Anda di halaman 1dari 26

Makalah PBL Blok 11 - Metabolik Endokrin

Metabolisme, Suhu Tubuh, dan Pengaturannya

Anthony christanto
Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat

Daftar Isi Bab 1 PENDAHULUAN Bab 2 METABOLISME Bab 3 SUHU TUBUH DAN PENGATURANNYA Bab 4 DEMAM 4.1 Patofisiologi Demam 4.2 Jenis dan Tahapan Demam 4.3 Gangguan Terpapar Panas 16 16 19 21 9 4 3

Bab 1
Pendahuluan

Manusia memerlukan energi yang berasal dari lingkungannya untuk kehidupannya. Energi didefinisikan sebagai kapasitas untuk melakukan kerja. Sumber energi tubuh adalah karbohidrat, lemak, protein (termasuk vitamin, mineral dan air). Agar dapat digunakan, sumber energi harus dirubah menjadi ATP (adenosin triphosphat) melalui bantuan katalisator berupa enzim. ATP merupakan komponen berenergi tinggi yang diperlukan untuk kontraksi otot dan melaksanakan fungsi sel yang lain. Perubahan sumber energi dilaksanakan melalui rantai metabolisme.

Energi dalam tubuh dibutuhkan untuk : (1) kinerja (bio)-kimiawi, untuk mensintesis komponen sel yang diperlukan,

menempertahankan dan mengubah sumber energi di dalam tubuh, (2) Kinerja mekanis, untuk kerja otot; (3) Kinerja elektrokimia, untuk kerja saraf, otot, transpor aktif, pertukaran ion, membentuk perbedaan konsentrasi ion, dan transmisi impuls syaraf.

Energi dapat dijumpai dalam beberapa macam, antara lain : (1) Energi potensial : adalah kapasitas melakukan kerja, (2) Energi kinetik : adalah energi untuk bergerak, (3) Energi termal : berupa panas (berasal dari transfer energi ke ATP), (4) Energi kimia: adalah energi potential molekules yang dapat diukur dengan satuan Kalori (=Kal).

Beberapa reaksi kimia yang memerlukan energi ATP hanya menggunakan beberapa ratus kalori dari 8 kkal yang tersedia untuk kerja, sehingga sisa energi ini akan dirubah dalam bentuk panas.

Bab 2
Metabolisme

Mekanisme umum perubahan zat gizi (karbohidrat, lemak dan protein) menjadi energi di semua sel pada dasarnya sama, yaitu menggunakan oksigen sebagai salah satu zat utama untuk membentuk energi. Energi digunakan untuk membentuk sejumlah besar Adenosine TriPosphate (ATP). Selanjutnya, ATP tersebut digunakan sebagai sumber energi bagi banyak fungsi sel. ATP merupakan senyawa kimia labil yang terdapat di semua sel, dan semua mekanisme fisiologis yang memerlukan energi untuk kerjanya mendapatkan energi langsung dari ATP. ATP adalah suatu nukleotida yang terdiri dari basa nitrogen adenin, gula pentosa ribosa dan tiga rantai fosfat. Dua rantai fosfat yang terakhir dihubungkan dengan bagian sisa molekul oleh ikatan fosfat berenergi tinggi yang sangat labil sehingga dapat dipecah seketika bila dibutuhkan energi untuk meningkatkan reaksi sel.

Enzim-enzim oksidatif yang mengkatalis perubahan Adenosine Diphospate (ADP) menjadi ATP dengan serangkaian reaksi menyebabkan energi yang dikeluarkan dari pengikatan hidrogen dengan oksigen digunakan untuk mengaktifkan ATPase dan mengendalikan reaksi untuk membentuk ATP dalam jumlah besar dari ADP. Bila ATP di urai secara kimia sehingga menjadi ADP akan menghasilkan energi sebesar 8 kkal/mol, dan cukup untuk berlangsungnya hampir semua langkah reaksi kimia dalam tubuh.

ATP bukan zat yang terbanyak disimpan sebagai ikatan phospate berenergi tinggi dalam sel, melainkan Creatine Phospate (CP) yang mengandung ikatan phospate berenergi tinggi lebih banyak (9,5 kkal/mol pada suhu tubuh) terutama di otot. CP dapat memindahkan energi dengan saling bertukar dengan ATP. Karena itu, CP merupakan senyawa bufer/penyangga ATP. Efek ini berguna untuk mempertahankan konsentrasi ATP hampir pada tingkat puncak selama CP tetap di dalam sel.

Dalam produksi energi, terdapat dua macam metabolisme, yaitu: 1. Anaerob (tanpa oksigen), hanya untuk karbohidrat, terjadi di sitosol. 2. Aerob (dengan oksigen), karbohidrat, lemak, dan protein, terjadi di mitokondria.

