Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI


STRIKTUR URETRA DI POLI 153/154 RS. Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun oleh :
Agus Herianto
1.1.20346

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
2005

STRIKTUR URETRA

I. Pengertian
Striktur Uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat adanya jaringan parut
dan kontraksi. (Brunner & Suddarth, 2002: 1468)
II. Etiologi
Faktor penyebab hemoroid adalah :
o Cidera uretra (akibat insersi peralatan bedah selama operasi transuretral,
kateter indwelling, atau prosedur sitoskopi)
o Cidera akibat peregangan
o Cidera yang berhubungan dengan kecelakaan mobil, uretritis gonorheal yang
tidak ditangani
o Abnormalitas kongenital
III. Tanda dan gejala pendukung adanya Striktur Uretra

Kekuatan pancaran dan jumlah urin berkurang


Infeksi dan retensi urinarius
Urin menglir balik dan mencetuskan sistisis, prostatitis dan pielonefritis
Timbulnya nyeri
IV. Penatalaksanaan
Penanganan dapat mencakup didilatasi secara bertahap area yang
menyempit (menggunakan logam yang kuat atau bougies) atau secara bedah. Jika
striktur menghambat pasase kateter, ahli urology menggunakan beberapa filiform
bougies untuk membuka jalan. Ketika salah satu bougie mampu mencapai
kandung kemih, maka dilakukan fiksasi, dan urin akan didrainase dari kandung
kemih. Jalan yang terbuka tersebut kemudian didilatasi, rendam duduk
menggunakan

air

panas

dan

analgesik

non-narkotik

diberikan

untuk

mengendalikan nyeri. Medikasi antimikrobial diresepkan untuk beberapa hari


setelah dilatasi untuk mencecah infeksi.
Eksisi bedah atau uretroplasti

mungkin diperlukan untuk kasus yang

parah. Sistostomi suprapubis mungkin diperlukan untuk beberapa pasien.


IV. Diagnosa keperawatan
1. Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang yang disayangi,
kurang pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan.
2. Gangguan rasa nyaman b/ d adanya pemasangan kateter
3. Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi.
4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra
operasi.

V. Pathways
Konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, fibroma
uteri, pembesaran prostat, tumor rectum.

Kongesti vena
(gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis)
HEMOROID

Eternal

Internal
DRJ II

Akut

Pembengkakan
sekitar anus
Nyeri/ gatal

Pre operasi

Cemas/ takut

Kronik

DRJ I

Terdapat lipatan
kulit anus
Nyeri

DRJ III

Intake serat adekuat

DRJ IV

Hemoroidektomi

Sembuh

Intra operasi

Perdarahan

Gangguan volume cairan

Post operasi

Luka insisi
Anastesi
Saraf perifer
terputus
Resti injuri
Nyeri

VII. Intervensi
Diagnosa
PRE OP

Tujuan
Setelah diberi penjelasan

Cemas

b/d tentang prosedur operasi dan

penurunan fungsi suport mentral dengan KH :


kognitif

dan - Pasien mengungkapkan

kurangnya

kondisinya

pengetahuan

- Ekspresi wajah pasien tidak

terhadap

tampak gelisah.

penyakitnya.

- Klien mau bertanya tentang


tindakan yang akan
dilakukan.

Intervensi
- beri penjelasan tentang

Rasional
Agar pasien

prosedur yang akan dilakukan

jelas dengan

pada klien

prosedur apa

- Orientasikan klien pada

yang

lingkungan yang baru

dilakukan

- Anjurkan klien untuk berdoa

- Beri waktu klien untuk

Mengurangi
rasa cemas

bertanya

pada pasien

- Beri motivasi klien tentang


prosedur tindakan

- Dorong klien untuk


mengungkapkan perasaannya
- Kaji TTV
POST OP
Gangguan
nyaman

rasa Rasa nyeri berkurang setelah


nyeri dilakukan tindakan

- Teliti keluhan nyeri, catat

Agar dapat

intensitasnya, lokasinya dan

diketahui

lamanya

skala nyerinya

berhubungan

keperawatan selama 1 x 15

dengan

menit dengan KH

- Atur posisi senyaman

pada derajat I-

terputusnya

- pasien mengatakan nyeri

mungkin

IV, supaya

- Ajarkan managemen

pasien tidak

relaksasi

tegang dan

- Monitor TTV

timbul cemas

jaringan
perifer

saraf

berkurang.
- Pasien menunjukan skala
nyeri pada angka 3.
- Ekspresi wajah klien rileks.

- Kolaborasi pemberian obat


analgetik

POST OP

Meminimalkan penyebab

- Memberi bed tambahan

Resiko injuri

injuri dengan melakukan

dikanan dan kiri klien

(jatuh dari bed) b/

tindakan 1x 15 menit, KH :

d kesadaran

- Klien tidak jatuh dari bed

menurun akibat

- Klien dalam posisi yang

anastesi

Untuk
kenyamanan

- Pantau posisi klien

pasien

nyaman

INTRA OP
Gangguan

Volume cairan dalam tubuh

- Memantau TTV

keseimbangan

seimbang setelah dilakukan

- Memantau intake dan output

cairan dan

1 x 10 menit dengan KH :

elektrolit b/d

- TTV dalam batas normal :

cairan
- Memantau integritas cairan

Mengetahui
cairan intek
maupun
output apakah

perdarahan intra

TD : 120/80 mmHg

seimbang atau

operasi

N : 80x/ menit

tidak.

S : 35,4 0 C
R : 20 x/ menit
- Integritas kulit baik
- Seimbang antara input dan
out put

DAFTAR PUSTAKA
Long, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC
Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan
Medikal Bedah Bruner & Suddarth
Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai