Anda di halaman 1dari 13

TUMOR PARU

A. DEFINISI Tumor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small Cell Lung Cancer ) dan NSLC (Non Small Cell Lung Cancer/ Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar) ( At a Glance, Medicine, Patrisk Davey, hal. 203 ). Karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas. ( Hood Al sagaff, dkk 1993 ) Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker. ( Zerich 150105 Weblog, by Erich )

B. ETIOLOGI Penyebab/ faktor pendukung dari tumor maupun kanker paru, antara lain : 1. Merokok 2. Terpapar asap rokok 3. Paparan zat karsinogen ( asbestos, radiasi ion, radon arse ) 4. Polusi udara 5. Genetik ( Amin Zulkifli, Ilmu Penyakit Dalam Ed. IV, hal 1005 )

C. PATOFISIOLOGI Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingkungan, faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat intiation yang merangasang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor. Inisiasi agen biasanya bisa berupa unsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik (DNA). Keadaan selanjutnya diakibatkan

keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama mingguan sampai tahunan.

Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan. Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid ( sel skuamosa ). Karsinoma sel kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar ( tak terdeferensiasi ) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel kecil umumnya terbentuk dijalan napas utama bronkial. Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan alveoli. Karsuinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehigga mempunyai progrosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis baik karena pertumbuhan sel ini lambat.

D. PATHWAYS Virus/ faktor lingkungan Kimia faktor hormonal Fisik Bereaksi Neoplasma berkembang Terbentuk tumor TUMOR PARU Nyeri dada nyeri akut sesak nafas N. Phrenicus Lumpuh difragma Gangguan otot nafas penekanan/ rusaknya trachea/ bronchus sesak jantung S. Simpatis cardiac arrest faktor genetik

Biologis

Pola Nafas tidak efektif

intoleransi aktivitas penurunan curah jantung

E. MANIFESTASI KLINIK Manifestasi klinik pada penderita tumor paru yaitu : 1. Batuk yang terus menerus dan berkepanjangan 2. Napas pendek-pendek dan suara parau 3. Batuk berdarah dan berdahak 4. Nyeri pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalam 5. Hilang nafsu makan dan berat badan

F. KOMPLIKASI Komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan tumor paru yaitu : 1. Hematorak 2. Pneumotorak 3. Empiema 4. Endokarditis 5. Abses paru 6. Atelektasis

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Foto dada menunjukkan sisi lesi

2. Analisis sputum untuk sitologi menyatakan tipe sel kanker 3. Skan tomografi komputer dan tomogram paru menunjukkan lokasi tumor dan ukuran tumor 4. Bronkoskopi dapat dilakukan untuk memperoleh sample untuk biopsi dan mengumpulkan hapusan bronkial tumor yang terjadi dicabang bronkus 5. Aspirasi dengan janim dan biopsi jaringan paru dapat dilakukan jika pemeriksaan radiology menunjukan lesi di paru-paru perifer 6. Radionuklide scan terhadap organ-organ lain menentukan luasnya netastase ( otak, hepar tulang, limpa ) 7. Mediastinoskopi menentukan apakah tumor telah metastase telah metastase ke limfe mediastinum

H. PENATALAKSANAAN MEDIK 1. Pembedahan, memiliki kemungkinan kesembuhan terbaik, namun hanya < 25% kasus yang bias dioperasi dan hanya 25% diantaranya ( 5% dari semua kasus ) yang telah hidup setelah 5 tahun. Tingkat mortalitas perioperatif sebesar 3% pada lobektomi dan 6% pada pneumonektomi 2. Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa dioperasi. Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya menyembuhklan sedikit diantaranya. 3. Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri lokal

4. Kemoterapi, digunakan pada kanker paru sel kecil, karena pembedahan tidak pernah sesuai dengan histologi kanker jenis ini. Peran kemoterapi pada kanker bukan sel kecil belum jelas. 5. Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau

penggunaan stent dapat memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signifikan 6. Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan

I. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN 1. Bantu pasien untuk mencari posisi yang paling sedikit nyerinya Dalam tindakan psikologis kurangi ansietas dengan memberikan informasi yang sering, sederhana, jelas tentang apa yang sedang dilakukan untuk - Mengatasi kondisi dan apa makna respons terhadap pengobatan.

