Anda di halaman 1dari 17

1.

Definisi Psoriasis merupakan penyakit inflamasi noninfeksius yang kronik pada kulit dimana produksi sel-sel epidermis terjadi dengan kecepatan kurang-lebih enam hingga sembilan kali lebih besar daripada kecepatan yang normal. Sel-sel dalam lapisan basal kulit membagi diri terlalu cepat, dan sel-sel yang baru terbentuk bergerak lebih cepat ke permukaan kulit sehingga tampak sebagai sisik atau plak jaringan epidermis yang profus. (Smeltzer & Bare, !! ". Psoriasis ialah penyakit yang bersifat kronis dan residif, ditandai dengan adanya bercakbercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan disertai fenomena tetesan lilin dan #uspitz ($ansjoer, !!!". Psoriasis adalah penyakit kulit kronik dan meradang, psoriasis ditandai oleh percepatan pertukaran sel-sel epidermis sehingga terjadi proliferasi abnormal epidermis. %ulit menunjukkan kemerahan, disertai plak bersisik yang gembung yang dapat menutupi permukaan tubuh. ( &or'in, !!(" Psoriasis merupakan penyakit yang tampak sebagai plak tebal, eritematosa dan papula ) papula yang tertutup oleh sisik seperti perak. Plak ini biasanya terdapat didaerah lutut, siku, dan kulit kepala. *etapi erupsi kulit ini dapat menyerang bagian tubuh manapun kecuali selaput lendir. ( Price & +ilson, !!, " -ari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bah'a psoriasis adalah penyakit kelainan pada kulit yang bersifat kronik dan residif yang penyebab pastinya sampai saat ini masih belum jelas. Penyakit ini ditandai dengan terjadinya pergantian kulit epidermis atau proses keratinisasi yang begitu cepat dari biasanya, sehingga menimbulkan lesi kulit berupa skuama dan plak. Penyakit psoriasis ini tidak mengancam ji'a, namun dapat menurunkan kualitas hidup karena dapat membuat penderitanya menjadi kurang percaya diri bila tidak dira'at dengan baik. 2. Etiologi Sebagai salah satu penyakit kulit yang paling sering ditemukan, psoriasis menjangkiti kurang-lebih . populasi (&amp,/(( ". -iperkirakan bah'a keadaan ini berasal dari cacat herediter yang menyebabkan o0er produksi kreatin. $eskipun penyebab primernya tidak diketahui, kombinasi susunan genetik yang spesifik dan rangsangan dari lingkungan dapat memicu terjadinya penyakit tersebut. #da beberapa bukti yang menunjukkan bah'a proliferasi sel diantarai oleh sistem imun. Periode stress emosional dan ansietas turut memperburuk keadaan, sementara trauma, infeksi serta perubahan musim dan hormonal

merupakan faktor pemicu. #'itan psoriasis dapat terjadi pada segala usia kendati lebih sering dijumpai diantara usia /! dan 1! tahun (stiller, /((2". Psoriasis memiliki kecenderungan untuk membaik sendiri dan kemudian muncul kembali secara periodik di sepanjang usia penderitanya (Smeltzer & Bare, !! ". 3tiologi belum diketahui, yang jelas ialah 'aktu pulih (turn o0er time" epidermis dipercepat menjadi 1-2 hari, sedangkan pada kulit normal lainnya 4 hari. Pada sebagian pasien terdapat faktor herediter yang bersifat dominan. 5aktor fisik dikatakan mempercepat terjadinya residif. 6nfeksi fokal mempunyai hubungan erat dengan salah satu bentuk psoriasis, yaitu psoriasis gutata. 7ubungannya dengan psoriasis 0ulgaris tidak jelas. Pernah dilaporkan kasuskasus psoriasis gutata yang menyembuh setelah dilakukan tonsilektomi. ($ansjoer, !!!" +alaupun digambarkan sebagai penyakit proliferasi epitel jinak, pada kenyataannya psoriasis disebabkan oleh gangguan autoimun. 8imfosit * diaktifkan dalam berespon terhadap rangsangan tak dikenal terkait dengan sel langerhans kulit. Pengaktifan sel * menyebabkan pembentukan sitokinin proinflamatori termasuk faktor nekrosis tumor alfa, dan faktor pertumbuhan yang merangsang proliferasi sel abnormal dan pergantiannya. +aktu pertukaran normal sel epidermis adalah sekitar 9-1! hari pada psoriasis, epidermis dibagian yang terkena diganti setiap 1-2 hari. Pertukaran sel yang cepat ini menyebabkan peningkatan derajat metabolisme dan peningkatan aliran darah ke sel untuk menunjang metabolisme tersebut. Peningkatan aliran darah menimbulkan eritema. Pertukaran dan proliferasi yang cepat tersebut menyebabkan terbentuknya sel-sel yang kurang matang. *rauma ringan pada kulit dapat menimbulkan peradangan berlebihan sehingga epidermis menebal dan terbentuklah plak. ( &or'in, !!(" 3. Klasifikasi %lasifikasi didasarkan pada pola-pola klinis, Pada psoriasis didapatkan beberapa pola-pola klinis berikut ini menurut Bro'n & Burns ( !!:"; a. Psoriasis plak klasik 6ni merupakan pola yang paling sering dijumpai. Bisa berupa plak merah tunggal atau multipel, dengan diameter yang ber0ariasi mulai dari beberapa milimeter sampai beberapa centimeter, dan dengan permukaan yang berskuama. Bila dikerok dengan hati ) hati maka skuama akan terlihat seperti memantulkan cahaya, memberi efek seperti perak ( akibat terjadinya parakeratosis pada stratum korneum ". <osokan yang lebih keras akan menyebabkan timbulnya pendarahan bintik pada kapiler.

