PENDAHULUAN
gambar berupa potongan axial yang dapat direkonstruksi melalui suatu proses
yang dikenal dengan nama windowing. Proses ini menghasilkan gambar dalam
bidang yang berbeda, misalkan gambaran kepala bagian kiri dan bagian kanan.
Cara Honsfieid ini diperkenalkan ke publik pada 1972, dan penemuan yang sama
dilakukan oleh Allan Mc.Cleod Cormack dari Universitas Tufts, yang kemudian
Gambar yang dihasilkan oleh pesawat CT scan ini mampu memberikan informasi
yang tepat, karena gambar obyek yang dihasilkan berupa potongan/irisan yang
berasal dari lebih dari satu sudut pandang, yang tidak dapat dilakukan dengan
pesawat sinar X konvensional. Lebih jauh lagi dengan kemajuan teknologi saat
menjadi potongan koronal.[2] . Selain itu gambar hasil scanning pesawat CT scan
1
dapat menampilkan citra strukur objek lapis demi lapis berdasarkan pada
pada saat ini, yang menjadi bahan perhatian adalah efek dari penyinaran sinar X,
baik efek stokastik maupun efek nonstokastik. Untuk meminimalisasi efek yang
terjadi pada penyinaran sinar X pada pemeriksaan CT scan, perlu diketahui dosis
yang diterima oleh pasien setiap kali melakukan penyinaran. Hal yang perlu
dihindari adalah pemeriksaan CT scan jangan menambah beban dan rasa sakit
bagi pasien, yang akan memperparah kondisi mereka. Untuk itu pemeriksaan pada
setiap bagian tubuh oleh CT Scan perlu dianalisis dosis radiasi yang diterima oleh
bagian tubuh tersebut. Kepala sebagai bagian tubuh yang sangat vital tempat otak
berada yang merupakan pusat pengatur kerja tubuh manusia, harus diperhatikan
Tegangan dan kuat arus sebagai bagian dari parameter kelistrikan, juga merupakan
intensitas radiasi yang diterima oleh seseorang. Oleh karena seperti yang telah
pengaruh arus dan tegangan terhadap dosis radiasi yang diterima oleh pasien
2
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dart penelitian ini adalah mengamati pengaruh tegangan dan
kuat arus terhadap dosis yang diterima oleh pasien khusus pada
pemeriksaan kepala. Selain itu dilakukan pula pembandingan berbagai dosis pada
pasien.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Ter Porgossian, Pesawat CT Scan secara garis besar terdiri atas :
Gantr
Perangkat
multi
Meja
pemeriksaa Unit
n komputasi
a. Gantry
Pada gantry terdapat tabung sinar X dan detektor yang dapat digerakkan
secara translasional dan rotasi, serta kemiringan bidang vertikal yang dapat
sistem komputasi.
b. Meja pemeriksaan
Bagian meja merupakan unit yang secara fungsional bersatu dengan gantry.
Bagian atas meja dapat digerakkan ke atas dan ke bawah, serta gerakan
translasi ke arah gantry. Pada tipe whole body, meja pemeriksaan dapat
4
citranya, sedangkan untuk tipe Head, gerakan translasi meja terbatas hanya
meliputi kepala.
c. Unit Komputasi
seluruh proses pencitraan, yang dimulai dengan penentuan arah irisan, tebal
gambar.
d. Perangkat Multiformat
Tabung CT scan yang menggunakan sumber sinar X akan meyinari bahan, yang
dalam hal ini adalah pasien. Selanjutnya sinar X yang telah melewati bahan akan
ditangkap oleh detektor dan diubah dalam bentuk sinyal listrik, yang kemudian
diubah dalam data analog menjadi data digital, yang akan diterima oleh komputer.
