LAPORAN KASUS
ISPA
Oleh : KELOMPOK 3 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. ARIS EKO SUPRAPTO IVANA YUSUF NUR INDAH PRATIWI ANDI ASAD MUBARAK AFDILLAH MUTIANGRISNY TAUFIK HIDYAT NURMARIFAH SRI HANDAYANI M. IKHSAN LAKOTA 10. DEWI SYARTIKA
Laporan Kasus
Abstrak : Studi kasus ini menyajikan penatalaksanaan pada penyakit ISPA pada pasien bayi dengan pendekatan kedokteran keluarga yang bersifat holistik, komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan. Di dapatkan perbaikan klinis pasien. Dilaksanakan pula penatalaksanaan dengan perbaikan perilaku kesehatan pasien, keluarga dan komunitas sekitar, serta perbaikan lingkungan. Kata Kunci : Penyakit ISPA, Kedokteran Keluarga, Bayi.
ARIS EKO SUPRAPTO, IVANA YUSUF, NUR INDAH PRATIWI, ANDI ASAD MUBARAK, AFDILAH MUTIANGGRISNY, TAUFIK HIDAYAT, NURMARIFAH, SRI HANDAYANI, M. IKHSAN LAKOTA, DEWI SYARTIKA
PENDAHULUAN Salah satu penyakit yang diderita oleh masyarakat terutama adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yaitu meliputi infeksi akut saluran pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anakanak, baik dinegara
yang
berat
masih
sangat
tinggi.
Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat dan sering disertai
penyulit-penyulit dan kurang gizi. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang pernapasannya. sehat Infeksi kesaluran saluran
berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu, dan banyak dari mereka perlu masuk rumah cukup sakit karena
pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulanbulan musim dingin. Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi anak gizi pneumonia kecil sering
penyakitnya
gawat.
Penyakit-
penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada,masa dewasa. dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive Pulmonary Disease. ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena
terjadi pada
terutama dan
apabila terdapat
kurang
dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama terjadi pada anak-anak kemungkinan karena infeksi
meningkatnya
menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak
silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik. Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan
diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh
penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %. Kematian yangterbesar
bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluranpernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin. Tetapi ISPA
umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan. Hingga saat ini angka mortalitas ISPA
yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. umumnya pernapasan Tanda-tanda suatu bahaya pada saluran dengan
diidentifikasi konsep
dengan of
Mandala
diselesaikan
dengan
pendekatan
individual untuk pelaksanaan klinis dan pendekatan untuk keluarga dan komunitas yang kasus
penyakit dimulai
penyelesaian
faktor
berpengaruh.
Penatalaksanaan
bertujuan untuk mengidentifikasi masalah klinis pada pasien dan keluarga serta faktor-faktor menyelesaikan yang masalah berpengaruh, klinis pada
mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit,
pasien dan keluarga, dan mengubah perilaku kesehatan pasien dan keluarga serta partisipasi keluarga dalam
meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan. Tanda-tanda bahaya dapat ILUSTRASI KASUS Seorang bayi I laki-laki usia 5 bulan dibawa oleh ibunya ke Puskesmas Maradekaya dengan keluhan batuk,
rinorrhea, demam, dan sangat rewel tiap malam. Keluhan tersebut sudah dialami sejak dua hari yang lalu sebelum ke Puskesmas. Gejala pada pasien telah diobati oleh pihak Puskesmas dengan obat paracetamol dan amoxycilin namun keluhan dan gejala belum hilang. Selain pasien, anggota keluarga yang tinggal serumah yaitu kakak dari pasien yang berumur 2 tahun juga mengalami keluhan yang sama sejak 1 minggu sebelum pasien di bawa oleh ibunya ke
dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tandatanda laboratoris. Kasus adalah seorang bayi lakilaki usia 5 bulan dibawa oleh ibunya ke Puskesmas dengan keluhan batuk,
rinorrhea, demam, dan sangat rewel tiap malam. Keluhan tersebut sudah dialami sejak dilakukan observasi pertama hingga observasi kedua dan belum ada
Maradekaya faktor
memperhatikan dan
Puskesmas.
yang
berpengaruh
Dari hasil pemeriksaan fisik di temukan keadaan umum baik, tampak sakit ringan, status generalis dalam batas normal. Status gizi pasien baik: berat badan 6,1 kg, dan masih mendapat ASI eksklusif. Pasien tampak rewel dan mengalami batuk, rhinorrhea, dan
dan air untuk mandi cuci kakus diperoleh dari sumur yang berada depan rumah. Saluran air di depan rumah tidak ada dan halaman depan rumah dipenuhi dengan tumpukan sampah dan sangat kotor. Di belakang rumah terdapat peliharaan
hewan unggas yang tidak dikandangkan. Kegiatan di dalam rumah hanya terbatas untuk tidur, makan, dan mandi. Sepanjang hari pasien dan ibunya lebih sering beraktivitas di dalam rumah. Ayah dari pasien sering merokok di dalam rumah dan biasanya juga ayah dari pasien merokok sambil menggendong anaknya. Penghasilan kepala keluarga 1,4 juta rupiah per bulannya. Keluarga pasien tidak mempunyai sumber dana kesehatan khusus, seperti tabungan kesehatan.
demam. Pasien adalah anak kedua dari pasangan usia subur yang tinggal di rumah kurang layak huni yang memiliki dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan dapur. Rumah berukuran 3x7 meter dan minim ventilasi, hal ini dibuktikan
dengan jumlah jendela rumah hanya satu buah dan kurang penerangan dibuktikan dengan keadaan rumah yang gelap meski di siang hari. Rumah terasa lembab karena tidak ada cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah. Kebersihan dan kerapihan rumah kurang. Kamar mandi dan jamban sangat kotor, dan fasilitas dapur yang kotor dan tidak terurus. Sumber air bersih diperoleh dari PAM
Selama ini keluarga berobat ke layanan kesehatan jika keluhan sudah benar mengganggu dan tidak teratasi dengan obat warung.
