Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pada akhir-akhir ini banyak terjadi perubahan kurikulum dalam dunia pendidikan. Mulai dari KBK, KTSP, dan sekarang kurikulum 2013. Banyak yang mendukung wacana ini, karena wacana ini dianggap lebih efisien, cepat, dan berkualitas. Kurikulum ini mulai dikembangkan di daerah Bangka. Menurut menteri pendidikan, kurikulum ini akan menjadi kurikulum yang berhasil. Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan karakter. Namun, apakah benar kurikulum yang dianggap bagus akan berguna? Padahal, pada kurikulum 2013 sebagian pelajaran akan dihapuskan. Bahkan belum ada percobaan yang cukup matang. Maka dari itu, penulis akan memberikan tanggapan tentang ketidaksesuaian kurikulum 2013 dengan tujuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian kali ini, penulis melampirkan beberapa rumusan masalah, sebagai berikut : 1. Apa itu kurikulum 2013? 2. Bagaimana pelaksanaan kurikulum 2013 SMA pada sistem pendidikan di Indonesia? 3. Mengapa kurikulum 2013 SMA tidak sesuai dengan tujuan pendidikan? 4. Apa saja dampak negatif dari berlakunya kurikulum 2013? C. Tujuan Penulisan Dalam kegiatan kurikulum 2013 bagi dari kurikulum 2013. perubahan kurikulum ini penulis bertujuan untuk mengetahui dampak negatif perubahan pelajar. Selain itu juga untuk mengetahui pelaksanaan dan kelemahan Penulis juga bertujuan memberikan informasi kepada pembaca tentang dan pembaca mampu memberikan penilaian sendiri.

D. Manfaat Penulisan
Penulis ingin memberikan beberapa manfaat dari penelitian ini, antara lain sebagai berikut : Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang kurikulum 2013. Memberi pengetahuan kepada pembaca tentang ketidaksesuaian kurikulum 2013 dengan tujuan pendidikan. Memberi informasi tentang dampak negatif dari pelaksanaan kurikulum 2013.

BAB II Kurikulum 2013 di Tingkat Sekolah Menengah Atas Tidak Sesuai dengan Tujuan Pendidikan di Indonesia
A. Pengertian Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang baru. Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan. Kurikulum 2013? Kenapa dinamakan kurikulum 2013, karena mau tidak mau, siap tidak siap kurikulum ini berlaku mulai tahun 2013, walaupun belum semua sekolah menerapkannya. pro dan kontra pasti ada, tapi harus kita sikapi dengan bijaksana. ( http://lifestyle.kompasiana.com) Kurikulum 2013 merupakan langkah kelanjutan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan secara terpaku. B. Pelaksanaan Kurikulum 2013 1. Struktur Kurikulum SMA Untuk menerapkan konsep kesamaan antara SMA dan SMK maka dikembangkan kurikulum Pendidikan Menengah yang terdiri atas Kelompok mata pelajaran Wajib dan Mata pelajaran Pilihan. Mata pelajaran wajib sebanyak 9 (Sembilan) mata pelajaran dengan beban belajar 18 jam per minggu. Konten kurikulum (Kompetensi Inti/KI dan KD) dan kemasan konten serta label konten (mata pelajaran) untuk mata pelajaran wajib bagi SMA dan SMK adalah sama. Struktur ini menempatkan prinsip bahwa peserta didik adalah subjek dalam belajar dan mereka memiliki hak untuk memilih sesuai dengan minatnya. 3

Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik (SMA) serta pilihan akademik dan vokasional (SMK). Mata pelajaran pilihan ini memberikan corak kepada fungsi satuan pendidikan dan di dalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Beban belajar di SMA untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing 43 jam belajar per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah kelompok mata pelajaran wajib sebagai berikut.

ALOKASI WAKTU MATA PELAJARAN Kelompok Wajib 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pendidikan Agama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia Matematika Sejarah Indonesia Bahasa Inggris Seni Budaya Prakarya Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 2 4 4 2 2 2 2 2 23 3 2 4 4 2 2 2 2 2 23 3 2 4 4 2 2 2 2 2 23 BELAJAR PER MINGGU X XI XII

Jumlah Jam Pelajaran Kelompok Wajib per minggu Kelompok Peminatan Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA) Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK)