Setiap mol glukosa dalam proses anaerob yang terjadi di sitoplasma/sitosol menghasilkan 2 ATP, sedangkan pada proses aerob yang terjadi di mitokondria menghasilkan 36 ATP, sehingga total produksinya sebanyak 38 ATP (304 kkal/mol). Tiap mol glukosa dapat memberikan energi sebesar 686 kkal, sehingga energi yang tersisa dirubah dalam bentuk panas, kecuali di otot yang digunakan untuk melakukan beberapa bentuk kerja di luar tubuh. Hasil dari proses metabolisme yang terjadi di otot, berupa kumpulan proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk, yaitu energi mekanik dan energi panas. Proses dari pengubahan makanan dan air menjadi bentuk energi. Sedangkan untuk setiap mol lemak menghasilkan 2340 kkal (3,5 kali dibanding glukosa) atau sebanyak 146 ATP.

Sebagian besar energi yang dirubah menjadi panas digunakan untuk : membentuk panas inti di dalam tubuh. menyiapkan suhu optimal untuk kerja enzim. merenggangkan sistem arteri sehingga menyebabkan reservoar energi potensial. Pada saat darah mengalir melalui pembuluh darah kapiler, gesekan dari lapisan darah yang mengalir satu sama lain terhadap dinding pembuluh mengubah energi ini menjadi panas.

Simpanan energi kinetik untuk pergerakan molekul-molekul.

Mitokondria dinamakan pusat energi bagi sel, karena menyaring energi dari zat gizi dan oksigen dan selanjutnya menyediakan sebagian besar energi (95%) yang diperlukan agar sel dapat melakukan fungsinya. Jumlahnya dalam setiap sel berbeda (dari puluhan sampai ribuan),

tergantung pada jumlah energi yang diperlukan oleh setiap sel, dan mitokondria mengadakan replikasi sendiri sampai tercapai jumlah yang dapat memenuhi kebutuhan energi sel.

Di dalam sel, bahan makanan secara kimia bereaksi dengan oksigen dibawah pengaruh berbagai enzim yang mengawasi kecepatan reaksi dan menyalurkan energi yang dikeluarkan dalam arah yang tepat. Energi yang dihasilkan membentuk ATP, yang kemudian ditransfer keluar mitokondria menuju semua bagian sitoplasma dan nukleoplasma. Adapun, energi digunakan untuk memberi tenaga pada fungsi-fungsi sel. Oleh karena itu, ATP dinamakan sebagai bentuk energi sel karena dapat disimpan dan dibentuk kembali.

Berdasarkan hukum termodinamik I Jumlah energi selalu tetap, tidak dapat dibuat atau dihilangkan, tetapi dapat dirubah bentuk. Perubahan bentuk (konversi) energi umumnya bersifat reversibel. Berdasarkan energi panas yang dihasilkan energi dapat dikelompokkan dalam (1) Endergonic energi panas berada di dalam tubuh; dan (2) Exergonic energi panas dikeluarkan dari dalam tubuh.

Jalur Reaksi Metabolisme

Sebagian besar jalur reaki metabolisme terjadi secara reversibel. Berdasarkan reaksi metabolisme ini dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu : (1) Biosynthetic atau ANABOLISME sintesis molekul menjadi molekul yang lebih besar; mem-butuhkan energi; dan merupakan reaksi endergonik (2) Degradative atau KATABOLISME memecah molekul besar menjadi mulekul yang lebih kecil; menghasilkan energi; merupakan reaksi eksergonik; dan respirasi aerobik.

Enzim merupakan molekul katalitik (biological catalysts); yang berfungsi mempercepat reaksi bikimiawi; tersusun dari protein dan beberapa dari RNA. Fungsi enzim semakin meningkat ketika lingkungan sel berada dalam temperatur, pH dan salinitas yang sesuai dengan kerja masing-masing enzim
6

Metabolisme Karbohidrat

Metabolisme karbohidrat meliputi : (1) Glikolisis (2) Glukoneogenesis, (3) glikogenolisis, (4) Glicogen synthesis, (5) metabolism Galaktose, (6) metabolism fruktose and manose, (7) Glyoxylate pathway, dan (8) siklus asam sitrat (Krebs).

Metabolisme Lemak

Reaksi metabolisme lemak meliputi : (1) Lipolisis (hormone sensitive lipase), (2) Carnitine shuttle (fatty acid uptake), (3) Mitochondrial -oxidation, (4) Peroxisomal -oxidation, (5) Glycerol catabolism, (6) Fatty acid synthesis, (7) Fatty acid elongation and desaturation, (8) Triacylglyceride synthesis, (9) Phospholipids biosynthesis, (10) Synthesis and utilization of ketone bodies, (11) Sphingolipid and ceramide synthesis.

Metabolisme Energi Reaksi metabolisme energi terjadi melalui : (1) Posporilasi Oksidative, dan (2) sintesis ATP

Kecepatan Metabolisme

Kecepatan metabolisme adalah jumlah energi total yang dibutuhkan per unit waktu. Pengukuran kecepatan metabolisme menggunakan Basal metabolic rate (BMR). BMR adalah kecepatan metabolisme dalam keadaan standar (subjek dalam keadaan fisik dan dan mental istirahat tetapi tidak tidur dalam temperatur nyaman dan tidak makan selama 12 jam). Pada kondisi BMR, energi sebagian besar digunakan untuk mempertahankan kondisi vegetatif tubuh atau untuk aktivitas kelenjar, jantung, liver, ginjal dan otak.

Proses metabolisme juga dikontrol oleh hormon-hormon. Hormon yang ikut meregulasi metabolisme adalah hormon tiroid, glukagon, epinephrine, kortisol, dan hormon pertumbuhan.
7

1. Hormon Tiroid, dapat meningkatkan konsumsi oksigen dan produksi panas pada sebagian besar jaringan tubuh, yang disebut dengan efek kalorigenik, melalui mengurangan produksi ATP 2. Epinephrine, meningkatkan BMR dengan efek kalorigenik. Epinephrine menstimulasi katabolisme glikogen dan triasilgliserol. 3. Glukagon, merangsang pembongkaran simpanan glukosa hingga gula darh kembali normal (glikogenolisis), dan meningkatkan penggunaan lemak (lipolisis). 4. Kortisol, menghambat metabolisme lemak dan karbohidrat, dengan menstimulasi proses glukoneogenesis dan lipolisis, meningkatkan protein katabolisme, menurunkan penyerapan glukose pada sel otot dan sel lemak, dan meningkatkan pemecahan triasilgliserol. 5. Growth hormone, menstimulasi pertumbuhan dan anabolisme protein.

Bab 3
Suhu Tubuh dan Pengaturannya

Dalam konteks suhu tubuh terdapat konsep yang paling banyak digunakan yaitu Konsep Core temperature yang didalamnya terdapat dua elemen suhu: Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu rata-rata 370 C, yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane tympani, vagina, esophagus.(Tr) Bagian luar adalah temperatur kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai + 2 cm kedalam.(Ts) Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh rata-rata (TMB : Temperatur Mean Body) dengan rumus TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr.1

Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hipothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak.

Gb.1 Hipotalamus sebagai pusat pengaturan endokrin.(termasuk suhu)

Hipotalamus sebagai pusat regulator suhu. Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama untuk memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai termostat tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit. Penyesuaian dikoordinasi dengan sangat rumit dalam mekanisme penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan keperluan untuk mengorekasi setiap penyimpangan suhu inti dari nilai patokan normal. Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,01C.

Hipotalamus terus-menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu inti melalui reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut termoreseptor (reseptor hangat, dingin dan nyeri di perifer). Reseptor suhu sangat aktif selama perubahan temperatur. Sensasi suhu primer diadaptasi dengan sangat cepat. Suhu inti dipantau oleh termoreseptor sentral yang terletak di hipotalamus serta di susunan syaraf pusat dan organ abdomen.

Di hipotalamus diketahui terdapat 2 pusat pengaturan suhu, yaitu di regio posterior dan anteror. Regio posterior diaktifkan oleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks yang memperantarai produksi panas dan konservasi panas. Sedang, regio anterior yang diaktifkan oleh rasa hangat, memicu refleks yang memperantarai pengurangan panas.2

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37.3

10

Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.3 Perubahan suhu tubuh dideteksi oleh 2 jenis reseptor, yaitu oleh (1) termoreseptor di kulit (peripheral thermoreceptors) dan (2) termoreseptor sentral di hipotalamus, korda spinalis, dll. (central thermoreceptors).3 Termoreseptor sentral memiliki umpan balik negatif esensial untuk mempertahankan suhu inti sedang termoreseptor periper berfungsi menghantar sinyal ke pusat integrasi dingin di hipotalamus. Hipotalamus melayani seluruh refleks integrasi suhu dan mengirimkan sinyal kembali melalui saraf simpatis autonom ke kelenjar keringat, pembuluh darah kulit, kelenjar adrenalis, dan melalui neuron motoris pada otot skeletal.

Kontrol produksi panas

Perubahan aktivitas otot merupakan kontrol produksi panas utama dan menurunkan suhu inti. Pada suhu panas, tubuh akan mengurangi gerakan otot, sedang pada suhu dingin, akan terjadi stimulasi pada gerakan otot yang disebut dengan menggigil ( rhythmical muscle contractions/ shivering thermogenesis).

