Anda di halaman 1dari 9

daur karbon

PRATIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

DAUR KARBON

Oleh: Siti Qomariah ( F05109019 )

UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PONTIANAK 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Para ahli ekologi telah lama menyadari adanya pola global dan regional yang mengagumkan dalam persebaran organism dalam biosfer. Pola ini sebagian besar mencerminkan perbedaan iklim secara regional dan factor-faktor abiotik lainnya dalam suatu lingkungan. Sebagian besar organisme pada dasarnya memperoleh energy dari cahaya matahari, dan organism tersebut harus tahan terhadap kisaran suhu, kelembaban, kadar garam, dan cahaya dalam lingkungannya. ( Campbell, dkk, 2004: 272-273). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi di antara makhluk-makhluk di rumahnya,di tempat tinggalnya, di alamnya atau di lingkunngan hidupnya. Atau lebih tegas lagi ekologi mempelajari baik interaksi di antara makhluk-makhluk hidup, maupun interaksi diantara makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekologi kita mempelajari makhluk-makhluk hidup itu sebagai kesatuan atau system dengan lingkunngannya (Dirdjosoemarto, 1993: 2-3). Ekologi merupakan studi tentang interaksi antara organism, tumbuhan dan hewan, dengan lingkungannya. Pengamatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang terkandung dalam hubungan timbale-balik ini. Prinsip yang dapat ditemukan dapat digunakan sebagai dasar pemikiran bagi para ahli ekologi. Perspektif pengamatan seluas totalitas dari seluruh tempat hidup tumbuhan dan hewan yang menyangkut posisi sistematikanya, reaksi terhadap sesamanya, dan terhadap lingkunganya serta terhadap sifatsifat kimiawi dan fisis dari alam sekitarnya (Dirdjosoemarto, 1993: 3). Dalam kelangsungan hidup komunitas selalu terjadi interaksi bukan hanya antar populasi dalam komunitas itu tetapi dengan factor-faktor geologic, kimia serta fisika lingkungan. Interaksi ini terutama dalam aliran materi dan energy membentuk suatu system yang dikenal sebagai ekosistem (Kaligis, dkk, 1993: 43). Dilihat dari fungsinya, ekosistem itu terdiri atas dua komponen yaitu: 1. Komponen ototrof, yaitu organism yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri yang berupa bahan-bahan organic dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan energy matahari dan klorofil. Oleh karena itu semua organism yang mengandung klorofil disebut organism ototrof. 2. Komponen heterotrof, yaitu organism yang mampu memanfaatkan bahan-bahan organic sebagai bahan makanannyadan bahan tersebutdisintesis dan disediakan oleh organism lain. Manusia, hewan, jamur, dan jasad renik termasuk kelompok ini.

Kalau kita melihat ekosistem dari segi penyusunnya, maka dapat kita bedakan empat komponen , yaitu: 1. Komponen abiotik, yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan sebagainya dan merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan. 2. Produsen, yaitu organism yang ototrof, misalnya umumnya terdiri dari tumbuhan berklorofil, yang dapat mensintesis makanan dari bahan-bahan anorganik yang sederhana. 3. Konsumen, yaitu organism heterotrof, misalnya hewan dan manusia yang untuk hidupnya memakan organism lain. 4. Pengurai/ perombak, yaitu organism heterotrof yang menguraikan bahan organic yang berasal dari organism mti, menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepas bahanbahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Bakteri dan jamur termasuk dalam kelompok ini (Kaligis, dkk, 1993: 43). Daur karbon merupakan daur biogeokimia bentuk gas. Pul cadangan karbon yang berupa gas asam aranng (CO2) di atmosfer kurang lebih volumenya 0,03 %.meskipun tak seberapa namun karbon merupakan elemen yang paling penting dalam kimia organic. Daur karbon yang sempurna dan system umpan baliknya mengatur persediaan CO2 bagi pertumbuhan organic dengan baik. Karbon masuk ke dalam komponen abiotik ekosistem dalam bentuk CO2 melalui tumbuhan hijau. Melalui fotosintesis karbon diubah menjadi gula dan hidret karbon. Sebagian zat ini dijadikan bahan pembentuk jaringan dan sebagian lagi untuk respirasi yang melepaskan CO2 ke atsmosfer lagi. Kurang lebih setengah dari karbon yang diamilasi tumbuhan sangat besar yaitu kurang lebih 3% dari seluru CO2 di atsmosfer (Kaligis, dkk, 1993: 70). Selama transfer energy di dalam konsumsi makanan dalam bentuk karbohidrat dan lemak, pergerakan karbon menuju ekosistem terjadi bersam dengan aliran energy. Sumber karbon untuk organism hidup ialah CO2 yang ditemukan baik dalam keadaan bebas di atsmosfer maupun terlarut di dalam air dan di lapisan bumi. Tumbuh-tumbuhan (produsen)menggunakan CO2 untuk membentuk karbohidrat pada proses fotosintesis. Demikian juga lemak dan polisakaridadibentuk oleh tumbuh-tumbuhan yang akan digunakan hewan herbivore. Karbon dilepaskan ke atsmosfer secara langsung berupa CO2 dari respirasi tumbuh-tumbuhan dan hewan (Dirdjosoemarto, 1993: 101). CO2 yang dihasilkan oleh proses respirasi akan dilepas kembali kelingkungan, kemudian akan digunakan untuk fotosintesis tumbuhan hijau begituseterusnya. Dari kedua kegiatan tersebut tampak bahwa fotosintesis dan respirasisaling bekerja sama untuk kelangsungan per tahun

