Pipi
Tumor pada Pipi dan Dasar Mulut
Berbagai jenis gumpalan yang abnormal, dapat kita temukan di dalam substansi pipi ataupun di dasar mulut, atau bahkan muncul dari permukaannya. Beberapa merupakan neoplasma jinak, beberapa adalah hamartoma, dan yang lainnya merupakan hyperplasia karena inflamasi. Berikut ini merupakan contoh yang sering terjadi: Polip Fibro-epithelial. Jika pipi mengalami trauma berulang-ulang pada suatu tempat, maka akan terbentuk jaringan parut submukosa, di mana tangkai jaringan tersebut dapat terambil saat penghisapan dalam proses penelanan. Hasilnya adalah didapatkannya pembengkakan fibrosa yang berupa jaringan halus, berbentuk bulat, serta menonjol. Polip ini diambill dari dasar pediculus. Granuloma karena gigi tiruan. Massa fibrosa berbentuk fusiform yang berasal dari pediculus linear ini, dapat terbentuk pada indi idu yang tidak bergigi, yaitu pada daerah sulcus lingual maupun buccal. Massa ini dapat terlihat sendiri atau terkadang dapat pula tergabung secara parallel satu dengan yang lainnya. Massa granulomatosa ini muncul sebagai hasil dari iritasi kronik dan ulserasi akibat pinggiran gigi tiruan, jika tidak dikenakan dengan benar. Papilloma. Papilloma dapat terjadi pada pipi, mukosa al eolar, palatum, maupun dasar mulut. Papiloma ini dapat ditemukan soliter atau berganda. Beberapa merupakan massa yang kecil, terletak berdekatan, berupa tonjolan menyerupai jari, dan beberapa mempunyai permukaan menonjol seperti bunga kol. Papilloma ini ditutupi oleh epitel berkeratin yang akan ber!arna putih jika berada dalam lingkungan lembab mulut. Beberapa pasien mempunyai banyak papilloma di mulutnya dan dapat pula ditambah dengan
kutil akibat irus di mana-mana. Pada anak-anak, kutil lain seperti itu bisa terdapat pada lutut. Pada orang de!asa, lesi papilloma dapat berupa kutil pada genital mereka. Haemangioma. "apat terjadi pada pipi dan dasar mulut. Haemangioma ca erne kecil yang berdiameter hingga #,$ cm dapat ditemukan di dalam pipi, berseberangan dengan daerah occlusal, dan muncul sebagai hasil gigitan yang merusak saluran submukosa. Haemangioma yang lebih besar mengelilingi buccal pad lemak pada daerah buccal. Lipoma. Menghasilkan pembengkakan submukosa ber!arna kekuningan pada pipi dan dasar mulut. Neurofibromas. Paling sering menghasilkan penebalan gusi yang menyebar ke pipi atau dasar mulut. %erkadang berupa massa fibrosa tunggal halus yang berbentuk fusiform dan ditemukan di sepanjang garis saraf, seperti saraf lingual. &ang lainnya dapat menghasilkan pembengkakan yang menonjol. Lymphangiomas. 'enderung terdapat pada posterior pipi di atas proc coronoideus dan terlihat seperti telur kodok ber!arna kecoklatan. umor pa!a Kelen"ar #ali$a. (denoma pleomorfik, adenoidkista carcinoma, serta neoplasma kelenjar sali a lain yang lebih jarang, dapat muncul pada buccal, retromolar, labial dan sublingual kelenjar sali a. No!ulus Lymphati%us Fasial. Beberapa orang mempunyai nodulus lymphaticus yang merupakan bagian luar dari nodulus submandibular. )odulus ini berada di atas corpus mandibula, sepanjang jalur arteri fasial yang menuju sudut mulut. *aat nodulus ini membesar, dapat menghasilkan gumpalan yang jelas pada pipi atau sulcus buccalis ba!ah.
peminum berat, carcinoma ini muncul sebagai infeksi candida leucoplacia. 'arcinoma bias juga terjadi sebagai komplikasi dari fibrosis submukosa. %umor berpapilla yang tumbuh subur dapat dihasilkan oleh carcinoma erruca. Pera&atan 'ar%inoma pa!a Pipi.. Hasil yang terbaik dalam hal fungsi dan penampilan untuk pera!atan adalah dengan menggunakan radioterapi. ,adiasi interstitial dihantarkan oleh jarum digunakan. Pembedahan sangat dibutuhkan jika terdapat tumor sisa atau tumor rekurens, ataupun jika radioterapi tidak tersedia. Pembedahan post-irradiasi disarankan pula untuk tumor besar yang menyertakan rahang yang bersebelahan. %umor kecil atau superfisial dapat dipotong. 3uka yang dihasilkannya lalu diberikan busa polyurethane pada daerah yang mengalami suture selama -# hari.
