Anda di halaman 1dari 12

BAB I Pendahauluan

1.1 Latar Belakang Jawa Timur kini telah melaksanakan pekerjaan besar, pembangunan Jembatan Surabaya-Madura. Jembatan modern yang nantinya bisa menjadi ikon serta landmark yang membanggakan. Jembatan Suramadu adalah jembatan yang menghubungkan Surabaya di Jawa dan Bangkalan di Madura. Keberadaan jembatan ini akan memperlancar lalu lintas barang dan jasa. Jembatan sepanjang 5,4 kilometer itu akan menjadi generator pembangkit perubahan bagi daerah di sekitar jembatan. Transportasi merupakan bagian penting untuk dapat menimbulkan dampak pergerakan orang ataupun barang. Pergerakan jalur transportasi yang terhambat membuat pembangunan jembatan Suramadu dinilai penting sebagai pembuka awal. Dengan Jembatan Suramadu, yang akan menghubungkan Surabaya dengan Pulau Madura melalui jalan darat, diharapkan ketimpangan sosial dapat segera direduksi. Arus transportasi yang cepat dan efektif akan membuat perkembangan Madura segera melejit bersaing dengan daerah-daerah lain. Tata wilayah dan tata guna lahan juga akan terbentuk secara proporsional. Pengembangan kawasan jembatan Suramadu memiliki potensi sebagai generator pembangkit, namun apabila tidak dikendalikan maka diprediksi akan membawa pengaruh perubahan terhadap pengembangan wilayah di kawasan Kawasan Kaki Jembatan Suramadu dan sekitarnya baik pada sisi Surabaya maupun Bangkalan. Fenomena perubahan tersebut dapat terlihat antara lain dengan menurunnya fungsi bangunan dan kualitas lingkungan. Disinilah pentingnya suatu perencanaan melalui suatu konsep penataan bangunan yang terpadu dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait antara lain pertimbangan ekologi, ekonomi, sosial budaya dan regional, supaya dapat menghasilkan suatu wajah kawasan yang terkendali dan dapat menunjukkan jati dirinya. Gerbangkertasusila, Madura, khususnya kabupaten Bangkalan akan dijadikan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di propinsi Jawa Timur. Bangkalan akan berperan penting dalam mendukung perkembangan sektor industri, perdagangan, pertanian, dan pariwisata. Realita menunjukkan, bahwa tingkat pendapatan antar wilayah di Gerbangkertasusila mempunyai perbedaan yang cukup signifikan diukur dari tingkat pendapatan perkapita
Fakultas Bisnis dan Ekonomika Univertitas Surabaya 2012 / 2013

penduduknya (Isnaningsih, 2010).kota Surabaya (sebagai growth center), kota Sidoarjo (sub pusat aktivitas Surabaya) dan kota Mojokerto (dilalui DAS Brantas) ke pulau Madura. Peran lainnya sebagai prasarana pendukung, sehingga dapat meningkatkan aktivitas perekonomian. Peningkatan tersebut karena tumbuhnya industri yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Madura (Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa Madura). Industri menjadi salah satu sektor yang akan dikembangkan untuk pemerataan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah Madura. Perkembangan industri ini diharapkan menjadi pengungkit bagi perekonomian Madura, Bangkalan khususnya. Selain itu meningkatnya sektor industri diharapkan berjalan searah dengan kemandirian masyarakat yang kemudian akan berdampak positif terhadap pendapatan daerah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang kita dapat mengetahui Perkembangan ekonomi yang di alami daerah Madura khususnya kabupaten Bangkalan .Adapun hal-hal yang ingin dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah dampak dari pembagunan jembatan suramadu bagi kabupaten Bangkalan khususnya bagi daerah industri? 1.3 Tujuan Penulis Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk meneliti manfaat yang diberikan jembatan suramadu bagi masyarakat sekitar khususnya daerah kabupaten Bangkalan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka sasaran yang ingin dicapai diantaranya yaitu: 1. mengetahui perkembangan industri Kabupaten Bangkalan sebelum dan sesudah pembangunan jembatan Suramadu 2. memahami teori lokasi dalam perkembangan daerah di bangkalan pasca pembangunan suramadu dan sesudah pembagunan 1.4 Manfaat Penulis Manfaat bagi penulis untuk makalah ini adalah dapat menjabarkan Teori lokasi yang ada dan perkembangan Yang dialami daerah Bangkalan pasca pembuatan jembatan Suramadu .

