NAMA
NOMOR MHS
: 37623
2012
I.
Pendahuluan
a.
Tujuan
b.
Landasan Teori
Op-Amp
memiliki
beberapa
keuntungan
dalam
penggunaannya yaitu memiliki penguatan (A) yang sangat
besar, Impedansi Input (Zin) yang besar, Hambatan Output
(Zout) yang kecil dan memiliki kemampuan interval
frekuensinya sangat lebar.
II.
Multimeter Digital
Osiloskop
Papan Board
Papan power supply 445
AFG (Audio Frequency Generator)
2. Bahan komponen
-
III.
IC LM 741
R = 47 k
R = 4.7 k
R = 10 k
R = 100 k
R = 1 M
R = 27 k
R = 1.2 k
R = 470
C = 10 nF
Jumper
Vin
Vout
R1
4,7k
R2
47k
dan 47K seperti yang terlihat pada gambar skema diatas. Lalu
dihubungkan dengan power supply dengan masukan Vcc+= +15 Volt
dan Vcc-= -15, AFG sebagai input dengan settingan frekuensi sebesar
1000 Hz, Vinput sebesar 2,18 Vpp dan Osiloskop sebagai output.
Ukurlah Tegangan output dengan membaca layar osiloskop serta
gambar gelombang input dan output. Maka dari data tersebut dapat
dianalisis fungsi sebuah Op-Amp sebagai Penguat tak Membalik.
Dengan karakteristik Op-Amp ideal, maka akan didapatkan rumus
penguatan :
LM741
3
Rin
Vout
10k
Vin
Rf
100k
V1 /
Vin
Vout
10k
10k
10k
V2
Pada percobaan ketiga ini masih dengan rangkaian yang sama tetapi
terdapat sedikit perbedaan, yaitu letak dari input dan penambahan
beberapa hambatan. Disini input yang berasal dari AFG masih dengan
nilai frekuensi yang sama yaitu sebesar 1000 Hz dengan nilai Vinput
sebesar 2,10 Vpp. Pada percobaan ketiga ini akan diteliti fungsi OpAmp sebagai Penguat Beda (Defferensial Amplifier). Untuk
pengukuran, factor yang akan diukur masih sama dengan percobaan
sebelumnya yaitu nilai Vout serta gambar gelombang input dan
outputnya. Selain itu pada percobaan ketiga ini juga akan diukur
tegangan V2, dimana V2 adalah tegangan yang ada diantara resistor
terhadap ground. Seperti yang terlihat pada skema, titik V2
dilambangkan oleh bentuk oval.
Vout
Vin
10k
10nF
1M
yang memiliki beda fase -900. Bila sinyal input berbentuk gelombang
kotak, maka gelombang outputnya berbentuk segitiga. Dan bila sinyal
input berbentuk gelombang segitiga, maka gelombang outputnya
berbentuk sinus.
Vin
Vout
10nF
27k
10k
V3
Vout
2
470
V2
V1
10k
Rf
1000
100k
10k
1200
Vin
IV.
Hasil pengujian
1. Penguat Tak Membalik (Non Inverting Amplifier)
Diamati
Vout
Gambar Gelombang Input
4.
3,48 Vpp
5,69 Vpp
2,86 Vpp
Beda Fase
Yo = 1.08, Ym =1,04
3,28 Vpp
26,2 Vpp
2,28 Vpp
Beda Fase
V2
Vn
Gambar Gelombang Output
V.
2,08 Vpp
2,10 Vpp
2.
Dari hasil percobaan, di dapatkan Vout rangkaian ini adalah 21,6 Vpp, Vin
2,16 Vpp. Berdasarkan perhitungan dengan besar Vin = 2,6 Vpp, besarnya
Vout adalah
Rf
100 K
Vout =
Vin =
2,16 = 21,6
Rin
10 K
V2=
2
2,10 =1,4Volt
3
Jika dibandingkan dengan hasil pengujian tidak jauh berbeda yaitu 1,37
Volt. Karena hasil pengujian dan pengukuran hanya berselisih 0,03 Volt,
dapat dikatakan percobaan valid/benar.
Lalu pada Vout, didapat perhitungan :
Vout =
Rf
(V2 V1 ) = 7Volt
R1
R
R
Vout = F V1 + F V2 + F V3
R,2
R3
R1
100 K
100 K
100 K
Vout = (
V1 +
V 2 +
V3 ) = 63,2Volt
10 K
10 K
10 K
Terlihat perbedaan yang sangat besar antara hasil pengukuran dan
penghitungan, kesalahan dapat disebabkan karena kesalahan
praktikan, atau rangkaian yang error/salah.
VI.
Kesimpulan
1. Penguat operasional (op-amp) adalah dc yang memiliki nilai Gain yang
sangat besar, Impedansi input yang tinggi dan Impedansi output yang
rendah. Dengan tingginya impedansi input dan rendahnya impedansi
output maka Gain yang diberikan akan menjadi besar.
2. Arus tidak bisa memasuki Op-Amp melalui inputnya tetapi melalui
outputnya
3. Penguat pembalik (inverting amp) menghasilkan gain tegangan
dipengaruhi oleh nilai hambatan RF dan R1 yang dapat dinyatakan
dengan Av =
v0
R
= F dan sinyal output yang dihasilkan memiliki beda
v1
R1
v0 R1 + RF
=
dan bentuk gelombang outputnya
v1
R1
Vout ( R3 Rin ( R1 + R2 ) R F )
=
Vin
Rin ( R1 + R2 + R3 )
VII. Lampiran
Jawaban pertanyaan
1. Op-Amp ideal.
Jawaban :
Sifat Op-Amp ideal
Tidak ada arus yang masuk/keluar dari masukannya.
dikarenakan impedans masukan
Impedans keluaran
melalui keluarannya.
Hal ini
(tak berhingga)
=(
= 0 , yaitu
).