Produksi panas dapat meningkat dan menurun, bahkan dapat meningkat sampai 15-20 kali BMR melalui aktivitas saraf autonomik atau muskular. Sedang, temperatur tubuh dapat meningkatkan BMR 10-15% (Ganong, 1997; dll). Produksi panas pada basal metabolic rate (rata-rata BMR pada dewasa muda adalah 75-110W) dan kerja fisik (otot). Liver dan organ dalam abdominal menghasilkan 50% BMR, otak dan susunan saraf pusat 15-20%, Jantung dan sistem sirkulasi 10% dan pada otot yang istirahat 20-25%.

11

Efek aktivitas otot pada BMR (Basal Metabolisme Rate) pria dewasa

Istirahat Peningkatan tonus otot Menggigil Bekerja agak keras Bekerja keras

: BMR 75110W : BMR 150200W : BMR 200500W : BMR 400W : BMR 600800W

Olahraga berat dalam waktu pendek atau mencapai: BMR > 2 000W

Produksi panas dapat dipengaruhi oleh : 1. Suhu Lingkungan, 2. Produksi suhu karena makanan Makan dan makan makanan yang kaya protein akan menghasilkan peningkatan produksi panas. 3. Aktivitas otot aktivitas otot akan meningkatkan kontraksi otot. Selama bergerak atau berolahraga atau menggigil, akan menstimulasi peningkatan BMR. 1. Regulasi Penyimpanan Energi total tubuh Simpanan energi = Energi dari sumber makanan (produksi panas internal+ kerja luar)

Berat badan diregulasi oleh kalori yang masuk dengan energi yang terpakai. 1. Kontrol asupan makanan pengaturan asupan makanan dapat dipengaruhi oleh hormon leptin yang terdapat pada jaringan lemak. Hormon ini akan merangsang hipotalamus untuk mengurangi asupan makanan dengan menghambat pelepasan neuropeptida yang merangsang makan. Hormon leptin penting untuk kontrol jangka panjang. Sedang kontrol jangka pendek diatur oleh bermacam-macam sinyal seperti hormon insulin, suhu tubuh, jumlah makanan yang berada di GIT. 2. Kelebihan berat badan dan Obesitas penurunan kalori dari asupan makanan akan menurunkan kecepatan metabolisme sehingga dapat menurunkan kehilangan berat badan, sebaliknya dengan berolahraga akan mengatur set poin penurunan penyimpanan lemak.

12

3. Gangguan Konsumsi Makan - Anorexia nervosa adalah keadaan patologis akibat takut berat badan bertambah sehingga mengurangi jumlah makan. Keadaan ini akan mengakibatkan penurunan tekanan darah, turunnya suhu tubuh, dan perubahan sekresi hormon dan dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan kematian; dan Bulemia yaitu keadaan patologis akibat takut berat badan bertambah dan berusaha mengurangi asupan makanan. Namun, keadaan ini mengakibatkan orang yang bersangkutan akan mengalami periode ingin makan banyak secara berulang-ulang sehingga mengakibatkan banyak ingin muntah, sering BAK (buang air kecil) dan BAB (buang air besar), dan olahraga.

Transfer Panas Transfer panas terjadi melalui (1) radiasi, (2) konveksi, (3) konduksi, (4) evaporasi.1,2 BAK dan BAB dapat menurunkan suhu 1%. Panas inti ditransfer dari jaringan tubuh ke permukaan kulit melalui sirkulasi darah dan penghantaran panas jaringan (tissue conductance).

Kontrol Kehilangan panas melalui radiasi dan konduksi

Kulit merupakan bagian tubuh yang efektif sebagai insulator pada kontrol fisiologis, melalui perubahan aliran darah di kulit. Semakin banyak aliran darah ke kulit maka akan semakin kecil perbedaan dengan suhu lingkugan. Jika, kapasitas pembuluh darah ke kulit berkurang penghantaran panas ke perifer semakin kecil, sehingga pengeluaran panas ke lingkungan dapat semakin kecil juga. Vasokonstriktor karena rangsangan simpatis, akan terinervasi karena suhu dingin dan akan meningkat ketika suhu meningkat.

Sedang mekanisme perubahan perilaku, seperti tubuh melingkar ketika suhu dingin, akan mengurangi luar permukaan yang terpapar suhu lingkungan yang dingin, dengan demikian akan menurunkan pembebasan panas tubuh ke lingkungan (melalui reaksi radiasi dan konduksi) dan menurunkan hantaran suhu lingkungan ke dalam tubuh. Demikian juga sebaliknya.
13

Kontrol kehilangan panas melalui Evaporasi Kehilangan air melalui kulit, kelenjar keringat, dan jalan pernafasan juga dapat bermanfaat untuk meningkatkan pembebasan panas.

