Anda di halaman 1dari 10

TEORI KONFLIK

Nama: Reza Nur Muhammad NIM: 13100041 S1 TI Jurusan:

Pendahuluan.

Salah

satu

masalah

yang

paling

mendesak

dalam

bidang

hubungan internasional adalah masalah sebab-sebab terjadinya perang. Mengapa suatu perang / konflik sangat sering terjadi dalam dunia internasional? Apakah perang merupakan suatu penyakit dalam sistem sosial manusia, suatu kegilaan kolektif, atau sekedar kecelakaan seperti halnya seseorang jatuh dari tangga? Perang merupakan salah satu kegiatan manusia yang dipelajari secara hati-hati. Puluhan ribu buku mengenai perang telah banyak ditulis. Ada pula beberapa jurnal yang khusus dibuat dengan fokus analisis mengenai perang, seperti ournal of !onflict "esolution di Amerika Serikat, ournal of Peace "esearch di #or$egia, dan Peace "esearch "e%ie$s di &anada. Penelitian tentang perdamaian banyak melahirkan temuan ilmiah dan menumbuhkan beberapa aliran pemikiran yang berbeda. 'eori-teori mengenai sebab-sebab perang dan konflik akan dicoba dikupas dalam makalah ini dan sebagian usul dan temuan yang paling penting dari para penstudi konflik. Te r!"#e r! se$a$ dar! mun%uln&a se$uah 'eran( dan ) n*l!). Penelitian ilmiah mengenai perang didasarkan pada sebuah asumsi pokok, yakni bah$a pola baku dan keteraturan dalam tingkah laku konflik dapat diidentifikasi secara sistematis. (ila asumsi ini salah / tidak benar dalam artian tingkah laku perang ternyata brsifat acak, luar biasa, atau unik, maka penelitian seperti ini tidak akan produktif. #amun para peneliti konflik beserta sejara$an dan para diplomat telah sepakat bah$a memang ada prinsip-prinsip baku yang mendasari berbagai macam tingkah laku konflik. )alam mengungkap *+ belas penyebab terjadinya perang, sebelumnya kita dapat mengasumsikan bah$a perang atau konflik merupakan suatu pelaksanaan terorganisir atas perselisihan bersenjata antar kelompok sosial dan antar negara. )efinisi ini juga bisa diterapkan dalam suatu fenomena konflik internasional.

N . 1 + 3 4 , -

Te r! Pen&e$a$ Peran( dan K n*l!) &etimpangan &ekuasaan 'ransisi &ekuasaan #asionalisme, Separatisme, dan ,redentisme)ar$inisme Sosial ,nternasional &egagalan komunikasi akibat kekeliruan persepsi dan dilema keamanan &egagalan komunikasi akibat ironi atau

kesalahan teknis . Perlombaan senjata / &ekompakan internal melalui konflik eksternal 0 &onflik internasional akibat perselisihan internal 10 &erugian relatif 11 #aluri agresi 1+ "angsangan ekonomis dan ilmiah 13 &ompleks industri militer 14 Pembatasan penduduk 1, Penyelesaian konflik melalui kekerasan -,redentisme . motif untuk menguasai suatu $ilayah secara sepihak. 1. Ke#!m'an(an Ke)uasaan. Merupakan kondisi yang paling ditakuti oleh banyak pemerintahan. /akni suatu kondisi yang tidak disukai berupa distribusi kekuasaan yang tidak merata. Secara umum diyakini bah$a apapun pangkal tolaknya, perang cenderung bisa dicegah bila kekuasaan antara kedua belah pihak yang saling berhadapan cukup seimbang. Sebaliknya, bila terjadi ketidakseimbangan, maka akan cenderung terjadi agresi. Pemeliharaan perdamaian internasional mengharuskan kemajuan teknologis dan kemajuan lainnya dari kedua belah pihak tetap sepadan dan merata. Para penganut Real Politics yakin bah$a peristi$a dan masalah yang mengarah ke arah konflik selalu ada dan bah$a penyebab langsung pecahnya perang biasanya karena gagalnya penyeimbangan kekuasaan secara simetris. Prinsip dasar doktrin ini adalah . Bila anda ingin damai, bersiaplah untuk berperang. #amun dalam konflik antara pihak yang berusaha menciptakan redidtribusi nilai-nilai utama dan pihak yang ingin mempertahankan status qou, ketimpangan kekuasaan justru dapat melindungi