Fakultas Bisnis dan Ekonomika Univertitas Surabaya 2012 / 2013

BAB II Telaah Pustaka 2.1 Pengertian Industri Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang. Dimana barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari sebuah industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.Marpaung dalam Mujiono (1987) menyebutkan bahwa kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin usaha kawasan industri. Teori lokasi merupakan teori yang mengkaji hubungan tata ruang atau spatial order dengan kegiatan ekonomi. Selain itu, teori lokasi juga mempelajari alokasi geografis dari sumberdaya yang langka, serta pengaruhnya bagi lokasi aktivitas ekonomi. Dalam kenyataannya dalam melakukan kajian lokasi guna menentukan lokasi maupun menganalisis lokasi industri yang ada pada suatu wilayah tidak ada satu teori tunggal yang mampu digunakan untuk menetapkan maupun menganalisis lokasi suatu industri. Karena untuk menetapkan suatu lokasi industri secara komprehensif diperlukan kajian dari berbagai disiplin ilmu atau pengetahuan. Tentunya banyak faktor pula yang mempengaruhi pemilihan lokasi sebuah industri. Berdasarkan kedua penjelasan di atas maka dibutuhkan suatu analisis mengenai konsep dasar teori lokasi dalam menentukan lokasi kawasan industri, dimana dengan adanya konsep dasar tersebut dapat menjadi prinsip dalam pemilihan lokasi yang terbaik dan menguntungkan secara ekonomi bagi industri itu sendiri.

Fakultas Bisnis dan Ekonomika Univertitas Surabaya 2012 / 2013

2.2 Pengertian Pembangunan Ekonomi

Pembangunan Ekonomi merupakan salah satu upaya yang mutlak dilakukan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam negara yang ditandai dengan adanya peningkatan pendapat berkapita dalam jangka panjang. Untuk itu diperlukan serangkaian upaya agar pembangunan tersebut berjalan dengan baik. Pembangunan ekonomi tidak sekedar pertumbuhan ekonomi. Pembangunan berarti adanya pertumbuhan dan perubahan. Dengan demikian terdapat pengertian atau dimensi yang mendasar serta lebih luas dalam proses pembangunan yang merupakan lanjutan dari pertumbuhan atau peningkatan satu perekonomian. Adanya proses pembangunan

ekonomi juga dapat ditunjukkan dari meningkatnya kinerja faktor produksi dan teknik produksi yang lebih baik. Juga dapat ditunjukkan dari pembangunan kelembagaan serta perubahan pemikiran dan nilai kelembagaan dikatakn (Arsyad, 2010:11). Pembangunan ekonomi juga tidak hanya upaya penggabungan sejumlah industri, tetapi merupakan pencapaian sejumlah nilai-nilai modernitas secara ideal yang

mencakup peningkatan produktivitas, keseimbangan sosial-ekonomi, penguasaan ilmu pengetahuan yang lebih modern, perbaikan kelembagaan dan mental, serta adanya sistem koordinasi yang lebih rasional dalam merumuskan ukuran-ukuran kebijakan, yang semua itu merupakan hal-hal yang harus segera dilembagakan di negara berkembang. Secara tradisional, pembangunan ekonomi diartikan sebagai gejala terjadinya

peningkatan Produk Nasional Bruto (PNB) dan atau peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB). Pembangunan ekonomi juga ditunjukkan dengan adanya perubahan dari struktur kegiatan produksi serta tenaga kerja yang bergerak di sektor pertanian ke sektor industri manufaktur dan jasa. Hal inilah yang mendasari teori perubahan struktural. Lebih jauh lagi, pembangunan ekonomi harus mampu mengurangi atau menghapus

kemiskinan, ketidakmerataan dan pengangguran, definisi ini sering kita sebut sebagai redistribution from growth yang disebutkan (Todaro dan Smith, 2005:22).