Lingk. Psiko-sosio-ekonomi Pendapatan rendah Sosial lingkungan baik Pasien batuk, rinorrhea, demam, dan sangat rewel tiap malam status generalis dalam batas normal
Lingk. Fisik Ventilasi dan penerangan rumah kurang dan kebersihan kurang
No 1
Masalah Fungsi Bilogis - Saudara dari pasien mengalami yang pasien sama keluhan dengan
Skor 2 -
Fungsi
ekonomi
dan
pemenuhan kebutuhan - Pendapatan yang rendah - Keluarga tidak 3 keluarga 2 Motivasi untuk menambah penghasilan dengan memanfaatkan waktu luang Motivasi perlunya memiliki tabungan.
memiliki tabungan 3 Faktor perilaku kesehatan keluarga - Higiene pribadi dan lingkungan kurang - Berobat jika hanya ada keluahn - Ayah yang merokok di dalam rumah 3 Edukasi dan penyuluhan terhadap 3 Edukasi dan motivasi untuk 3 Edukasi mengenai hygiene
bahaya merokok 4 Lingkungan Rumah - Ventilasi penerangan rumah kurang - Banyak sampah rumah - Peliharaan yang dikandangkan unggas tidak 3 Edukasi mengenai cara memelihara unggas dengan benar dan edukasi mengenai penyakit yang disebabkan oleh hewan peliharaan. Total skor 23 di tumpukan halaman 2 dan dalam 2 Memperbaiki ventilasi dan penerangan dalam rumah, jika menggunakan kipas angin harus sering dibersihkan. Edukasi untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah.
PEMBAHASAN Studi kasus di lakukan pada bayi I laki-laki usia 5 bulan dibawa oleh ibunya ke Puskesmas Maradekaya dengan
hygiene lingkungan rumah dan hygiene perorangan sangat kurang yang bias menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut. Diagnosis ISPA ini ditegakkan berdasarkan keluhan pasien di Puskesmas Maradekaya seperti rhinorrhea, demam dan batuk. Hal ini dibuktikan dengan
keluhan batuk, rinorrhea, demam, dan sangat rewel tiap malam. Pasien
merupakan anak ke dua dari pasangan usia subur. Penyebab keluhan yang dialami pasien disebabkan karena
sama di mulai dari ayah kemudian menular ke ibu, kemudian menular pada anak pertama hingga menular kepada pasien. Pada kunjungan di Puskesmas Maradekaya, diberikan terapi pertama paracetamol yang dan
secara keseluruhan, tidak hanya tanda dan gejala penyakit, tetapi juga faktor psikologisnya. Pembinaan keluarga
pasien tidak hanya pada penyakit pasien tetapi juga seperti masalah sosial dan ekonomi dan perilaku sehat keluarga dan lingkungan. Masalah ekonomi yang dialami keluarga adalah keluarga tidak memiliki tabungan kesehatan. Pendapatan kepala keluarga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan. Keluarga dijelaskan mengenai pentingnya tabungan untuk kesehatan dan di motivasi untuk menambah sumber pendapatan melalui usaha-usaha kecil. Intervensi yang dilakukan pada keluarga adalah melakukan penyuluhan mengenai kebersihan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat. juga
adalah
amoxycilin. Pengobatan yang diberikan berdasarkan gejala yang dialami pasien dan pemberian atibiotik kepada pasien untuk menghentikan penyebab utama dari gejala yang dialami pasien jika memang disebabkan oleh kuman atau bakteri tertentu. Penularan melalui kontak tidak langsung disebabkan oleh lingkungan rumah yang kurang bersih dan perilaku sehat keluarga yang kurang. Hal ini dibuktikan dengan pekarangan rumah yang kurang bersih, ventilasi rumah yang kurang, keadaan rumah yang kurang bersih terutama kamar mandi. Perilaku sehat keluarga juga sangat mendukung terjadinya penyakit ISPA pada keluarga di mana ayah dari pasien juga merokok setiap hari di dalam rumah dan ketika sementara menggendong anaknya,
Penyuluhan
yang
dilakukan
mengenai pentingnya ventilasi rumah, dan bahaya merokok yang salah satunya dapat Selain menyebabkan itu diberikan secara penyakit informasi ISPA. dan untuk
mengajak
persuasive
sehingga hal ini merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya ISPA pada bayi I. Dalam melakukan
bagian rumah sehingga akan tercipta lingkungan yang sehat dan keluarga yang sehat pula.
DAFTAR PUSTAKA Ari O. ISPA. 20 Maret 2007. Diunduh dari:http://ml.scribd.com/doc/52427 957/Is-Pa Catzel, Pincus & Ian robets.(1990). Kapita Seleta Pediatri Edisi II.alih bahasa oleh Dr. yohanes gunawan. Jakarta: EGC. DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1992. Intensif Neonatus. Jakarta: Balai penerbit FKUI. Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia Pada Anak Balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut, Pneuminia Atypik dan Pneumonia Atypik Mikobakterium. Pustaka Populer Obor. Jakarta. Naning R,2002,Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu Kesehatan Anak) PSIK FK UGM tidak dipublikasikan Nono. Infeksi Saluran Pernafasan Atas. 25 Agustus 2011. Diunduh dari :http://ml.scribd.com/doc/64229562/ Infeksi-Saluran-Pernapasan-Atas Suriadi,Yuliani R,2001,Asuhan Keperawatan pada Anak,CV sagung Seto, Jakarta Yu.H.Y. Victor & Hans E. Monintja. (1997). Beberapa Masalah Perawatan