perdamaian 0antara yang ofensif dan defensif dapat dibedakan secara jelas1. (ila pihak defensif lebih unggul, maka agresi akan teredam dan kerusakan keseimbangan akan tercegah. #amun bila pihak yang ofensif yang lebih unggul, maka akan lebih besar kemungkinan pecahnya suatu perang. adi pada intinya, jika pihak ofensif dan defensif terlihat jelas, perdamaian akan lebih terjamin bila yang nonre%olusioner lebih unggul. +. Trans!s! Ke)uasaan. Salah satu adaptasi istime$a dari teori ketimpangan kekuasaan sebagai penyebab konflik internasional adalah teori transisi kekuasaan. 2nsur unik teori ini terletak pada fokusnya. 'eori ini tidak memusatkan perhatiannya atas ketimpangan yang ada, melainkan pada perkembangan ketimpangan itu dalam menggoyahkan perimbangan internasional. Proses penggoyahan itu bertumpu pada pertumbuhan kilat kekuatan negara-negara yang ingin merombak status-quo internasional yang diciptakan dan dilindungi oleh negara dominan. 'eori ini berpendapat bah$a negara-negara dibedakan oleh kapabilitas kekuasaan relatif dan kepuasan atau ketidakpuasan mereka terhadap sistem internasional yang berlaku. 'ransisi kekuasaan ditandai dengan tantangan mendadak dan kuat terhadap status-quo yang bersumber dari kemajuan internal yang cepat dalam kapabilitas kekuasaan. ika hal ini terjadi di negara yang puas akan sistem internasional yang ada, maka kemungkinan terjadi suatu transisi akan kecil, lain halnya dengan jika situasi ketidakpuasan terjadi pada negara yang tidak diikutsertakan dalam proses pembuatan norma yang kini berlaku dalam sistem internasional, maka hal itu akan menjadikan negara yang bersangkutan akan dipandang sebagai tantangan oleh negara-negara dominan. &era$anan akan mereda jika negara yang bersangkutan tidak merasakan adanya perubahan. 3. Nas! nal!sme1 Se'ara#!sme dan Ireden#!sme.

#asionalisme merupakan suatu identitas kelompok kolektif secara emosional mengikat banyak orang menjadi satu bangsa. (angsa menjadi sumber rujukan dan ketaatan tertinggi bagi setiap indi%idu, sekaligus identitas nasional. ,dentitas kelompok yang aneh dan bersifat memaksa ini cenderung menghasilkan konflik satu sama lain. #asionalisme merupakan faktor penyebab utama dalam terjadinya sebuah perang dan paling banyak menimbulkan pertempuran berdarah. )e$asa ini, mata rantai utama antara nasionalisme dan perang adalah bangkitnya identitas berbagai penduduk yang pembagian geografisnya menyimpang dari garis batas internasional. Mereka yang merasa tidak menjadi bagian dari suatu negara cenderung merasa sistem negarabangsa menindas hak asasinya. )ua bentuk kunci militansi nasionalis merupakan $ujud utama perang modern. /akni bentuk separatis dimana satu kelompok nasionalis berusaha mencoba melepaskan diri dari suatu negara untuk membentuk suatu negara baru. Adapun bentuk iredentis, yaitu suatu negara menuntut diserahkannya suatu $ilayah beserta penduduknya yang masih dijadikan bagian dari negara lain. 4. 2ar3!n!sme S s!al In#ernas! nal. )ar$inisme sosial internasional adalah keyakinan bah$a masyarakat seperti halnya spesies biologi yang berkembang dan maju melalui suatu tahap persaingan. /ang kuat yang akan bertahan, sedangkan yang lemah akan disingkirkan. Para )ar$inis memandang sebuah perang sebagai sebuah keharusan yang keji demi kemajuan peradaban. 3ubungan internasional dalam hal ini dijadikan sebagai arena perjuangan segala bangsa untuk menentukan nasib global umat manusia. Peranan perang adalah melepaskan kendali keuasaan dari pihak yang lemah dan sekarat ke pihak yang kuat dan dinamis. )e$asa ini, filosofi tersebut sering dikaitkan dengan fasisme. )alam menonjolkan perang sebagai aspek positif dari fasisme, (enito Mussolini menyatakan . 45asisme bertolak dari semangat imperialis 6 yakni kecenderungan berekspansi 6 yang merupakan $ujud %italitasnya.