siklus karbon dan oksigen. Sejumlah karbonuntuk sementara berada dalam jaringan tumbuhan atau hewan, tetapi karbon tersebuta k a n k e m b a l i k e s i k l u s s e t e l a h t u m b u h a n a t a u h e w a n t e r s e b u t m a t i k e m u d i a n diuraikan oleh makhluk pengurai. Jika sisa-sisa bahan organik dari pembusukanhewan dan tumbuhan tertimbun dalam lapis tanah lebih dari 600 juta tahun makakarbon dikandung akan keluar dari siklus karbon yang utama. Tetapi oleh panas akantekanan dalam lapis kerak bumi zat tersebut akan diubah menjadi bahan bakar fosilm i s a l n ya b a t u b a r a , m i n ya k b u m i d a n g a s b u m i . J i k a b a h a n b a k a r fosil tersebutd i g u n a k a n sebagai bahan bakar dalam berbagai

i n d u s t r i m a k a k a r b o n y a n g dikandung akan dilepas kembali ke lingkungan dalam bentuk CO2 sebagai hasil p r o s e s p e m b a k a r a n . S e l a n j u t n ya C O 2 t e r s e b u t a k a n digunakan kembali o l e h tumbuhan hijau untuk fotosintesis begitu seterusnya

(Haynurizar, 2011) Hubungan antara produsen dan konsumen dalam kaitannya dengan sikluskarbon dan mutlak diperlukan dalam suatu ekosistem untuk menjagakestabilannya. Di lingkungan terbuka, sangat sulit untuk menentukan faktor apayang mempengaruhi hubungan tersebut karena terdapat banyak faktor yangmempengaruinya. Dalam siklus karbon, atom karbon terus mengalir dari produsenke konsumen dalam bentuk molekul CO2 dan karbohidrat, sedangkan energi fotonmatahari digunakan sebagai pemasok energi yang utama. produsen memerlukanCO2 yang dihasilkan konsumen untuk melakukan fotosintesis. Dari kegiatanfotosintesis tersebut, produsen dapat menyediakan karbohidrat dan oksigen yangdiperlukan oleh konsumen untuk melangsungkan kehidupannya (Suprayogi, 2010)

B.

Tujuan Untuk mempelajari hubungan antara produsen (Hydrilla sp.) dan konsumen (keong) di dalam ekosistem akuatik buatan (akuarium botol selai)

C. 1. 2. 3. 4.

Masalah Apa tujuan penukaran botol biakan pada tempat gelap dan terang selama 7 hari. Apa fungsi penambahan bromthymol blue pada botol biakan. Mengapa kondisi botol biakan berubah dari keadaan awal. Bagaimana hubungan Hydrilla sp. dengan Siput dan proses daur karbon berlangsung.

BAB II METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Praktikum Daur Karbon dilaksanakan pada: Hari / Tanggal Pukul Tempat : Selasa, 04 Oktober 2011 : 09.30 - selesai : Laboratorium P.Biologi FKIP UNTAN

B.

Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada Daur Karbon adalah botol selai, keong sebagai konsumen, dan Hydrilla sp. sebagai produsen. Sedangkan bahan yang digunakan adalah larutan bromthymol blue, dan air.

C.

Cara Kerja 1. Disiapkan dua percobaan A dan B, masing-masing terdiri dari empat botol biakan. Botolbotol biakan ditandai dengan kode A1, A2, A3, A4 dan B1, B2, B3, B4. Dibuat tiga ulangan untuk setiap percobaan. 2. Setiap botol diisi dengan jumlah air yang sama sampai permukaan air kira-kira 20 mm di bawah mulut tabung. 3. 3 s/d 5 tetes Bromthymol blue ditambahkan ke tiap-tiap botol. 4. Keong dimasukkan ke dalam botol A1 dan B1, keong dan Hydrilla sp. ke dalam botol biakan A2 dan B2, Hydrilla saja ke tabung A3 dan B3, dan hanya air ke botol A4 dan B4 sebagai control. 5. Semua botol biakan ditutup rapat agar kedap udara. 6. Botol biakan diamati selama 24 jam kemudian dan semua warna indicator dari setiap tabung (tabelnya dibuat) dicatat. Perubahan warna yang mungkin terjadi dengan siput dan Hydrilla sp. juga dicatat. 7. Setelah itu botol biakan A dipindahkan ke tempat gelap dan btol biakan B ke tempat terang.lalu perubahanya dicatat setelah 24 jam dipindahkan. Perpindahan ini diulangi selama 7 hari. 8. Setelah pengamatan selama 7 hari, kesimpulan tentang daur karbon dibuat pada percobaan ini.

BAB III ANALLISIS DATA A. Hasil Pengamatan Tabung Perlakuan 1 A (Tempat terang) A1 (siput) A2 (siput+ Hydrilla sp) A3 (Hydrilla sp) A4 (Aquades) B (Tempat gelap) B1 (siput) B2 (siput+ Hydrilla sp) B3 (Hydrilla sp) B4 (Aquades) 0 0 0 0 0 0 0 0 2 ++ ++ + 0 ++ ++ ++ 0 3 ++ + + 0 ++ ++ + 0 Hari ke4 +++ ++ + 0 +++ ++ + 0 5 +++ +++ + 0 +++ +++ + 0 6 ++ + + 0 ++ ++ ++ 0 7 +++ +++ ++ 0 +++ ++ + 0

Keterangan: 0 + ++ +++ = Jernih = Biru kekuningan = Agak kekuningan = Kuning kemerahan

B.

Pembahasan Pada praktikum Daur Karbon menggunakan system Daur Karbon pada ekosistem aquatic hal ini dilakukan karena prosesnya sederhana dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk menetahui hasilnya. Digunakan siput sebagai specimen karena siput mudah diperoleh dan ia berhabitat pada air tawar. Ukuran siput yang digunakan harus sama agar kita dapat membandingkan dengan seimbang hasilnya dengan berbagai perlakuan. Pada praktikum kali ini digunakan Hydrilla sp. sebagai produsen atau organisme autotrof yang dapat melakukan fotosintesis. Digunakannya indicator Bromthymol Blue pada percobaan ini sebagai indikator untuk dapat mengetahui apakah terdapat CO2 didalam tabung reaksi karena larutan bromtimol biru sangat sensitif dengan CO2, kesensitifan ini dapat dilihat dengan adanya reaksi perubahan warna. Akan berwarna biru dalam larutan basa dan berwarna kuning kemerahan pada larutan asam.

