ABSTRACT An ion-selective electrode (ISE), also called a specific ion electrode (SIE), is a transducer or a sensor that convertsthe activity of a specific ion dissolved in a solution into an electrical potential, which can be measured by a voltmeter or pH meter. The voltage is theoretically dependent on the logarithm of the ionic activity, according to the Nernst equation. The sensing part of the electrode is usually made as an ion-specific membrane, along with a reference electrode. The sulphide ion-selective electrode has a solid-state crystal membrane. The electrode is maked and designed for the detection of sulphide ions (S-2 ) in aqueous solutions and is suitable for use in in both field and laboratory applications.Saturated calomel electrode use as reference electrode because it can give potentials accurate to within 0.01 millivolt. where Ion-selective electrodes are used
measurements
of ionic concentration in
an aqueous solution are required, usually on a real time basis. Key words: ion-selective electrode, sulphide ions, saturated calomel electrode, voltmeter, voltage
1 2
PENDAHULUAN Sulfida merupakan sulfur yang mempunyai bilangan oksidasi -2. Sulfida di alam ditemukan pada batuan mineral, minyak bumi, dan deposit batu bara. Pada kondisi asam, air yang mengandung ion sulfida dapat sulfida (H2S) menghasilkan yang sangat hidrogen beracun
selektif ion. Elektroda selektif ion (ESI) merupakan elektroda yang bersifat selektif terhadap ion tertentu. Beberapa kelebihan elektroda selektif ion (ESI) antara lain, cepat, akurat, dan murah. ESI dapat bekerja pada daerah konsentrasi yang
luas. Jika ada interferensi ion, pH, atau konsentrasi masalah tinggi pada yang menimbulkan pengukuran, maka
meskipun berada dalam konsentrasi yang rendah. Beberapa metode yang telah digunakan untuk menganalisa sulfida di dalam air, yaitu titrasi, kromatografi gas, dan kolorimetri. Sulfida dapat ditentukan dengan metode Continous Flow-Isotope Ratio Mass Continous Spectrometry. Flow-Isotope Ratio Metode Mass
dapatdiatasi dengan penambahan reagen tertentu. Pengukurannya teliti, frekuensi kalibrasi, dan limit deteksi ESI dapat mencapai tingkat akurasi dan presisi 2 atau 3% untuk beberapa ion. ESI dapat mengukur baik ion positif maupun negatif dan tidak terpengaruh warna sampel serta turbiditas (Purwanto dkk 2011). ISA (Ionic Strength
Spectrometrymenganalisis sulfida dalam bentuk isotop sulfur bukan sebagai ion sulfida. Sedangkan dan kolorimetri kromatografi hanya gas,
Adjustor)merupakan larutan pengatur kuat ion yang berfungsi sebagai pengatur kuat ion sekaligus sebagai bufer dan untuk mengurangi gangguan matriks larutan cuplikan yang diuji. Penentuan konsentrasi dengan cara standar adisi merupakan metode selisih kenaikan standar (Samin dkk 2010). Elektroda pembanding
menganalisa hidrogen
sulfida
spesifik
sulfidanya (dalam bentuk S2-). Metode potensiometri mendasarkan pengukuran pada potensial listrik. Pengukuran kadar ion dengan potensiometri secara langsung sangat berguna untuk menentukan
merupakan sistem setengah sel yang mengenali potensial akurat, yang tidak elektroda tergantung pun ion secara dari lain
aktivitas suatu macam zat di dalam campuran berkeseimbangan(Zulaekha 2006). Pengukuran dilakukan potensial listrik elektroda yang
konsentrasi yang
analit atau
sedang
dipelajari.