Suhu lingkungan yang dapat ditoleransi oleh tubuh melalui vasokonstriksi dan vasodilatasi di kulit saja saja disebut dengan thermoneutral zone. Di bawah atau di atas zona ini tubuh masing-masing harus meningkatkan produksi panas atau meningkatkan pengeluaran panas.

Aklimatisasi Suhu Perubahan keringat, baik dalam volume dan komposisi ditentukan adaptasi terhadap kenaikan temperatur. Sodium yang hilang keringat akan berkurang karena peningkatan reabsorbsi akibat sekresi aldosteron.

STIMULASI DINGIN Penurunan kehilangan panas 1. Vasokronstriksi pembuluh darah kulit,

terutama ekstri-mitas 2. Penurunan luas permukaan tubuh yang kontak dengan suhu dingin (bersedekap, mlungker(jw)/ a protective fetal position) 3. Pilo ereksi 1. Tindakan (Menghindari terpapar dingin, jaket, berselimut, menaikkan suhu ruang, minuman hangat, dll) Peningkatan produksi panas 1. Peningkatan tonus otot, 2. Peningkatan tekanan darah 3. Menggigil dan meningkatkan aktivitas otot volunter 4. Meningkatkan sekresi epinefrin,
14

5. Meningkatkan rasa lapar Adaptasi Autonomik toleransi dingin 1. Adaptasi psikologis 2. Adaptasi SSP (susunan saraf pusat) 3. Aklimatisasi dingin 4. Membiasakan diri hidup di tempat dingin STIMULASI PANAS Peningkatan kehilangan panas 1. Vasokronstriksi pembuluh darah kulit 2. Berkeringat 3. Tindakan (menurunkan suhu ruang,

menggunakan pakaian yang minim/tipis, dll) Penurunan produksi panas 1. Penurunan tonus otot dan aktivitas otot volunter 2. Menurunkan sekresi epinefrin 3. Mengurangi nafsu makan. Tabel 1. Mekanisme efektor terhadap regulasi suhu

15

Bab 4
Demam 4.1 Patofisiologi Demam

Demam atau dalam bahasa medis disebut dengan febris merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh, dimana suhu tersebut melebihi dari suhu tubuh normal.Mungkin kita bertanya, mengapa suhu tubuh kita meningkat?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita mencoba melihat kembali dan memahami tentang sistem pengaturan suhu tubuh kita.Suhu tubuh kita diatur oleh sebuah mesin khusus pengatur suhu yang terletak di otak tepatnya di bagian hipotalamus tepatnya dibagian pre optik anterior (pre = sebelum, anterior= depan) Hipotalamus sendiri merupakan bagian dari deinsephalon yang merupakan bagian dari otak depan kita (prosencephalon).

Hipotalamus dapat dikatakan sebagai mesin pengatur suhu (termostat tubuh) karena disana terdapat reseptor (penangkap, perantara) yang sangat peka terhadap suhu yang lebih dikenal dengan nama termoreseptor (termo = suhu). Dengan adanya termorespetor ini, suhu tubuh dapat senatiasa berada dalam batas normal yakni sesuai dengan suhu inti tubuh. Suhu inti tubuh merupakan pencerminan dari kandungan panas yang ada di dalam tubuh kita. Kandungan panas didapatkan dari pemasukan panas yang berasal dari proses metabolisme makanan yang masuk ke dalam tubuh. Pada umumnya suhu inti berada dalam batas 36,537,5C.

Dalam berbagai aktivitas sehari-hari, tubuh kita juga akan mengelurakan panas misalnya saat berolahraga. Bilamana terjadi pengeluraan panas yang lebih besar dibandingkan dengan pemasukannya, atau sebaliknya maka termostat tubuh itu akan segera bekerja guna menyeimbangkan suhu tubuh inti.Bila pemasukan panas lebih besar daripada pengeluarannya, maka termostat ini akan memerintahkan tubuh kita untuk melepaskan panas tubuh yang berlebih ke lingkungan luar tubuh salah satunya dengan mekanisme berkeringat.Dan bila
16

pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka termostat ini akan berusaha menyeimbakan suhu tersebut dengan cara memerintahkan otot-otot rangka kita untuk berkontraksi(bergerak) guna menghasilkan panas tubuh. Kontraksi otot-otok rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil.Contohnya, seperti saat kita berada di lingkungan pegunungan yang hawanya dingin, tanpa kita sadari tangan dan kaki kita bergemetar (menggigil). Hal ini dimaksudkan agar tubuh kita tetap hangat. Karena dengan menggigil itulah, tubuh kita akan memproduksi panas.

