Anda di halaman 1dari 3

HIPERTENSI SEKUNDER Berdasarkan penyebab, hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi primer (esensial) yang tidak

diketahui penyebabnya dengan pasti, memiliki persentase 90% dari seluruh kasus hipertensi. Sedangkan hipertensi sekunder, yang merupakan persentase 10% dari seluruh kasus hipertensi memiliki patogenesis dan sebab yang jelas, sehingga penatalaksanaannya dapat diarahkan kepada penyebabnya, baik dengan terapi obat-obatan ataupun dengan pembedahan. (tabel 1) Hipertensi sekunder dipertimbangkan sebagai diagnosis apabila kita temukan keadaan-keadaan sebagai berikut pada anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun tes laboratorium: 1. Hipertensi pada usia pasien kurang dari 20 tahun atau lebih dari 50 tahun, dipikirkan kemungkinan koarktasio aorta, displasia fibromuskuler, atau kelainan endokrin. Hipertensi yang terjadi setelah usia 50 tahun dipikirkan suatu hipertensi renovaskular oleh karena atherosklerosis. 2. Hipertensi berat dengan kerusakan organ vital seperti retinopati derajat III atau IV dipikirkan suatu hipertensi renovaskular atau pheochromocytoma 3. Habitus tubuh yang spesifik seperti striae pada hiperkortisol dan eksoftalmus pada hipertiroidisme. 4. Hipertensi yang resisten atau refrakter, walaupun sudah diberi 3 macam obat anti hipertensi yang berbeda golongan. 5. Tes biokimia yang spesifik seperti (pada hiperkalsemia sindrom (pada &

hiperparatiroidisme),

hiperglikemia

Cushing

pheochromocytoma), hipokalemia (pada hiperaldosteronisme primer), peningkatan ureum dan kreatinin (pada hipertensi ginjal) 6. Tanda lain seperti bising diastolik pada perut dapat dicurigai sebagai hipertensi renovaskular, pulsasi femoral berkurang pada koarktasio aorta atau hemianopsia bitemporal pada penyakit Cushing.

Pada tulisan ini akan dibahas beberapa jenis hipertensi sekunder, yaitu: 1. Hipertensi parenkim ginjal

2. Hipertensi renovaskular 3. Hipertensi pada kelainan endokrin 4. Hipertensi pada keadaan khusus, meliputi hipertensi pada diabetes mellitus dan kehamilan.

1. Hipertensi parenkim ginjal Hipertensi jenis ini merupakan penyebab hipertensi sekunder tersering, dengan persentase 2,5-5% kasus. Lingkaran setan (vicious cycle) terjadi karena hipertensi esensial sendiri dapat menyebabkan kerusakan ginjal, sementara penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan hipertensi sekunder. Kelainan ginjal yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder meliputi penyakit glomerulus dan penyakit interstisial.

a. Patogenesis Mekanisme patofisiologi hipertensi pada penyakit ginjal belum dapat diterangkan secara sempurna, namun kemungkinan besar disebabkan oleh kombinasi beberapa factor yang diterangkan pada tabel 2. (tabel 2)

b. Penatalaksanaan Terlepas dari penyebabnya, hipertensi dapat mengakibatkan perburukan pada ginjal. Oleh karena itu, pengobatan hipertensi parenkim ginjal difokuskan pada upaya pengendalian hipertensi dengan cara-cara sebagai berikut: Pembatasan natrium Natrium dibatasi dengan cara: o Pembatasan natrium dalam sehari sampai 2 gram o Mengukur berat badan dan tekanan darah secara teratur o Pemeriksaan ureum dan kreatinin serum o Pantangan pemberian tambahan garam kalium Diet rendah protein Protein dibatasi hingga 0,3-0,5 g/kg BB. Diet rendah protein mempunyai pengaruh terhadap penurunan tekanan dalam kapiler glomerulus, sehingga

kombinasi diet rendah protein dan terapi lain dapat memperlambat penurunan faal ginjal. Diuretik o Tiazid o Diuretik Loop o Kombinasi Tiazid dan Diuretik Loop Anti hipertensi non-diuretik

Anda mungkin juga menyukai