-./
-01
2ridium.
Pera!atan cahaya eksternal alternatif dengan mesin mega oltage dapat pula
(. Li!ah
Anomali pada Perkembangan
(bnormalitas pada lidah sebenarnya sangat jarang terjadi, kecuali untuk lidah ber-fisur dan hipertrofi pada papilla lidah yang merupakan karakteristik dari bayi yang mengidap "o!n *yndrome. ongue-tie )Ankyloglossia*. )ormalnya, frenulum lingualis menghubungkan permukaan inferior lidah dengan dasar mulut. 4renulum lingualis berukuran pendekm sering lebih tebal daripada normalnya dan merupakan fibrosa. 4renulum ini memegang lidah agar bagian atasnya dekat dengan ujung incisal dari incici us central ba!ah. 5erakannya untuk menaikkan dan memajukan lidah berakibat pada terbaliknya margin lateral dan berkumpulnya mid-portion dorsum. %idak ada perubahan yang terjadi dan tidak pula menyebabkan ketidakmampuan. 6alaupun begitu, hal ini menyebabkan kecadelan. Pasien dapat juga mengalamai masalah dalam hal membersihkan bagian belakang gigi depan rahang ba!ah. 4renulum yang
pendek ini dapat meregang seiring dengan berjalannya !aktu, sehingga tidak diperlukan tindakan operasi. 'ongenital Fissure! ongue. 4issure ini terdapat pada lidah dengan kedalaman yang berbeda dan berjalan lateral dari median groo e. 6alaupun begitu, permukaan lidah di antara fissure tersebut tetap tertutupi oleh papilla normal. %erkadang, fissure tersebut dapat terinfeksi oleh candida albicans yang menyebabkan lidah menjadi gundul dan terdapat fissure longitudinal. Lingual hyroi!. Menghasilkan massa berlobus ber!arna kemerahan di belakang foramen caecum.
Macroglossia
Berbeda-bedanya kondisi saat terjadi perkembangan serta hamartoma, dapat menyebabkan pembesaran lidah yang persisten dan tidak disertai rasa sakit. 7elainan ini jarang terjadi. "alam hal ini struktur lidah masih normal, namun proporsinya dalam rongga mulut menjadi lebih besar. Macroglossia bisa disebabkan oleh neurofibromatosis, meskipun yang sering terjadi adalah infeksi hanya pada satu sisi. Hemangioma ca erne juga cenderung menghasilkan pembesaran unilateral, sementara lymphangioma cenderung terjadi bilateral dan menghasilkan lidah yang tebal, di mana hal ini menyulitkan dalam menutup bibir dan rahang. Pembesaran lidah yang berkelanjutan dapat menghasilkan tekanan pada gigi dan processus al eolaris, sehingga menyebabkan adanya celah di antara gigi dan proklinasi gigi insici us.
Microglossia
7elainan berupa lidah kecil yang abnormal ini sangat jarang terjadi. 7elainan ini biasanya dihubungkan dengan micrognathia 9mandibula yang kurang berkembang dan dagu yang kecil: dan cacat limb 9 Hanhart Syndrome:.
Lidah Tercabik
3idah tercabik sering terjadi sebagai akibat dari lidah yang tergigit. Penderita epilepsy biasa melakukan ini jika sedang dalam fase kambuh, kecuali jika ditempatkan bantalan atau cincin karet di antara gigi posterior. 4raktur pada rahang yang karena kecelakaan dapat juga dihubungkan dengan lidah yang tercabik, jika organ ini terdapat di antara gigi selama kecelakaan berlangsung. ;ntungnya, lidah mempunyai alirah darah yang bagus, sehingga lidah yang tercabik dengan daerah yang luas pun dapat dengan mudah mengalami penyembuhan.
Syphilis Sekunder -. %erdapat ulcer ganda yang dangkal 9=snail track=: pada sisi-sisi dan di ba!ah permukaan lidah. 1. %onjolan mukosa pada lidah dan fauces. .. Hutchinson=s !art, sebuah condyloma selalu terdapat pada midline. Syphilis !ersier -. 1. .. Pembesaran gumma secara perlahan serta pembengkakan midline yang sekarang jarang terjadi. 5umma-gumma kecil yang banyak sembuh dengan membuat luka untuk memproduksi fissure. 5lossitis superficial kronis dapat menyababkan hilangnya papilla lidah, sehingga dihasilkan lidah yang gundul dan berlobus. 8pitel menjadi hiperkeratotik dan sel s+uamosa carcinoma akan muncul sebagai akibat dari leucoplacia.
