sekitar 1ar!in !in!!iva 9Se31our %an Hear1an81--2:. $.$.,.,Ko21osisi P/a6 5r!anis1e 7a%a 7lak ter%iri %ari 1atriks anor!anik sekitar 3.E %ari volu1e total 7lak. Matriks tersebut 1eru7akan 7ro%uk %ari $ost %an konstituensi 7lak. Ko17osisi bakteri %ari 7lak san!at bervariasi antara in%ivi%u 3an! satu %en!an in%ivi%u 3an! lain. #esarn3a variasi %ala1 ko17osisi 7lak tersebut ter!antun!

4+

bebera7a $al8 antara lain: /erbe%aan sisi !i!i 3an! terkonta1inasi 7a%a !i!i 3an! sa1a sa1a sisi !i!i 3an! terkonta1inasi 7a%a !i!i 3an! berbe%a /erbe%aan 0aktu 7a%a sisi !i!i 3an! sa1a 9Sa1ara3anake8 2..2: 213: Menurut >oeslan 92..2: 122: bakteri 7lak !i!i 1en!an%un! ti!a ko17onen fun!sional 3aitu: 5r!anis1e kario!enik8 teruta1a S. 1utans8 L. a(i%o7$ilus8 %an . vis(osus. 5r!anis1e 7en3ebab kelainan 7erio%ontal8 k$ususn3a #a(teroi%es asa(($arol3ti(us 9!in!!ivalis: %an 0alau7in (tinoba(illus 9a(tino13(ete1(o1itans:8 . vis(ous8 #akteroi%es 1elanino!eni(us8 'eillonella al(ales(ans8

Fusobakteria8 %an S7iro($aetes <u!a terlibat. #a$an a%<uvant %an su7resif8 3an! 7alin! 7otensial a%ala$ li7o7olisakari%a 9.8.1E:8 %ekstran 9-8-E:8 levan 91E:8 %an se<u1la$ asa1 li7oteikoat. Mikroor!anis1e 7en!isi 7lak !i!i kuran! lebi$ ). E8 sisan3a beru7a 7olisakari%a %an ba$an@ba$an antarsel 9Se31our et al8 1--2:. Menurut ?arran,a 91--.:8 Se31our %an Hear1an 91--2: Hou0ink %kk 91--3: serta Mansak %an Ele3 91--3: 7lak tersusun atas : Ha17ir ). E 7lak te%iri atas sel@sel bakteri serta ter%iri atas sisa 7ro%uk ekstraseluler %an 7ro%uk bakteri 7lak sisa sel %an %evirat !liko7rotein. Mikroor!anis1e 9non bakteri: se7erti <a1ur8 ra!i8 7roto,oa /rotein8 karbo$i%rat %an le1ak. Karbo$i%rat 3an! serin! %i<u17ai a%ala$ 7ro%uk bakteri %ekstan8 levan %an !alaktose. Ko17onen anor!anik se7erti ?a8 /8 M!8 Na8 K. Sel@sel e7itel Sel %ara$ 7uti$ Makrofa! Matriks intraseluler 1en3usun 2.E@3.E %ari 1asa 7lak. $.$.,.$K/asi.i6asi P/a6 Menurut Sa1ara3anake 92..2: 213: 7lak %ite1ukan seba!ian besar 7a%a 7er1ukaan !i!i. Se(ara !aris besar8 7lak %ite1ukan %i %aera$ anato1i 3an! terlin%un!i 7erta$anan $ost8 se7erti 7a%a fissure oklusal8 %aera$ inter7roksi1al atau %i sekitar !in!!iva (revi(e. /lak ber%asarkan $ubun!ann3a %en!an 1ar!in !in!!iva %iba!i 1en<a%i %ua 3aitu: 1. /lak Su7ra!in!!iva

