Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas presentasi Pengetahuan Bahan Dosen Pembimbing : Ir.Retno Indarti, MT Disusun Oleh : Anditania Sari Dwi Putri (101411003) Nurul Sarah (101411023) Kelas : 2A
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamiin Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjunan alam, Nabi Muhammad SAW. Makalah berjudul Resin Urea Formaldehid dan Resin Fenol Formaldehid ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan. Pada penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapat bantuan, saran dan motivasi dari berbagai pihak sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai acuan dalam pembuatan makalah yang lainnya. Semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca. Bandung, Januari 2011
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
Polimer dan Monomer Polimer Molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang kecil, sederhanadan terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara atau hampir setara dengan monomer yaitu bahan awal dari polimer. Monomer Zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer. Untuk contoh, etilena adalah monomer yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilena (lihat reaksi berikut). Asam amino termasuk monomer juga, yang dapat dipolimerisasi menjadi polipeptida dengan pelepasan air. Sumber polimer dibagi dua yaitu alami contohnya Pati, Selulosa, Protein, Lipid, Asam Nukleat, dsbdan Sintetik contohnya Polietilena, Polivinil Klorida, dsb. Cara Pembuatan dibagi menjadi dua proses yaitu Polimer Adisi dan Polimer Kondensasi. Polimerisasi Adisi, Monomer mengadisi monomer lainsehingga produk polimer mengandung semua atom yang ada pada monomer awal. Polimerisasi Kondensasi, Sebagian dari molekul monomer tidak termasuk dalam polimer akhir. Polimer memiliki 2 Reaksi terhadap Kalor yaitu Polimer Termoplastik Bila dipanaskan melunak dan dapat dibentuk dengan bantuan tekanan dan Polimer Termoset Dapat dilebur dalam pembuatannya tapi menjadi kerasselamanya tidak melunak dan tidak dapat dicetak ulang. Contoh polimer termoset ialah : a.Resin Phenol Merupakan resin sintetik yang dibuat dengan mereaksikan phenol denganformaldehida, wujud nya keras, kuat, awet dan dapat dicetak pada berbegai kondisi.Bahan ini mempunyai daya tahan panas dan air yang baik dan dapat diberi macam- macam warna,sering digunakan sebagai bahan pelapis dan laminating, pengikat batu gerinda, pengikat logam ataugelas, dapat dicetak menjadi kotak, isolator listrik, tutup botol dan tangkai pisau. b. Resin Amino 2 jenis resin amino, yakni: formaldehida urea dan formaldehida melamin. Formaldehida melamin banyak di pasarkan dalam bentuk serbuk, untuk kemudian di cetak, sedangkan bila bentuk cair (larutan), untuk digunakan sebagai perekat.Untuk meningkatkan sifat mekanik dan listrik, maka pada melamin ditambahkan bahan pengisi,sehingga dapat juga digunakan untuk membuat sendok- garpu, bagian busi, tombol-tombol dan alat cukur.
