Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sarung tangan f. Biuret 2. Bahan a. Aquadest b. Indicator Mo orange c. Borax ( Na2B4O7 HaO ) d. Na2CO3 e. HCL 3. Cara kerja 1. Pembuatan larutan HCL 0,1 N a. Membuat x HCL. b. Mengambil x ml HCL pekat , masukan dalam labu takar 100 ml. c. Mengisi dengan akuades sampai tanda garis. d. Mengocok hingga homogen dan pindahkan ke erlenmeyer. 2. Standarisasi 0,1 N HCl dengan Borax (Na2B4O7.10H2O) a. Mengambil 0,4 gr borax murni b. Masukkan dalam elenmayer dan larutkan dengan 50 ml aquades + 3 tetes indicator mo. c. Mentritasi dengan HCl sampai terjadi perubahan warna, hitung N HCl.
3. Penenutuan kadar Na2CO3 a. Menimbang 0,75 gr Na2CO3 b. Memasukkan dalm labu takar 50 ml, beri air sampai tanda batas c. Mengambil 10 ml masukkan dalam elenmayer. d. Menambahkan indicator mo 3 tetes. e. Mentritasi dengan HCl yang telah dibuat. f. Menentukan kadar Na2CO3.
D. Hasil dan Analisis Pengamatan 1. Hasil Pengamatan Tabel 1.1 Pembuatan Larutan HCl 0,1 N V HCl (ml) BJ HCl (gr/ml) 1 1,19 Sumber Laporan Sementara Kadar HCl (N) 37% X HCl (ml) 0,83
Tabel 1.2 Standardisasi 0,1 N HCl dengan Borax (Na2B4O7.10H2O) Massa V HCl (ml) borax (gr) 0,4 19 Sumber Laporan Sementara Warna Awal bening Proses orange Akhir merah
Kadar Na2CO3 ( %)
31
Proses Orange
Akhir Merah
Sumber Laporan Sementara 2. Analisis Pengamatan a. Pembuatan Larutan HCl 0,1 N X = (3,65 . V) / 10KL = (3,65 . 1 ) / 10 . 1,19 . 37% = 0,83 ml b. Standardisasi Larutan HCl 0,1 N N HCl = = = = 0,00011 = 1,1 10-4
E. Pembahasan dan Kesimpulan 1. Pembahasan Larutan merupakan campuran yang homogen. Larutan terdiri dari pelarut (solvent) yang memiliki proporsi lebih besar dan terlarut (solut) yang proporsinya lebih kecil. Konsentrasi larutan didefinisikan sebagai jumlah solut yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dengan beberapa cara antara lain
normalitas (jumlah gram ekuivalen solute dalam 1 liter larutan), molalitas (jumlah mol solut per 1000 gram pelarut), molaritas (jumlah mol solut dalam 1 liter larutan). Pada pembuatan 0,1 N HCl diperoleh dari 0,83 ml larutan HCl pekat, seharusnya kita mendapat 0,1 N tapi kenyataannya tidak, hal ini disebabkan karena adanya faktor relatif yaitu saat kita menambahkan aquadest yang seharusnya 100 ml namun sebenarnya itu lebih dari 100 ml. Sehingga yang seharusnya dihasilkan 0,1 N HCl menjadi semakin sedikit karena HCl lebih encer. Untuk menentukan volume HCl pekat yang dibutuhkan dipengaruhi oleh besarnya volume N HCl, berat jenis HCl dan kadar dari HCl pekat. Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan maka dilakukan standarisasi. Standarisasi 0,1 N HCl dengan borax dapat dilakukan dengan cara titrasi. Masukan larutan HCl ke dalam erlenmeyer, letakkan campuran 0,4 gram borax murni dengan 50 ml aquadest ditambahkan 3 tetes indikator MO, teteskan sedikit demi sedikit larutan HCl ke campuran hingga campuran berubah ml, karena warna dalam erlenmeyer warna. Daya tampung erlenmeyer biasanya campuran sudah belum berubah ditambah dan lagi larutan larutan 25 HCl HCl
habis, maka
kedalam erlenmeyer, kemudian teteskan lagi ke campuran sambil dikocokkocok. Titrasi menggunakan indikator MO sebagai tanda titrasi berhasil yaitu dengan adanya perubahan warna, jadi kalau sudah ada perubahan warna maka titrasi dihentikan dan selanjutnya dapat dihitung normalitas
HCl. Pada percobaan tersebut warna awal yaitu orange, warna proses yaitu orange dan warna akhirnya adalah merah. Pada penentuan kadar Na2CO3 juga dilakukan secara titrasi. Carannya yaitu campurkan 0,75 gram Na2CO3 ditambahkan 50 ml ke dalam labu takar(campuran), ambil 10 ml campuran tambahkan 3 tetes indikator MO, titrasi dengan HCl. Masukkan larutan HCl ke
dalam elenmeyer, teteskan ke dalam campuran sambil dikoco-kocok. 20 ml HCl dibutuhkan agar campuran berubah warna, warna awal yaitu orange, warna proses yaitu orange dan warna akhir yaitu merah. 2. Kesimpulan Pada acara I tentang Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
dilaksanakan dapat disimpulkan: a. Banyaknya larutan HCl pekat yaitu 0,83 ml dengan kadar 37% ditambah dengan aquades sehingga encer dan volumenya menjadi 100 ml. Konsentrasi HCl tersebut menjadi lebih rendah. b. Faktor yang mempengaruhi kadar Na2CO3 menjadi 0,31% setelah dititrasi dengan 20 ml HCl adalah jumlah Na2CO3 . c. Untuk memperoleh larutan dengan normalitas tertentu diperlukan keceramatan dalam pengenceran bahan yang digunakan untuk titrasi. d. Untuk mengertahui volume HCl pekat, maka harus diketahui volume larutan yang diinginkan, BJ HCl dan kadar HCl (%).
e. Untuk menghitung kadar Na2CO3 harus diketahui volume HCl, N HCl, BM Na2CO3 dan massa Na2CO3. f. Larutan adalah campuran yang homogen yang berupa padat, cair, dan gas. g. Standarisasi 0,1 N HCl dengan borax membutuhkan 19 ml larutan HCl 0,1 ml untuk sampai pada perubahan warna yaitu merah.