Elektroda
menggunakan
selektif S2-, kawat perak dan tembaga, tabung plastik, amplas halus, dan gelas piala 100 ml. Bahan yang digunakan untuk
internal
(merkuri/merkuri atau
klorida/kalomel
perak/perak percobaan adalah larutan sulfida 0,1 M, lem super, larutan standar S2-, larutan HNO3, aquades, larutan sampel,
sulfida), larutan pengisi sebagai elektrolit jembatan garam dan daerah ujung
elektroda yang mengontrol aliran larutan dalam dari elektroda ke sampel. Elektroda pembanding yang ideal harus memenuhi beberapapersyaratan memenuhi menghasilkan yaitu reversibel, Nernst, yang konstan,
(NH4)2S2O80,1 M, ISA, dan Na2S 0,1 M. Metode Pembuatan elektrode ion selektif S2Kawat perak (99%) dipotong
persamaan potensial
tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan temperatur, dan dapat kembali ke potensial aslinya setelah diujicobakan dengan arus yang kecil. Elektroda Ag/AgCl dan kawat sepanjang 2 cm dan dihubungkan dengan tembaga. Kawat yang telah
kalomel mendekati keadaan ideal ini. Elektroda ini lebih mudah digunakan
tersambung tersebut dimasukkan kedalam tabung plastik sedemikian rupa sehingga 1 cm kawat perak keluar dari tabung. Ujung tabung direkatkan dengan lem super sehingga kawat perak menyatu kuat
dalam laboratorium karena praktis dan kemudahan pemeliharaannya. Elektroda kalomel jenuh adalah paling elektroda sering
pembanding
yang
dengan ujung tabung. Lapisan pelindung kawat perak dikikis dengan menggunakan kertas amplas halus, kemudian direndam dalam larutan asam nitrat 1:1 selama 10 detik. Kemudian kawat perak dibilas dengan akuades dan direndam didalam larutan (NH4)2S2O80,1 M. Lalu bilas kawat perak tersebut dengan akuades dan direndam didalam larutan NaS selama 45 menit sampai diperoleh lapisan perak
digunakan. Elektroda ini terdiri dari campuran merkuri dan merkuri klorida (kalomel) yang berhubungan dengan
larutan pembanding yang terdiri dari ion klorida yang dijenuhkan dengan merkuri klorida (Skoog et al, 2007). BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah ion
sulfida yang merata. Cuci kawat perak yang telah terlapisi oleh Ag2S ini dengan akuades dan rendam dalam larutan sulfida
voltmeter/potensiometer,
elektroda
selama 30 menit sebelum dikarakterisasi. Kemudian dibuat kurva kalibrasi dengan menggunakan larutan standar sulfida dan dihitung kemiringan kurva tersebut. Tabel pengamatan No 1 2 3 4 5 6 Konsentrasi (M) 10
-6
Potensial (mV)
Dengan senyawa ISA No Konsentrasi (M) 10-6 10-5 10-4 10-3 10-2 10-1 Konsentrasi Ion dalam Potensial (mV)
Karakterisasi Elektrode Selektif Sulfida Hubungkan elektroda selektif ion dan elektroda pembanding pada voltmeter/ potensiometer, celupkan kedua elektroda diatas kedalam larutan standar ion yang akan diukur kemudian catat potensial yang terukur setelah mencapai nilai tetap. Bilas kedua elektroda dan ulangi pengukuran berturut turut dengan larutan standar 10 , 10-5, 10-4, 10-3, 10-2, 10-1 . dan dicatat potensial terukur pada tabel pengamatan. Ulangi pengukuran dengan menggunakan larutan standar yang mengandung senyawa ISA (ionic strength adjustor). Buat kurva antara potensial vs log konsentrasi standar dan hitung kemiringan kurvanya.