Formaldehida urea. Resin urea, dapat dicetak tekan, memiliki permukaan yang keras dan mempunyainilai dielektrik yang tinggi dan dapat diberi berbagai warna. Produk yang dihasilkan dari resin urea adalah: peralatan listrik, kancing, dll. Kedua jenis resin ini banyak juga digunakan untuk mencegah berkerut dan kusut nya kain katun dan untuk mencegah menyusutnya kayu. c. Resin Furan. Resin ini berasal dari hasil pengolahan limbah pertanian, seperti: tongkol jagung dan bijikapas. Warna produk nya agak tua, tahan air dan mempunyai sifat-sifat listrik yang baik. d. Resin Epoksida. Resin jenis ini banyak dipakai untuk keperluan: pengecoran, pelapisan, protektor alatalat listrik, campuran cat dan sebagai adhesif (perekat/lem).Karena alasan resin ini tahan terhadap aus dan beban kejut, maka sering juga digunakan untuk membuat cetakan tekan (metalurgi serbuk), panel sirkuit listrik, tangki dan jig. e. Resin SilikonPolime r dengan silikon sebagai bahan dasar Mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan bahan dasar plastik (atom karbon) lain nya. Sifat-sifat spesifik nya adalah: stabilitas (tahan terhadapsuhu tinggi), kedap air, oleh karena itu sering digunakan untuk membuat: minyak gemuk (fat), resin, perekat dan karet sintetis.Contoh polimer termoplastik ialah Selulosa yang dibuat dari serat kapas dan kayu, namun sangat kuat dan ulet serta dapat diberi ber- bagai warna. Pengertian Resin Resin adalah suatu campuran yang kompleks dari ekskret tumbu-tumbuhan dan insekta, biasanya berbentuk padat dan amorf dan merupakan hasil terakhir dari metabolisme dan dibentuk dari ruang-ruang skizogen dan skizolisigen. Secara fisis, resin ini biasanya keras, transparan plastis dan pada pemanasan menjadi lembek. Secara kimiawi, resin adalah campuran yang kompleks dari asam-asam resinat, alkoholresinat, resinotannol, ester-ester dan resene-resene. Bebas dari zat lemas dan mengandung sedikit oksigen karena mengandung zat karbon dalam kadar tinggi, maka kalau dibakar menghasilkan angus. Ada juga yang menganggap bahwa resin terdiri dari zat- zat terpenoid, yang dengan jalan addisi dengan air menjadi dammar dan fitosterin.sifatny tidak larut dalam air, sebagian larut dalam alcohol, larut dalam eter, aseton, petroleum eter, kloroform, dan lain- lain. Apabila resin-resin dipisahkan dan dimurnikan, biasanya dibentuk dalam zat padat yang getas dan amorf, yang kalau dipanaskan akan menjadi lembek dan akan habis terbakar. Resin ini juga tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alcohol dan pelarut organic lainnya. Isi dari resin pada umumnya adalah asam-asam resinat dan alkohol-alkohol resinat.
BAB II ISI
2.1 Resin Urea Formaldehid
Resin urea- formaldehid adalah salah satu contoh polimer yang merupakan hasil kondensasi urea dengan formaldehid. Urea- formaldehid (dikenal juga sebagai ureametanal) adalah suatu resin atau plastik thermosetting yang terbuat dari urea dan formaldehid yang dipanaskan dalam suasana basa lembut seperti amoniak atau piridin. Sifat fisik Memiliki sifat tidak dapat meleleh Absorpsi air yang rendah Dapat dicetak tekan atau transfer Memiliki permukaan yang keras Dapat diberi berbagai jenis warna
Sifat mekanik Massa jenis 1,47-1,52 (g/cm3 ) Kekuatan tarik 4,2-9,1 (kgf/mm2 ) Perpanjangan 0,4-1,0% Ketahanan panas 750 C
Sifat kimia thermosetting Tidak larut dalam pelarut apapun Kenaikan temperatur dapat menurunkan berat molekul (Mr) resin urea- formaldehid. Hal tersebut dikarenakan adanya pembentukan pusat-pusat aktif yang baru, sehingga memperkecil ukuran molekul resin. Resin urea formaldehid lebih buruk daripada resin fenol, resin melamin, dsb, yaitu dalam hal ketahanan air, kestabilan dimensi, dan ketahanan terhadap penuaan, sehingga sifat-sifat tersebut diperbaiki dengan penambahan bahan lain atau diproses menjadi kopolimer dengan fenol, melamin, dsb.
Gambar 1
Gambar 2
Evaporator vakum
b) Konde nsasi urea dengan formaldehyd Reaksi urea-formaldehid merupakan reaksi kondensasi antara urea dengan formaldehid. Pada umumnya reaksi menggunakan katalis hidroksida alkali dan kondisi reaksi dijaga tetap pada pH 8-9 agar tidak terjadi reaksi Cannizaro, yaitu reaksi diproporsionasi formaldehid menjadi alkohol dan asam karboksilat. Untuk menjaga agar pH tetap maka dilakukan penambahan ammonia sebagai buffer ke dalam campuran. Reaksi ini secara umum berlangsung dalam 3 tahap yakni metlolasi, propagasi (kondensasi), dan proses curing. 1. Tahap Metilolasi, yaitu adisi formaldehid pada gugus amino dan amida dari urea, dan menghasilkan metilol urea. Urea dan formaldehid direaksikan dengan ditambahkannya katalis basa. Basa yang digunakan dapat berupa barium hidroksida ataupun kalium hidroksida.Dari reaksi tsbt diperoleh monomer atau yang disebut mono- metilol dan dimetilol. Monometilol adalah hasil reaksi penggabungan antara 1 molekul urea dengan 1 molekul formaldehid, sedangkan dimetilol adalah hasil reaksi penggabungan 2 molekul formaldehid dan 1 molekul urea.Baik mono- metilol urea maupun dimetilol urea larut dalam air sehingga reaksi pembentukannya dilakukan dalam fasa pelarut air.