Fakultas Bisnis dan Ekonomika Univertitas Surabaya 2012 / 2013

BAB III Pembahasan 3.1 Daerah Industri di Kabupaten Bangkalan Pertumbuhan ekonomi menjadi kunci penting dalam perkembangan sebuah wilayah. Propinsi Jawa Timur dengan jumlah penduduk mencapai 33 juta jiwa, menjadi salah satu propinsi dengan kerapatan penduduk yang padat. Di Madura, umumnya kegiatan ekonomi masih bertumpu pada sektor pertanian primer (tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan). Artinya pertanian atau sektor tradisional menjadi sektor andalan yang nampak dari perolehan PDRB terbesar dibandingkan sektor lain. Sektor lainnya adalah pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas, air bersih, bangunan, perdagangan, hotel, restoran, angkutan, pos, komunikasi, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto yang terjadi pada 4 (empat) kabupaten di wilayah Madur. Dari data-data Sebagai bagian dari pengembangan wilayah

Gerbangkertasusila, Madura, khususnya kabupaten Bangkalan akan dijadikan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di propinsi Jawa Timur. Bangkalan akan berperan penting dalam mendukung perkembangan sektor industri, perdagangan, pertanian, dan pariwisata. Realita menunjukkan, bahwa tingkat pendapatan antar wilayah di Gerbangkertasusila mempunyai perbedaan yang cukup signifikan diukur dari tingkat pendapatan perkapita penduduknya (Isnaningsih, 2010).kota Surabaya (sebagai growth center), kota Sidoarjo (sub pusat aktivitas Surabaya) dan kota Mojokerto (dilalui DAS Brantas) ke pulau Madura. Peran lainnya sebagai prasarana pendukung, sehingga dapat meningkatkan aktivitas perekonomian. Peningkatan tersebut karena tumbuhnya industri yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Madura (Penataan Ruang Wilayah Pengembangan Jembatan Jawa Madura). Industri menjadi salah satu sektor yang akan dikembangkan untuk pemerataan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah Madura. Perkembangan industri ini diharapkan menjadi pengungkit bagi perekonomian Madura, Bangkalan khususnya. Selain itu meningkatnya sektor industri diharapkan berjalan searah dengan kemandirian masyarakat yang kemudian akan berdampak positif terhadap pendapatan daerah
Fakultas Bisnis dan Ekonomika Univertitas Surabaya 2012 / 2013

Berdasarkan tabel 1.1 di bawah , Perkembangan industri di kabupaten Bangkalan memang mengalami naik turun. Pada awal perencanaan pembangunan Suramadu industri Dampak Jembatan Suramadu terhadap Pertumbuhan PDRB di 4 Kabupaten di Madura, dapat dijelaskan bahwa Kabupaten Bangkalan nilai pertumbuhan PDRB-nya paling besar di antara kabupaten lain di Madura. Hal tersebut terjadi karena Bangkalan merupakan daerah yang paling menikmati keberadaan jembatan Suramadu. Apabila dilihat dari pertumbuhan PDRB dapat disimpulkan bahwa makin dekat dititik/ letak jembatan Suramadu akan semakin menunjukkan perubahan yang cepat akibat meningkatnya aktivitas ekonomi. Tabel 1.1 Jumlah Perusahaan Industri 2002-2010 Industri Besar Tahun Sedang (Unit) 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 9 9 27 45 60 60 62 29 17 Industri Kecil (Unit) 9 9 27 45 60 60 62 29 17 Industri Rumah Tangga (Unit) 16.394 16.394 16.501 16.511 16.511 16.511 16.514 4.321 4.056

Walau sempat mengalami sedikit penurunan di daerah Bangkalan . Namun, beranjak naik ketika pembangunan Suramadu dimulai hingga pembangunannya hampir rampung. Namun ketika jembatan Suramadu dioperasikan untuk pertama kali yakni pada tahun 2009, industri di kabupaten Bangkalan justru menurun drastis hingga hanya separoh atau bahkan seperempatnya saja. Penyebab penurunan industri ini kemungkinan adalah bangkrutnya pengusaha mobil pengangkutan umum (MPU) di Madura termasuk Bangkalan karena banyak orang beralih menggunakn kendaraan pribadi, serta menurunnya kegiatan industri jasa penyebrangan selat Madura.. Sudaryadi (2007) menyebutkan bahwa pembangunan infrastruktur transportasi akan memberikan pengaruh pada terakselerasinya kegiatan sektor

