Anda di halaman 1dari 30

BAB I PENDAHULUAN

Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang ditandai dengan gencarnya inovasi teknologi, sehingga menuntut adanya penyesuaian sistem pendidikan yang selaras dengan tuntutan dunia kerja. Pendidikan harus mencerminkan proses memanusiakan manusia dalam arti mengaktualisasikan semua potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat luas. Hari Sudrajat (2 !" mengemukakan bah#a $ %&uara dari suatu proses pendidikan, apakah itu pendidikan yang bersifat akademik ataupun pendidikan kejuruan adalah dunia kerja, baik sektor formal maupun sektor non formal'. (ingkat keberhasilan pembangunan nasional )ndonesia di segala bidang akan sangat bergantung pada sumber daya manusia sebagai aset bangsa dalam mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh sumber daya manusia yang dimiliki. *paya tersebut dapat dilakukan dan ditempuh melalui pendidikan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan non formal. Salah satu lembaga pada jalur pendidikan formal yang menyiapkan lulusannya untuk memiliki keunggulan di dunia kerja, diantaranya melalui jalur pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan yang dikembangkan di )ndonesia diantaranya adalah Sekolah &enengah +ejuruan (S&+", dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di bidang kejuruan. ,ulusan pendidikan kejuruan, diharapkan menjadi individu yang produktif yang mampu bekerja menjadi tenaga kerja menengah dan memiliki kesiapan untuk menghadapi persaingan kerja. +ehadiran S&+ sekarang ini semakin didambakan masyarakat- khususnya masyarakat yang berkecimpung langsung dalam dunia kerja. .engan catatan, bah#a lulusan pendidikan kejuruan memang mempunyai kualifikasi sebagai (calon" tenaga kerja yang memiliki keterampilan vokasional tertentu sesuai dengan bidang keahliannya.

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

1ambaran tentang kualitas lulusan pendidikan kejuruan yang disarikan dari 2inch dan 3runkilton (0454", bah#a $ %+ualitas pendidikan kejuruan menerapkan ukuran ganda, yaitu kualitas menurut ukuran sekolah atau in-school success standards dan kualitas menurut ukuran masyarakat atau out-of school success standards'. +riteria pertama meliputi aspek keberhasilan peserta didik dalam memenuhi tuntutan kurikuler yang telah diorientasikan pada tuntutan dunia kerja, sedangkan kriteria kedua, meliputi keberhasilan peserta didik yang tertampilkan pada kemampuan unjuk kerja sesuai dengan standar kompetensi nasional ataupun internasional setelah mereka berada di lapangan kerja yang sebenarnya. *paya untuk mencapai kualitas lulusan pendidikan kejuruan yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja tersebut, perlu didasari dengan kurikulum yang dirancang dan dikembangkan dengan prinsip kesesuaian dengan kebutuhan stakeholders. +urikulum pendidikan kejuruan secara spesifik memiliki karakter yang mengarah kepada pembentukan kecakapan lulusan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan tertentu. +ecakapan tersebut telah diakomodasi dalam kurikulum S&+ yang meliputi kelompok 6ormatif, 7daptif dan kelompok Produktif.

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

BAB II LANDASAN TEORI

A. Karakteristik Pendidikan Kejuruan Pendidikan kejuruan memiliki karakteristik yang berbeda dengan satuan pendidikan lainnya. Perbedaan tersebut dapat dikaji dari tujuan pendidikan, substansi pelajaran, tuntutan pendidikan dan lulusannya. 1. Tujuan pendidikan kejuruan Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. .ari tujuan pendidikan kejuruan tersebut mengandung makna bah#a pendidikan kejuruan di samping menyiapkan tenaga kerja yang profesional juga mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan program kejuruan atau bidang keahlian. Sekolah menengah kejuruan (S&+" sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 08 ** S)S.)+67S, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. 9erdasarkan pada tujuan pendidikan kejuruan di atas, maka untuk memahami filosofi pendidikan kejuruan perlu dikaji dari landasan penyelenggaraan pendidikan kejuruan sebagai berikut $ a. Asumsi tentang anak didik Pendidikan kejuruan harus memandang anak didik sebagai individu yang selalu dalam proses untuk mengembangkan pribadi dan segenap potensi yang dimilikinya. Pengembangan ini menyangkut proses yang terjadi pada diri anak didik, seperti proses menjadi lebih de#asa, menjadi lebih pandai, menjadi lebih matang, yang menyangkut proses perubahan akibat pengaruh eksternal, antara lain berubahnya karir atau pekerjaan akibat perkembangan sosial ekonomi masyarakat.