3eucoplacia dan s+uamous cell carcinoma sering terjadi jika spirit minum minuman keras disertai dengan merokok, terutama pada lidah atau dasar mulut. 2n other instances the candida seems to be a secondary in ader of the hypertrophic epithelium. %he clinical appearance may be speckled !hite on a pink background rather than a uniform !hite. %imbulnya leucoplacia mengikuti infeksi candida jangka panjang (chronic hypertrophic candidiasis). Pada kasus lain, candida bias menjadi (erbintik penyebab sekunder salah dari epitel hipertrofik. dalam Penampakannnya adalah bintik putih pada lidah. Leu%opla%ia merupakan satu tahap berkembangnya carcinoma dan dimulai dengan munculnya leucoplacia dengan hyperkeratosis. 3imfosit dan sel plasma berkumpul di papilla dermal. Pada tahap ini terdapat semburat ber!arna susu pada permukaan mukosa. *elanjutnya akan terdapat tanda penebalan epitel dan sel bulat yang mengalami infiltrasi akan menjadi cukup padat. (ngka mitosis akan meningkat di antara sel-sel basal. *ecara klinis, sekarang sudah terdapat daerah putih yang halus yang sudah dapat dapat dibedakan dengan daerah di sekitarnya. "aerah ini kering dan kasar jika disentuh. "an terakhir mitosis muncul pada sel di ba!ah lapisan basal dan menjadi berkeratin sebelum mencapai permukaan 9dyskeratosis:. 3eucoplacia merupakan satu tahap menuju carcinoma in situ. 3esi dyskeratotic dan carcinoma in situ harus diambil beserta daerah di sekitarnya. Lesi Hyperkeratoti% lain. 7ondisi lain yang dapat menyebabkan tonjolan ber!arna putih adalah lichen planus, yang dapat membentuk suatu bercak. %onjolan putih ini terkadang terlihat pula pada erythema lupus discoid. "hite sponge ne#us mempunyai penampilan seperti pita dan menutupi kedua pipi serta dasar mulut. Pada beberapa kasus, lesi ini bersifat menurun. Leucokeratosis mucosae oris merupakan abnormalitas congenital lain di mana pada kelainan ini seluruh membran mukosa oral terlihat putih transparan. Fibrosis #ubmukosa. 4ibrosis submukosa menghasilkan bercak pucat pada mukosa pipi, palatum, lidah, serta gusi. %api dalam kasus ini !arna
pucat yang timbul bergantung pada jumlah kolagen yang terkumpul di mukosa. 2ni menyebabkan bibir dan pipi menjadi kaku dan kehilangan elastisitasnya, sehingga pergerakan rahang menjadi terbatas dan gerakan membuka mulut menjadi terhambat. Hairy ongue. Jika lapisan keratin gagal untuk mengelupas secara membentuk lapisan penutup normal dari papilla filiformis, maka ia akan
seperti rambut. @,ambutA ini ber!arna bermacam-macam, tergantung adanya organisme kromogenik yang memproduksi !arna hitam atau coklat pada haity tongue. 7adang-kadang, sejalan dengan penggunaan antibiotic, papilla filiformis normal akan sedikit diperpanjang oleh keratin dan ber!arna hitam oleh karena organisme yang resisten terhadap antibiotic, seperti fungi. Hal ini akan hilang jika pemakaian antibiotic berakhir. Hairy tongue yang sebenarnya lebih sulit untuk dihilangkan, namun dapat dikontrol dengan penggosokan secara mekanik. "ehidrasi dan kurangnya pembersihan secara mekanik pada pasien yang tidak makan secara normal dapat menyebabkan sel-sel keratin terkumpul pada papilla filiformis. Bakteri dan debris makanan juga dapat berkumpul di antara papilla-papilla tersebut. Merokok berat juga dapat meningkatkan keratinisasi pada papilla dan menyebabkan !arna hitam atau coklat yang ada menjadi lebih jelas.
uber%ulous ul%ers terjadi di dorsum, di arah menuju midline, atau di dekat ujung lidah dengan margin yang rusak. %erlihat pucat bergaranulasi di dasarnya, dan terkadang dengan lapisan mengelupas yang tipis.
.alignant ul%er. Biasanya merupakan s+uamous cell carcinoma, tapi bias juga merupakan sali ary adenocarcinoma atau lympho-epithelioma jika ulcer berada di -B. posterior.