Adapun kecenderungan sebaliknya, yang akan menjadikannya sebagai negara jinak, fasisme memandangnya sebagai gejala kemerosotan.7 ,. Ke(a(alan K mun!)as! 4)!$a# Ke)el!ruan Perse's!. Seperti yang telah kita ketahui, para pemimpin nasional dan setiap bangsa melihat satu sama lain melalui kacamata ideologi, dan disertai gambaran-gambaran stereotipe, sehingga mengaburkan komunikasi di antara mereka, baik formal maupun informal. &ekeliruan perseptual dari gejala ini mengacaukan penerimaan pesan dan tanda sehingga mengakibatkan kesalahan persepsi dari kedua belah pihak. Pihak pemerintah segera kehilangan peluang berkomunikasi secara efektif dengan pihak la$an, kecuali ia bersedia memberi kepercayaan strategis terhadap pesan-pesan dari la$annya tersebut. -. Perl m$aan Sen5a#a 2an 2!lema Keamanan. 'eori ini berpendapat bah$a pecahnya sebuah perang diakibatkan oleh perlombaan senjata yang secara strategis tidak stabil dan secara politis tidak terkendali. )i sini, negara-negara yang bermusuhan terkunci dalam sebuah siklus ketakutan bersama 0suatu proses yang disebut pembentukan reaksi permusuhan1. )alam proses ini, setiap pihak samasama merasa terancam. &esiagaan defensif salah satu pihak dianggap bukti motif ofensif oleh pihak lain, yang selanjutnya mempersenjatai diri sebagai tanggapannya. Semua pihak berusaha saling mengungguli sehingga menumbuhkan perlombaan senjata dan pasukan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Perlombaan ini menyebabkan timbulnya dilema keamanan. #amun ada %ersi lain mengenai persaingan persenjataan, yaitu bah$a persaingan persenjataan sampai batas tertentu sebenarnya menunjang stabilitas. &edua %ersi konsep dasar dilema keamanan ini melahirkan beberapa pendekatan matematis baru bagi studi mengenai kekuatan militer dan perang yang akhirnya sampai mengenai pada kesimpulan bah$a persenjataan benar-benar dapat menimbulkan ketidakamanan.

.. Ke) m'a)an In#ernal Melalu! K n*l!) E)s#ernal. 'eori ini memandang bah$a perang sebagai produk kebijakan yang dirancang untuk memantapkan kekompakan kelompok internal dengan mengarahkan semua perhatian mereka ke konflik luar. ,ni merupakan proses pemupukan kebersamaan untuk menghadapi musuh bersama. Penerapan teori ini dalam hubungan internasional berarti bah$a perang internasional sebagai cara untuk membangun integrasi lokal dan mengatasi pertikaian internal.

/. K n*l!) In#ernas! nal 4)!$a# Persel!s!han In#ernal. (erla$anan dengan teori penyebab perang sebelumnya, teori ini menyatakan bah$a di abad ke-89 banyak pertempuran militer internasional yang disebabkan oleh perselisihan domestik. Secara umum, sebenarnya perbedaan antara perang saudara dan perang internasional inter%ensi semakin kabur, terutama dengan seringnya terjadi Meskipun negara-negara senjatanya adidaya berusaha untuk perlombaan yang simetris eksternal.

mempertahankan

menghindari konflik militer langsung, perang-perang saudara di seluruh penjuru dunia dapat merembet menjadi konflik internasional. 0. Keru(!an Rela#!*. &onsep ini sangat bermanfaat untuk menjelaskan sebab-sebab perang domestik. &onsep ini menegaskan bah$a pemberontakan politik dan pembangkangan lainnya terjadi bila rakyat merasa apa yang mereka terima kurang dari semestinya. 2ntuk mencapai perolehan yang lebih besar dalam upaya menebus kekece$aannya, kelompok yang bersangkutan mengambil jalan agresi dan kekerasan politik. 10. Nalur! 4(res!. Salah satu teori penyebab perang yang paling populer di kalangan a$am adalah gagasan mengenai adanya naluri agresi 6 sifat haus darah seperti dilukiskan di berbagai film seram. Menurut teori ini, akar

peperangan terletak pada naluri berperang atau sifat haus perang yang bersumber dari sifat kebinatangan memang manusia. gemar (anyak pengamat konflik menyimpulkan, manusia berkelahi dan