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

Pendidikan kejuruan merupakan upaya menyediakan stimulus berupa pengalaman belajar untuk membantu mereka dalam mengembangkan diri dan potensinya. :leh karena itu, keunikan tiap individu dalam berinteraksi dengan dunia luar melalui pengalaman belajar merupakan upaya terintegrasi guna menunjang proses perkembangan diri anak didik secara optimal. +ondisi ini tertampilkan dalam prinsip pendidikan kejuruan %learning by doing', dengan kurikulum yang berorientasi pada dunia kerja. b. Konteks sosial pendidikan kejuruan (ujuan dan isi pendidikan kejuruan senantiasa dibentuk oleh kebutuhan masyarakat yang berubah begitu pesat, sekaligus juga harus berperan aktif dalam ikut serta menentukan tingkat dan arah perubahan masyarakat dalam bidang kejuruannya tersebut. Pendidikan kejuruan berkembang sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat, melalui dua institusi sosial. Pertama, institusi sosial yang berupa struktur pekerjaan dengan organisasi, pembagian peran atau tugas, dan perilaku yang berkaitan dengan pemilihan, perolehan dan pemantapan karir. )nstitusi sosial yang kedua, berupa pendidikan dengan fungsi gandanya sebagai media pelestarian budaya sekaligus sebagai media terjadinya perubahan sosial. c. Dimensi ekonomi pendidikan kejuruan Hubungan dimensi ekonomi dengan pendidikan kejuruan secara konseptual dapat dijelaskan dari kerangka investasi dan nilai balikan (value of return" dari hasil pendidikan kejuruan. .alam penyelenggaraan pendidikan kejuruan, baik s#asta maupun pemerintah semestinya pendidikan kejuruan memiliki konsekuensi investasi lebih besar daripada pendidikan umum. .i samping itu, hasil pendidikan kejuruan seharusnya memiliki peluang tingkat balikan (rate of return" lebih cepat dibandingkan dengan pendidikan umum. +ondisi tersebut dimungkinkan karena tujuan dan isi pendidikan kejuruan dirancang sejalan dengan perkembangan Kelompok 5 / Kebijakan SMK ;

masyarakat,

baik

menyangkut

tugas-tugas

pekerjaan

maupun

pengembangan karir peserta didik. Pendidikan kejuruan merupakan upaya me#ujudkan peserta didik menjadi manusia produktif, untuk mengisi kebutuhan terhadap peranperan yang berkaitan dengan peningkatan nilai tambah ekonomi masyarakat. .alam kerangka ini, dapat dikatakan bah#a lulusan pendidikan kejuruan seharusnya memiliki nilai ekonomi lebih cepat dibandingkan pendidikan umum. d. Konteks Ketenagakerjaan Pendidikan Kejuruan Pendidikan kejuruan harus lebih memfokuskan usahanya pada komponen pendidikan dan pelatihan yang mampu mengembangkan potensi manusia secara optimal. &eskipun pada dasarnya hubungan antara pendidikan kejuruan dan kebijakan ketenagakerjaan adalah hubungan yang didasari oleh kepentingan ekonomis, tetapi harus selalu diingat bah#a hubungan penyelenggraan pendidikan kejuruan tidak semata-mata ditentukan oleh kepentingan ekonomi. .alam konteks ini diartikan bah#a pendidikan kejuruan, dengan dalih kepentingan ekonomi, tidak seharusnya hanya mendidik anak didik dengan seperangkat skill atau kemampuan spesifik untuk pekerjaan tertentu saja, karena keadaan ini tidak memperhatikan anak didik sebagai suatu totalitas. &engembangkan kemampuan spesifik secara terpisah dari totalitas pribadi anak didik, berarti memberikan bekal yang sangat terbatas bagi masa depannya sebagai tenaga kerja. 2. un!si S"K 9erdasarkan pada Peraturan Pemerintah 6 .05 (ahun 2 0 pendidikan menengah kejuruan berfungsi untuk $ a. meningkatkan, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai keimanan, akhlak mulia, dan kepribadian luhurtentang Pengelolaan Pendidikan, dalam Pasal 5< ayat 2, dituliskan bah#a