J. PENGKAJIAN a. Pengumpulan Data 1. Keadaan umum: lemah, sesak yang disertai dengan nyeri dada. 2. Kebutuhan dasar: Pola makan : nafsu makan berkurang karena adanya sekret dan terjadi kesulitan menelan (disfagia), penurunan berat badan.

Pola minum : frekuensi minum meningkat (rasa haus) Pola tidur : susah tidur karena adanya batuk dan nyeri dada. Aktivitas : keletihan, kelemahan

3. Pemeriksaan fisik Sistem pernafasan : Sesak nafas, nyeri dada Batuk produktif tak efektif Suara nafas: mengi pada inspirasi Serak, paralysis pita suara.

Sistem kardiovaskuler tachycardia, disritmia menunjukkan efusi (gesekan pericardial)

Sistem gastrointestinal Anoreksia, disfagia, penurunan intake makanan, berat badan menurun.

Sistem urinarius Peningkatan frekuensi/jumlah urine. Sistem neurologis Perasaan takut/takut hasil pembedahan Kegelisahan

4. Data Penunjang Foto dada, PA dan lateral CT scan/MRI Bronchoscope Sitologi

b. Pengelompokan Data 1. Data Subjektif Perasaan lemah, Sesak nafas, nyeri dada, Batuk tak efektif, Serak, haus, Anoreksia, disfalgia, berat badan menurun, Peningkatan frekuensi/jumlah urine, Takut 2. Data Objektif Batuk produktif, Tachycardia/disritmia,

Menunjukkan efusi, Sianosis, pucat, Edema, Demam, Gelisah

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Bersihan jalan napas Tidak efektif berhubungan dengan obstruksi bronkial sekunder karena invasi tumor 2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru 3. Ketakutan / ansietas berhubungan dengan ancaman / perubahan status kesehatan ( Engtram, Barbara.1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol 1. Jakarta : EGC )

L. RENCANA KEPERAWATAN 1. Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi. Intervensi : a. Auskultasi dada untuk karakter bunyi napas atau adanya sekreat. Rasional : Pernapasan bising, ronki dan menunjukkan tertahannya sekreat / obstruksi jalan napas

b. Observasi jumlah dan karakter sputum / aspirasi sekret. Selidiki jalan perubahan sesuai indikasi Rasional : Peningkatan jumlah sekret tidak berwarna ( atau berck darah 1 berair awalnya normaldan harus menurun sesuai kemajuan penyembuhan c. Dorong masukan cairan per oral ( sedikitnya 2500 ml / hari ) dalam toleransi jantung. Rasional : Hidrasi adekuat untuk mempertahankan sekreat hilang / peningkatan keluaran d. Kaji nyeri / ketidak nyamanan dan obati dengan dosis rutin dan lakukan latihan pernapasan Rasional : Mendorong pasien untu bergerak, batuk lebih efektif dan napas lebih dalam untuk mencegah kegagalan napas. ( pernapasan ) e. Berikan atau bantu dengan IPPB, spirometriinsentif, meniup botol, drainase postural / perkusi sesuai indikasi. Rasional : Memperbaiki ekspansi paru / vemntilasi dan mudahkan pembuangan sekret. Catatan : Drainase postuural dapat dikotraisdikasikan pada beberapa pasien dan pada setiapkejadian harus dilakukan untuk mencegah gangguan pernapasan dan ketidaknyamanan insisi. f. Gunakan oksigen, humidifikasi / nebuliser. Berikan cairan tambahan melalui IV sesuai indikasi