2. Tahap Propagansi
Tahap propagasi (kondensasi), yaitureaksi kondensasi dari monomer- monomer mono dan dimetilol urea membentuk rantai polimer yang lurus. Kondensasi lanjutan ini akan menghasilkan jembatan metilen antara dua molekul urea. 3. Tahap Curring Tahap curing, yaitu proses terakhir yang dipengaruhi oleh katalis, panas dan tekanan tinggi. Pada proses ini,ketika kondensasi tetap berlangsung, polimer membentuk rangkaian 3 dimensi yang sangat kompleks dan menjadi resin thermosetting. Temperatur curing dilakukan pada sekitar temperatur 120 Celcius dan pH < 5.
Mesin ulir umpan balik kini mulai digantikan dengan mesin cetak-jet seperti tampak pada gambar di bawah ini. Bahan masuk, (di bawah pengaruh gravitasi), sementara didorong oleh ulir yang berputar, bahan sekaligus dipanaskan. Pada waktu ulir berputar, bahan terplastisasi di muka ulir, dan masih terhalang oleh plunyer sampai terkumpul sejumlah bahan tertentu. Plunyer kemudian turun, dan ulir memaksa bahan memasuki ruang transfer. Bahan kemudian ditekan memasuki rongga cetakan.
2.2.
Fenol formaldehid merupakan resin sintetis yang pertama kali digunakan secara komersial baik dalam industri plastik maupun cat (surface coating). Sifat bahan keras, kuat dan awet dapat dicetak dengan berbagai kondisi. Definisi Resin Phenol Formaldehide Phenol formaldehid termasuk kelompok resin sintetis yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi antara phenol dengan formaldehid. Phenol formaldehid dapat diaplikasikan sebagai vernis karena dapat membentuk lapisan film yang kering. Resin Fenol Formaldehid termasuk polimer thermoset. Polimer Thermoset memiliki perilaku sebagaimana logam yang getas, gelas, atau keramik sebagai akibat dari struktur rantai molekulnya yang kaku dengan ikatan kovalen membentuk jejaring 3 dimensi. Pada saat polimerisasi jejaring terbentuk lengkap dan terbentuk kaitan silang tiga dimensi secara permanen. Proses pembentukan tidak bersifat irreversible. Tidak seperti halnya polimer thermoplastik, thermoset tidak memiliki Tg (temperatur transisi gelas yang jelas. Kekuatan dan kekerasan dari thermoset pun tidak banyak dipengaruhi oleh kenaikan temperatur dan laju deformasi. Sifat-Sifat Polime r Termosetting Sifat produk akhir berbeda terutama karena rumusan bahan mentahnya, jenis dan banyaknya katalis, pengisi, dan pemilihan medium dalam hal resin fenol. Keuntungannya adalah sebagai berikut : 1. Mudah dibentuk, dan menguntungkan penyusutannya dan kurang keretakannya. 2. Unggul dalam sifat isolasi listrik. 3. Relatif tahan panas dan dapat padam sendiri. 4. Unggul dalam ketahanan asam dalam kestabilan dimensi. Kurang
Kerugiannya adalah sebagai berikut : 1. Kurang tahan terhadap alkali 2. Aslinya agak berwarna, jadi tak bebas dalam pewarnaan 3. Ketahanan busur listriknya tidak baik
Jenis Umum
Dasar Bubuk kayu atau bubuk tanaman Bubuk kayu atau bubuk tanaman
Karakteristik Murah, isolasi listrik yang baik. Sifat listrik dan tahan air serta sifat mekanisnya cukup baik Sifat listrik yang sangat baik terutama untuk frekuensi tinggi Sifat listrik dan mekaniknya baik, terutama kekuatan impaknya. Tahan panas, baik untuk penggunaan komponen tahan bakar dan tahan busur listrik.