Hal diatas tersebut merupakan proses fisiologis (keadaan normal) yang terjadi dalam tubuh kita manakala tubuh kita mengalamiperubahan suhu.Lain halnya bila tubuh mengalami proses patologis (sakit). Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh zat toksis (racun) yang masuk kedalam tubuh.Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh.Proses peradangan diawali dengan masuknya racun kedalam tubuh kita. Contoh racunyang paling mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit.Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuh antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit).Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan senjata berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2.Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan mempengaruhi kerja dari termostat
17

hipotalamus.Sebagai kompensasinya, hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang setting hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris. Demam yang tinggi pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik (akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh bayi atau anak-anak yang disebut dengan kejang demam)Dengan memahami mekanisme sederhana dari proses terjadinya demam diatas, maka salah satu tindakan pengobatan yang sering kita lakukan adalah mengompres kepala dan meminum obat penurun panas misal yang sangat familiar adalah parasetamol.4

18

4.2 Jenis dan Tingkatan Demam

Jenis demam:

1.Onset atau invasi: Serangan atau invasi dari demam adalah periode ketika suhu tubuh meningkat dan mungkin menjadi proses yang tiba-tiba atau bertahap. 2.Fastigium: Fastigium demam adalah periode ketika suhu tubuh telah mencapai maksimum dan tetap cukup konstan pada tingkat tinggi. 3.Defervescence atau penurunan: penurunan suhu badan sampai yg normal atau penurunan demam adalah periode ketika suhu tinggi akan kembali ke normal.The demam dapat mereda tiba-tiba atau bertahap. 4.Crisis: Krisis adalah kembali tiba-tiba ke temperatur normal dari suhu yang sangat tinggi dalam beberapa jam atau hari. 5.True Krisis: Suhu jatuh tiba-tiba dalam beberapa jam dan menyentuh normal, disertai dengan peningkatan yang nyata dalam kondisi pasien. 6.False Krisis: Sebuah tiba-tiba jatuh dalam suhu tidak disertai dengan perbaikan kondisi umum disebut crisis.It palsu dapat menjadi sinyal bahaya dan bukan tanda perbaikan. 7.Lysis: Suhu jatuh zig-zag cara selama dua atau tiga hari atau seminggu sebelum mencapai normal, selama waktu gejala lain juga secara bertahap menghilang. 8.Constant demam atau demam terus-menerus: demam Konstan atau demam terus menerus adalah satu di mana suhu bervariasi tidak lebih dari dua derajat antara pagi dan sore dan tidak mencapai normal untuk jangka waktu hari atau minggu. demam 9.Remittent: demam Remittent adalah demam ditandai dengan variasi lebih dari dua derajat antara pagi dan sore hari tetapi tidak mencapai normal. 10.Intermittent atau demam yg terjadi setiap hari: Suhu naik dari normal atau di bawah normal untuk demam tinggi dan kembali pada interval reguler intervals.The mungkin bervariasi dari beberapa jam sampai tiga suhu days.Usually lebih tinggi di malam hari daripada di pagi hari. demam

19

11.Inverse: Dalam jenis ini kisaran temperatur tertinggi tercatat pada pagi hari dan terendah di malam hari yang bertentangan dengan yang ditemukan dalam kegiatan normal demam. 12.Hectic atau berayun demam: Bila perbedaan antara titik tinggi dan rendah sangat besar, demam disebut demam sibuk atau berayun. 13.Relapsing demam: demam kambuh adalah satu di mana ada periode singkat demam diikuti oleh satu atau lebih hari suhu normal. demam 14.Irregular: Ketika demam sepenuhnya tidak teratur dalam perjalanannya, tidak dapat digolongkan dalam salah satu dari demam dijelaskan di atas dan disebut demam tidak teratur.

Tahapan demam: 1.Rigor: Rigor adalah serangan tiba-tiba menggigil parah di mana suhu tubuh naik cepat ke tahap hyprepyrexia seperti terlihat pada malaria. 2.Low pireksia: Dalam pireksia demam rendah tidak naik di atas 99-100 Farthing gelar atau 37,2-37,8 derajat Celcius. pireksia 3.Moderate: Suhu tubuh tetap antara 100-103 derajat Fahrenheit atau 37,8-39,4 derajat Celcius. 4.High pireksia: suhu tetap antara 103-105 derajat Fahrenheit atau 39,4-40,6 derajat Celcius. pireksia 5.Hyper: Suhu berjalan di atas 105 derajat Fahrenheit. 6.Subnormal suhu: Bila suhu badan turun di bawah normal itu disebut temperatur di bawah normal temperature.The dapat bervariasi antara 95-98 derajat Fahrenheit atau 35 36,7 derajat Celcius. 7.Hyperthermia: Bila suhu tubuh dinaikkan sampai 105 derajat Fahrenheit atau di atasnya disebut hiperpireksia. 8.hypothermia: Jika suhu turun di bawah 95 derajat Fahrenheit atau 35 derajat Celcius, kondisi ini disebut hipotermia.5