-6
1 2 3 4 5 6
dibuat yang
mengandung senyawa ISA seperti pada Percobaan Karakterisasi Elektrode Selektif Ion dan dihitung kemiringan kurva
tersebut. Larutan sampel sebanyak 25 ml ditempatkan ke dalam gelas piala 100 ml lalu batang pengaduk magnet dicelupkan ke dalam larutan tersebut. Larutan diaduk dan potensial sel diukur. Larutan standar
E1 = potensial sel sebelum penambahan larutan standar S= kemiringan kurva kalibrasi Cs= konsentrasi larutan standar Vs= volume larutan standar
potensial sel diukur. Konsentrasi ion dalam sampel dihitung dan hasilnya dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari kurva kalibrasi. Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN No Konsentrasi (M) 1 2 3 4 5 6 10-6 10-5 10-4 10-3 10-2 10-1 Potensial (mV) Penentuan elektroda terbaik yang digunakan untuk pengukuran potensial dalam elektroda selektif ion dilakukan dengan menggunakan larutan standar yang berfungsi sebagai larutan buffer dengan berbagai macam konsentrasi, yaitu 10-6 , 10-5, 10-4, 10-3, 10-2, 10-1. Dengan melihat data potensial yang terukur mulai dari konsentrasi yang paling encer sampai yang paling pekat, elektroda yang baik adalah Potensial Potensial 10-1 (mV) larutan elektroda yang menghasilkan potensial yang meningkat seiring dengan semakin pekatnya larutan standar. Namun, larutan sampel sampel + 1 ml standar (mV)
berdasarkan hasil yang diperoleh potensial Perhitungan yang terukur tidak demikian. Dari 15 elektroda yang dibuat, kami memilih elektroda nomor 8 untuk elektroda dengan ( )
( )
ISA dan elektroda nomor 15 untuk elektroda non- ISA karena menurut kami
Cx= konsentrasi ion dalam sampel Vx = volume larutan sampel E2 = potensial sel setelah penambahan larutan standar
potensial yang terukur saat pengukuran menghasilkan potensial yang cukup baik. Pengukuran potensial dilakukan
ion dan elektroda pembanding (kalomel) dengan potensiostat. Potensial elektroda yang terukur diplotkan pada grafik
berdasarkan dua cara perhitungan, yaitu dengan menggunakan rumus dan cara langsung yaitu dengan melihat kurva kalibrasi yang dipakai. Ada perbedaan nilai yang dihasilkan dari kedua cara yang dipakai yaitu konsentrsi yang dihasilkan berbeda jauh. Perbedaan nilai konsentrasi berbasarkan kedua cara tersebut terlmpir dalam tabel 5, yaitu konsentrasi yang dihitung dengan menggunakn rumus lebih kecil daripada konentrasi yang
potensial
(mV)terhadap
logaritma
konsentrasi larutan standar (M). Hasil pengukuran ditunjukkan pada tabel 1-4 dan gambar 1-4 pada lampiran. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kelinearitasan yang baik terdapat pada kurva kalibrasi
elektroda ISA baik pada larutan non-ISA maupun larutan ISA. Hal ini disebabkan larutan ISA berfungsi sebagai pengatur kuat ion sekaligus sebagai bufer dan untuk mengurangi gangguan matriks larutan cuplikan yang diuji sehingga potensial yang terukur lebih baik dan menghasilkan linearitas dengan persamaan garis kurva kalibrasi. Persamaan garis untuk elektroda ISA dalam larutan non-ISA, yaitu
menggunakan cara langsung dengan nilai : untuk elektroda nonISA dengan rumus menghasilkan 1,3726 x 10-4 M, untuk elektroda ISA dengan rumus menghasilkan 7,0539 x 10-5 M, sedangkan untuk elektroda non-ISA cara langsung
menghasilkan 1,2364 M, untuk elektroda ISA dengan cara langsung menghasilkan 1,5232M. Berdasarkan data diatas ditemukan nilai konsentrasi yang tidak riil, yaitu pada elektroda ISA dengan cara langsung bernilai negatif. Perbandingan dari kedua cara tersebut pun menghasilkan
y = -13,514x + 253,87 dengan R = 0,5746 dan untuk elektroda ISA dalam larutan ISA, yaitu y = -17,2x + 291,8 dengan R = 0,253. Linearitas itu ditunjukkan dengan nilai R nya, semakin nilainya mendekati 1 maka semakin baik. Selanjutnya, pengukuran potensial pada larutan sampel yang ditambahkan larutan standar dan tanpa penambahan larutan standar. Elektroda yang diukur adalah elektroda no-ISA dan elektroda ISA. Namun,yang kami pilih untuk
konsentrasi yang jauh berbeda. Hal ini diduga elektroda yang dipilih masih kurang baik, dan kemungkinan saat
http://digilib.batan.go.id/eprosiding/.[23November 2013] Samin dkk. 2010. Metoda elektroda [dalam dan Nuklir
Pembuatan elektroda selektif ion dapat dilakukan dengan menggunakan larutan non-ISA dan larutan ISA dengan menghasilkan konsntrasi ion sampel yang berbeda. Konsentrasi ion sampel
Pengelolaan Perangkat
menggunakan elektroda ISA lebih baik daripada non-ISA. Saran Penentuan konsentrasi ion pada sampel dengan elektroda selektif ion sebaiknya dilakukan dengan larutan ISA dan alat voltmeter/potensiometer yang baik agar menhasilkan nilai konsentrasi yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Purwanto dkk. 2011. Karakterisasi
Instrumental
Edition.Belmont USA: Thomson Higher Education 10 Davis Drive. Zulaekha. 2006. Pembuatan dan
karakterisasi elektroda selektifion S2- dengankomposit Ag2S, grafit, dan parafin. [dalam skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.
