Bentuk organisasi yang ditunjukkan oleh Weber dengan tujuh dimensi tersebut
merupakan bentuk ideal dari organisasi birokratis. Kebanyakan dimensi tersebut
tampak di jalankan pada banyak organisasi yang ada di sekeliling kita, seperti
hirarki otoritas, pembagian tugas dan penggunaan dokumen tertulis. Tetapi jarang
sekali dijumpai organisasi yang mampu menjalankan ke tujuh dimensi tersebut
secara sempurna. Apabila setiap kegiatan organisasi dicatat secara tertulis
misalnya, maka organisasi akan penuh dengan dokumen sehingga akan
menghambat seluruh pekerjaan lainnya.
Dalam kenyataannya, banyak organisasi yang bertentangan dengan prinsip-
prinsip yang diusulkan oleh Weber. Seringkali kita jumpai organisasi yang hanya
menerima karyawan jika ada hubungan keluarga, koneksi, dan sebagainya. Para
pejabat dalam organisasi seringkali memanfaatkan kedudukannya untuk
kepentingan pribadi. Kondisi yang menyebabkan organisasi menjadi tidak efisien
dan sesungguhnya bertentangan dengan kepentingan masyarakat. Sebaliknya jika
dijalankan secara sungguh-sungguh model organisasi rasional yang diusulkan
Weber mempunyai banyak keunggulan. Tugas-tugas akan dapat diselesaikan
secara efisie, dan para pejabat dalam organisasi tidak akan memanfaatkan
organisasi untuk kepentingan pribadi.
2. Otoritas Tradisional
Otoritas yang muncul karena kepercayaan orang terhadap tradisi, termasuk
status seseorang yang karena tradisi mempunyai hak untuk memerintah.
Otoritas tradisional merupakan dasar bagi organisasi gereja dan kerajaan.
3. Otoritas Karismatik
Otoritas yang muncul pada diri seseorang yang mempunyai karakteristik
pribadi yang luar biasa, yang menyebabkan orang tersebut dianggap
mempunyai hak untuk memerintah oleh orang lain. Contohnya, pemerintahan
yang bersifat revolusioner seringkali didasarkan pada karisma pimpinannya.
2. Sentralisasi
Sentralisasi menunjukkan tingkatan yang diberi wewenang untuk melakukan
pengambilan keputusan dalam organisasi. Pada organisasi yang mempunyai
tingkat sentralisasi yang tinggi, keputusan-keputusan pada umumnya dibuat
hanya pada puncak organisasi. Jika organisasi mempunyai tingkat sentralisasi
yang rendah, keputusan-keputusan yang serupa dapat diambil pada tingkatan
yang lebih rendah. Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa pada organisasi
besar tingkat sentralisasi bisa menjadi lebih rendah dibanding organisasi kecil.
Organisasi besar mempunyai lebih banyak bagian maupun tingkatan, sehingga
jumlah keputusan yang harus diambil juga lebih besar. Jika seluruh
pengambilan keputusan di bebankan kepada pimpinan perusahaan, maka
pimpinan perusahaan tersebut tidak akan sanggup menangani seluruhnya
sendiri. Karena itu terpaksalah sebagian pengambilan keputusan dipercayakan
pada tingkatan yang lebih rendah.
3. Kompleksitas
Kompleksitas mencakup kompleksitas vertikal yang menunjukkan jumlah
tingkatan dalam organisasi, dan kompleksitas horisontal yang menunjukkan
banyaknya bagian dalam organisasi. Organisasi besar ternyata menunjukkan
tingkat kompleksitas yang lebih besar yang lebih besar daripada organisasi
kecil 2). Hal ini terjadi karena pada organisasi berukuran besar seringkali
diperlukan adanya bagian-bagian yang mempunyai tugas khusus. Contohnya,
pada organisasi berukuran kecil biasanya masalah perencanaan di tangani
sendiri oleh pimpinan perusahaan. Pada organisasi berukuran besar,
perencanaan seringkali harus dilaksanakan oleh suatu bagian yang khusus
karena kompleksnya masalah yang harus direncanakan.