Penggunaan Alat listrik secara umum soket dst. Komponen yang isolasi listriknya diperlukan, untuk alat komunikasi, otomotif dan mesin lainnya. Komponen untuk alat komunikasi tanpa kabel, jaringan listrik frekuansi tinggi. Komponen mesin- mesin listrik (kotak, tutup dan komponen lainnya untuk operasi mekanik) Komponen untuk kapal laut, kereta api, dan peralatan listrik berat.
Isolasi listrik
Anorganik
Mesin-mesin Bubuk kertas listrik dan bahan berserat lainnya. Tahan Asbes dan panas bahan anorganik lainnya.
Selain hal di atas, resin fenol juga kadang-kadang digunakan sebagai resin tukar ion ketika gugus- gugus fungsional yang lain hadir, juga dipakai sebagai lak dan pernis, senyawa cetakan, bahan laminating (teristimewa untuk panel dinding dekorasi dan taplak meja, dan bahan perekat (khususnya untuk kayu lapir dan particle board). 2. Penggunaan Resin Phenol Forlmaldehid Sebagai Vernis Novolak yang bersifat termoplast dan resol yang bersifat termoset. Jenis novolak dibuat pada suasana asam dengan penambahan HCl, suhu 90 o C, dan waktu reaksi 5 jam, sedangkan jenis resol dibuat pada suasana basa dengan penambahan NaOH, suhu 80 o C dan waktu reaksi 3 jam. Hasil resin phenol formaldehid diaplikasikan sebagai vernis pada kayu jati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan bertambahnya pH dan perbandingan reaktan, waktu kering semakin lama. Kondisi optimum jenis novolak
diperoleh pada pH 2,5 dan perbandingan reaktan 1 : 0,8, sedangkan untuk jenis resol dicapai pada pH 10 dan perbandingan mol reaktan 1 : 2. Aplikasi jenis novolak sebagai vernis kayu menghasilkan warna yang lebih cerah (tingkat gloss tinggi) dibanding dengan jenis resol. Tabel 12.2 Hubungan pH dan perbandingan reaktan terhadap waktu kering Waktu kering (jam) (Jenis novolak) pH 1 2 2,5 3 4 P:F = 1:0,5 1.5 1.5 2 4,25 24 P:F = 1:0,75 2.5 3 4 5 24 P:F = 1:0,8 2.25 4 5.25 16 24 P:F = 1:0,85 4 12 12 24 48 P:F = 1:0,9 5.5 24 48 72 72
Dari data tabel 12.2 dapat dilihat bahwa dengan semakin tinggi pH reaksi, waktu kering vernis semakin lama. Dengan naiknya pH maka kecepatan reaksi kondensasi semakin lambat, semakin naik pH maka rantai yang dibentuk semakin bercabang sehingga BM polimer bertambah besar. Perbandingan reaktan (rasio mol phenol : formaldehid) akan berpengaruh pada properties produk dan struktur polimer yang dihasilkan. Tabel 12.2 juga menunjukkan bahwa semakin tinggi perbandingan reaktan (P:F), waktu kering vernis semakin lama. Semakin tinggi perbandingan P:F maka struktur rantai yang dibentuk semakin kompleks (mulai dari short chain polimers hingga high crosslinked polymers). Semakin besar BM senyawa resin yang dihasilkan, mengakibatkan waktu kering semakin lama. Karena rasio Formaldehid kurang dari satu mol per mol phenol maka walaupun mempunyai fungsionalitas yang cukup namun tidak mampu untuk membentuk produk yang termoset tetapi membentuk produk yang termoplast dengan berat molekul 500-900. Agar novolak menjadi bersifat termoset maka dibutuhkan pemanasan dan penambahan crosslinking agent (Frisch, 1967). Pada jenis resol, reaksi berlangsung pada suasana basa. Pada suasana basa reaksi addisi berjalan dengan cepat sedangkan reaksi kondensasi (pembentukan jembatan methylen) berjalan lambat sehingga produk yang terbentuk bersifat termoset.