Plak ) plak ini dapat timbul dibagian tubuh manapun, tetapi psoriasis mempunyai tempat predileksi pada permukaan ekstensor ; lutut, siku, dan dasar tulang belakang. 8esi seringkali benar ) benar simetris. =elatif jarang didapatkan pada 'ajah. %ulit kepala dan kuku sering terkena dan atropati bisa juga terjadi.

<ambar Plak psoriasis Plak-plak cenderung menjadi kronis dan stabil dengan sedikit perubahan dari hari ke hari. #kan tetapi, plak-plak tersebut perlahan-lahan bisa meluas dan bersatu dengan daerah yang berdekatan. -apat juga hilang dengan cara spontan. %adang-kadang psoriasis juga ditemukan pada tempat terjadinya trauma atau pembentukan jaringan parut, keadaan ini dikenal sebagai fenomena kobner atau isomorfik, yang merupaka suatu gambaran yang khas tetapi tidak patognomonik. Paparan dengan radiasi >? atau sinar matahari alama sering kali memperbaiki psoriasis. +alaupun sering dikatakan bah'a psoriasis itu tidak gatal tetapi menurut pengalaman kami banyak pasien mengeluh rasa gatal yang hebat dan kebanyakan pasien mengalami rasa gatal pada 'aktu-'aktu tertentu. Bahkan sebenarnya dalam bahsa yunani spora berarti gatal. Beberapa bentuk psoriasis (misalnya, gutata, fleksural" lebih cenderung menyebabkan iritasi. b. Psoriasis kulit kepala Psoriasis pada kulit kepala sering ditemukan ; pada kenyataannya kulit kepala mungkin merupakan satu-satunya yang terkena. %adang-kadang sulit untuk dapat

membedakan antara psoriasis pada kulit kepala dengan dermatitis seboroik berat, tetapi psoriasis umunya lebih tebal. Sebagai pegangan utama, apabila kita dapat merasakan lesi yang terdapat pada kulit kepala sekaligus melihatnya, maka kelainan itu kemungkinan adalah psoriasis. 8esi-lesi ber0ariasis dari hanya satu atau dua plak sampai berupa suatu lembaran skuama yang tebal dan menutupi seluruh permukaan kulit kepala. %adang-kadang skuama bisa menjadi sangat tebal dan tertancap dalam gumpalan besar yang menempel pada rambut. %eadaan ini disebut dengan pitiriasis amiantasea. Bisa terjadi kerontokan rambut temporer pada psoriasis kulit kepala yang parah. <ambar Psoriasis %ulit %epala

c.

