Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul BESI DAN MANGAN. Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari laporan peneliatian ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar laporan penelitian ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Balikpapan, 14 November 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. Daftar Isi............................................................................................................ BAB I Pendahuluan........................................................................................... 1.1 Latar Belakang................................................................................ 1.2 Tujuan............................................................................................ BAB II Tinjauan Pustaka................................................................................... 2.1 Landasan Teori.............................................................................. BAB III Metodologi........................................................................................... 3.1 Alat dan Bahan............................................................................... 3.2 Prosedur Kerja................................................................................ BAB IV Penutup................................................................................................ 4.1 Kesimpulan.................................................................................... 4.2 Saran.............................................................................................. Daftar Pustaka....................................................................................................

i ii 1 1 2 3 3 4 4 4 5 5 5 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Besi Besi (Fe) adalah unsur kimia yang dapat ditemui hampir disetiap tempat di bumi. Pada semua lapisan geologis, dan semua badan air. Pada umumnya besi yang terdapat dalam air sebagai Fe2+ (ferro) atau Fe3+ (ferri), tersuspensi sebagai butir koloidal atau lebih besar seperti Fe2O3, FeO, Fe(OH)3, dan lainnya, serta bergabung dengan zat organis atau zat padat anorganik seperti tanah liat. Pada perairan yang diperuntukan bagi keperluan domistik, pengendapan ion ferri dapat mengakibatkan warna kemerahan pada porselin,bak mandi, pipa air, dan pakaian.kelarutan besi meningkat dengan penurunan pH. Besi termasuk unsur esensial bagi makhluk hidup. Pada tumbuhan termasuk alga, besi berperan sebagai pemyusun sitokrom dan klorofil. Kadar besi yang berlebihan selain dapat mengakibatkan timbul warna merah juga mengakibatan karat pada peralatan yang terbuat dari logam, serta dapat memudarkan bahan celupan (dyes) dan tekstil Sesuai dengan kriteria mutu air sebagaimana yang ditetapkan dalam PP No.82 Tahun 2001, konsentrasi besi maksimum yang masih diperbolehkan adalah 0,3 mg/L untuk kelas I, untuk kelas II,III, dan IV tidak ditentukan nilainya.

Mangan Mangan (Mn) adalah katiom logam yang memiliki karakteristik kimia serupa dengan besi. Mangan berada dalam bentuk manganous (Mn2+) dan manganik (Mn4+). Di dalam tanah , Mn4+ berada dalam bentuk MnO2.pada perairan demgan kondisi anaerob akibat dekomposisi bahan organik kosentrasi tinggi, MnO2 mangalami reduksi menjadi Mn2+ yang larut. Jika perairangkembali mendapat cukup aerasi, Mn2+ teroksidasi kembali menjadi Mn4+ yang selanjutnya mengendap di dasar perairan. Mangan merupakan nutrien renik yang esensial bagi tumbuhan dan hewan. Logam ini berperan dalam pertumbuhan dan merupakan salah satu

komponen penting pada sistem enzim. Defisiensi mangan dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, serta sistem syaraf dan reproduksi terganggu. Pada tumbuhan, mangan merupakan unsur esensial dalamproses metabolisme. Meskipun tidak bersifat tostik, mangan dapat mengendalikan kadar unsur tostik di perairan, misalnya logamberat. Jika dibiarkan di udara terbuka dan mendapat cukup oksigen, air dengan kadar mangan tinggi (lebih dari 0,01 mg/L) akan membentuk koloid karena terjadinya proses oksidasi Mn2+ menjadi Mn4+. Koloidini mengalami pengendapan membentuk warna coklat gelap sehingga air menjadi keruh, memberi noda pada bahan yang berwarna putih. Selain itu adanya unsur tersebut dapat menyebabkan bau dan rasa tidak enak pada air minum Sesuai dengan kriteria mutu air sebagaimana yang ditetapkan dalam PP No.82 Tahun 2001, konsentrasi besi maksimum yang masih diperbolehkan adalah 0,3 mg/L untuk kelas I, untuk kelas II,III, dan IV tidak ditentukan nilainya.