5
Sistem kerja pada CT scan melibatkan konsep matematika, fisika, dan ilmu
komputer, yang meliputi tiga proses yaitu, perolehan data, pengolahan data, dan
tampilan data.
a. Data Pengukuran
Data pengukuran atau data scan dihasilkan dari detektor. Rangkaian data ini
b. Data Mentah
Data mentah dihasilkan dari data scan pra-proses dan digunakan untuk data
tersebut akan disimpan pada ruang perolehan data volume, yang selanjutnya
6
dapat diperoleh kembali secara berurutan bila diperlukan.
c. Data Konvolusi
d. Data Gambar
Data gambar, atau data rekonstruksi merupakan data hasil konvolusi yang
kedua dan seterusnya, diperoleh pada saat meja pemeriksaan pasien bergerak,
irisan diperoleh.
Data volume bagian yang akan diperiksa diperoleh dengan cara memutar
7
berbeda-beda.
- Nilai transmisi relatif atau nilai absorbsi dihitung dengan rumus : [1]
1. Tahap pertama. Data mentah yang diterima oleh komputer berupa cahaya yang
gambar.
2. Tahap kedua. Data mentah yang telah diproses dikonversi menjadi angka
8
diagnosa dan analisis, nilai skala +1000 menampilkan warna putih untuk
tulang, nilai skala -1000 menampilkan warna hitam untuk udara dan skala 0
untuk air. Angka CT scan diwakili oleh setiap pixel pada gambar rekontruksi.
pada tiap irisan dapat dihitung dengan menggunakan langkah sebagai berikut:
µj - µa
Angka CT = K
µa
dengan K : adalah konstanta 1000
scan, yaitu +1000, 0, -1000 dengan jumlah 2000 angka yang menggambarkan
Monitor skala abu-abu akan menampilkan masukan gambar digital pixel per
pixel. Dengan 2000WW dan 0 WL, skala keabu-abuan dapat diatur sesuai
tingkat kepekaan mata pengamat atau ahli radiologi. Dari angka CT scan yang
windowing. [5]
9
II.3.4. Rekonstruksi Gambar. [5]
Adapun rumus dari jumlah intensitas sinar X yang berkaitan dengan proses
N1
∑ µk∆x = in N
∞
N1
k 0 ∫ µ ( x) dx = In N
−∞ 0
algoritma tulang, dan algoritma rinci. Tiga algoritma tersebut adalah algoritma
utama yang digunakan untuk rekonstruksi dalam CT scan pada kepala, leher
1. Algoritma standar
10
Algoritma standar memberikan resolusi kontras yang baik sehingga
merupakan algoritma yang dipilih untuk otak. Algoritma ini juga bermanfaat
untuk pemeriksaan jaringan lunak pada kepala, wajah dan tulang belakang.
2. Algoritma tulang
3. Algoritma Rinci
sangat jelas, dan menghasilkan gambar axial tubuh yang lebih baik.
a. Penyinaran
∆Q
X= ................................................(2 − 13)
∆m
11
Dalam penerapan umumnya penyinaran menggunakan satuan Roentgen. (1
b. Dosis Serap
Apabila sinar-x mengenai suatu bahan maka akan terjadi penyerapan energi.
∆E
D= ..............................................( 2 − 14)
∆m
c. Dosis Ekivalen
Dosis serap yang sama, tetapi berasal dari jenis radiasi yang berbeda akan
memberikan akibat atau efek yang berbeda pada sistem tubuh makhluk hidup,
H = DQN.................................................(2-15)
Satuan lain yang sering digunakan untuk dosis ekivalen adalah Sievert (1 Sv
12
tembus kuat. Dosis eqivalen perorangan dalam diberi notasi Hp(d), dengan d
berkembang sangat pesat. Kini di setiap rumah sakit tidak hanya di kota-kota
besar saja, akan tetapi pesawat CT Scan dapat ditemukan hampir di setiap
daerah. Sebagai contoh di kota Makassar, sampai hari ini telah ada hampir
radiasi yang diterima oleh pasien yang menjalani pemeriksaan CT Scan, dan
bagaimana dosis radiasi alat CT scan, karena semakin banyak model dan
Pada tahun 1981, The Bureau of Radiological Health, yang sekarang menjadi The
Center for Device and Radiological Health memperkenalkan konsep baru untuk
menghitung jumlah dosis radiasi yang diterima oleh pasien, akibat pemeriksaan
