Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu. Tepatnya sejak 8 November 1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan Jerman, Conrad Roentgen, menemukan sinar yang tidak dikenalinya, yang kemudian diberi label sinar X. Sinar ini mampu menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam tubuh. 1 Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar bisa dilihat hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen juga sudah bisa diproses secara digital tanpa film. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau bahkan dikirim ke berbagai belahan dunia menggunakan teknologi e mail. 1 Foto roentgen torak merupakan pemeriksaan pencitraan yang paling sering dilakukan. Interpretasi foto roentgen torak memerlukan pengetahuan dasar mengenai struktur organ normal yang terdapat di dalam rongga dada. Kelainan dapat dikelompokan atas bayangan abnormal yang berbentuk putih (opak) atau hitam (lusen).2 Tujuan dari pemeriksaan foto roentgen yaitu untuk membantu dalam menegakkan diagnosis awal dan menyingkirkan diagnosis banding, melihat respons terhadap pengobatan, memantau perjalanan penyakit, melihat komplikasi yang terjadi, dan melihat ketepatan penempatan alat pada tubuh.2. Pemeriksaan foto torak merupakan pemeriksaan yang cukup penting dalam penegakan
diagnosa penyakit utamanya sistem respirasi / penyakit saluran pernapasan. Pada foto torak ini kita dapat melihat kelainan-kelainan yang ada pada paru, pleura, organ-organ mediastinum, tulang-tulang

dan pada jaringan lunak sekitarnya. Dalam pembuatan foto toraks haruslah diperlihatkan beberapa keadaan sehingga foto toraks yang dihasilkan dapat memenuhi syarat. 3

Pemeriksaan radiologik torak merupakan pemeriksaan yang sangat penting. Pemeriksaan paru tanpa pemeriksaan roentgen saat ini dapat dianggap tidak lengkap. Suatu penyakit paru belum dapat disingkirkan dengan pasti sebelum dilakukan pemeriksaan radiologik. Selain itu, berbagai kelainan dini dalam paru juga sudah dapat dilihat dengan jelas pada foto torak sebelum timbul gejala-gejala klinis, sehingga pemeriksaan rutin pada orang-orang yang tidak mempunyai keluhan apa-apa sudah menjadi prosedur yang lazim dalam pemeriksaan kesehatan masyarakat secara massal.4 Penyakit pernapasan yang biasa dijumpai pada anak adalah penyakit pernapasan bayi baru lahir, infeksi saluran napas akut, asma, infeksi spesifik, dan lesi fokal, dan lain-lain. Untuk pencitraan saluran napas anak, foto polos torak merupakan teknik paling sederhana namun sangat bermanfaat untuk menegakkan diagnosis penyakit saluran napas. Temuan radiologis pada anak sangat berbeda dengan orang dewasa kerena perkembangan fisiologis yang belum sempurna. Umumnya dua persen dari seluruh bayi baru lahir mengalami masalah di daerah traktus respiratorius.4

B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang foto torak pada anak yang meliputi posisi, teknik pembuatan foto, dan interpretasi dari foto torak anak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Foto Torak Foto toraks adalah foto X-ray pada torak yang dibuat untuk membantu melihat kelainankelainan yang ada pada rongga torak.

B. Foto Torak pada Bayi dan Anak-Anak Foto pada bayi dan anak-anak berbeda dengan foto torak pada orang dewasa, karena sulitnya memperoleh foto dengan inspirasi yang baik, dan juga adanya perbedaan anatomis antara bayi dan anak dengan orang dewasa. Pada anak-anak :5 1. Tulang-tulang pada dada lebih lebar dan costa lebih mendatar. 2. Diafragma lebih tinggi dan mediastinum superior terlihat lebih datar. 3. Jantung terlihat lebih membulat, ukuran jantung tidak bisa dinilai dengan cardiothoracic index. 4. Mediastinum superior bisa terlihat lebih lebar dengan adanya tymus yang persisten, biasanya menonjol ke paru kanan (terutama pada bayi yang sedang menangis) tetapi bisa juga terihat pada sisi kiri.

C. Syarat Foto Torak2,6 1. Identitas lengkap : nama, umur, jenis kelamin, nomor, tanggal pemotretan, RS / klinik tempat foto dibuat. 2. 3.
Memeriksa ada tidaknya marker pada foto (R/L, D/S)

Foto torak simetris, dapat dilihat dari garis median dan yang dipakai sebagai parameter adalah ujung medial clavicula.