Psoriasis kuku %elainan pada kuku sering didapatkan, dan merupakan petunjuk diagnosis yang penting apabila lesi pada kulit hanya ada beberapa, atau tidak khas. Perubahan pada kuku hampir selalu terjadi pada psoriasis atropatik. *erdapat dua kelainan yang dapat terjadi bersama-sama maupun sendiri-sendiri, yaitu lekukan (pitting" dan onikolisis. &ekungan kuku pada psoriasis relatif besar dan tidak teratur, berbeda dengan yang terdapat pada alopesia areata. @nikolisis pada a'alnya menimbulkan daerah kemerahan yang gelap yang dikelilingi bagian yang ber'arna merah muda seperti 'arna ikan salmon, tetapi kemudian 'arna kuku berubah menjadi ciklat atau kuning. %adang-kadang terasa sakit. %elainan kuku ini terutama onikolisis dapat juga timbul tanpa ditemukannya tanda lain (psoriasis".

%adang-kadang perubahan pustular terjadi pada ujung jari dan kuku (kadang disebut dengan akrodermatitis kontinua" perubahan yang serupa dapat menyertai pustulosis palmoAplantar kronis pada psoriasis bentuk eritrodermik atau pustular, keseluruhan kuku bisa menjadi kasar dan berubah 'arna. <ambar Psoriasis pada kuku

d. Psoriasis gutata Psoriasis gutata sering timbul mendadak, dan dapat menyertai suatu infeksi, terutama infeksi streptokokus pada tenggorokan. 7al tersebut merupakan cara umum timbulnya psoriasis, terutama pada usia de'asa muda. <utata (guttate" dalam bahasa latin berarti BtetesanC. %ebanyakan lesi berukuran sekitar satu sentimeter dan biasanya 'arna lebih pucat bila dibandingkan dengan bercak psoriasis yang telah mantap, setidaknya pada fase a'al. -iagnosis banding yang utama adalah pitriasis rosea, paling mudah dibedakan dengan adanya skuama parakeratosis pada psoriasis, dan bentuk lesinya (bulat pada psoriasis gutata, o0al pada pitriasis rosea". Pada psoriasis gutata dapat timbul rasa gatal.

8esi-lesi pada psoriasis gutata sering cepat hilang, tetapi pada beberapa pasien bisa membesar dan menjadi plak yang menetap.

<ambar. Psoriasis <utata e. Psoriasis fleksural Psoriasis fleksural dapat menyertai lesi plak yang khas, namun juga dapat terlihat tersendiri, atau berkaitan dengan kelainan-kelainan pada kulit kepala dan kuku. 8esi bisa ditemukan pada daerah lipat paha, celah pada bayi sumbing (natal cleft", aksila, umbilikus dan lipatan diba'ah payudara. Selalu didapatkan adanya maserasi, dan skuama pada permukaan kulit sering hilang, meninggalkan penampakan erimatosa yang seperti daging. %elainan ini sulit dibedakan dengan dermatitis seboroik fleksural, sehingga carilah kelainan pada kuku atau tanda psoriasis ditempat lain. Beberapa dermatolog percaya terdapat satu fase dimana kedua kelainan saling tumpang tindih, yang kemudian disebut dengan kelainan BsebopsoriasisC. Psoriasis fleksural sering terasa gatal. Berhati-hatilah terhadap kemungkinan adanya sensitifitas kontak sekunder karena pemakaian obat-obat anti gatal yang dijual bebas. f. Brittle psoriasis (psoriasis yang rapuh" %adang-kadang anda akan menghadapi pasien psoriasis dimana tidak adanya plak yang tebal dan stabil, tetapi yang ada adalah daerah berskuama tipis yang tidak stabil. 8esi bisa timbul secara de no0o atau berkembang secara mendadak pasien psoriasis yang kelainannya stabil selama bertahun-tahun. Salah satu penyebab keadaan seperti ini adalah

terapi steroid sistemik (sering digunakan untuk kelainan yang lain", sedangkan steroid topikal yang poten dapat juga menyebabkan psoriasis yang stabil menjadi keras namun rapuh (brittle". $aksud dari brittle psoriasis adalah bah'a lesi bisa menyebar ke seluruh tubuh dengan cepat, terutama apabila diobati dengan obat-obatan yang poten dan mengarah pada terjadinya eritroderma atau bahkan psoriasis pustular akut. g. Psoriasis eritrodermik #pabila plak-plak psoriasis menyatu dan mengenai sebagian besar atau seluruh kulit, maka akan timbul eritroderma atau dermatitis eksfoliatif. Psoriasis mungkin menjadi eritrodermik dalam proses yang berlangsung dengan lambat dan tidak dapat dihambat, atau sangat cepat. %adang-kadang psoriasis erotridermik dapat timbul de no0o. @bat-obat steroid sistemik atau topikal yang poten bisa mempercepat terjadinya psoriasis eritrodermik.