&eoplasma 'inak
)eoplasma jinak masih jarang terjadi apabila dibandingkan dengan s+uamous cell carcinoma. Papilloma harus dapat dibedakan dengan Hutchinson=s !art yang jarang terjadi. Papilloma mudah untuk diambil, dan apabila bermultiplikasi dapat dilakukan pengobatan dengan cryoprobe. Polip Fibro-epithelial, biasanya kecil dan merupakan penyebab dari iritasi kronik seperti pada celah di incisi us ba!ah. Pregnan%y tumour, biasanya ditemukan pada gusi, namun dapat ditemukan pula pada lidah. Haemangioma !an lymphangioma Ple/iform neuroma !an neurofibroma
Lipoma merupakan neoplasma yang jarang terjadi. "apat dikenali dari bagiannya yang lembut dan ber!arna kuning. Jarang ditemukan membesar. 0steoma pada lidah merupakan hal yang menarik di klinik. Pembengkakan yang keras dapat ditemukan di balik foramen caecum atau di -B. posterior lidah.
#ublingual $ari%osities sebaiknya dapat dibedakan dengan ca ernous haemangioma. Pada kondisi ini, ena sublingual mengalami pelebaran yang besar dan menggulung. (!alnya, yang besar. ena- ena kecil akan membesar untuk menghasilkan penampakan seperti ca iar, kemudian dilanjutkan dengan ena
.yoblastoma sel granular menghasilkan massa yang keras pada lidah yang bergerak. Membran mukosa di atasnya halus dan sering hiperkeratotik. 3esi yang jinak tapi tidak berkapsul dapat disembuhkan dengan pengambilan local.
1u$enile fibroma menghasilkan gumpalan yang lebih lembut, berada di tengah dan secara perlahan-lahan membesar. *aat operasi, tumor ini sulit untuk diambil.
E.
Massa berlobus yang mengelupas, kemungkinan terdapat mukosa normal di atasnya. 7adang-kadang terdapat area ber!arna kuning dari submukosa yang mengalami nekrosis, sehingga terlihat seperti titik-titik abses. Banyak pasien yang mengabaikan lesi ini pada tahap a!al penyakit atau
terlalu takut untuk mencari tahu hingga tumor ini menjadi besar dan ofensif. %ahap lanjut dari kasus ini disertai dengan: -. $asa sakit pada lidah, di mana a!alnya dimulai karena infeksi dan ulserasi dan untuk selanjutnya karena ikut sertanya saraf lidah. *aat saraf lidah sudah ikut serta, maka akan muncul rasa sakit pada telinga. (danya rasa sakit pada pembengkakan atau sakit pada belakang lidah berarti terjadinya carcinoma pada -B. posterior lidah. Pada kasus seperti ini, penting untuk memeriksa lidah dan allecula dengan hati-hati pada pasien yang sadar dengan menggunakan kaca laryngeal. "apat juga melakukan pemeriksaan langsung dengan menggunakan laryngoscope pada pasien yang dibius. 1. Sali#asi. ,asa sakit mendukung terjadinya sali asi, sehingga menimbulkan kekakuan dan bergumpalnya sebagian dari lidah, dan akhirnya menyebakan kesulitan dalam penelanan. .. E. &. ?. /. F. Ankyloglossia. 7etidakmampuan untuk memajukan atau membelokkan lidah ke satu sisi. %ysphagia. 7esulitan dalam menelan dapat terjadi pada carcinoma lidah tahap lanjut, terutama jika perkembangannya terjadi pada -B. posterior lidah. Ketidakmampuan untuk 'erartikulasi secara (elas )oetor. *aat nekrosis terjadi, lesi menjadi terinfeksi berat dan dangat ofensif. Gumpalan pada leher terjadi karena penyumbatan sekunder pada aliran limfa. eru'ahan suara dapat menjadi indikasi pertama adanya carcinoma di -B. posterior lidah. Pada situasi yang jarang ditemukan ini, tumor dapat terlihat mengabur. %umor seperti ini lebih sering anaplastik daripada yang terjadi di 1B. anterior.
Penyebaran Penyakit
Penyebaran lokal. 'arcinoma pada 1B. anterior biasanya dimulai pada margin lateral dan kemudian mencapai dasar mulut sebelum memanjang untuk mele!ati midline. Pada pertemuan 1B. anterior dan -B. posterior, carcinoma ini akan menyerang mandibula. 'arcinoma pada -B. posterior akan menyebar secara lateral ke tonsil, sisi dari faring, dan balakang cer ical, lalu naik ke palatum lunak, posterior ke epiglottis dan turun ke laring, dan menyeberangi sisi yang lain dari lidah. Penyebaran limfatik. Penyebaran yang sudah bermetastase ke submandibular nodes dan termasuk dasar mulut, menandakan bah!a sudah terdapat tumor di dekat periosteum mandibula. Penyebaran melalui aliran !arah. 7ematian cenderung terjadi sebagai akibat dari adanya tumor primer yang tidak terkontrol ataupun penyebaran limfatik. Metastasis akibat aliran darah cenderung berasal dari -B. posterior daripada 1B. anterior.