Selain itu, organisasi besar juga dapat menambahkan bagian yang khusus
dengan biaya yang relatif lebih rendah, karena ongkos yang harus dikeluarkan
dapat ditanggung oleh organisasi yang berukuran lebih besar. Terakhir,
besarnya organisasi seringkali menuntut adanya pembagian menjadi lebih
banyak bagian agar ukuran setiap bagian tersebut masih memungkinkan untuk
tercapainya pengawasan yang efektif. Pimpinan akan dapat melakukan
pengawasan dengan baik jika ukuran bagian tersebut terlalu besar. Jika
kompleksitas horisontal bertambah besar, berarti bahwa terdapat lebih banyak
bagian dalam organisasi. Seringkali setiap bagian tersebut harus berdiri sendiri
dalam melaksanakan kegiatannya, sehingga memerlukan tambahan karyawan
dengan keahlian khusus. Penambahan karyawan tersebut membuat ukuran
organisasi menjadi lebih besar. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara
kompleksitas horisontal dengan ukuran organisasi.
4. Rasio Administratif
Dimensi struktur yang paling sering diteliti adalah rasio administrtif, yaitu
perbandingan jumlah anggota kelompok pimpinan terhadap jumlah
keseluruhan anggota organisasi. Sehubungan dengan rasio administratif ini,
Parkinson mempopulerkan penemuannya yang dikenal dengan nama “Hukum
Parkinson”, mangenai hubungan antara jumlah anggota kelompok pimpinan
dengan banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan dalam suatu organisasi1).
Parkinson memperlihatkan bahwa pimpinan organisasi seringkali berusaha
memperbesar jumlah anggota kelompok pimpinan, walaupun sebenarnya
pekerjaan yang seharusnya diselesaikan tidak bertambah besar. Sebagai
contoh, diperlihatkan bahwa selama 14 tahun (antara tahun 1914 hingga 1928)
jumlah perwira pada Angkatan Laut Inggris bertambah 78%, sementara
jumlah kapal perang berkurang sebesar 32 % dan jumlah keseluruhan anggota
Angkatan Laut juga mengalami penurunan sebesar 68 %. Parkinson
selanjutnya menyatakan bahwa keinginan untuk memperbesar jumlah anggota
kelompok pimpinan itu muncul karena berbagai alasan, termasuk keinginan
untuk dianggap pimpinan yang penting karena memiliki staf yang besar
jumlahnya.
Dengan demikian, Parkinson telah memperlihatkan bahwa banyak organisasi
terutama yang berukuran besar yang mempunyai rasio administratif yang
tinggi dengan jumlah pimpinan yang terlalu banyak tidak sesuai dengan
jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan, yang juga berarti bahwa organisasi
besar umumnya tidak efisien. Pernyataan Parkinson itu merangsang
munculnya berbagai penelitian terhadap rasio administratif bermacam-
macam.
Penelitian-penelitian ini akhirnya memperlihatkan adanya dua pola rasio
administratif, yaitu :
a. Pada organisasi berukuran kecil umumnya rasio administratifnya tinggi,
berarti bahwa jumlah pimpinan dalam organisasi kecil tidak sebanding
dengan kegiatan yang harus diselesaikan. Organisasi besar mempunyai
rasio administratif yang kecil1), berlawanan dengan pendapat Parkinson
sebelumnya.
Diperlihatkan bahwa organisasi besar umumnya mempunyai lebih banyak
peraturan, dengan spesialisasi karyawan yang lebih tinggi, sehingga
karyawan tidak memerlukan terlalu banyak pengawasan dan menyebabkan
jumlah pimpinan menjadi kecil dibanding jumlah karyawan yang ada.
b. Jumlah karyawan penunjang yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan
pokok organisasi seperti karyawan pada bagian pemeliharaan, tukang tik,
dan sebagainya, bertambah besar jika organisasi berkembang. Pada
organisasi yang besar, diperlukan lebih banyak komunikasi maupun
kegiatan surat-menyurat, sehingga jumlah tukang tik yang dibutuhkan juga
lebih banyak. Besarnya organisasi juga menuntut lebih banyak kegiatan
pemeliharaan, sehingga petugas pemeliharaan juga akan bertambah
banyak.
MENINGKATNYA MENINGKATNYA
PERSENTASE STAF DESENTRALISASI
OPERASIONAL DAN
PENUNJANG
FORMALISASI RASIO
MENINGKAT ADMINISTRATIF
MENINGKAT
(-)