h. Psoriasis pustular akut (Von Zumbusch %eadaan ini sangat serius. Pasien dengan atau tanpa psoriasis sebelumnya secara tiba tiba terserang eritema yang menyebar luas, dan ditumpangi dengan adanya pustula. Pustula ini bisa bergabung membentuk danau-danau yang berisi pus. Pustula ini steril. Pasien mengalami panas tinggi yang naik turun, kelihatan parah dan merasa tidak sehat, serta didapatkan leukositosis. #pabila pasien tidak segera diobati, maka penyakitnya akan bertambah parah dan mungkin bisa meninggal, seringkali akibat terjadinya infeksi sekunder.

<ambar Psoriasis pustular i. Pustulosis palmo!plantar kronis $asih diperdebatkan tentang apakah ada hubungan antara kelainan ini dengan bentukbentuk yang lain dari psoriasis. *indakan biopsi memperlihatkan gambaran patologis berbentuk serupa psoriasis, tetapi tidak umum bagi pasien untuk terserang pustulosis palmoplantar kronis yang berkaitan tipe-tipe lain dari psoriasis. Perubahan yang khas terdiri dari bercak-bercak tersebut lambat laun berubah menjadi coklat, berskuama, dan mengelupas. %ondisi tersebut biasa terasa tidak nyaman dan sakit, alih-alih gatal. 8esi bisa didapatkan dalam ukuran kecil saja pada satu tangan atau kaki, atau bisa juga menutupi seluruh permukaan kedua telapak tangan dan telapak kaki. %elainan ini bisa menyebabkan pasien tidak mampu menggunakan ekstermitasnya yang terserang penyakit tersebut.

<ambar .9. Pustulosis palmo-plantar kronis ". #anifestasi Klinis %eadaan umum tidak dipengaruhi, kecuali pada psoriasis yang menjadi eritroderma. Sebagian pasien mengeluh gatal ringan. *empat predileksi pada kulit kepala, perbatasan daerah dahi dan rambut, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbo sakral. $enurut #rif $ansjoer ( !!!" manifestasi klinis yang dapat timbul pada klien dengan psoriasis yaitu ; a. $ercak Eritema dengan %kuama %elainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi dengan skuama diatasnya. 3ritema berbatas tegas dan merata, tetapi pada stadium penyembuhan serinbg eritema yang ditengah menghilang dan hanya terdapat dipinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan ber'arna putih seperti mika, serta transparan. Besar kelainan ber0ariasi mulai dari lentikular, numular sampai plakat dan dapat berkonfluensi. Dika seluruhnya atau sebagian besar lentikular disebut psoriasi gultata, biasanya terdapat pada anak-anak dan de'asa muda dan umumnya terjadi setelah adanya infeksi akut oleh streptokok. b. &enomena 'etesan lilin( )uspit*( dan Kobner Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin., #uspitz dan %obner (isomorfik". %edua fenomena yang disebut lebih dahulu yang dianggap khas, sedangkan yang terakhir tak khas, hanya kira-kira 24. yang positif dan dapat didapati pula pada penyakit lain, misalnya liken planus dan 0eruka plana ju0enilis.

5enomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah 'arna menjadi putih setelah digores, akibat berubahnya indeks bias cahaya pada lapisan skuama. &ara menggores dapat dilakukan dengan pinggir gelas alas. Pada fenomena #uspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik akibat papilomatosis. &ara mengerjakannya secara berikut; skuama yang berlapis-lapis itu dikerok dengan pinggir gelas alas hingga skuama habis. Pengerokan harus dilakukan perlahan-lahan karena jika terlalu dalam tidak akan tampak perdarahan yang berbintik-bintik, melainkan perdarahan yang merata. *rauma pada kulit normal pasien psoriasis, misalnya garukan dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut fenomena kobner. c. Nail Pit Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku, yakni sebanyak kira-kira :!., yang khas adalah pitting nail (nail pit" berupa lekukan-lekukan miliiar. %elainan yang tak khas ialah kuku yang keruh, tebal, bagian distal terangkat karena terdapat lapisan tanduk diba'ahnya, dan onikolisis.