4-

*aitu 7lak 3an! 1elekat 7a%a 7er1ukaan !i!i 3an! terletak %i atas 1ar!in !in!!iva. /e1bentukan 7lak su7ra!in!!iva %i7elo7ori ole$ bakteri 3an! 1e17un3ai ke1a17uan untuk 1e1bentuk 7olisakari%a ekstraseluler 3an! 1e1un!kinkan bakteri 1u%a$ 1elekat 7a%a !i!i %an salin! berikatan satu %en!an 3an! lain 9Manson %an Ele38 1--3: 24:. #ebera7a (onto$ 7lak su7ra!in!!iva antara lain fissure 7laque 9teruta1a 7a%a !i!i 1olar:8 a77roDi1al 7laque %an s1oot$ surfa(e 97a%a 7er1ukaan bukal %an 7alatal: 9Sa1ara3anake8 2..2: 213:. #akteri 7lak su7ra!in!!iva 1e17erole$ nutrisi 3an! %ibutu$kan %ari sisa 1akanan 3an! ter%a7at 7a%a ron!!a 1ulut. /a%a u1un3a bakteri 7lak su7ra!in!!iva 1en!!unakan karbo$i%rat seba!ai nutrisin3a 9Wilson an% Korn1an8 1--&:".:. /a%a 7lak su7ra!in!!iva8 bakteri 3an! %o1inan a%ala$ s7esies Stre7to(o((us8 (tino13(es8 =i7$t$er38 /e7tostre7to(o((us8 'eillonella8 %an bakteri 2ra1 7ositif 3an! 7re%o1inan 9&18"E: 9 $3ar8 2..2: "3C Nolte8 1-+2: 2.":. /lak su7ra!in!!iva 3an! 1atur8 7otensial oksi%asin3a %a7at %i!unakan untuk 7ertu1bu$an anaerobi(8 artin3a bakteri anaerob bias lebi$ 1u%a$ tu1bu$ %an berke1ban! 5le$ karena itu8 %ikatakan 7lak su7ra!in!!iva %an sub!in!!iva salin! 1elen!ka7i 9Wilson %an Kor1an8 1--&: "1:. 2. /lak sub!in!!iva *aitu 7lak 3an! 1elekat 7a%a 7er1ukaan !i!i terletak %i ba0a$ 1ar!in !in!!iva. Kolonisasi bakteri sub!in!!iva $an3a ter<a%i bila a%a 7lak su7ra!in!!iva %an !in!ivitis. /lak 7a%a 1ar!in !in!!iva akan 1en!$alan!i keluarn3a aliran ?K28 7er!erakan keluarn3a sel@sel e7itel %an 1en!$alan!i <alan 1asukn3a saliva ke %ala1 sulkus !in!!iva. Lin!kun!an tersebut 1e1un!kinkan berke1ban!n3a bakteri anaerob %an terbentukn3a kalkulus 9Nolte8 1-+2:2.):. /lak sub!in!!iva %a7at beru7a full an% 7artial %entures 9%enture 7laque: %an ort$o%onti( a77lian(e@ relate% 7laque 9Sa1ara3anake8 2..2: 213:. $.$.,.3Pato!e esis P/a6 0al 7e1bentukan 7lak !i!i %i1ulai %en!an 1elekatn3a bakteri aerob 7a%a 7er1ukaan 7elikel. Ku1an 3an! 7erta1a kali terlia$t a%ala$ S. san!uis8 3an!

".