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

b. meningkatkan, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah airc. membekali peserta didik dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kecakapan kejuruan para profesi sesuai dengan kebutuhan masyarakatd. meningkatkan kepekaan dan kemampuan mengapresiasi serta mengekspresikan keindahan, kehalusan, dan harmonie. menyalurkan bakat dan kemampuan di bidangolahraga, baik untuk kesehatan dan kebugaran jasmani maupun prestasi- dan f. meningkatkan kesiapan fisik dan mental untuk hidup mandiri di masyarakat dan=atau melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi.

#. Peserta didik Peserta didik pada Sekolah &enengah +ejuruan (S&+" lebih dikhususkan bagi anak yang berkeinginan memiliki kemampuan vokatif. Harapan mereka setelah lulus dapat langsung bekerja atau melanjutkan ke perguruan tinggi dengan mengambil bidang profesional atau bidang akademik. *sia peserta didik secara umum pada rentang 08=0< > 0?=04 tahun, atau peserta didik berada pada masa remaja. &asa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dengan de#asa. Pada masa ini biasanya terjadi gejolak atau kemelut yang berkenaan dengan segi afektif, sosial, intelektual dan moral. +ondisi ini terjadi karena adanya perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis yang sangat cepat yang mengganggu kestabilan kepribadian anak. :leh karena itu, di dalam merancang pembelajaran bagi anak yang berusia remaja ini seyogianya memperhatikan tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan para remaja.

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

<

$.

Su%stansi pendidikan kejuruan Substansi dari pendidikan kejuruan harus menampilkan karakteristik pendidikan kejuruan yang tercermin dalam aspek-aspek yang erat dengan perencanaan kurikulum, yaitu $ a. :rientasi (Orientation" +urikulum pendidikan kejuruan telah berorientasi pada proses dan hasil atau lulusan. +eberhasilan utama kurikulum pendidikan kejuruan tidak hanya diukur dengan keberhasilan pendidikan peserta didik di sekolah saja, tetapi juga dengan hasil prestasi kerja dalam dunia kerja. 2inch dan 3runkilton (04?;$02" mengemukakan bah#a$ +urikulum pendidikan kejuruan berorientasi terhadap proses (pengalaman dan aktivitas dalam lingkungan sekolah" dan hasil (pengaruh pengalaman dan aktivitas tersebut pada peserta didik". b. .asar kebenaran=@ustifikasi (@ustification" Pengembangan program pendidikan kejuruan perlu adanya alasan atau justifikasi yang jelas. @ustifikasi untuk program pendidikan kejuruan adalah adanya kebutuhan nyata tenaga kerja di lapangan kerja atau di dunia usaha dan industri. .asar kebenaran=justifikasi pendidikan kejuruan menurut 2inch dan 3runkilton (04?; $ 02", meluas hingga lingkungan sekolah dan masyarakat. +etika kurikulum berorientasi pada peserta didik, maka dukungan bagi kurikulum tersebut berasal dari peluang kerja yang tersedia bagi para lulusan. c. 2okus ( ocus! 2okus kurikulum dalam pendidikan kejuruan tidak terlepas pada pengembangan pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu, tetapi harus secara simultan mempersiapkan peserta didik yang produktif. 2inch dan 3runkilton (04?; $ 0!" mengemukakan bah#a $ +urikulum pendidikan kejuruan berhubungan langsung dengan membantu sis#a untuk mengembangkan suatu tingkat pengetahuan, keahlian, sikap dan nilai yang luas. Setiap aspek tersebut akhirnya bertambah dalam beberapa kemampuan kerja lulusan. ,ingkungan belajar pendidikan kejuruan mengupayakan di dalam mengembangkan pengetahuan Kelompok 5 / Kebijakan SMK 5