d. Kelainan pada sendi Selain menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku, penyakit ini dapat pula menyebabkan kelainan pada sendi. >mumnya bersifat poliartikular, tempat predileksi pada sendi interfalangs distal. Banyak terdapat pada usia 1!-:! tahun. Sendi membesar, kemudian terjadi ankilosis dan lesi kistik subkorteks. %elainan pada mukosa jarang ditemukan dan tidak penting untuk diagnosis sehingga tidak dibicarakan. +. Patofisiologi Psoriasis merupakan penyakit kronik yang dapat terjadi pada setiap usia. Perjalanan alamiah penyakit ini sangat berfluktuasi. Pada psoriasis ditunjukan adanya penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis bagian atas. Dumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat. Sel-sel yang membelah dengan cepat itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang menebal. Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal ( sisik yang ber'arna seperti perak ". Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel

epidermis ini agaknya antara lain disebabkan oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal , terutama adenosin monofosfat(#$P"siklik dan guanosin monofosfat (<$P" siklik. Prostaglandin dan poliamin juga abnormal pada penyakit ini. Peranan setiap kelainan tersebut dalam mempengaruhi plak psoriatik belum dapat dimengerti secara jelas ( Price & +ilson, !!,". ,. Pemeriksaan Diagnostik a. Pemeriksaan Kulit : -ari autoanamnesis pasien Psoriasis ?ulgaris mengeluh adanya bercak kemerahan yang menonjol pada kulit dengan pinggiran merah, tertutup dengan sisik keperakan, dengan ukuran yang ber0ariasi, makin melebar, bisa pecah dan menimbulkan nyeri, jarang menyebabkan gatal. %elainan kulit pada psoriasis terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak" dengan skuama di atasnya. Bisa ditemukan eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium penyembuhannya sering eritema yang di tengah menghilang dan hanya terdapat di pingir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan ber'arna putih seperti mika (mica-like scale", serta transparan. Besar kelainan ber0ariasi dari milier, lentikular, numular, sampai plakat, dan berkonfluensi, dengan gambaran yang beraneka ragam, dapat arsinar, sirsinar, polisiklis atau geografis. *empat predileksi pada ekstremitas bagian ekstensor terutama (siku, lutut, lumbosakral", daerah intertigo (lipat paha, perineum, aksila", skalp, perbatasan skalp dengan muka, telapak kaki dan tangan, tungkai atas dan ba'ah, umbilikus, serta kuku. Pada psoriasis terdapat E&enomena tetesan lilin-, #uspitz dan %obner (isomorfik". 5enomena tetesan lilin dan #uspitz merupakan gambaran khas pada lesi psoriasis dan merupakan nilai diagnostik, kecuali pada psoriasis in0erse (psoriasis pustular" dan digunakan untuk membandingkan psoriasis dengan penyakit kulit yang mempunyai morfologi yang sama, sedangkan %obner tidak khas, karena didapati pula pada penyakit lain, misalnya liken planus, liken nitidus, 0eruka plana ju0enilis, pitiriasis rubra pilaris, dan penyakit -arier. E&enomena Kobner- didapatkan insiden yang ber0ariasi antara 19-4, . pada pasien psoriasis. 5enomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah 'arnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin yang digores disebabkan oleh berubahnya indeks bias. &ara menggores dapat menggunakan pingir gelas alas.