ke1u%ian %iikuti ku1an lainn3a. Na1un8 7erlekatan a0al ku1an ini 7a%a $i%roksia7atit 3an! %ila7isi 7elikel san!at le1a$ %an reversible8 se$in!!a ti%ak ter<a%i kolonisasi bakteri 9>oeslan8 2..2: 121:. Menurut Sa1arana3ake 92..2: 214:8 7roses 7e1bentukan 7lak a%ala$ seba!ai berikut: /rotein saliva 1ene17el 7a%a ena1el !i!i 1e1bentuk 7elikel 9a(quire% 7elli(le: 3an! 1eru7akan suatu la7isan ti7is 9.81@18. L1: a(ellular. 7abila 7elikel tersebut %i$ilan!kan8 1aka akan se!era terbentuk ke1bali bebera7a 1enit. Mikroor!anis1e saliva berkoloni 7a%a 7elikel 1e1bentuk earl3 7laque 9%o1inan batan! %an kokus:. Koloni bakteri ter<a%i 24 <a1 setela$ 7rose%ur 1en3ikat !i!i. /a%a ta$a7 ini ter<a%i interaksi fisiko@ki1ia 3an! (uku7 7an<an! antara 7er1ukaan sel 1ikroba %en!an la7isan 7elikel. ;nteraksi <an!ka 7en%ek 1elibatkan sifat s7esifik %an interaksi stereo@ki1ia8 %iantara 7erlekatan 7a%a 7er1ukaan sel 1ikrobia %an rese7tor 7a%a a(quire% 7elli(le ;nteraksi ini biasan3a 1en!$asilkan 7erlekatan 3an! irreversible. #akteri 7lak setela$ ber!erak %ari 7r1ukaan !i!i8 ke1u%ian %ala1 $itun!an 1enit8 1ikroor!anis1e tersebut bere!enerasi. =ila7orkan ter%a7at 1 <uta or!anis1e %ala1 1 L12 7er1ukaan !i!i 3an! tela$ %ibersi$kan " 1enit sebelu1n3a. Ko@a!re!asi atau ko@a%$esi %ari 1ikroor!anis1e. 6a$a7 ini 1en!$asilkan 7enin!katan <u1la$ bakteri 7lak. /enin!katan <u1la$ %ari 7erlekatan or!anis1e beruba$ se<alan %en!an berta1ba$n3a u1ur 7lak 91ature 7laque: untuk 1e17erole$ 7enin!katan aliran %an biofil1. /a%a ta$a7 ini <u!a ter<a%i 7enin!katan 7oli1er ekstraseluler. /ele7asan sel@sel bakteri 7lak sub!in!!iva %ari la7isan biofil1 1enu<u fase 7lanktonik 9biasan3a 7a%a saliva:8 1e1berikan te17at koloni 3an! baru. Menurut Forrest 91--": 7e1bentukan 7lak ti%ak ter<a%i se(ara a(ak teta7i ter<a%i se(ara teratur. /elikel 3an! berasal %ari salivaA(airan !in!!iva akan terbentuk terlebi$ %a$ulu 7a%a !i!i. /elikel 1eru7akan kutikel 3an! ti7is8 benin! %an te%iri teruta1a %ari !liko7rotein. Se!era setela$ 7e1bentukan kutikel8 bakteri ti7e kokus

"1

9teruta1a stre7to(o((us: akan 1elekat ke 7er1ukaan kutikel 3an! len!ket 1isaln3a 7er1ukaan 3an! 1e1un!kinkan ter<a%in3a 7erlekatan %ari koloni bakteri. 5r!anis1e ini akan 1e1bela$ %an 1e1bentuk koloni. /erlekatan 1ikroor!anis1e akan berta1ba$ erat %en!an a%an3a 7ro%uksi %ekstan %ari bakteri seba!ai 7ro%uk sa17in!an %ari aktivitas 1etabolis1e. #aru ke1u%ian8 ti7e or!anis1e 3an! lain akan 1elekat 7a%a 1asa %an flora !abun!an 3an! 7a%at8 sekaran! 1en!an%un! bentuk or!anis1e fila1en. Menurut Manson %an Ele3 91--3: %ala1 0aktu bebera7a <a1 akan terbentuk 7erlekatan antara s7esies stre7to(o((us %an ke1u%ian a(tino13(etes %en!an 7elikel. Sela1a bebera7a $ari 7erta1a 7o7ulasi bakteri ini akan tu1bu$ %an 1en3ebar keluar %ari 7er1ukaan !i!i bila %ili$at %en!an 1ikrosko7 ele(tron akan terli$at a%an3a 7alisa%e or!anis1e a!ak 1iri7 7en(akar lan!it8 ti7is 1ela7is 3an! 1en3ebar %ari 7er1ukaan. /lak berta1ba$ 1elalui 7e1bela$an internal %an %e7osisi 1akanan. $.$.,.3 "a6tor Ya ! Me21e !aru7i P/a6 6er%a7at bebera7a faktor 3an! %a7at 1e17en!aru$i 7erke1ban!an %an ko17osisi 7lak8 se7erti 3an! %ike1ukakan ole$ Se31our %an Heas1an 91--2:8 3aitu : a. K1ur sub3ek Se(ara kuantitatif 7a%a in%ivi%u 3an! tua %ite1ukan bakteri %ala1 <u1la$ 3an! lebi$ se%ikit 7a%a 4@+ <a1 sesu%a$ 7e1bentukan 7lak8 1eski7un 7erbe%aan ini ti%ak ter<a%i la!i setela$ 24 <a1 Hasil 7enelitian ini 1en3i17ulkan ba$0a 7a%a $ari 7erta1a %an seterusn3a 7lak terku17ul %en!an ke(e7atan lebi$ besar 7a%a oran! tua %iban%in!kan oran! 1u%a. /erbe%aan tersebut ke1un!kinan %isebabkan karena 7erbe%aan %iet. lternatif lain karena a%an3a 7eruba$an lin!kun!an oral 3an! %isebabkan ole$ berkuran!n3a ke(e7atan aliran saliva 7a%a 1anusia. b. 'ariasi %iurral