1.2

Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan reaktor saringan pasir lambat dua tingkat dalam aliran tak jenuh untuk menyisihkan parameter Besi (Fe)-Mangan(Mn), kekeruhan, dan warna yang terkandung dalam air Sungai Cikapundung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teori Besi dan mangan merupakan unsur alam yang banyak terdapat dalam tanah dan batuan . Jika aliran air sebagai pelarut universal melewati tanah atau batuan yang mengandung besi atau mangan maka sebagian dari besi dan mangan dalam tanah dan batuan akan terlarutkan sehingga tidak aneh kalau sejumlah badan air mengandung ion besi dan mangan. Jumlah ion besi dan mangan yang terlarut dalam air dipengaruhi oleh banyak faktor; kandungan ion besi dan mangan, keasaman air, dan juga temperatur. lon besi dan mangan stabil dalam air tanah selama berada dalam keadaan anaerobik. Ketika air tanah yang mengandung besi dan mangan mengalami perubahan energi potensial (Eh), perubahan keasaman (pH) dan banyak mendapat pasokan oksigen (udara) maka ion besi dan mangan akan mengalami oksidasi dan membentuk endapan besi hidroksida (Fe(OH)3) dan mangan oksida (MnO2) . Terjadinya perubahan bentuk atau fase dari ion besi dan mangan akibat adanya perubahan energi pengaktipan (Eh) dan keasaman (pH). Dengan menggunakan prinsip ini maka penanganan air tanah yang bermasalah ion besi dan mangan bisa dilakukan dengan cara aerasi. Proses aerasi biasanya dilakukan dipermukan dengan cara menambahkan oksigen (udara), flokulasi dan kemudian diikuti dengan langkah penyaringan (filtrasi). Namun belakangan keberhasilan cara ini dipertanyakan, dianggap terlalu mahal sehingga timbul upaya untuk mencari cara alternatif yaitu dengan menghilangkan atau mengurangi kandungan ion besi dan mangan dalam tanah; ketika air tersebut masih berada di dalam tanah (in-ground treatment). Dengan metode "in-ground treatment" , selain dihasilkan air dengan kandungan ion besi dan mangan yang lebih kecil juga dapat diharapkan terjadi penambahan volume ketersediaan air tanah karena air hujan cucuran atap yang biasanya mengalir di permukaan dan terbuang, bahkan bisa menimbulkan bencana banjir dimasukkan kedalam tanah. Metode in-ground treatment diawali dengan upaya Villi dan Yuri Rejonen, kontraktor pemboran di Finlandia (Edison, D F, 1985) untuk memperbaiki kualitas air tanah yang dibornya dengan memasukkan air yang bebas kandungan besi. Dengan mengimbuhkan air hujan kedalam akuifer pada kedalaman kira-kira 3 meter dibawah ujung pipa isap pompa pengambilan air maka ternyata air tanah yang dihasilkan air dengan kandungan ion besi dan mangan jauh lebih kecil dari sebelumnya

BAB III METODOLOGI

3.1

Alat dan Bahan Alat-alat dan bahan-bahan kimia yang diperlukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :

Alat-alat : Spektrofotometer serapan atom Labu takar 50 mL Pipet ukur 10 mL

Bahan-bahan : Larutan induk logam besi 100 ppm Larutan induk logam mangan 100 ppm

3.2

Prosedur Kerja Buat larutan standar untuk larutan besi dan mangan dengan konsentrasi 1,2, 3, 4, dan 5 ppm dengan cara mengencerkan larutan induk 100 ppm, masing-masing sebanyak 50 mL Hidupkan dan optimasi AAS (sesuai dengan manualnya), ukur absorbans dari larutan cuplikan Matikan AAS dan cuci semua peralatan kaca yang digunakan Buat kurva standar dan kemudian hitung kosentrasi besi dan mangan dalam cuplikan

BAB IV PENUTUP

4.1

Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dan analisis laboratorium, data yang diperoleh menunjukkan bahwa di beberapa tempat (lokasi) air tanah dangkal tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai sumber air minum berdasarkan derajat keasaman (pH), Fe dan Mn seperti diatur Kepmenkes No. 907/MENKES/ SK/VII/2002 atau PP No. 82 tahun 2001. Percobaan penerapan teknik pengolahan di tempat (in-ground treatment) air tanah mengandung ion Fe dan Mn melebihi ambang batas air minum telah berhasil menurunkan kandungan ion Fe dan Mn namun penurunan yang terjadi belum sampai pada batas aman untuk air minum. Besarnya penurunan ion Fe dan Mn secara siginifikan terjadi pada 2 sumur (Rumah D15 dan Pure ) yang berjarak sekitar 3 meter dari sumur imbuhan sementara pada sumur pantau Nusahijau 8/35 yang berjarak antara 12 meter dari sumur pantau tidak terjadi penurunan ion Fe dan Mn secara signifikan. Terjadinya gradasi kandungan ion Fe dan Mn menurut kedalaman seperti terpantau pada sumur SP menandakan bahwa proses oksidasi telah terjadi pada ion Fe dan Mn dalam air tanah sebagai akibat pengimbuhan air hujan yang banyak mengandung oksigen.

4.2

Saran Percobaan pengolahan air tanah yang mengandung ion besi dan mangan melebihi ambang batas dengan cara pengolahan di temapt (inground treatment) perlu dilanjutkan karena telah menunjukkan tanda keberhasilan. Perlu dicari atau dibuat desain sumur imbuhan yang lebih optimal dengan memperhatikan besarnya potensi air hujan cucuran atap dan letak sumur imbuhan terhadap sumur pantau. Perlu dipertimbangkan untuk menggunakan model simulasi (komputer) untuk mendapatkan desain sumur imbuhan yang lebih optimal. Dilakukan pemantauan kualitas air tanah secara berkala sepanjang tahun disesuaikan dengan pola curah hujan.

DAFTAR PUSTAKA
Edison D F, 1985, In-Ground Removal of Iron and Manganese from Well Water, Official Proceeding, The International Water Conference, 46th Annual Meeting Pensilvania, USA; pp 518-524

Anda mungkin juga menyukai