20

4.3 Gangguan Terpapar Panas Heat Stroke, Heat Cramps, Heat Exhaustion

Heat Cramps (Kram Karena Panas) adalah kejang otot hebat akibat keringat berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas.

Heat cramps disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam (termasuk natrium, kalium dan magnesium) akibat keringat yang berlebihan, yang sering terjadi ketika melakukan aktivitas fisik yang berat.

Heat cramps sering terjadi pada pekerja manual, seperti pekerja di ruang mesin, pekerja pengolah baja dan pekerja pertambangan.

Heat cramps seringkali secara tiba-tiba mulai timbul di tangan, betis atau kaki; terasa sangat nyeri. Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk dikendurkan.Heat cramps bisa dicegah atau diobati dengan meminum minuman atau memakan makanan yang mengandung garam.6

Heat stroke adalah kondisi mengancam jiwa dimana suhu tubuh mencapai lebih dari 40C atau lebih. Heat stroke dapat disebabkan karena kenaikan suhu lingkungan, atau aktivitas yang dapat meningkatkan suhu tubuh. Apapun penyebabnya diperlukan penanganan medis segera untuk mencegah kerusakan otak dan organ lain, dan kematian. TANDA DAN GEJALA Gejala heat stroke termasuk:

Kenaikan suhu, sampai 40C atau lebih merupakan salah satu tanda utama dari heat stroke.

Tidak berkeringat. Jika heat stroke disebabkan oleh karena suhu lingkungan yang sangat panas, maka kulit cenderung terasa panas dan kering saat disentuh. Sedangkan jika disebabkan oleh karena aktivitas yang berlebihan, maka kulit terasa lembab.
21

Kemerahan pada kulit seiring dengan suhu tubuh anda Nafas anda menjadi cepat dan terasa berat Denyut jantung semakin cepat Sakit kepala seperti ditusuk-tusuk Gejala saraf lain, misalnya kejang, tidak sadar, halusinasi, atau tidak dapat mengerti keadaan sekitar secara sementara.

Otot bisa terasa kram, lalu selanjutnya terasa lumpuh.

Gb.2 Heat Stroke dan Heat Exhaustion

PENYEBAB

Heat stroke merupakan gabungan dari 2 kondisi serius yang berhubungan dengan suhu. Jika tidak segera ditangani maka kondisi akan cepat memburuk dan menjadi heat stroke.

Kondisi pertama adalah heat cramp/ kram akibat kenaikan suhu tubuh, dimana terjadi karena paparan suhu yang sangat tinggi. Biasanya ditandai dengan keringat berlebihan, kelelahan, haus, kram otot, biasanya di perit tangan atau kaki. Kondisi ini umumnya terjadi di iklim yang hangat dengan aktivitas fisik berat. Anda dapat mengatasi kram suhu ini dengan minuman isotonik yang sekarang banyak dijual bebas, istirahat di tempat yang teduh atau ber-ac.

Kondisi yang lain adalah heat exhaustion/ kelelahan akibat kenaikan suhu tubuh. Heat exhaustion muncul jika anda tidak mempedulikan gejala dari heat cramp yang muncul,

22

sehingga kondisi anda memburuk. Tanda dan gejalanya termasuk sakit kepala, pusing, kepala terasa ringan, mual, kulit dingin dan terasa lembab, kram otot. Atasi heat exhaustion dengan cara yang sama dengan heat cramp, yaitu dengan minum minuman dingin, mandi dengan air dingin, atau di ruangan yang ber-ac. Jika kondisi tidak membaik, carilah pertolongan medis secepatnya. Penyebab heat stroke tergantung dari aktifitas yang anda lakukan. Heat stroke dapat muncul pada keadaan:

Kondisi lingkungan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan suhu tubuh anda pun ikut naik. Anda dapat juga melakukan aktivitas, namun penyebab utamanya adlah suhu lingkungan sekitar anda yang terlalu tinggi. Biasanya terjadi di lingkungan yang hangat dan lembab.

Aktivitas yang berlebihan. Pada heatstroke yang disebakan oleh karena aktivitas, penyebab dari naiknya suhu tubuh adalah aktivitas berlebihan itu sendiri.Anda dapat terkena heat stroke yang disebabkan dari aktivitas berlebihan, walaupun anda sudah terbiasa dengan suhu lingkungan yang panas sekalipun.