"2

/erke1ban!an 7lak sela1a 7erio%e 24 <a1 ti%ak konstan Ke(e7atan 7erke1ban!ann3a berkuran! sa17ai seten!a$n3a sela1a 7erio%e 24 <a1 ke%ua. Sala$ satu ke1un!kinan 3an! %a7at 1eneran!kan $al ini a%ala$ ba$0a koloni bakteri kekuran!an 1akanan bila sekresi saliva berkuran! 3aitu 7a%a 1ala1 $ari.

(. Sifat 7elikel Ko17osisi %an struktur 7elikel 1en!kin 1e17en!aru$i interaksi antara 7elikel %an koloni bakteri ;nteraksi $i%rofobik antara 7elikel %an bakteri %i%u!a ber7eran 7entin! %ala1 1enin!katkan 7erlekatan bakteri ke !i!i.

%. Kekasaran 7er1ukaan /er1ukaan !i!i 3an! ti%ak teratur %an kasar 1e1u%a$kan kolonisasi bakteri 7a%a ena1el /er1ukaan !i!i 3an! ti%ak teratur 1eli7uti retak se%er$ana 7a%a ena1el8 ?E4 3an! 1enon<ol %an %aera$ ena1el $i7o7lasia. Setela$ kolonisasi a0al 7a%a !i!i 3an! rusak8 7lak akan berke1ban! lebi$ (e7at %ari 7a%a %aera$ ena1el 3an! $alus. e. Lokasi 7lak %ala1 1ulut /lak 7a%a fisur oklusal 1e17u3ai ko17osisi bakteri 3an! berbe%a %en!an 7lak %ento!in!!iva 7a%a 7er1ukaan !i!i 3an! $alus Hal ini %i7en!aru$i <u!a ole$ faktor ekolo!i8 se7erti kebutu$an nutrisi8 ka%ar oksi!en lokal8 7en!$ilan!an bakteri ole$ saliva. f. =iet #akteri %ala1 7lak 1a17u 1e1etabolis1e berba!ai %iet !ula untuk 1en!$asilkan 7oli1er karbo$i%rat 3an! 1en<a%i ko17onen uta1a 1atriks 7lak

"3

Konsekuensin3a8 <ika %iet ter%iri %ari berba!ai karbo$i%rat8 1aka kuantitas ke(e7atan 7e1bentukan 7lak akan 1enin!kat. !.#a$an restorasi !i!i /asien 3an! serin! %atan! ke %okter !i!i biasan3a ban3ak 1e1iliki tu17atan berikut %en!an ba$an tu17atan 3an! berbe%a@be%a. >etensi 7lak 7a%a ba$an@ ba$an tersebut bervariasi8 %i1ana 7erlekatan lebi$ %isebabkan ole$ karena a%an3a 7er1ukaan 3an! kasar %ari7a%a struktur atau7un ko17osisi 1aterialn3a. 6er%a7at la7oran ba$0a 7orselen 1eretensi 7lak lebi$ se%ikit %isban%in! ba$an lain. baik. /lak ti%ak %a7at %isin!kirkan %en!an iri!asi atau ku1ur@ku1ur8 se17rotan air atau u%ara ta7i $an3a %a7at %ibersi$kan %en!an (ara ki1ia0i atau 1ekanis. #an3ak (ara 1ekanis untuk 1e1bersi$kan 7lak8 na1un sa17ai saat ini alat 1ekanis 3an! 7alin! efektif untuk 1e1bersi$kan 7lak a%ala$ sikat !i!i 9 ata1i$ar<a8 1--+:. Kntuk 1en<a!a kese$atan !i!i %an <arin!an 1ulut8 1aka 7enu17ukan 7lak $arus %i(e!a$ atau sekuran!@kuran!n3a %i7erke(il. 6er<a%in3a 7lak %a7at %i(e!a$ %an %ikontrol %en!an baik. Lan!ka$ ini %isebut %en!an kontrol 7lak8 3aitu tin%akan 7en(e!a$an ter<a%in3a 7lak 3an! bias %ilakukan sen%iri ole$ 7en%erita antara lain a%ala$ %en!an 1en3ikat !i!i 9Hartono8 2..1:. Meto%e 1ekanis 7a%a kontrol 7lak 1eru7akan 1eto%e 3an! 7alin! 7entin! 7a%a 7e1bersi$an 7lak8 se7erti 1en3ikat !i!i %an flossin! 9=onal% %an =avi%8 1--4:. /e1bersi$an se(ara 1ekanis 3an! %i!unakan8 efektif 7a%a seluru$ 7er1ukaan !i!i %an <u!a 7a%a %ento@e7it$elial <un(tions8 ke(uali 7a%a 7er1ukaan inter7roksi1al 7a%a !i!i 3an! ber%esakan 9Kieser8 1--.:. /e1bersi$an 1ekanis %i1aksu%kan 7en!$ilan!an 7lak %en!an tin%akan 7siko1otoris 7asien %en!an bantuan alat@alat k$usus se7erti sikat !i!i8 usuk !i!i %an benan! !i!i 9%ental flossin!: 9Sa%o$8 %kk8 2..4C >u$a%i ;8 2..4: Sri3ono kan teta7i8 7erbe%aan tersebut berkuran! a7abila ba$an@ba$an tersebut %i7oles %en!an