elektroda [dalam
LAMPIRAN Tabel 1 Data Potensial Sel Elektroda Selektif Ion Non-ISA Dalam Larutan Non-ISA Elektoda non ISA [Standar] Potensial (M) (Mv) 0,000001 250 0,00001 317 0,0001 438 0,001 348 0,01 285 0,1 184,5
potensial (Mv)
log [Standar] -6 -5 -4 -3 -2 -1
-8
-6
-4 log [standar]
Gambar 2 Kurva Kalibrasi Elektroda Selektif Ion ISA dalam larutan Non-ISA
500 potensial (Mv) 400 300 y = -14.671x + 252.4 R = 0.1001 -8 -6 -4 log [standar] -2 200 100 0 0
Tabel 3 Data Potensial Sel Elektroda Selektif Ion Non- ISA dalam Larutan ISA Elektoda non ISA Potensial [Standar] (M) (Mv) log [Standar] 0,000001 305 -6 0,00001 334 -5 0,0001 347 -4 0,001 357 -3 0,01 358 -2 0,1 212 -1
400 350 300 250 200 150 100 50 0 -2 0
Gambar 1 Kurva Kalibrasi Elektroda Selektif Ion Non-ISA dalam larutan NonISA
potensial (Mv)
Tabel 2 Data Potensial Sel Elektroda Selektif IonISA Dalam Larutan Non-ISA Elektroda ISA [Standar] Potensial (M) (Mv) 323 0,000001 325 0,00001 324 0,0001 329 0,001 317 0,01 241 0,1
Log [Standar] -6 -5 -4 -3 -2 -1
-8
-6
-4 log [standar]
Gambar 3 Kurva Kalibrasi Elektroda Selektif Ion Non-ISA dalam larutan ISA
Tabel 4 Data Potensial Sel Elektroda Selektif Ion ISA Dalam Larutan ISA Elektroda ISA Potensial log (Mv) [Standar] 350 -6 375 -5 393 -4 383 -3 386 -2 225 -1
500 potensial (Mv) 400 y = -17.2x + 291.8 R = 0.253 300 200 100 0 -8 -6 -4 log [standar] -2 0
= 1,3726 x 10-4 M Konsentrasi ion dalam sampel pada elektroda ISA dalam larutan ISA Cx = 1 mL x 0,1 M
(25 mL+1 mL) 10 (288-318) /-17,2 25 ml = 0,1mM 26 ml (10 1,74) 25 ml = 0,1 mM 1417,6447 ml
Gambar 4 Kurva Kalibrasi Elektroda Selektif Ion ISA dalam larutan ISA
= 7,0539 x 10-5 M Perhitungan Konsentrasi ion Cara Langsung (berdasarkan Kurva kalibrasi)
Untuk elektroda non- ISA dalam larutan ISA Y = -10,943 x+ 280,53 = -10,943x + 280,53
Untuk elektroda ISA dalam larutan ISA Y 318 = -17,2 x + 291,8 = -17,2 x + 291,8
Tabel 5 Perbandingan konsentrasi ion sampel dengan cara rumus dan cara langsung (kurva kalibrasi) Cara Perhitungan Konsentrasi Ion dalam Elektroda ISA Rumus 7,0539 x 10-5 M Cara Langsung - 1,5232 M Konsentrasi Ion dalam Elektroda Non-ISA 1,3726 x 10-4 M 1,2364 M