Fakultas Bisnis dan Ekonomika Univertitas Surabaya 2012 / 2013

industri. Hal ini berarti bahwa pembangunan infrastruktur harusnya membawa pengaruh positif terhadap perkembangan industri bukan malah sebaliknya. Senada dengan hal tersebut, perkembangan industri seharusnya berdampak searah terhadap pendapatan (Sari, 2010), yakni bila perkembangan industri meningkat maka pendapatan juga meningkat, namun berbanding terbalik dengan yang terjadi di Bangkalan. Industri di Bangkalan mengalami kenaikan selama tahun 2002-2008, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2009-2010 (seteleh pembangunan jembatan Suramadu), namun pendapatan daerah yang dilihat dari PDRBnya justru terus meningkat selama tahun 2002 hingga 2010. Di tahun 2002 PDRB Bangkalan hanya sekitar 2 triliyun rupiah, merangkak naik sedikit demi sedikit hingga menjadi sekitar 2,5 triliyun rupiah di tahun 2004 dan menjadi sekitar 3,5 triliyun rupiah ditahun 2010. Data tersebut menunjukkan bahwa kabupaten Bangkalan mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari tahun ke tahun, sebelum maupun sesudah pengopersian jembatan Suramadu.

3.2 Perkembangan Industri Kecil di kabupaten Bangkalan


Tabel 1.2 Data Jumlah Industri Kecil, Jumlah Tenaga Kerja dan Nilai Produksinya serta Jumlah Pendapatan Daerah

Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jumlah Perusahaan 395 336 388 419 435 458 458 228 235

Jumlah Tenaga Kerja 2779 3072 3303 3505 3620 3735 3784 1770 1847

Nilai produksi (Rupiah) 147.622.022,00 228.309.744,00 232.590.211,90 236.649.711,90 267.044.194,90 282.544.194,90 1.637.000.000,00 1.389.427.388,00 1.106.272.617,00

Sumber : Buku Bangkalan dalam Angka

Fakultas Bisnis dan Ekonomika Univertitas Surabaya 2012 / 2013

Dari tabel 1.2 di atas

dapat dilihat perkembangan industri kecil sebagai

penggambaran perkembangan industri secara keseluruhan di kabupaten Bangkalan. Perkembangan industri kabupaten Bangkalan mengalami naik turun dari tahun 2002 hingga 2010 atau sebelum pengoperasian jembatan Suramadu dan setelah pengoperasian jembatan Suramadu, baik jumlah perusahaan, jumlah pekerja yang bekerja di perusahaan maupun nilai produksinya. Dalam kurun waktu 2003 sampai dengan 2007, jumlah industri kecil di kabupaten Bangkalan meningkat. Persentase peningkatan tiap tahunnya berbeda-beda, namun bila dirata-rata peningkatan dari tahun 2003 hingga 2007 sebesar 8,14 persen.

Keadaan ini dimungkingkan karena Pemerintah Bangkalan mulai mengembangkan industri sebagai sektor basis ekonomi setempat. Adanya pembangunan Suramadu membuat pemerintah Bangkalan mulai melakukan persiapaan dengan melakukan pengembangan industri. Tapi, keadaan ini berubah mulai tahun 2008. Dengan jumlah perusahaan sebanyak 458 unit, tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan dibandingkan tahun sebelumnya ( stagnan ). Adanya krisis ekonomi ditahun ini diperkirakan berdampak terhadap perkembangan industri di Bangkalan. Krisis membuat industri kecil sulit mendapat permodalan tambahan untuk pengembangan perusahaan mereka. Selanjutnya pada tahun 2009, jumlah perusahaan industri yang eksis di kabupaten Bangkalan menurun drastis menjadi 228 unit saja. Padahal pada tahun ini jembatan Suramadu yang dibangun dengan harapan meningkatkan aktivitas perekonomian karena tumbuhnya industri dan kegiatan lainnya serta pusat-pusat pelayanan perkotaan pada wilayah Madura, mulai dioperasikan. Berdasarkan hasil wawancara singkat dengan kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat, Drs. Tri Yanto Yani, M.M, penurunan sekitar 50 persen jumlah perusahaan industri dikarenakan bangkrutnya industri-industri kecil disekitar pelabuhan Kamal sebagai dampak pengoperasian jembatan Suramadu. Sepinya jumlah pengguna jasa pelabuhan Kamal menyebabkan matinya industri-industri disekitar pelabuhan. Perusahaan indutsri makanan dan souvenir berkembang pesat ketika pelabuhan Kamal menjadi satu-satunya sarana penyebarangan ke pulau Madura. Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat, Drs. Tri Yanto Yani, M.M juga menyatakan bahwa beberapa pedagang yang dulu berdagang dikawasan pelabuhan Kamal pindah ke daerah sekitar kaki jembatan Suramadu. Namun yang disayangkan barang-barang yang diperdagangkan merupakan barang-barang hasil produksi industri daerah lain, yakni Surabaya. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber Ahmad Rofii, Mesnari, dan Zulkifli yakni pedagang di area kaki jembatan Suramadu
Fakultas Bisnis dan Ekonomika Univertitas Surabaya 2012 / 2013