"4

91--2: %an =alb3 %an Wals$ 91--": 1en!atakan ba$0a efektifitas 1en3ikat !i!i sen%iri ter!antun! %ari bebera7a $al 3aitu bentuk sikat !i!i8 (ara 1en3ikat !i!i %an frekuensi serta la1an3a 1en3ikat !i!i. $.$.$"a6tor resi6o a. 5ral $i!ienis ren%a$. 2a!al 1en!!osok !i!i %an 1e1bersi$kan ron!!a 1ulut se(ara rutin %a7at 1en%ukun! ter<a%in3a 7lak %an %ebris 3an! 1e1bantu 7erke1ban!an bakteri. b. Nutrisi ren%a$. Kuran!n3a 1en%a7at (uku7 nutrisi 1en3ebabkan tubu$ 1en<a%i le1a$ %ala1 1ela0an infeksi. (. Merokok %an 1en3usurA 1e1inan!. Hal ini %a7at 1en!$an!atkan 7e1bulu$ %ara$ 7a%a !usi se$in!!a 1en3ebabkan 7erke1ban!biakan bakteri 1en<a%i lebi$ subur. %. ;nfeksi 1ulut8 !i!i %an ten!!orokan. berke1ban! 1en<a%i 7en3akit 1ulut. e. Stress. Stres %a7at 1enurunkan siste1 %a3a ta$an tubu$8 se$in!!a 1e17ersulit tubu$ %ala1 1en!ontrol bakteri. f. Kelainan siste1 i1un. 7abila su%a$ ter%a7at infeksi aktif

se7erti !in!!ivitis %an ti%ak 1enan!ani $al ini8 1aka infeksi ini %a7at

""

KESIMPULAN

Seba!ian besar !i!i berasal %ari 1eso%er1 %an sisan3a berasal %ari ekto%er18 !i!i tertana1 %i%ala1 tulan! ra$an! ba0a$ %an atas serta tersusun %ala1 2 len!kun!. Kelainan 7ertu1bu$an %an 7erke1ban!an !i!i ter!antun! 7a%a saat ter<a%in3a !an!!uan 3an! %i$ubun!kan %en!an 7ertu1bu$an %an 7erke1ban!an !i!i 3an! se%an! berlan!sun!. Kelainan itu %a7at ter<a%i karena faktor $ere%iter8 !an!!uan 7erke1ban!an8 %an !an!!uan 1etabolik. =iantara 7en3akit 7a%a !i!i a%ala$ karies !i!i 3an! %itan%ai %en!an %e1ineralisasi <arin!an keras %an %iikuti kerusakan ,at or!anikn3a.

"&

DA"TAR PUSTAKA

1. Mans<oer rif8 %kk : Kapita Selekta Kedokteran Edisi !!!. /enerbit Me%ia es(ula7ius. 4akarta. 2.... 2. $tt7:AA3a3anak$3ar.files.0or%7ress.(o1A2..-A.1A!i1ul@tutorial@files@of@ %rs1e%. 3. $tt7:AA0iki7e%ia.kariesM!i!i.$t1AA 4. $tt7:AA1e%i(astore.karies@!i!i.(o1AA ". $tt7:AAfa$1i$a1i%.blo!s7ot.(o1AA

")

Anda mungkin juga menyukai