peserta didik, keahlian meniru, sikap dan nilai serta penggabungan aspek-aspek tersebut dan aplikasinya bagi lingkkungan kerja yang sebenarnya. d. Standar keberhasilan di sekolah ("n-school success standards! +riteria untuk menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan kejuruan diukur dari keberhasilan peserta didik di sekolah, mengenai beberapa aspek yang akan dia masuki. Penilaian keberhasilan pada peserta didik di sekolah harus pada penilaian sebenarnya atau kemampuan melakukan suatu pekerjaan. .engan kata lain bah#a dalam standar keberhasilan sekolah harus berhubungan erat dengan keberhasilan yang diharapkan dalam pekerjaan, dengan kriteria yang digunakan oleh guru dengan mengacu pada standar atau prosedur kerja yang telah ditentukan oleh dunia kerja (dunia usaha dan dunia industri". e. Standar keberhasilan di luar sekolah (Out-of school success standards! Penentu keberhasilan tidak terbatas pada apa yang terjadi di lingkungan sekolah. Standar keberhasilan di luar sekolah berkaitan dengan pekerjaan atau kemampuan kerja yang biasanya dilakukan oleh dunia usaha atau dunia industri. &enurut Starr (0458", bah#a $ Aalaupun standar keberhasilan beragam antar sekolah dan antar 6egara, tetapi keberhasilan tersebut seringkali mengambil bentuk kepuasan pega#ai dengan keahlian lulusan, suatu persentase tinggi lulusan yang mendapatkan pekerjaan di bidang persiapan atau dalam bidang yang berhubungan, kepuasan kerja lulusan, kemajuan yang dialami lulusan. Standar kelulusan di luar sekolah (out-of school success standards" dilakukan oleh dunia usaha dan industri yang mengacu pada standar kompetensi sesuai bidang keahlian atau produk yang dihasilkan oleh masing-masing industri. f. Hubungan kerja sama dengan masyarakat (#chool-community relationships! Suatu usaha pendidikan harus berhubungan dengan masyarakat, demikian pula dengan pendidikan kejuruan memiliki tanggung ja#ab di Kelompok 5 / Kebijakan SMK ?

dalam mempertahankan hubungan yang kuat dengan berbagai bidang keahlian yang berkembang di masyarakat. Pengertian masyarakat yang dimakasud adalah dunia usaha dan dunia industri. Penyelenggaraan pendidikan kejuruan harus relevan dengan tuntutan kerja pada dunia usaha atau industri, maka masalah hubungan antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha atau industri merupakan suatu ciri karakteristik yang penting bagi pendidikan kejuruan. g. +eterlibatan pemerintah pusat ( ederal involvement! +eterlibatan pemerintah pusat ini berkaitan dengan dana pendidikan yang akan dialokasikan, karena hal ini akan mempengaruhi kurikulum. &isalnya $ +etentuan jam pengajaran kejuruan tertentu dan jenis perlengkapan tertentu yang digunakan di bengkel atau laboratorium dapat membantu perkembangan suatu tingkat kualitas yang lebih tinggi. .ari uraian mengenai karakteristik pendidikan kejuruan yang disarikan dari 2inch dan 3runkilton (04?;" di atas, dapat dijadikan acuan di dalam pengembangan kurikulum pendidikan kejuruan di )ndonesia. +urikulum pendidikan kejuruan yang dikembangkan di )ndoneisa seyogianya mengacu pada karakteristik sebagai berikut $ 0" Pendidikan kejuruan diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja 2" Pendidikan kejuruan didasarkan atas kebutuhan dunia kerja !" 2okus isi pendidikan kejuruan ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja. ;" Penilaian yang sesungguhnya terhadap kesuksesan peserta didik harus pada %hands-on' atau performance dalam dunia kerja 8" Hubungan yang erat dengan dunia kerja merupakan kunci keberhasilan pendidikan kejuruan <" Pendidikan kejuruan yang baik adalah responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi Kelompok 5 / Kebijakan SMK 4