Heat stroke juga dapat terjadi jika anda memakai pakaian yang terlalu tebal sehingga mengganggu pengeluaran keringat, meminum alkohol (yang mempengaruhi pengaturan suhu tubuh), dan dehidrasi (kekurangan cairan)

TERAPI Jika anda merasa memiliki gejala tersebut di atas, cari tempat sejuk untuk berteduh, dinginkan tubuh anda dengan meminum air atau minuman elektrolit. Jika tetap berlanjut segera ke dokter. Jika anda bersama dengan orang yang kemungkinan terkena heat stroke, sebisa mungkin dinginkan penderita. Buka pakaiannya, agar keringat dapat menguap, lalu selimuti penderita dengan kain basah, kompres es pada ketiak, beri penderita minuman berelektrolit atau jus. Bawa segera ke rumah sakit, ini merupakan tindakan darurat.
23

KOMPLIKASI

Komplikasi yang mungkin erjadi pada heat stroke adalah syok, karena aliran darah yang kurang secara tiba-tiba. Tanda-tandanya adalah tekanan darah rendah, bibir dan kuku yang kebiruan, kulit yang terasa dingin dan licin. Syok dapat merusak oran jika tidak ditangani segera.

Jika anda tidak bertindak cepat untuk mengatasi heat stroke, anda dapat meninggal atau mengalami kerusakan pada otak dan organ lainnya. Organ-organ akan membengkak sebagai respon dari kenaikan suhu yang berlebihan, dan jika tidak segera didinginkan, kerusakan organ ini bersifat menetap.

PENCEGAHAN

Tetaplah di dalam ruangan yang sejuk jika memungkinkan Minum air putih dalam jumlah cukup sebelum melakuakn aktivitas di luar ruangan. Kurangi mengkonsumsi minuman seperti teh, kopi, alkohol, yang dapat memicu dehidrasi.

Pakailah pakaian yang ringan, longgar, berwarna cerah, dan menyerap keringat Lindungi diri anda dari matahari dengan menggunakan payung atau topi saat di luar ruangan

Jangan berada di luar ruangan pada saat matahari sedang sangat terik (antara jam 10 pagi sampai jam 4 sore) sebisa mungkin

Jika melakukan aktivias di luar ruangan, usahakan untuk sering minum setiap 15 sampai 20 menit sekali walaupun tidak merasa haus.7

24

Penutup

Dari hasil pembelajaran mandiri saya, saya mendapatkan kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut.

Manusia memerlukan energi yang berasal dari lingkungannya untuk kehidupannya. Energi didefinisikan sebagai kapasitas untuk melakukan kerja. Sumber energi tubuh adalah karbohidrat, lemak, protein (termasuk vitamin, mineral dan air). Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hipothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak. Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama untuk memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai termostat tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Perubahan aktivitas otot merupakan kontrol produksi panas utama dan menurunkan suhu inti. Transfer panas terjadi melalui (1) radiasi, (2) konveksi, (3) konduksi, (4) evaporasi. Demam atau dalam bahasa medis disebut dengan febris merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan suhu tubuh, dimana suhu tersebut melebihi dari suhu tubuh normal. Heat Cramps (Kram Karena Panas) adalah kejang otot hebat akibat keringat berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas.

Heat stroke adalah kondisi mengancam jiwa dimana suhu tubuh mencapai lebih dari 40C atau lebih. heat exhaustion/ kelelahan akibat kenaikan suhu tubuh. Heat exhaustion muncul jika anda tidak mempedulikan gejala dari heat cramp yang muncul.

25

Daftar Pustaka
1. 2. 3. Sherwood L. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed. 2. Jakarta: EGC; 2001. W.F.Ganong. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed. 22. Jakarta: EGC;2008. Regulasi Suhu Tubuh. Diunduh dari http://nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh/. 30 November 2010. 4. Patofisiologi Demam. Diunduh dari http://www.scribd.com/doc/21556562/patofisiologidemam. 30 November 2010. 5. Fever. Diunduh dari http://www.indiastudychannel.com/resources/97369-Fever.aspx. 30 november 2010. 6. Kelainan Panas. Diunduh dari http://forum.um.ac.id/index.php?topic=9555.0. 30

November 2010. 7. Valentine, M. Heat Stroke: Panas Yang Merenggang Nyawa. 2 Agustus 2010. Diunduh dari http://www.tanyadokteranda.com/penyakit/2010/08/heat-stroke-panas-yangmerenggang-nyawa. 30 November 2010.

26

Anda mungkin juga menyukai