20 28

20 28

20 28

Kompetensi

Dasar mata pelajaran wajib memberikan kemampuan dasar yang sama

bagi tamatan Pendidikan Menengah antara mereka yang belajar di SMA dan SMK. Bagi mereka yang memilih SMA tersedia pilihan kelompok peminatan (sebagai ganti jurusan) dan pilihan antar kelompok peminatan dan bebas. Nama Kelompok Peminatan digunakan karena memiliki keterbukaan untuk belajar di luar kelompok tersebut. Sedangkan nama jurusan memiliki konotasi terbatas pada apa yang tersedia pada jurusan tersebut dan tidak boleh mengambil mata pelajaran di luar jurusan. 4

Struktur Kelompok Peminatan Akademik (SMA) memberikan keleluasaan bagi peserta didik sebagai subjek tetapi juga berdasarkan pandangan bahwa semua disiplin ilmu adalah sama dalam kedudukannya. Nama kelompok minat diubah dari IPA, IPS dan Bahasa menjadi Matematika dan Sains, Sosial, dan Bahasa. Nama-nama ini tidak diartikan sebagai nama kelompok disiplin ilmu karena adanya berbagai pertentangan fisolosfis pengelompokan disiplin ilmu. Berdasarkan filosofi rekonstruksi sosial maka nama organisasi kurikulum tidak terikat pada nama disiplin ilmu. Terlampir di bawah adalah mata pelajaran peminatan dan mata pelajaran pilihan (pendalaman minat dan lintas minat).

MATA PELAJARAN Kelompok Wajib Peminatan Matematika dan Sains I 1 Matematika 2 Biologi 3 Fisika 4 Kimia Peminatan Sosial II 1 Geografi 2 Sejarah 3 Sosiologi dan Antropologi 4 Ekonomi Peminatan Bahasa III 1 Bahasa dan Sastra Indonesia 2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 4 Sosiologi dan Antropologi Mata Pelajaran Pilihan Pilihan Pendalaman Minat atau Lintas Minat Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh

X 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 6 73 41

Kelas XI 23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 43

XII 23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 43

C. Ketidaksesuaian Kurikulum 2013 Tingkat SMA Kelemahan pertama, kurikulum 2013 bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional karena penekanan pengembangan kurikulum hanya didasarkan pada orientasi pragmatis. Selain itu, kurikulum 2013 tidak didasarkan pada evaluasi dari pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 sehingga dalam pelaksanaannya bisa membingungkan guru dan pemangku pendidikan. Ada suatu mata pelajaran yang sangat riskan dalam dunia pendidikan apabila itu dihilangkan.. Karena, dalam masalah ini mata pelajaran yang dihilangkan adalah suatu pelajaran yang dapat menunjang siswa menjadi tenaga kerja yang berkualitas dikemudian hari. Mata pelajaran tersebut adalah Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Beberapa alasan yang terungkap mengapa TIK/KKPI hilang dari Kurikulum 2013 ketika dialog dengan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (WAMEN) bidang Pendidikan dan Perwakilan PUSKUR (Pusat Kurikulum dan Perbukuan) diantaranya : 1. Anak TK dan SD saja sudah bisa internetan 2. TIK / KKPI bisa integratif (terintegrasi) dengan mata pelajaran lain 3. Pembelajaran sudah seharusnya berbasis TIK (alat bantu guru dalam mengajar), bukan TIK/KKPI sebagai Mata Pelajaran khusus yang harus diajarkan 4. Jika TIK/KKPI masuk struktur kurikulum nasional maka pemerintah berkewajiban menyediakan Laboratorium Komputer untuk seluruh sekolah di Indonesia, dan pemerintah tidak sanggup untuk mengadakannya 5. Banyak sekolah yang belum teraliri LISTRIK, jadi TIK/KKPI tidak akan bisa diajarkan juga disekolah Atas pernyataan dari Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (WAMEN) Secara normatif alasan-alasan tersebut bisa saja diterima, namun tahukah anda dialog yang terjadi diluar forum resmi tersebut, semua alasan tersebut dapat terbantahkan oleh masyarakat dunia maya yang terdapat dalam dialog liar yang diadakan setelah selesai kegiatan tersebut.

Tanggapan terhadap pernyataan pertama dari WAMEN Pendidikan dan Kebudaan dapat dituangkan dalam sebuah perbandingan. Jika alasannya karena Anak TK / SD sudah bisa main game dikomputer dan berinternet ria, maka jika ada yang berpendapat Anak TK/SD pun sudah bisa berbahasa Indonesia karena mereka adalah orang Indonesia, jadi tidak perlu lagi ada Pelajaran Bahasa Indonesia di TK/SD atau tidak perlu lagi ada pelajaran Olahraga karena cukup kasih bola atau buatkan selorotan maka anak sudah berolah raga. Atas perbandingan tersebut, menyebabkan berbagai pertanyaan.