Computed Tomography Dose Index ( CTDI) dan Multiple Scan Average Dose
13
(MSAD ). Teknik pengukuran ini menggunakan pengukuran bilik pengion
(ionization chamber) tunggal yang besarnya dosis radiasinya ditentukan pada tiap
area scan. Konsep pengukuran nilai CTDI pada pesawat CT Scan ini pada
awalnya berdasarkan pada tiga pengukuran yang sudah dikenal, yaitu pengukuran
nilai dosis radiasi atau pengukuran metode film dosimetry ( film badge ),
Metode deteksi paling lazim untuk mengukur dosis radiasi adalah metode
berdasarkan ionisasi gas yang dikenal sebagai detektor ionisasi gas, yang berupa
bilik ionisasi (ionization chamber ). Prinsip kerja ionisasi ditunjukan seperti pada
gambar berikut:
Radiasi sinar-X menembus dinding tabung yang berisi gas dari jenis tertentu, dan
terbentuk pasangan ion akibat ionisasi gas tersebut. Ion-ion positif akan segera
mengalir ke arah katoda, dan sebaliknya ion negatif akan mengalir ke anoda, dan
arus listrik pun mengalir. Arus listrik ini akan menimbulkan pulsa atau denyut
tegangan listrik yang akan melintasi tahanan luar. Jelaslah dari pembahasan di
atas, tegangan pulsa listrik yang terbentuk akan sebanding dengan nilai dosis
14
c. Computed Tomography Dose Index (CTDI)
Parameter yang mengukur besar dosis radiasi dari pesawat CT Scan dikenal
dengan istilah Computed Thomography (CT) Dose Index ( CTDI). CTDI juga
scan yang berdekatan. CTDI dapat diperoleh dengan cara menghitung jumlah
dosis radiasi sepanjang aksis membujur (longitudinal ) dari tubuh yang terscan
atau D(z ) dibagi dengan ketebalan irisan potongan daerah yang terscan.(11)
1
n.T ∫
CTDI = D( Z ) dZ
Multiple Scan Average Dose (MSAD ) adalah parameter dosis rata-tata dari
nT 1
MASD = CTDI =
B.I nB.I
∫ D( Z ) dZ
dengan B.I adalah indekspergerakan meja (bed index). Besar nilai MSAD menurut
15
Tabel MSAD untuk setiap pemeriksaan pada orang dewasa berdasarkan surat
Radiodiagnostik: [1]
1. Kepala 50
2. Lumbal 35
3. Abdomen 25
Penyinaran oleh CT Scan pada pasien dilakukan secara melingkar, sehingga dosis
radiasi tidak dapat dihitung seperti yang dilakukan pada pesawat konvensional.
temography Dose index). Adapun dosis yang digunakan dalam pengukuran CTDI
berdasar pada setiap dosis yang diterima untuk setiap irisan. Untuk menentukan
besaran CTDI diperlukan data tentang panjang tubuh (T) yang terkena radiasi atau
area tubuh yang terkena radiasi secara axial. Adapun penggambarannya dapat
16
Gambar 3 : Deskripsi dosis radiasi (Sprawls, 2001).
1. Jenis konvensional
2. Jenis Helical
Tomography (CT) yang paling mutakhir saat ini. CT Scan jenis helical ini
sering disebut "spiral CT". "Helical" atau Volume Scan" mampu menghasilkan
17
Pada penelitian yang dilakukan digunakan alat CT scan dengan jenis helical.
Berikut ini akan dijelaskan tentang prinsip kerja CT scan jenis Helical, serta
Hal yang paling prinsip pada pesawat CT Scan Helical adalah kemampuan
tabung X-ray berputar kontinu (Slip Ring Scanner) membentuk putaran spiral/
bergerak masuk atau keluar gantry dengan kecepatan tetap. Hal ini
menghasilkan data yang volumetrik serta tidak ada waktu tempo antara
potongan irisan pertama dengan irisan berikutnya, dalam satu grup Helical
a. Waktu
"short spiral CT" dan lebih dari 33 scan pada type "long spiral CT".
seper sepuluh lebih sempit dari interval scan semula, tanpa pasien
18
scan time) menjadi berkurang dan pasien merasa lebih nyaman. Hal
ini sangat membantu pada pasien dalam keadaan sangat kritis yang
pemeriksaan CT Angiography
19
II.5 Parameter pemeriksaan CT Scan [ 3]
a. mAs
b. kV
maka spektrum radiasi akan semakin tinggi, dan tingkat energi akan
bertambah.