pertimbangan jarak, efisiensi dan produk industri dari kota Surabaya yang membuat beberapa pedagang mengambil barang dari hasil produksi industri luar Bangkalan. Dengan kata lain, perkembangan perdagangan di kawasan kaki jembatan Suramadu tidak banyak berpengaruh terhadap industri di daerah Bangkalan. Pada tahun 2010 mulai terjadi peningkatan jumlah perusahaan industri. Peningkatan sebesar 3 persen menunjukkan industri Bangkalan mulai kembali merangkak naik, walau peningkatan tidak besar, hanya sekitar 3 persen. Pertumbuhan ini akibat dari mulai berkembangan pariwisata di Bangkalan. Dari hasil wawancara dengan kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat bahwasannya perkembangan sektor pariwisata ini berdampak baik pada sektor-sektor pendukungnya, seperti industri dan perdagangan. Beberapa tempat wisata seperti Aermata Ebu dan Pesarean KH. Moh. Cholil di Bangkalan mulai ramai dikunjungi wisatawan dari luar daerah. Peluang ini tidak disia-siakan pemerintah Bangkalan. Pemerintah mulai membangun tempat perdagangan dan mulai menstimulasi pertumbuhan industri-industri kecil pendukung disekitarnya. Sejalan dengan perkembangan jumlah perusahaan industri kecil di Kabupaten Bangkalan, secara umum fluktuasi jumlah pekerja yang bekerja disana pun hampir sama. Namun pada tahun 2002 hingga 2008, jumlah pekerja yang bekerja di perusahaan industri kecil selalu bertambah. Ini menunjukkan bahwa industri kecil di Bangkalan berkembang dengan baik. Jumlah tenaga kerja yang terus meningkat berarti kemampuan penyerapan tenaga kerja di sektor industri kecil bernilai positif. Hal tersebut merupakan salah satu tolok ukur bagi peranan industri dalam perekenomian. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di perusahaan industri kecil pada tahun 2003 sebesar 3072 orang, meningkat sebesar 10 persen dari tahun 2002. Pada tahun berikutnya juga terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja yakni sebesar 7,5 persen. Pada tahun-tahun berikutnya jumlah pekerja yang bekerja di perusahaan industri kecil terus meningkat walaupun persentase penyerapan tenaga kerjanya terus menurun dari tahun ke tahun, hingga tahun 2008. Pada tahun 2007, jumlah tenaga kerja menurun drastis menjadi sebesar 1770 orang dari 3784 pada tahun sebelumnya. Penurunan ini akibat dari matinya beberapa industri kecil pasca pengoperasian jembatan Suramadu. Turunnya jumlah perusahaan industri sekitar 50 persen mengakibatkan menurunnya jumlah pekerja di perusahaan industri kecil dengan persentase yang hampir sama. Sebagian pekerja yang terkena dampak dari matinya perusahaan industri
Fakultas Bisnis dan Ekonomika Univertitas Surabaya 2012 / 2013

kecil memilih beralih ke sektor usaha primer. Ini bisa terlihat dari naiknya jumlah pekerja di sektor usaha primer ketika jumlah pekerja yang bekerja di sektor usaha sekunder menurun. Namun keadaan mulai membaik pada tahun 2010. Perusahaan industri mulai tumbuh