internasional bersumber pada adu kejantanan yang menjurus ke arah sadisme. Penyebab pecahnya perang dapat dilacak dari kecenderungan biologis serta psikopatologis indi%idual dan kolektif. 11. Ran(san(an E) n m! dan Ran(san(an Ilm!ah. 'eori tentang perang ini memusatkan perhatiannya pada fungsifungsi ekonomi. (aik perang maupun ancaman perang merangsangan peningkatan kegiatan ilmiah, ino%asi teknik, dan kemajuan industri. )apat dikatakan bah$a aspek ekonomi eksternal utama dari peperangan adalah lonjakan industri tersebut. Perekonomian yang lamban dapat dirangsang melalui penciptaan tuntutan artifisial. )apat dikatakan pula bah$a perang atau ancaman militer merangsang orangorang untuk bekerja dan mengupayakan kebangkitan ekonomi. Sekarang, karena pengelolaan ekonomi lebih banyak dilakukan pihak pemerintah, maka pengeluaran militer menjadi faktor paling penting di sebagian besar negara industri. 1+. K m'le)s Indus#r! M!l!#er. Menurut teori ini, di negara-negara besar, berbagai kelompok domestik yang berpengaruh dan berkepentingan atas pengeluaran militer serta ketegangan internasional, menggunakan pengaruhnya untuk menciptakan pertentangan antar negara. Mereka adalah kompleks insutri militer yang terdiri dari . 'entara-tentara profesional. Manajer, dan di negara-negara kapitalis, para pemilik industri pemasok perlengkapan militer. Pejabat-pejabat tinggi pemerintah yang karir dan kepentingannya terikat pada pembelanjaan militer, dan Para anggota parlemen yang daerah asalnya diuntungkan oleh proyek pertahanan.

&ompleks ini membenarkan tingginya pengeluaran militer dengan suatu ideologi konflik. 13. Pem$a#asan Pendudu). Salah satu rujukan teori Lebensraum 3itler adalah teori mengenai hubungan antara teori mengenai pertambahan penduduk dengan perang yang dirumuskan oleh Sir 'homas Malthus. )alam buku Essay on The Principle of Population 0*:;<1, Malthus menyatakan bah$a penduduk terus bertambah secara geometris, sedangkan sumbersumber makanan hanya bertambah secara aritmatis. adi, 4&ekuatan Penduduk Mutlak lebih besar daripada kekuatan bumi menghasilkan makanannya.7 &arena penduduk harus sesuai dengan persediaan makanan, maka harus ada kendali pertambahan penduduk. Salah satunya adalah perang. 14. Pen&elesa!an K n*l!) Melalu! Ke)erasan. &ita sampai pada teori terakhir yang paling umum dan komprehensif. /akni teori yang menyatakan perang sebagai alat untuk menyelesaikan konflik. Menurut teori pada umumnya, konflik muncul ketika 8 atau lebih kelompok sama-sama menyatakan kepemilikannya atas suatu sumber daya atau posisi yang sama. Perang adalah sarana untuk membagikan nilai-nilai yang langka itu demi terselesaikannya konflik. )alam pandangan ini, perang adalah sebuah keputusan yang rasional, dan kebijakan perang ditentukan melalui perhitungan biaya dan keuntungan yang logis. &epentingan sekunder memang bisa dikompromikan dengan pihak la$an, namun pimpinan $ajib mempertahankan nilai-nilai utama dengan segala cara, bila perlu dengan kekerasan. Perang adalah ultima ratio 6 pilihan terakhir. )alam kalimat =alter >ippmann, perang adalah cara dimana keputusan-keputusan besar manusia dibuat. Kes!m'ulan.

(anyak teori yang telah dibahas menyatakan bah$a penyebab perang dapat ditemukan dalam persekongkolan, irasionalitas, maksudmaksud tersembunyi, dan pengaruh dari elite tertentu. &ita tertarik pada kesimpulan bah$a orang-orang yang tenang dan jernih pikirannya, yang tidak terlibat dalam industri mesiu atau komando tinggi militer, tidak agresif, serakah atau bengis, yang tidak membenci musuh tanpa alasan atau secara sengaja tidak mau memahaminya, serta yang menganggap gagasan perang sebagai penyia-nyiaan hidup dan harta benda, tidak akan mengorbankan perang melainkan terseret atau tertipu untuk terlibat di dalamnya. 'etapi kebanyakan perang melibatkan berbagai pertentangan yang sangat nyata antara tujuan-tujuan moral dasar kedua belah pihak. Adalah fakta sejarah, bah$asanya penduduk kedua belah pihak secara sukarela dan tanpa suatu unsur irasionalitas, mendukung kebijakan pimpinan yang dirumuskan secara hati-hati. )alam upaya menghapuskan perang, para ilmu$an politik tidak boleh mengabaikan proses-proses non-persekongkolan dan sangat rasional dalam kehidupan sosial yang mengubah para pecinta damai menjadi prajurit. Perilaku seperti inilah yang mendasari teori yang menyatakan perang sebagai salah satu instrumen penyelesaian konflik yang rasional.

Anda mungkin juga menyukai