I. PEMBUATAN LARUTAN DAN STADARISASINYA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Ketika kita mempelajari kimia dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar yaitu pelarut atau solvent, sedang komponen yang terdapat dalam jumlah kecil disebut zat terlarut atau solut. Konsentrasi suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solut yang ada di dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara antara lain molaritas, molalitas, normalitas. Molaritas yaitu jumlah mol solut dalam satu liter larutan, molalitas yaitu jumlah mol solut per 1000 gram pelarut sedangkan normalitas adalah jumlah gram ekuivalen solut dalam 1 liter larutan. Dalam ilmu kimia, pengertian larutan ini sangat penting karena hampir semua reaksi terjadi dalam bentuk larutan. Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran serba sama dari dua komponen atau lebih yang saling berdiri sendiri. Disebut campuran karena terdapat molekul-molekul, atomatom atau ion-ion dari dua zat atau lebih. Larutan dikatakan homogen apabila campuran zat tersebut komponenkomponen penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya lagi. Misalnya larutan gula dengan air, dimana kita tidak dapat lagi melihat dari bentuk gulanya, hal ini karena larutan sudah tercampur secara homogen. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang diinginkan, untuk itu diperlukan praktikum. Pada praktikum acara ini akan dilaksanakan acara pembuatan larutan dan standarisasinya. Dalam hal ini adalah membuat larutan 0,1 HCl dan standarisasi HCl serta menentukan kadar Na2CO3 dengan HCl. Dalam pembuatan larutan harus dilakukan seteliti mungkin dan menggunakan
perhitungan yang tepat, sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan maka dilakukan standarisasi. Standarisasi pada percobaan kali ini menggunakan metode titrasi asam basa yaitu proses penambahan larutan standar dengan larutan asam. Keterkaitan praktikum kimia dalam acara ini dengan pertanian yaitu digunakannya senyawa-senyawa kimia sebagai pemberantas hama yang lebih kita kenal dengan pestisida. Sebagian besar pestisida berbentuk larutan. Selain digunakan sebagai pestisida juga digunakan sebagai pupuk. Meskipun demikian, penggunaan larutan kimia sebagai pupuk perlu diperhatikan penggunaannya. Penggunaan pupuk harus sesuai dengan kadar yang telah ditentukan agar dapat mendukung sektor pertanian dalam memproduksi hasil-hasilnya. 2. Tujuan Praktikum Tujuan dari pratikim acara spektrofotokopi untuk penentuan kadar protein adalah a. Membuat larutan 0,1 N HCL b. standardisasi HCL c. Menentukan kadar Na2CO3 dengan HCL 3. Waktu dan Tempat Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 07 Oktober 2013 pada pukul 13.00 15.00 WIB di Laboratorium ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan pustaka Cara yang tepat untuk menentukan sifat asam dan sifat basa adalah dengan menggunakan zat penunjuk yang disebut indikator. Indicator asam basa adalah zat yang dapat berbeda warna jika berada dalam lingkungan asam atau lingkungan basa (Anonim1,2010). Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen yang utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan komponen minornya merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur (Dina,2010). Bila laju reaksi maju dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi reaktan dan produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu, maka tercapailah kesetimbangan kimia (chemical equilibrium). Kesetimbangan kimia merupakan proses dinamik. Ini dapat diibaratkan dengan gerakkan para pemain ski di suatu resor yang ramai, di mana jumlah pemain ski yang dibawa ke atas gunung dengan menggunakan lift kursi sama dengan jumlah pemain ski yang turun berseluncur (Raymon,2005). Kondisi pH larutan pada suatu ekstraksi pelarut merupakan salah satu faktor yang penting. Hal ini disebabkan karena karakteristik spesies ligan sangat dipengaruhi oleh kondisi pH larutan (Hastuti,2001). Larutan standar glukosa dan fruktosa dibuat dengan konsentrasi. Adapun konsentrasi masing-masing 5 % b/v. Cara pembuatannya yang pertama kali adalah menimbang 1 kg masing-masing senyawa. Lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 20 ml. kemudian ditambah aquades sampai tanda batas (Ratnayani,2008).
DAFTAR PUSTAKA Anonim1. 2010. Larutan. http://id.wikipedia.org/wiki/Larutan. Diakses pada hari Rabu. 12 November 2013. Pada pukul 18.33 WIB. Chan, Dina. 2010 .Larutan. http://kimia.upi.Eduutama/bahanajar/kuliah_web /2009/0700009 /index.html. Diakses pada hari Rabu tanggal 6 Oktober 2010 pada pukul 19.06 WIB. Raymon. 2005. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi keenam. Erlangga. Jakarta. Hastuti. 2001. Alchemy Jurnal Penelitian Kimia. Volume 6. No 2. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Ratnayani, dkk. 2008. Jurnal Kimia. Volume 2. No 2. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. Bukit Jimbaran.