5" Pendidikan kejuruan lebih ditekankan pada %learning by doing' ?" Pendidikan kejuruan memerlukan fasilitas yang mutakhir untuk praktek sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan industri B. Tuntutan Perke&%an!an Pendidikan Kejuruan Perkembangan teknologi menuntut adanya perkembangan pula pada pendidikan kejuruan, karena saat ini tatanan kehidupan pada umumnya dan tatanan perekonomian pada khususnya sedang mengalami pergeseran paradigma ke arah global. Pergeseran ini akan membuka peluang kerja sama antar 6egara semakin terbuka dan di sisi lain, persaingan antar 6egara semakin ketat. *ntuk meningkatkan kemampuan persaingan dalam perdagangan bebas, diperlukan serangkaian kekuatan daya saing yang tangguh, antara lain kemampuan manajemen, teknologi dan sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan sumber daya aktif yang dapat menentukan kelangsungan hidup dan kemenangan dalam persaingan suatu bangsa. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam me#ujudkan sumber daya manusia yang tangguh untuk menghadapi persaingan bebas. (ermasuk pendidikan kejuruan yang menyiapkan peserta didik atau sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kerja sebagai tenaga kerja menengah sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan dunia industri. :leh karena itu sesuai dengan tuntutan perkembangan pendidikan kejuruan, maka perlu adanya pembaharuan pendidikan dan pelatihan kejuruan di S&+ untuk masa depan. 1. Tuntutan peserta didik Pendidikan kejuruan memiliki peran untuk menyiapkan peserta didik agar siap bekerja, baik bekerja secara mandiri (#iras#asta" maupun mengisi lo#ongan pekerjaan yang ada. S&+ sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan dunia kerja. (enaga kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki daya adaptasi dan daya saing yang tinggi. 7tas dasar itu, pengembangan kurikulum dalam rangka penyempurnaan pendidikan 0

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

menengah kejuruan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dunia kerja. (untutan peserta didik dan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja perlu dijadikan sumber pijakan di dalam merumuskan tujuan pendidikan kejuruan. Sekolah &enengah +ejuruan (S&+" sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 08 ** S)S.)+67S, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. 2. Tuntutan &enja'a% ke%utu(an &as)arakat .itinjau dari perspektif perkembangan kebutuhan pembelajaran dan aksesibilitas duia usaha=industri, sekurang-kurangnya tiga dimensi pokok yang menjadi tantangan bagi S&+, baik dalam konteks regional maupun nasional, diantaranya $ a. )mplementasi program pendidikan dan pelatihan harus berfokus pada pendayagunaan potensi sumber daya lokal, sambil mengoptimalkan kerjasama secara intensif dengan institusi pasangan b. Pelaksanaan kurikulum harus berdasarkan pendekatan yang lebih fleksibel sesuai dengan trend perkembangan dan kemajuan teknologi agar kompetensi yang diperoleh peserta didik selama dan sesudah mengikuti program diklat, memiliki daya adaptasi yang tinggi c. Program pendidikan dan pelatihan sepenuhnya harus berorientasi mastery learning (belajar tuntas" dengan melibatkan peran aktif > partisipatif para stakeholders pendidikan, termasuk optimalisasi peran Pemerintah .aerah untuk merumuskan pemetaan kompetensi ketenagakerjaan di daerahnya sebagai input bagi S&+ dalam penyelenggaraan diklat berkelanjutan. *ntuk mencari solusi dari tantangan tersebut di atas, S&+ sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan kejuruan harus mampu memberikan layanan pendidikan terbaik kepada peserta didik #alaupun kondisi fasilitasnya sangat beragam. Seperti diketahui, bah#a investasi dan pembiayaan