Rasional

Memberikan

hidrasi

maksimal

membantu

penghilangan / pengenceran sekret untuk meningkatkan pengeluaran g. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekaran saraf oleh tumor paru Intervensi. Intervensi : Tanyakan pasien tentang nyeri. Tentukan karakteristik nyeri ( P,Q,R,S,T ) misal : terus-menerus, sakit menusuk, terbakar. Buat skala nyeri 0-10 rentang intensitasnya. Rasional : Membantu dalam mengevaluasi gejala nyeri karena kanker yang dapat melibatkan visera, saraf atau jaringan tulang. Penggunaan skala rentang membantu pasien dalam mengkaji tingkat nyeri dan memberikan alat unutk evaluasi keefektifan analgetik, meningkatkan kontrol nyeri Kaji pertanyaan verbal dan non verbal nyeri pasien Rasional : Ketidak sesuaian antara petunjuk verbal atau non verbal dapat memberikan petunjuk derajat nyeri, kebutuhan / keefektifan intervensi Berikan tindakan kenyamanan. Misal : sering ubah posisi, pijat punggung, sokongan bantal, dorong penggunaan teknik relaksasi, misal : visualisasi, bimbingan imajinasi danaktivitas hiburan yang tepat.

10

Rasional perhatian.

Meningkatkan Menghilangkan

relaksasi ketidak

dan

pengalihan dan

nyamanan

meningkatkan efek terapeutik analgesik Bantu aktivitas perawatan diri, pernapasan / latihan tangan dan ambulasi Rasional : Mencegah kelemahan yang tidak perlu dan regangan insisi Mendorong dan membantu fisik mungkin diperlukan untuk beberapa waktu sebelum pasien merasa percaya diri untuk melakukan aktivitas ini karena nyeri atau takut nyeri Berikan analgetik rutin sesuai indikasi, khususnya 45-60 menit sebelum tindakan napas dalam / latihan batuk. Bantu sengan PAC atau analgesik melalui kateter epidural. Rasional : Mempertahankan kadar obat lebih konstan menghindari puncak periode nyeri, alat dalam menyembuhkan otot dan memperbaiki fungsi pernapasan dan kenyamann / koping emosi h. Ketakutan / ansietas berhubungan dengan ancaman / perubahan status kesehatan Intervensi Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa

11

Rasional : Pasien atau orang terdekat mendengar atau mengasimilasi informasi baru yang meliputi perubahan ada gambaran diri dan pola hidup Akui rasa takut / masalah pasien dan dorong

mengekspresikan perasaan Rasional : Dukungan memampukan pasien membuka / menerima kenyataan kanker dan pengobatan Berikan kesempatan untuk bertanya dan jawab dengan jujur. Yakinkan bahwa pasien dan pemberi perawatan mempunyai pemahaman yang sama. Rasional : Membuat kepercayaan dan menurunkan

kesalahan persepsi atau salh interprestasi terhadap informasi Terima penyangkalan pasien tapi jangan dikuatkan Rasional : Bila penyangkalan ektrim atau ansietas mempengaruhi kemajuan penyembuhan, menghadapi isu pasien perlu dijelaskan dan membuka cara penyelesaian Catat komentar atau perilaku yang menunjukkan menerima dan atau menggunakan strategi efektif menerima situasi Rasional : Takut atau ansietas menurun, pasien mulai menerima / secara positif dengan kenyataan. Indiokator kesiapan pasien untuk menerima tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam penyembuhan dan untuk berpartisipasi dalam penyembuhan dan untuk mulai hidup lagi.

12

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaaaff, Hood. dkk. 1993. Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Air Langga University Press.

Amin, Zulkifli. 1996. Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV. Jilid II. Jakarta : Erlangga Davey, Patrick. 2003. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga. Doengoes, Marylin. dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3.

Alih bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made S. Jakarta : EGC 5. Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume I. Jakarta : EGC

13

Anda mungkin juga menyukai