Darimana anak TK/SD bisa main game dan berinternetan ? Bagaimana cara memanfaatkan TIK dengan baik dan benar ? Bagaimana etika penggunaan TIK . Sulit bahkan tidak bisa didapatkan mereka dengan autodidak.
Pembelajaran abad 21 yang mengarah ke Literacy Informasi mempersyaratkan untuk berbasiskan ICT/TIK, TIK sebagai alat bantu guru dalam mengajar dengan TIK sebagai sebuah mata pelajaran adalah dua hal yang berbeda. Ketika TIK/KKPI bukan lagi sebagai mata pelajaran maka pekerjaan guru akan bertambah, misalnya saja ketika guru bahasa Indonesia memberi tugas kepada siswa untuk membuat laporan deskriptif, disamping mengajarkan teori/materinya tentang bentuk bentuk laporan deskriptif, guru juga harus mengajarkan bagaimana cara mengetik dan membuat laporan tersebut dikomputer, Inilah yang disebut integratif. Sekarang bagaimana kalau logikanya dibalik, Guru TIK mengajarkan anak-anak cara mengetik di Pengolah Kata (Word misalnya) dan sebagai bahannya bisa berupa laporan deskriptif yang dicari siswa di internet. Singkat kata pelajaran bahasa Indonesia secara keilmuwan juga tidak diperlukan lagi. Jika TIK/KKPI dianggap akan memberatkan pemerintah karena implikasinya pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarananya maka terkesan pemerintah ingin lepas dari tanggungjawab karena kemanakah anggaran pendidikan yang 20% itu. Padahal jiga logikanya dibalik, karena adanya matapelajaran TIK beberapa tahun terakhir sebagai stimulus bahkan membawa revolusi didalam dunia pendidikan dan pembelajaran, maka TIK akan tetap dipertahankan dan pemerintah akan menganggarkannya, terlebih TIK menjadi persyaratan pergaulan di abad 21 ini, sehinga untuk mengejar ketertinggalan TIK akan dikedepankan tidak hanya sebagai media pembelajaran tetapi sebagai mata pelajaran seperti tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 19. Dengan adanya TIK sebagai mata pelajaran maka pemerintah secara tidak langsung akan dipaksa untuk membangun infrastruktur listrik dan mengalirkannya hingga pedesaan. Dengan demikian Indonesia akan maju semakin pesat. 7

Tahukah anda alasan sesungguhnya dibalik RAIBnya TIK dari Kurikulum 2013? Penulis mencoba menelusuri Draft Kurikulum 2013, salah satunya adalah terdapat mata pelajaran prakarya dan lintas peminatan. Ada tambahan beban belajar bagi siswa dan hal tersebut berakibat harus ada mata pelajaran yang dihilangkan. Satusatunya mata pelajaran yang tingkat resistensinya paling rendah jika harus dihilangkan atau dihapuskan adalah TIK/KKPI, Disisi lain, hilangnya TIK/KKPI dari kurikulum 2013 tidak hanya akan membunuh secara perlahan mata pelajaran TIK (kelas 8,9,11,12 masih ada TIK), akan tetapi akan membunuh calon-calon guru TIK yang saat ini sedang dididik di berbagai LPTK(Perguruan Tinggi) yang saat ini membuka Jurusan tersebut. Calon-calon guru TIK ini belum sempat dilahirkan oleh LPTK sudah terancam akan di aborsi masal. Dalam Kurikulum 2013 khususnya di SMA/SMK terdapat peminatan IPA, IPS, Bahasa. Mengapa tidak diberikan peluang ada peminatan TIK, karena tidak sedikit siswa yang ketika lulus dari SMA/SMK langsung bekerja di bidang yang memerlukan penguasaan TIK, dan tidak sedikit pula yang melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengambil jurusan komputer dan informatika atau sejenisnya.

BAB III PENUTUP


A. Simpulan
Dengan ditiadakanya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadikan kurikulum tersebut tidak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diamandemen yaitu Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

B. Saran
Sebaiknya pemerintah tidak tergesa-gesa dalam memutuskan kurikulum tanpa perhitungan dan percobaan yang matang. Karena hal tersebut dapat membuat bangsa kita rugi sendiri. Pemerintah juga harus memilih dan memilah poin-poin pada kurikulum sebelumnya yang sekiranya masih sesuai dan masih bisa digunakan dalam proses pembelajaran contohnya pada bab-bab yang mampu meningkatkan kualitas tenaga kerja di masa depan.

10

Anda mungkin juga menyukai