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

00

operasional terbesar yang dilakukan oleh pemerintah dalam pendidikan kejuruan adalah pada sistem S&+. .engan fenomena ini, apakah S&+ masih diperlukan B Pembukaan dan penutupan suatu S&+ pada dasarnya sangat tergantung pada tuntutan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia di #ilayah atau daerah setempat. Pembukaan institusi S&+ baru sangat dimungkinkan jika terdapat tuntutan kebutuhan sumber daya manusia yang terkait dengan peran dan fungsi S&+. Sebagaimana yang dikemukakan .jojonegoro (044?", bah#a $ %Secara teoritik pendidikan kejuruan sangat dipentingkan karena lebih dari ? C tenaga kerja di lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat menengah ke ba#ah dan sisanya kurang dari 2 C bekerja pada lapisan atas. :leh karena itu, pengembangan pendidikan kejuruan jelas merupakan hal penting'. Penutupan suatu institusi S&+ hanya dimungkinkan jika secara hukum tidak dapat dipertahankan atau karena adanya tuntutan masyarakat yang sama sekali tidak dapat dipertahankan atau dihindari. 6amun pada dasarnya, tidak ada alasan untuk menutup S&+ selama institusi tersebut masih dapat menjalankan peran dan fungsi serta tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. #. Tuntutan pen!e*+*aan pendidikan kejuruan (untutan pengelolaan pada pendidikan kejuruan harus sesuai dengan kebijakan link and match, yaitu perubahan dari pola lama yang cenderung berbentuk pendidikan demi pendidikan ke suatu yang lebih terang, jelas dan konkrit menjadi pendidikan kejuruan sebagai program pengembangan sumber daya manusia. .imensi pembaharuan yang diturunkan dari kebijakan link and match, yaitu $ a. Perubahan dari pendekatan #upply Driven ke Demand Driven .engan deman driven ini mengharapkan dunia usaha dan dunia industri atau dunia kerja lebih berperan di dalam menentukan, mendorong dan menggerakkan pendidikan kejuruan, karena mereka adalah pihak yang lebih berkepentingan dari sudut kebutuhan tenaga kerja. .alam pelaksanaannya, dunia kerja ikut berperan serta karena proses pendidikan itu sendiri lebih dominan dalam menentukan kualitas tamatannya, serta dalam evaluasi hasil pendidikan itupun dunia kerja ikut menentukan Kelompok 5 / Kebijakan SMK 02

supaya hasil pendidikan kejuruan itu terjamin dan terukur dengan ukuran dunia kerja. Sebagai salah satu bentuk penerapan prinsip demand driven, maka dalam pengembangan kurikulum S&+ harus melakukan sinkronisasi kurikulum yng direalisasikan dalam program Pendidikan Sistem 1anda (PS1". .engan melakukan sinkronisasi kurikulum, penyelengaraan pembelajaran di S&+ diupayakan sedekat mungkin dengan kebutuhan dan kondisi dunia kerja=industri, serta memiliki relevansi dan fleksibilitas tinggi dengan tuntutan lapangan. &elalui sinkronisasi kurikulum ini, diharapkan sekolah dapat membaca keahlian dan performansi apa yang dibutuhkan dunia usaha atau industri untuk dapat dimasuki oleh lulusan S&+. b. Perubahan dari pendidikan berbasis sekolah (#chool $ased Program! ke sistem berbasis ganda (Dual $ased Program! Perubahan dari pendidikan berbasis sekolah, ke pendidikan berbasis ganda sesuai dengan kebijakan link and match, mengharapkan supaya program pendidikan kejuruan itu dilaksanakan di dua tempat. Sebagian program pendidikan dilaksanakan di sekolah, yaitu teori dan praktek dasar kejuruan, dan sebagian lainnya dilaksanakan di dunia kerja, yaitu keterampilan produktif yang diperoleh melalui prinsip learning by doing. Pendidikan yang dilakukan melalui proses bekerja di dunia kerja akan memberikan pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai dunia kerja yang tidak mungkin atau sulit didapat di sekolah, antara lain pembentukan #a#asan mutu, #a#asan keunggulan, #a#asan pasar, #a#asan nilai tambah, dan pembentukan etos kerja. c. Perubahan dari model pengajaran yang mengajarkan mata-mata pelajaran ke model pengajaran berbasis kompetensi Perubahan ke model pengajaran ke berbasis kompetensi, bermaksud menuntun proses pengajaran secara langsung berorientasi pada kompetensi atau satuan-satuan kemampuan. Pengajaran berbasis 0!