4.

Foto torak ketajamannya cukup, yang dipakai sebagai parameter adalah vertebrae yang terlihat sampai vertebrae thoracalis 4-5.

5.

Semua bagian torak masuk dalam film dan ukuran film harus sesuai dengan besarnya thoraks.

6.

Tidak adanya artefact, yaitu bayangan tambahan yang disebabkan kesalahan waktu pembuatan foto.

7.

Tidak goyang dikarenakan penderita tidak tahan nafas, sehingga bayangan film menjadi kabur.

8.

Inspirasi maksimal, dimana terlihat diafragma kanan setinggi costae 6 depan atau costae 9 belakang.

9. 10.

Mencakup seluruh rongga dada: Dari iga pertama sampai ke sinus kostofrenikus. Tidak terjadi rotasi tubuh anak: Iga anterior kanan dan kiri sama panjang dan simetris. Keadaan ini akan mempengaruhi gambaran mediastinum dan besar jantung

11.

Lordosis: Bila terjadi lordosis arah ujung iga anterior akan mendatar atau mengarah ke kranial. Keadaan ini akan mempengaruhi lebar mediastinum superior dan besar jantung serta memberikan bentuk iga yang tidak normal.

Untuk mengetahui apakah anak difoto dalam keadaan respirasi yang cukup dilakukan dengan menghitung jumlah iga posterior. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Inspirasi adekuat Usia anak Inspirasi optimum < 3 tahun 3-7 tahun > 8 tahun Usia anak Inspirasi optimum 8 iga posterior 9 iga posterior 10 iga posterior

Gambar 1. Inspirasi adekuat

Gambar 2. Inspirasi terlalu dalam

D. Posisi Foto Toraks Posisi foto torak pada anak yaitu ;

1.

Foto Torak Anteroposterior (AP) Pada neonatus atau anak dengan sakit berat posisi anak terlentang, dengan arah sinar vertikal dari anterior ke posterior. Pada anak besar berdiri dengan sinar AP. Tujuannya adalah melihat bayangan isi rongga dada secara keseluruhan dari arah depan.2

2.

Foto Torak Lateral Pada neonatus atau anak yang tidak dapat berdiri pemeriksaan dilakukan dengan posisi anak dimiringkan ke kanan atau kiri dengan arah sinar vertikal dari lateral ke lateral. Pada neonatus/anak sakit berat posisi anak tetap terlentang dengan arah sinar horizontal/cross table /lateral-lateral. Tujuannya untuk melihat kelainan dalam rongga dada dari arah samping.2

3. Foto Torak Lateral Dekubitus Foto torak lateral decubitus yaitu bayi berbaring pada satu sisi tubuh dengan arah sinar horizonal/cross table/ antero-posterior Tujuannya untuk melihat atau memastikan adanya cairan atau udara dalam jumlah sedikit di pleura yang dicurigai dari foto toraks AP.2

E. Kondisi Foto Torak yang Baik2 1. Corakan vaskular paru : sentral 2/3 lapangan paru, dan tidak kabur 2. Trakea dan bronkus besar. Lihat gambar 3. 3. Gambaran tulang belakang : terlihat melalui jantung 4. Letak organ tubuh :

a. Letak jantung sebagian besar berada di hemitoraks kiri dengan apeks berada di kiri b. Lambung terlihat di sisi kiri tubuh c. Perhatikan marker R dan L d. Bila terdapat keraguan letak jantung lakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan posisi apeks jantung

Gambar 3. Kondisi foto toraks yang baik

Gambar 4. Letak organ tubuh

Contoh foto torak normal :

a. Trakea pada garis tengah atau sedikit melengkung ke kanan. b. Terdapat timus, massa padat di mediastinum superior. Biasanya kontur bergelombang, tidak selalu simetris. c. Jantung, menempati sekitar 50 % dari lebar dada pada titik terlebar, apeks di sebelah kiri, knob aorta dapat dilihat melalui timus disebelah kiri. d. Corakan bronkovaskular e. Paru, terlihat hitam di kebanyakan film f. Truktur tulang tulang iga 10-12 biasanya terlihat, Upper thoracic vertebral bodies, scapula, dan klavikula baik. g. Diafragma kanan dan kiri sama, biasanya pada tulang iga 9-10.