Pada E&enomena )uspit*- tampak serum atau darah berbintik-bintik yang disebakan oleh papilomatosis. &ara megerjakannya ; skuama yang berlapis-lapis itu dikerok, bisa dengan pinggir gelas alas. Setelah skuamanya habis, maka pengerokan harus dilakukan perlahanlahan, jika terlalu dalam tidak akan tampak perdarahan yang berbintik-bintik melainkan perdarahan yang merata. .&enomena Kobner- dapat terjadi 4-/2 hari setelah trauma pada kulit penderita psoriasis, misalnya garukan dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis. -ua puluh lima sampai lima puluh persen penderita psoriasis yang lama juga dapat menyebabkan kelainan pada kuku, dimana perubahan yang dijumpai berupa pitting nail atau nail pit pada lempeng kuku berupa lekukan-lekukan miliar. Perubahan pada kuku terdiri dari onikolosis (terlepasnya seluruh atau sebagian kuku dari matriksnya", hiperkeratosis subungual (bagian distalnya terangkat karena terdapat lapisan tanduk di ba'ahnya", oil spots subungual, dan koilonikia ( spooning of nail plate". -isamping menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku, penyakit ini dapat pula menyebabkan kelainan pada sendi, tetapi jarang terjadi. #ntara /!-1! . pasien psoriasis berhubungan dengan atritis disebut Psoriasis #rtritis yang menyebabkan radang pada sendi. >mumnya bersifat poliartikular, tempat predileksinya pada sendi interfalangs distal, terbanyak terdapat pada usia 1!-:! tahun. Sendi membesar, kemudian terjadi ankilosis dan lesi kistik subkorteks ($ansjoer, !!!". b. /ambaran 0istopatologi Psoriasis Psoriasis memberikan gambaran histopatologi, yaitu perpanjangan (akantosis" reteridges dengan bentuk clubike, perpanjangan papila dermis, lapisan sel granuler menghilang, parakeratosis, mikro abses munro (kumpulan netrofil leukosit polimorfonuklear yang menyerupai pustul spongiform kecil" dalam stratum korneum, penebalan suprapapiler epidermis (menyebabkan tanda #uspitz", dilatasi kapiler papila dermis dan pembuluh darah berkelok-kelok, infiltrat inflamasi limfohistiositik ringan sampai sedang dalam papila dermis atas ($ansjoer, !!!". c. 1aboratorium Psoriasis *idak ada kelainan laboratorium yang spesifik pada penderita psoriasis tanpa terkecuali pada psoriasis pustular general serta eritroderma psoriasis dan pada plak serta psoriasis gutata. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan bertujuan menganalisis penyebab psoriasis, seperti pemeriksaan darah rutin, kimia darah, gula darah, kolesterol, dan asam urat.

Bila penyakit tersebar luas, pada :! . pasien dijumpai peningkatan asam urat, dimana hal ini berhubungan dengan luasnya lesi dan aktifnya penyakit. 7al ini meningkatkan resiko terjadinya #rtritis <out. 8aju endapan eritrosit dapat meningkat terutama terjadi pada fase aktif. -apat juga ditemukan peningkatan metabolit asam nukleat pada ekskresi urin. Pada psoriasis berat, psoriasis pustular general dan eritroderma keseimbangan nitrogen terganggu terutama penurunan serum albumin. Protein & reaktif, F makroglobulin, le0el 6g# serum dan kompleks imun 6g# meningkat, dimana sampai saat ini peranan pada psoriasis tidak diketahui ($ansjoer, !!!". 2. Diagnosis $anding Dika gambaran klinis khas, diagnosis tidak sulit ditegakkan. Dika tidak khas, maka harus dibedakan dengan beberapa penyakit lain yang tergolong dermatosis eritroskuamosa. Pada stadium penyembuhan dapat terjadi hanya dipinggir hingga menyerupai dermatofitosis. Perbedaannya ialah keluhan pada dermatofitosis gatal sekali dan pada sediaan langsung dengan %@7 ditemukan jamur. Sifilis pada stadium 66 dapat menyerupai psoriasis dan disebut sifilis psoriasiformis. Perbedaannya, pada sifilis terdapat senggama tersangka (coitus suspectus), pembesaran kelenjar getah bening menyeluruh, dan tes serologi untuk sifilis positif. -ermatitis seboroik berbeda dengan psoriasis karena skuamanya berminyak dan kekuning-kuningan dan bertempat prediliksi pada tempat yang seboroik. Dika gambaran klinisnya tak khas, dilakukan biopsi. -alam praktek, adakalanya setelah dilakukan biopsi beberapa kali baru tampak gambaran histopatologik yang khas. 3. Penatalaksanaan %arena penyebab psoriasis belum diketahui pasti, maka ada obat pilihan. -alam kepustakaan terdapat banyak cara pengobatan sebagian hanya berdasarkan empiris. Psoriasis sebaiknya diobati secara topikal. Dika hasilnya tidak memuaskan, baru dipertimbangkan pengobatan sistemik karena efek samping pengobatan sistemik lebih banyak. a. %istemik Kortikostiroid. 7anya digunakan pada psoriasis eritrodermik dan psoriasis pustulosa generalisata. -osis permulaan 2!-,! mg prednison sehari. Dika telat ada perbaikan, diturunkan secara bertahap.