kembali dan penyerapan tenaga yang bekerja di perusahaan industri juga merangkak naik. Nilai produksi industri kecil di Bangkalan terus naik dari tahun 2002 hingga 2008. Pada tahun 2003 terjadi peningkatan nilai produksi hingga lebih dari 50 persen. Nilai yang dihasilkan oleh industri kecil pada tahun tersebut sejumlah 147.622.022,00 dan meningkat menjadi 228.309.744,00 pada tahun 2003. Pada tahun 2004 sampai 2007 terjadi peningkatan rata-rata sebesar 5, 57 tiap tahunnya. Dan terjadi peningkatana nilai produksi yang signifikan pada tahun 2008 yakni lebih dari 400 persen. Pasca pengoperasian jembatan Suramadu, yakni pada tahun 2009 terjadi penurunan nilai produksi. Penurunan yang terjadi ini berkaitan dengan matinya beberapa industri kecil akibat dampak dari pembangunan jembatan Suramadu. Matinya beberapa industri kecil tersebut berdampak lurus terhadap nilai produksi yang dihasilkan oleh industri kecil. Namun jumlah nilai produksi masih di atas angka 1 milyar, yang artinya industri kecil yang bangkrut merupakan industri kecil yang nilai omsetnya rendah. Karena dari sekitar 50 persen jumlah industri yang mengalami kebangkrutan, hanya terjadi penurunan jumlah nilai produksi sekitar 15 persen. Yang disayangkan adalah penurunan yang terjadi pada tahun 2010. Ketika jumlah perusahaan dan jumlah tenaga kerja yang bekerja di perusahaan industri kecil mulai mengalami perbaikan, nilai produksi yang dihasilkan industri kecil justru terus menurun pasca pengopersian jembatan Suramadu. Penurunan nilai produksi ini mengindikasi bahwa penambahan jumlah tenaga kerja yang terjadi di industri kecil tidak efisien karena pada tahun 2009 hingga 2010 nilai produksi industri kecil di Bangkalan menurun sekitar 17 persen tiap tahunnya. Dari data diatas dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah perusahaan industri kecil, jumlah tenaga kerja serta nilai produksinya rata-rata meningkat dari tahun 2002 hingga 2008 (sebelum diopersikannya jembatan Suramadu), dan menurun di tahun 2009 ketika jembatan Suramadu mulai dioperasikan, namun mengalami peningkatan kembali pada tahun berikutnya setelah dioperasikannya jembatan Suramadu yakni pada tahun 2009 hingga 2011.

Fakultas Bisnis dan Ekonomika Univertitas Surabaya 2012 / 2013

10

BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan Perkembangan industri di kabupaten Bangkalan memang mengalami naik turun. Pada awal perencanaan pembangunan Suramadu industri mengalami Dampak Jembatan Suramadu terhadap Pertumbuhan PDRB di 4 Kabupaten di Madura, dapat dijelaskan bahwa Kabupaten Bangkalan nilai pertumbuhan PDRB-nya paling besar di antara kabupaten lain di Madura. Hal tersebut terjadi karena Bangkalan merupakan daerah yang paling menikmati keberadaan jembatan Suramadu. Apabila dilihat dari pertumbuhan PDRB dapat disimpulkan bahwa makin dekat dititik/ letak jembatan Suramadu akan semakin menunjukkan perubahan yang cepat akibat meningkatnya aktivitas ekonomi Perkembangan jumlah perusahaan industri kecil di Madura khususnya daerah Kabupaten Bangkalan , jumlah tenaga kerja serta nilai produksinya rata-rata meningkat dari tahun 2002 hingga 2008 (sebelum diopersikannya jembatan Suramadu), dan menurun di tahun 2009 ketika jembatan Suramadu mulai dioperasikan, namun mengalami peningkatan kembali pada tahun berikutnya setelah dioperasikannya jembatan Suramadu yakni pada tahun 2009 hingga 2011. Kebijakan pengalokasian pembiayaan pembangunan jembatan Suramadu adalah strategi pembangunan yang dilakukan pemerintah Indonesia. Hal tersebut diharapkan dapat mengembangkan industri yang kemudian berpengaruh positif terhadap pemerataan pendapatan di Jawa Timur dan kedua pihak yang dapat membawa dampak positive bagi masyarakat sekitar dan pertumbuhan Ekonomi di Indonesia .

Fakultas Bisnis dan Ekonomika Univertitas Surabaya 2012 / 2013

11

Daftar Pustaka

Hamid, Abdul. Isu Pembangunan Infrastruktur. (Online). (abdulhamid.file.wordpress.com) Tri, Ananada.28 January 2012. Sarana Transportasi Suramadu Membawa Pengaruh yang Kuat Khususnya Bagi Masyarakat Madura(online). (www.babejoko.web.id, Bayu . 22 Maret 2013. Perkembangan kota bangkalan www.bangakalaninvestment.com,

Melville C.Branch, Perencanaan Kota Komprehensif: Pengantar dan Penjelasan,Diterjemahkan oleh Bambang Hari Wibisono, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995).hlm.37-38. Badan Pengawas Wilayah Suramadu. 2011. Suramadu Percepat Pemberdaya Ekonomi Madura, (online), (http://bpws.go.id/?p=305, diakses tanggal 21 Oktober 2011)

Fakultas Bisnis dan Ekonomika Univertitas Surabaya 2012 / 2013

12

Anda mungkin juga menyukai