Tabel 12.3 Hubungan pH dan perbandingan reaktan terhadap waktu kering Waktu kering (jam) (Jenis P:F = 1:1,25 P:F = 1:1,5 P:F = 1:2 P:F = 1:2,5 P:F = 1:3 resol) pH 9 0.5 0.75 1 1.25 1.5 10 1 1.25 1.25 1.75 1.75 11 1.5 1.67 1.67 2.25 2.25 12 2.25 2.42 2.42 3.25 3.25 13 2.5 2.87 2.87 4 4 Tabel 12.3 menunjukkan bahwa pengaruh pH dan perbandingan reaktan terhadap waktu kering vernis tidak berbeda dengan yang terjadi pada jenis novolak. Namun waktu kering vernis jenis resol lebih cepat dibanding dengan jenis novolak, karena resin jenis novolak mempunyai sifat termoplast, sedangkan resol mempunyai sifat termoset. Nilai gloss merupakan pengamatan secara visual hasil refleksi dari permukaan suatu bahan. Semakin tinggi nilai gloss, maka permukaan bahan yang dilapisi akan semakin mengkilap. Oleh karena itu sering kali nilai gloss dapat digunakan untuk menggambarkan kualitas dari vernis. Tabel 3 dan 4 menggambarkan hasil pengukuran gloss dari resin phenol formaldehid yang digunakan sebagai vernis pada kayu jati. Tabel 12.4 Hubungan pH dan perbandingan reaktan terhadap Nilai Gloss (Jenis novolak) pH 1 2 2,5 3 4 Nilai Gloss (%) P:F = 1:0,8 P:F = 1:0,85 P:F = 1:0,9 73,1 75 78,4 63,5 50 60 70,5 64,7 54,8 48,1 60 63 63 57,2 45
Tabel 12.5 Hubungan pH dan perbandingan reaktan terhadap Nilai Gloss (Jenis resol) pH 9 10 11 12 13 Nilai Gloss (%) P:F = 1:1,5 P:F = 1:2 P:F = 1:2,5 8,5 12 5,6 3,4 3,2 21,5 26,6 12 9,5 8,6 15 18,8 7,3 4,7 2,7
Data hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat gloss tertinggi pada jenis novolak diperoleh pada pH 2,5 (tabel 12.4), sedangkan pada resol diperoleh pada pH 10 (tabel 12.5). Pada pH semakin tinggi, selain formaldehid bereaksi dengan phenol membentuk resin phenol formaldehid, formaldehid juga akan mengadakan reaksi canizzaro menghasilkan asam formiat dan methanol sehingga reaksi polimerisasi akan berjalan lambat dan tingkat gloss menjadi turun. Pengaruh perbandingan reaktan terhadap nilai gloss menunjukkan bahwa nilai gloss tertinggi untuk novolak diperoleh pada perbandingan mol phenol : formaldehid 1:0,8 (tabel 12.4), sedangkan untuk resol pada perbandingan 1:2 (tabel 4). Nilai gloss novolak lebih tinggi dibanding resol. Tabel 12.6 Perbandingan P:F te rhadap warna vernis Resol P:F 1:1,25 1:1,5 1:2 1:2,5 1:3 Warna Merah kecoklatan Merah kekuningan Merah kekuningan Merah kecoklatan Merah kecoklatan P :F 1:0,5 1:0,75 1:0,8 1:0,85 1:0,9 Novolak Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan Kuning kemerahan
Tabel 12.6 menunjukkan hasil warna kayu jati yang telah divernis dengan vernis jenis novolak dan resol dari berbagai perbandingan phenol dan formaldehid. Vernis jenis resol yang memberikan warna yang lebih tua dibanding dengan vernis jenis novolak
tidak menimbulkan pengaruhkarsinogenik terhadap makhluk hidup yang terpapar zat tersebut.