4bat simtomatik. Gang biasa digunakan adalah metotreksat. 6ndikasinya ialah untuk psoriasis, psoriasis pustulosa, psoriasis artropatika dengan lesi kulit, dan eritroderma karena psoriasis yang sukar terkontrol dengan obat standar. %ontraindikasinya ialah jika terdapat kelainan hati, ginjal, sistem hematopoetik, kehamilan, penyakit infeksi aktif (misalnya tuberkulosis", ulkus peptikum, kolitis ulserosa, dan psikosis. &ara penggunaan metotreksat; mula-mula diberikan tes dosis inisial : mg per oral untuk mengetahui, apakah ada gejala sensiti0itas atau gejala toksik. Dika tidak, diberikan dosis 1 H ,: mg, dengan inter0al / jam dalam seminggu dengan dosis total 4,: mg. Dika tidak tampak perbaikan dosis dinaikkan ,:-: mg per minggu. Biasanya dengan dosis 1 H : mg per minggu telah tampak perbaikan. &ara lain ialah diberikan i.m 4,:- : mg dosis tunggal setiap minggu. &ara tersebut lebih bangyak menimbulkan efek samping daripada cara pertama. Dika penyakitnya telah terkontrol, dosis diturunkan atau masa inter0al diperpanjang, kemudian dihentikan dan kembali ke terapi topikal. Setiap minggu diperiksa 7b, jumlah leukosit, hitung jenis, jumlah trombosit, dan urin lengkap. Setiap bulan diperiksa fungsi ginjal dan hati. Bila jumlah leukost kurang dari 1.:!!Iu8 metotreksat dihentikan. Dika fungsi hati normal, biopdi hati dilakukan setiap dosis total mencapai /,: g. Dika abnormal, biopsi dikerjakan setiap dosis total mencapai / g. 3fek samping metroteksat antara lain nyeri kepala, alopesia, serta gangguan saluran cerna, sumsum tulang belakang, hati, dan limpa. Pada saluran cerna berupa nausea, nyeri lambung, stomatitis ulserosa, dan diare. Dika hebat dapat terjadi enteritis hemoragik dan perforasi intestinal. -epresi sumsum tulang berakibat timbulnya leukopenia, trobositopenia, kadang-kadang anemia. Pada hati dapat terjadi fibrosis dan serosis.

1e5odopa. @bat ini sebenarnya dipakai untuk penyakit parkinson. $enurut iji coba, obat ini berhasil menyembuhkan kira-kira sejumlah 2!. kasus psoriasis. -osisnya antara H :! mg. 3fek samping berupa mual, muntah, anoreksia, hipertensi, gangguan psikis, dan pada jantung.

DD% (diamino difenilsulfon . -ipakai untuk psoriasis pustulosa tipe Barber dengan dosis H /!! mg sehari. 3fek sampingnya ialah anemia hemolitik, methemoglobinemia, dan agnranulositosis.

Etretinat (tegison( tigason . @bat ini merupakan retinoid aromatik, digunakan bagi psoriasis yang sukar disembuhkan dengan obat-obat lain mengingat efek sampingnya. -apat pula digunakan untuk eritroderma psoriatika. &ara kerjanya belum diketahui pasti. Pada

