Anda di halaman 1dari 4

1. Proses pembuatan besi dan baja.

Proses Pembuatan Besi Bahan utama pembuatan besi kasar adalah bijih besi. Berbagai jenis bijih besi yang terdapat di dalam kulit bumi berupa oksida besi & karbonat besi diantaranya ialah sebagai berikut : a. batu besi coklat (2Fe203+3H2O) dengan kadar kira-kira 40% besi. b. batu besi merah yang juga disebut hematic (Fe2O3) dengan kadar kira-kira 50% besi. c. batu besi magnit (Fe3O4) berwarna hijau tua kehitaman, bersifat magnetis, dengan kadar kira-kira 60% besi. d. batu besi kalsit/spat (FeCO3) yang juga disebut feroderit, mengandung kadar kira-kira 40% besi Bijih besi dari tambang biasanya masih bercampur dengan pasir, tanah liat, dan batuan serta komposit lainnya. Biasanya bijih besi ini didapat dalam bongkahanbongkahan yang tidak sama besar. Maka untuk kelancaran pengolahan bijih besi, bongkahan tersebut di pecahkan dengan mesin pemecah,kemudian di sortir antara bijih besi & batu-batuan komposit lainnya dengan tromol magnet. Pekerjaan selanjutnya adalah mencuci bijih besi & mengelompokannya sesuai ukuran besarnya. Bijih-bijih yang halus & butir-butiran yang kecil diaglomir didalam dapur sinter/dirol hingga berupa bola-bola yang dapat dipakai kembali sebagai isi dapur. Setelah bijih itu diletakkan didalam panggangan agar kering dan unsurunsur yang mudah menjadi gas keluar dari bijih besi,kemudian di bawa ke dapur tinggi (blast furnace) untuk diolah menjadi besi kasar. Dapur tinggi (blast furnace) berbentuk silindrik dengan tingginya dapat mencapai 30 m. Dapur tinggi terdiri dari 4 bagian utama, antara lain : Hearth, tempat mengumpulnya besi cair dan terak, di bagian atasnya terdapat tuyere tempat masuknya udara panas Bosh, di atas hearth, tempat reaksi pembakaran tempat pencairan Stack, tempat berlangsungnya sebagian besar reaksi reduksi secara bertahap Top, tempat mekanisme masuknya bahan dasar dan keluarnya gas sisa pembakaran.

Gambar 1. Blast Furnace

Proses Pembuatan Baja Pada dasarnya baja adalah paduan besi dan karbon, sama halnya seperti besi tuang (cast iron). Pembuatan baja menggunakan proses Bessemer. Langkahlangkah dalam proses Bessemer adalah sebagai berikut : Pada prosesnya, pembuatan baja dilakukan dengan menggunakan convertor berbentuk buah pir dengan mulut di bagian atas, dan di bagian bawah terdapat lubang2 untuk menghembuskan udara. Convertor dapat digulingkan ke posisi mendatar. Charge yang dimasukkan berupa besi kasar cair, kemudian charge tersebut dimasukkan ke dalam convertor pada posisi mendatar. Sambil menegakkannya kembali, convertor dihembuskan udara. Oksigen yang ada dalam udara yang dihembuskan tadi akan membakar sedikit Fe, tapi ia juga akan membakar Si dan Mn sehingga menjadi terak. Lalu karbon juga akan terbakar menjadi CO dan akan keluar melalui mulut convertor. CO yang keluar akan terbakar di udara. Dengan terbakarnya karbon maka kadar karbon dalam besi tuang yang menjadi charge tadi akan berkurang. Kurangnya kadar karbon dalam besi membuatnya menjadi baja.

2. Perbedaan besi dan baja berdasarkan komposisi kimianya, mikrostruktur dan sifat mekaniknya. a. Berdasarkan komposisi kimia, Besi memiliki kadar karbon antara 2% sampai 6,67%, sedangkan baja memiliki kadar karbon kurang dari 2% b. Berdasarkan mikrostrukturnya Baja dibagi kedalam lima macam : ferit, perlit, sementit, bainit, martensit Besi dibagi kedalam dua kelompok lagi lagi Matriks : ferit, perlit, sementit, bainit, martensit Filler : grafit atau karbida besi (Fe3C). Keuletan Kekuatan : baja lebih ulet daripada besi : baja lebih kuat daripada besi

c. Berdasarkan sifat mekaniknya -

Daya tahan terhadap getaran : besi lebih tahan terhadap getaran daripada baja.

3. Perbedaan besi dan alumunium berdasarkan tingkat kerapatan atom. Jika merujuk pada Atomic Packing Factor (APF), besi termasuk kategori BCC (Body Centered Cubic) dan Alumunium termasuk FCC (Face Centered Cubic). BCC memiliki tingkat kerapatan atom senilai 0,68 sedangkan FCC tingkat kerapatan atomnya 0,76 4. Fasa pada besi dan baja serta perlakuan panas yang didapat. a. Fasa pada besi dan baja. Ferit () pada temperature kamar dapat diproses menjadi berbagai struktur dengan jalan perlakuan panas. Ferit termasuk kedalam body centered cubic (bcc), getas pada temperature rendah Austenit () termasuk kedalam face centered cubic (fcc), tidak getas pada temperature yang rendah. Akan tetapi pada temperature rendah pengerjaannya akan membentuk fasa .

Martensit () adalah fasa larutan padat lewat jenuh dari karbon dalam sel satuan tetragonal atau body centered tetragonal (bct). Makin tinggi derajat kelewatan jenuhan karbon, makin keras dan makin getas martensit tersebut. Bainit () mempunyai sifat-sifat antara martensit dan ferit.

b. Perlakuan panas pada besi dan baja. Hardening (Pengerasan) Besi/baja dipanaskan pada temperatur ini untuk beberapa saat kemudian didinginkan dengan cepat, dicelupkan dalam media seperti air, minyak, atau brine. Semakin lama pencelupan, maka makin keras struktur besi/baja yang dihasilkan. Tempering ialah proses pemanasan ulang terhadap baja yang dikeraskan pada suhu dibawah suhu kritis (700oC). Baja dipanaskan pada suhu tersebut untuk beberapa saat kemudian dicelupkan dalam air , minyak, atau brine. Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan tegangan-tegangan internal yang dihasilkan pada pengerasan sehingga besi/baja menjadi sedikit brittle, dan lebih lunak. Annealing Proses ini bertujuan untuk menghilangkan tegangan internal, membuat lunak, menambah keuletan (ductility), ketangguhan (toughness) dan sifat-sifat mekanik lainnya, agar mudah di-machining Normalizing Proses ini bertujuan untuk memperbaiki struktur ukuran partikel besi/baja dan menghilangkan tegangan-tegangan dalam yang

disebabkan karena proses pengerjaan dingin seperti : pemukulan (hammering), pembengkokan (bending) atau pengerolan (rolling) dsb.

Anda mungkin juga menyukai