F. Sistematika Membaca Foto Torak AP Foto torak :

Sistematika pembacaan foto torak AP :

10

1. Mediastinum Pelebaran mediastinum: a) Timus b) Pembesaran kelenjar c) Massa tumor d) Pneumonia pada lobus atas medial paru e) Atelektasis Diperlukan foto toraks lateral untuk menentukan letaknya

Gambar 5. Timus 2. Bayangan Hilus Perpadatan atau penebalan (gambaran opak) di daerah hilus : a) Pembesaran kelenjar hilus b) Infiltrat di daerah hilus

11

Gambar 6. Hilus 3. Bayangan Jantung a) Pembuluh darah besar : ukuran dan bentuk aorta b) Bentuk jantung normal seperti buah peer c) Besar jantung sesuai dengan usia anak d) Batas jantung : Jelas berbatas tegas

Gambar 7. Jantung Besar dan bentuk jantung dipengaruhi : 1) Usia

12

2) Keadaan respirasi 3) Posisi 4) Bentuk tubuh. Tidak semua pembesaran jantung pada hari-hari pertama kehidupan merupakan keadaan patologis

Gambar 8. Besar dan Bentuk Jantung

13

Gambar 9. Bayangan jantung pada posisi AP

Gambar 10. Bayangan jantung pada posisi lateral

Menilai besar jantung dengan Cardio Thoracic Index

b+c > 0,5-0,6 a

b c

14

4. Lapang paru a) Infiltrat b) Peningkatan interstitial marking c) Peningkatan atau penurunan corak vascular d) Massa 5. Pleura 6. Diafragma 7. Skeletal 8. Jaringan lunak

Gambar . Infiltrat

Gambar . Perselubungan suprahiler kanan

15

Gambar . PA. corakan bronkovaskular baik, tepi mediastinum seperti penurunan aorta (panah besar). azygoesophageal recess (panah kecil), trakea dan bronkus proksimal. Tulang baik.

Gambar . 16 tahun anak laki-laki dengan anemia sel sabit dan homozygote chest syndrome, vaskularisasi yang menonjol, dan kardiomegali.

16

Gambar . infiltrate pada Tuberculosis

17

BAB III KESIMPULAN

Foto toraks pada bayi dan anak-anak berbeda dengan foto torak pada orang dewasa, karena sulitnya memperoleh foto dengan inspirasi yang baik, dan juga adanya perbedaan anatomis antara bayi dan anak dengan orang dewasa. Selain itu anak dan bayi cenderung sulit untuk kooperatif dalam pelaksanaan pemeriksaan foto torak. Sehingga dibutuhkan bantuan orangtua pasien membantu dalam selama proses pengambilan foto sehingga pasien mau diarahkan. Keahlian radiografer juga berperan dalam proses pengambilan foto sehingga

pengambilan foto dapat dilakukan dengan cepat, efisien dan memenuhi syarat foto toraks. Dengan demikian, dalam pemeriksaan foto torak anak dibutuhkan kerjasama antara pasien, orangtua pasien dan radiografer.

18

DAFTAR PUSTAKA

12

1. Kartika H.Teknologi di bidang radiologi. Universitas trisakti. Cited 1 April 2011. Available from: http://www.scribd.com/doc/39299745/Makalah-New-Feb-2 2. Ifran E K B. Interpretasi Foto Toraks Pada Anak. 2011. Cited : 30 Maret 2011. Available from : pediatrics-undip.com/.../Interpretasi%20Foto%20Toraks%20pada%20Anak.pdf

3.

Buku Panduan Kerja Latihan Keterampilan Klinik. Tabri NA, Asriyani S. 2010. Cited : 30 Maret 2011. Available from :

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:5r3BU46rUBIJ:www.scribd.com/d oc/51330915/Manual-Mahasiswarespirasi+teknik+pembuatan+foto+toraks+anak&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id&source=ww w.google.co.id

4.

Rasad S. Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. 2009. Balai Penerbit FKUI : Jakarta

5.

Palmer PES, Cockshott WP, Samuel E. Petunjuk membaca foto untuk dokter umum. Cetakan IV. 1995. EGC: Jakarta.

19

6.

Roentgen

Thorax.

2009.

Cited

30

Maret

2011.

Available

from

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:h1LMK4eikEwJ:pkmkarangawen1. blogspot.com/+syarat+foto+toraks&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id&source=www.google.co.i

13

Anda mungkin juga menyukai