Semakin tebal irisan, maka semakin rendah derau, sebaliknya semakin tipis
irisan akan menaikan derau, dan semakin tebal irisan akan semakin rendah
resolusinya.
d. Pitch
20
e. Parameter Scan Time
pergerakan objek. Semakin kecil waktu scan, maka sedikit artefak akibat
pergerakan objek.
h. Window Setting
Pergerakan Objek, Range, Thickness, interval, kilo Volt, mili Ampere second,
parameter CT Scan berupa: kV, mAs, slice colimation, slice Width, Feed/ rotation,
21
II.7 Tegangan dan Arus pada CT Scan
Pada pesawat konvensional tegangan yang dikenal dengan kV, dan arus yang
dikenal dengan mAs sangat berpengaruh dengan dosis. Hal ini dapat di hitung
dengan rumus:
V 2i
I =
r2
produksi sinar-X. Semakin besar nilai kVp yang digunakan, semakin besar
pula intensitas sinar-X yang dihasilkan . Khusus pada CT scan, karena penyinaran
antara nilai arus tabung dengan waktu paparan. Nilai mAs yang lebih besar
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Alur Penelitian
Program Examination
Hasil
23
B. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
dan kuat arus yang ditunjukkan. Selanjutnya melihat pengaruh nilai tegangan
dan kuat arus terhadap dosis radiasi yang diterima oleh pasien, dan
pengaruh variasi penggunaan parameter tegangan dan kuat arus yang dapat
2. Lokasi Penelitian
3. Waktu Penelitian
C. Subyek Penelitian
E. Instrument
24
BAB IV
IV.1 Hasil
CT Scan merk general elektrik yang digunakan hanya memiliki dua keadaan
tegangan, yaitu 120 kV dan maksimum 140 kV. Oleh sebab itu pemakaian
tegangan listrik untuk tabung sinar X pada pesawat CT scan diatur untuk dua
kondisi, yaitu untuk pasien anak besarnya 120 kV dan untuk pasien dewasa
dengan usia di atas 17 tahun menggunakan besar tegangan 120 kV atau 140 kV,
dengan pertimbangan jumlah dosis radiasi yang akan diterima. Nilai tegangan ini
Untuk parameter kuat arus nilai terendah yang digunakan adalah 20 mAs dan nilai
kuat arus tertinggi adalah 100 mAs, dengan interval 5mAs, artinya dalam
1. Anak-anak ( 4 – 17) 20 – 60
Dari hasil pemeriksaan kepala pada beberapa kasus, diperoleh beberapa nilai dosis
25
radiasi yang dihitung dengan menggunakan parameter MSAD sebagai berikut :
Waktu
Usia MSAD
CTDI (mGy) Penyinaran
(tahun) (mGy)
(detik)
4 363,20 17 22.70
16 441,92 60 27.62
18 610,01 34 35,88
23 432,85 39 28,85
35 486,13 32 34,72
48 416,67 32 29,76
58 365,73 32 26,12
62 437,76 75 29,18
Nilai tabel diatas diperoleh dengan cara melihat nilai yang ditunjukkan oleh
komputer dalam pemeriksaan CT Scan, nilai CTDI tersebut merupakan nilai dosis
sehingga MSAD (Multiple Scan Average Dose)nya pun dapat ditentukan. Pada
usia16 tahun dan 62 tahun waktu penyinaran lebih besar karena pemeriksaan
jenis penyakit yang diderita oleh pasien tersebut butuh pergerakan meja yang
Pada tabel berikut ditampilkan variasi kuat arus terhadap nilai dosis yang
26
irisan tunggal.