Percobaan dilakukan pada dua tempat yang berbeda yaitu yang di tempat terang dan yang di tempat gelap. Hal itu dimaksudkan untuk membandingkan apakah adanya cahaya berpengaruh terhadap siklus karbon pada ekosistem aquatik. Dan ternyata berpengaruh yaitu pada tempat terang tumbuhan dapat berfotosintesis dan dapat memungkinkan terjadinya daur karbon pada ekosistem tersebut. Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada hari pertama tidak ada perubahan warna airnya. Hal ini masih terjadi selama 7 hari pada botol A4 dan B4, yang merupakan control dari perlakuan ini.Tetapi pada botol-botol biakan yang lain terjadi perubahan warna air. Perubahan warna air dikarenakan adanya kandungan oksigen dan karbondioksida.pada botol yang hanya berisi siput, warna airnya berubah menjadi agak kekuningan bahkan sampai kuning kemerahan. Hal ini terjadi dikarenakan banyaknya CO2, yang merupakan hasil dari respirasi siput tersebut. Botol yang berisikan siput dengan Hydrilla sp., warna airnya biru kekuningan, yang menunjukan adanya kandungan O2 yang merupakan hasil dari fotosintesis Hydrilla sp. tetapi juga didapatkan warna air yang agak kekuningan yang menunjukan adanya kandungan CO2, yang merupakan hasil respirasi dari siput tersebut. Sedangkan botol yang hanya berisi Hydrilla sp. berwarna biru kekuningan yang menunjukan adanya oksigen, yang merupakan hasil fotosintesis dan warna agak kekuningan, yang menunjukan adanya kandungan karbon dioksida hasil dari respirasi tanaman tersebut. Menurut Dirdjosoemarto (1993), sumber karbon untuk organism hidup ialah CO2 yang ditemukan baik dalam keadaan bebas di atsmosfer maupun terlarut di dalam air dan di lapisan bumi. Tumbuh-tumbuhan (produsen)menggunakan CO2 untuk membentuk karbohidrat pada proses fotosintesis. Demikian juga lemak dan polisakaridadibentuk oleh tumbuh-tumbuhan yang akan digunakan hewan herbivore. Karbon dilepaskan ke atsmosfer secara langsung berupa CO2 dari respirasi tumbuh-tumbuhan dan hewan. Dalam ekosistem akuatik buatan ini, siput berperan sebagai konsumen dan Hydrilla sp. berperan sebagai produsen. Dimana, keduanya saling berinteraksi dalam suatu ekosistem. Hydrilla sp. melakukan proses fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari, sehingga menghasilkan salah satu produk yang berupa O2, yang mana O2 ini digunakan oleh siput untuk melakukan respirasi demi kelangsungan hidupnya. Selain itu CO2 juga digunakan oleh tumbuhan untuk berrespirasi. CO2 ini digunakan kembali oleh Hydrilla sp. dalam proses fotosintesis, dan begitu seterusnya.

BAB IV PENUTUP

A.

Kesimpulan 1. Penukaran botol biakan pada tempat gelap dan terang untuk membandingkan apakah

adanya cahaya berpengaruh terhadap siklus karbon pada ekosistem aquatic. 2. Bromthymol blue berfungsi sebagai indicator asam basa yang dapat mengetahui apakah

terdapat CO2 dalam botol biakan. 3. Perubahan warna air menjadi biru kekuningan disebabkan karena terdapat oksigen, yang merupakan hasil dari fotosintesis Hydrilla sp. 4. Perubahan warna agak kekuningan dan kuning kemerahan menunjukan adanya CO2, Dalam ekosistem akuatik buatan, siput berperan sebagai konsumen dan Hydrilla sp.

yang merupakan hasil dari respirasi. 5.

berperan sebagai produsen. Hydrilla melakukan proses fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari, sehingga menghasilkan salah satu produk yang berupa O2, yang mana O2 ini digunakan oleh siput untuk melakukan respirasi demi kelangsungan hidupnya. Selain itu CO2 juga digunakan oleh tumbuhan untuk berrespirasi. CO2 ini digunakan kembali oleh Hydrilla dalam oprose fotosintesis, dan begitu seterusnya.

B.

Saran Pengamatan seharusnya tidak hanya pada perubahan warna air tetapi juga pada keadaan siput dan Hydrilla sp.

DAFTAR PUSTAKA Campbell, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga Dirdjosoemarto, Soendjojo. 1993. Ekologi. Jakarta: Depdikbud Haynurizar. 2011. Daur Karbon. (http://www.scribd.com/doc/54250681/Laporan-Daur-Karbon) (16 Oktobar 2011) Kaligis, dkk. 1993. Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta: Depdikbud Suprayogi, Dawam. 2010. Daur Karbon. (http://www.scribd.com/doc/45906576/LAPORANDAUR-KARBON) (16 Oktober 2011)

http://unggallovebiology.blogspot.com/2011/11/daur-karbon.html

Anda mungkin juga menyukai