psoriasisobat tersebut mengurangi proliferasi sel epidermal pada lesi psoriasis dan kulit normal, namun tidak seluruh pasien dapat disembuhkan dengan obat ini. %iklosporin. 3feknya ialah imunosupresif. -osisnya , mgIkg BB sehari. Bersifat nefrotoksik dan hepatotoksik. 7asil pengobatan untuk psoriasis baik, namun setelah obat dihentikan dapat terjadi kekambuhan. -osisnya ber0ariasi; pada bulan pertama diberikan / mgIkg, jika belim terjadi perbaikan dosis dapat dinaikkan menjadi /,: mgIkg BB. 3fek sampingnya sangat banyak, diantaranya atrofi kulit, selaput lendir mulut, mata, hidung mengering, peninggian lipid darah, gangguan fungsi hati, hiperostosis, dan teratogenik. b. 'opikal Preparat ter. Biasa digunakan dan mempunyai efek antiradang. $enurut asalnya preparat ter dibagi menjadi 1, yakni yang berasal dari ; 5osil, misalnya iktiol %ayu, misalnya oleum kadini dan oleum ruski Batubara, misalnya liantral dan likuor karbonis detergens Preparat ter yang berasal dari fosil biasanya kurang efektif untuk psoriasis. Preparat yang cukup efektif ialah yang berasal dari batubara dan kayu. *er dari batubara lebih efektif daripada ter dari kayu tetapi kemungkinan memberikan iritasi juga lebih besar. Pada psoriasis yang telah menahun lebih baik digunakan ter yang berasal dari batubara karena lebih efektif dan kemungkinan timbulnya iritasi kecil. Sebaliknya, pada psoriasis akut dipilih ter dari kayu karena jika dipakai ter dari batu bara di kha'atirkan kana terjadi iritasi dan menjadi eritroderma. *er yang berasal dari kayu kurang nyaman bagi pasien karena berbau kurang sedap dan ber'arna coklat kehitaman. Sedangkan likuor karbonis detergens tidak demikian. %onsentrasi yang biasa digunakan -: ., dimulai dengan yang rendah, misalnya .. Dika tidak ada perbaikan, dinaikkan sampai :.. Supaya lebih efektif, daya penetrasinya hipertinggi dengan cara menambahkan asam salisilat dengan konsentrasi 1-:. sebagai 0ehikulum harus digunakan salep karena mempunya daya penetrasi terbaik. Kortikostreroid. %ortikostreroid topical juga memberi hasil yang baik, namun harganya terlalu mahal. 7arus dipil golongan kortikostreroid yang poten, misalnya senya'a fluor. Dika lesi hanya beberapa dapat pula disuntikkan triamsinolon asetonid intralesi seminggu sekali.

Ditranol (antralin . @bat ini cukup efektif, namaun me'arnai kulit dan pakaian. %onsentrasi yang digunakan biasanya !, -!,9 . dalam pasta atau salep. Penyembuhan dalam 1 minggu.

Pengobatan dengan pen6inaran. Sinar ultra0iolet mempunyai efek menghambat mitosis sehingga dapat digunakan untuk pengobatan psoriasis. &ara terbaik ialah penyinaran secara alamiah, tetapi tidak dapat diukur dan jika berlebihan akan memperhebat psoriasi. %arena itu, digunakan sinar ultra0iolet arti0isial, diantaranya sinar # yang dikenal sebagaian >?#. Sinar tersebut dapat digunakan secara tersendiri atau dikombinasi dengan psoralen (9metoksipsoralen, metoksaklen". -an disebut P>?# atau bersama-sama dengan preparat ter yang terkenal sebagai pengobatan cara goeckereman. P>?# juga dapat digunakan untuk eritroderma psoriatik dan psoriasis pustulosa. Beberapa penyedilik mengatakan, pada pemakaian yang lama mungkin terjadi kanker kulit. Pengobtan cara goeckerman menggunakan ter yang berasal dari batu bara, misalnya likuor karbonas detergen dalam minyak, shampo, atau losio. *er tersebut bersifat potosensitizer dan dioleskan -1H sehari, lama pengobatan 2-, minggu, penyembuhan terjadi setelah 1 minggu. %ecuali prepara ter juga dapat digunakan ditranol.

c.

Pengobatan Psoriasis Pustulosa %ecuali dengan kortikostreroid sistemik, juga dapat diobati dengan --S (diamino difenilsulfon" dan klofazimin. -osis --S /!!- !! mg sehari, jika teklah terjadi penyembuhan dosis diturunkan. 3fek samping --S antara lain agranulositosis, anemia hemolitik, methemoglobinemia, neuritis perifer dan hepatotoksik dengan dosis /!! mg sehari umunya tidak ada efek samping klufazimin diberikan dengan dosis H/!! mg. 3fek sampingnya ialah 'arna kecoklatan pada kulit , dan 'arna kekuningan pada sklera sehingga mirip ikterus. ($ansjoer, !!!"

7. Komplikasi $enurut &or'in ( !!(" komplikasi dari psoriasis diantaranya adalah ; a. 6nfeksi kulit yang parah dapat terjadi sekitar 1!-2!. pasien psoriasis. Bila berat, psoriasis dapat menjadi penyakit yang melemahkan. b. #rtritis deformans yang mirip dengan artritis rematoid, disebut artritis psoriatika, timbul pada

c.

Berdampak pada penurunan harga diri pasien yang menimbulkan stres psikologis, ansietas, depresi, dan marah.

Anda mungkin juga menyukai