Tabel 3 : Nilai dosis untuk irisan tunggal dengan variasi kV dan mAs
Nilai tabel diatas merupakan nilai penggunaan parameter arus dan tegangan pada
IV.2 Grafik
27
Grafik 4.21 Usia dan kV yang digunakan
145
140
135
130
V
g
n
T
e
a
k
120
115
0 20 40 60 80
Usia(Tahun)
Berdasarkan grafik usia 4 dan 16 tahun hanya menggunakan satu nilai tegangan
saja, sedangkan usia yang lain menggunakan dua nilai tegangan dalam setiap
irisannya yaitu 120 kV dan140 kV. Pesawat merk General Electric ini hanya
memiliki dua keadaan tegangan, maka untuk setiap pemeriksaan dapat memilih
diantara keduanya. Ada yang menggunakan satu keadaan tegangan, tetapi ada
yang berganti- ganti untuk setiap irisannya dalam sekali pemeriksaan sehingga
120
100
80
m
A
60
s
40 Kuat Arus(mAs)
20
0
0 20 40 60 80
Usia(Tahun)
Berdasarkan grafik, ada yang menggunakan mAs tunggal untuk setiap slicenya,
28
tetapi ada yang menggunakan berbagai mAs setiap sekali pemeriksaan. Usia yang
lebih muda seperti anak-anak cenderung untuk menggunakan mAs tunggal dan
lebih kecil dibandingkan dengan usia dewasa. Efek radisi Sinar X sangat berakibat
fatal pada anak-anak yang masih dalam proses pertumbuhan, karena radiasi dapat
merusak sel kromosom, sehingga dalam pembelahan sel menyebabkan sel mati
atau anomali pada kromosom tersebut. Menggunakan satu atau lebih mAs dalam
dosis yang diperoleh seseorang tidak melebihi aturan, tetapi kualitas gambar yang
kuat arus.
CTDI (mGy)
650
600
550
500
450
I(m
G
y D
C
T
350
300
0 20 40 60 80
Usia(Tahun)
Berdasarkan grafik, kenaikan CTDI terlihat dari anak- anak ke usia diatas 18
tahun yang merupakan usia dewasa. Walaupun demikian untuk usia dewasa
29
atau lebih rendah dari usia yang lebih mudah. Pengaturan kV dan mAs
sehingga jelas bahwa dosis anak-anak dan orang dewasa berbeda, hal ini
diakibatkan efek yang sangat besar yang ditimbulkan pada sel anak- anak yang
berakibat fatal bagi masa depan mereka. Kadangkala dosis yang ditunjukkan oleh
nilai CTDI tersebut pada orang dewasa dapat sama pada anak-anak jika
memenuhi kebutuhan diagnosa. Pada grafik terlihat bahwa dosis pada usia 18
tahun sangat meningkat tajam, hal ini sesuai syarat kesehatan karena dosis yang
dipakai tidak lebih dari tetapan BAPETEN. Kondisi yang dialami oleh pasien
MSAD(mGy)
40
35
30
m
M
D
G
A
S
MSAD(mGy)
y
)
(
25
20
0 20 40 60 80
Usia(Tahun)
Grafik diatas telah dapat menjelaskan perbedaan dosis anak-anak dan dewasa
(diatas 18 tahun) dari Multiple Scan Average Dose - nya, yaitu usia dewasa lebih
30
Walaupun pada usia dewasa bervariasi, ada dosis tinggi ada dosis yang rendah,
tetapi rata-rata dosisnya tidak lebih rendah dari anak-anak. Hal ini lebih
tersebut memenuhi standar kesehatan jika MSADnya tidak lebih dari 50 mGy dan
pada pemakaian pesawat CT Scan merk General Elektrik ini, dosis untuk anak-
Semakin banyak waktu yang diperlukan maka semakin besar pula intensitas sinar
X yang diterima oleh seorang pasien yang menunjukkan seberapa besar dosis
radiasi.
WaktuPenyinaran(detik)
80
70
60
50
40
30 Waktu Penyinaran
20 (detik)
10
0
) P
ir(d
n
e
yW
tu
a
k
0 20 40 60 80
Usia(Tahun)
waktu penyinaran yang lebih kecil. Dan kategori dewasa mempunyai waktu
Grafik 4.26 Hubungan anatara kV, mAs dan CTDI untuk slice tunggal
31
42
37
32
kV 140
m
27
G
y
)D
C
T
I(
kV 120
22
17
55 65 75 85 95
mAs
Grafik diatas menunjukkan bahwa perubahan sedikit mAs mempunyai efek yang
IV.C Interpretasi
Penerimaan dosis radiasi yang diterima pada saat pemeriksaan CT Scan sangat
tergantung pada nilai CTDI dari suatu alat CT Scan yang digunakan. CTDI diukur
Data nilai CTDI dari pesawat CT Scan merk general electric insert, model 46
sangat tergantung dari seberapa besar parameter tegangan dan kuat arus yang
digunakan. Adapun rumus yang di gunakan untuk mencari nilai CTDI sudah kami
gambarkan pada bab II, sehingga khusus pada pemeriksaan kepala ini,nilai CTDI
32
berbagai jenjang usia, digunakan hanya dua tingkat penyinaran yaitu pada 120 kV
dan 140 kV, penggunaannya tidak terlepas dari penyesuaian dengan (parameter
kuat anus. Pada pesawat merk general electrik ini penggunaan kV hanya pada dua
keadaan ini, tentu penyinaran yang dilakukan harus sesuai dengan standar
kesehatan yang ditetapkan oleh BAPETEN. Secara umum untuk orang dewasa
MSADnya tidak lebih dari 50 mGy. Sehingga seberapa besar tegangan yang di
gunakan tidak boleh melebihi dari standar yang ditetapkan oleh BAPETEN
tersebut.
Penggunaan parameter kuat Arus (mAs) pada pemerksaan CT Scan kepala pada
berbagai usia juga sangat bervariasi. Untuk kV yang sama dengan usia yang
dengan standar BAPETEN umumnya usia yang lebih muda, relatif menggunakan
mAs yang lebih kecil. Dalam sekali pemeriksaan, untuk setiap individu banyak
menggunakan variasi parameter kuat anus, tetapi akusisi dari semua slicenya yang
BAPETEN.
Nilai standar dosis yang ditetapkan oleh BAPETEN bahwa kategori dewasa yaitu
usia diatas 18 tahun, Untuk Multiple Scan Average Dose (MSAD) - nya tidak
lebih dari 50 mGy, sehingga untuk pengambilan gambar pasien dibawah usia 18
tahun nilai dosis radiasi tidak lebih dari tetapan tersebut. Pada pemeriksaan yang
dibawah l0 tahun sangat jauh dibawah dosis usia diatasnya, dan tentu saja untuk
mendapatkan dosis tersebut harus diatur penggunaan parameter tegangan dan kuat
33
arusnya.
Nilai CTDI dan Multiple Scan Average Dose (MSAD) berbanding lurus. Nilai
CTDI hanya digunakan untuk setiap irisan tunggal. Dalam sekali pemeriksaan,
setiap irisan nilai CTDI ada yang lebih besar, tetapi ada juga nilai CTDI yang
kecil, sehingga besar kecilnya nilai CTDI yang digunakan akan mempengaruhi
nilai MSAD.
yang diterima pasien. Hal ini disebabkan waktu penyinaran sangat berpengaruh
terhadap intensitas sinar yang diterima seseorang, besar kecilnya intensitas sinar
tersebut akan berpengaruh terhadap dosis radiasi yang diterima oleh seseorang.
Dalam mengatur tegangan dan kuat arus agar sesuai dengan standar penerimaan
34
BAB V
V.1 Kesimpulan
dikeluarkan oleh alat bergantung pada besar parameter tegangan (kV) dan kuat
arus (mAs) yang digunakan. Perubahan parameter kuat arus mempunyai efek
2. Dosis yang di terima oleh pasien dalam pemeriksaan CT Scan, berbeda sesuai
dengan Usia. Untuk kategori dewasa yang berumur 18 tahun dalam sekali
radiografer pada RSU Wahidin Sudirohusodo tidak lebih dari 75% dosis orang
perbedaannya hanya pada mAs, sehingga untuk usia dewasa pada umunya
35
V.2 Saran
Saran saya adalah agar pada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan dosis
36