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

kompetensi ini sekaligus memerlukan perubahan kemasan kurikulum kejuruan ke dalam kemasan berbentuk paket-paket kompetensi. d. Perubahan dari program dasar yang sempit (%arro& $ased! ke program dasar yang mendasar, kuat dan luas ($road $ased" +ebijakan link and match menuntut adanya pembaharuan, mengarah kepada pembentukan dasar yang mendasar, kuat dan lebih luas. Sistem baru yang ber#a#asan sumberdaya manusia, ber#a#asan mutu dan keunggulan menganut prinsip, bah#a $ tidak mungkin membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas dan yang memiliki keunggulan, kalau tidak dia#ali dengan pembentukan dasar yang kuat. .alam rangka penguatan dasar ini, maka peserta didik perlu diberi bekal dasar yang berfungsi untuk membentuk keunggulan, sekaligus beradaptasi terhadap perkembangan )P(D+, dengan memperkuat penguasaan matematika, )P7, 9ahasa )nggris dan +omputer e. Perubahan dari sistem pendidikan formal yang kaku, ke sistem yang lu#es dan menganut prinsip multy entry' multy e(it .engan adanya perubahan dari supply driven ke demand driven, dari schools based program ke dual based program, dari model pengajaran mata pelajaran ke program berbasis kompetensi- diperlukan adanya kelu#esan yang memungkinkan pelaksanaan praktek kerja industri dan pelaksanaan prinsip multy entry multy e(it. Prinsip ini memungkinkan peserta didik S&+ yang telah memiliki sejumlah satuan kemampuan tertentu (karena program pengajarannya berbasis kompetensi", mendapatkan kesempatan kerja di dunia kerja, maka peserta didik tersebut dimungkinkan meninggalkan sekolah. .an kalau peserta didik tersebut ingin masuk sekolah kembali menyelesaikan program S&+ nya, maka sekolah harus membuka diri menerimanya, dan bahkan menghargai dan mengakui keahlian yang diperoleh peserta didik yang bersangkutan dari pengalaman kerjanya. .i samping itu, sistem program berbasis ganda juga memerlukan pengaturan praktek kerja di industri sesuai dengan aturan Kelompok 5 / Kebijakan SMK 0;

kerja yang berlaku di industri yang tidak sama dengan aturan kalender belajar di sekolah. f. Perubahan dari sistem yang tidak mengakui keahlian yang telah diperoleh sebelumnya, ke sistem yang mengakui keahlian yang diperoleh dari mana dan dengan cara apapun kompetensi itu diperoleh ()ecognition of prior learning! Sistem baru pendidikan kejuruan harus mampu memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap kompetensi yang dimiliki oleh seseorang. Sistem ini akan memotivasi banyak orang yang sudah memiliki kompetensi tertentu, misalnya dari pengalaman kerja, berusaha mendapatkan pengakuan sebagai bekal untuk pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. *ntuk ini S&+ perlu menyiapkan diri sehingga memiliki instrument dan kemampuan menguji kompetensi seseorang darimana dan dengan cara apapun kompetensi itu didapatkan. g. Perubahan dari pemisahan antara pendidikan dengan pelatihan kejuruan, ke sistem baru yang mengintegrasikan pendidikan dan pelatihan kejuruan secara terpadu Program baru pendidikan yang mengemas pendidikannya dalam bentuk paket-paket kompetensi kejuruan, akan memudahkan pengakuan dan penghargaan terhadap program pelatihan kejuruan dan program pendidikan kejuruan. Sistem baru ini memerlukan standarisasi kompetensi, dan kompetensi yang terstandar itu bisa dicapai melalui program pendidikan, program pelatihan atau bahkan dengan pengalaman kerja yang ditunjang dengan inisiatif belajar sendiri. h. Perubahan dari sistem terminal ke sistem berkelanjutan Sistem baru tetap mengharapkan dan mengutamakan tamatan S&+ langsung bekerja, agar segera menjadi tenaga produktif, dapat memberi return atas investasi S&+. Sistem baru juga mengakui banyak tamatan S&+ yang potensial, dan potensi keahlian kejuruannya akan lebih berkembang lagi setelah bekerja. (erhadap mereka ini diberi peluang Kelompok 5 / Kebijakan SMK 08

untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (misalnya program .iploma", melalui suatu proses artikulasi yang mengakui dan menghargai kompetensi yang diperoleh dari S&+ dan dari pengalaman kerja sebelumnya. *ntuk mendapatkan sistem artikulasi yang efisien diperlukan %program antara' (bridging program" guna memantapkan kemampuan dasar tamatan S&+ yang sudah berpengalaman kerja, supaya siap melanjutkan ke program pendidikan yang lebih tinggi. i. Perubahan dari manajemen terpusat ke pola manajemen mandiri (prinsip desentralisasi" Pola baru manajemen mandiri dimaksudkan memberi peluang kepada propinsi dan bahkan sekolah untuk menentukan kebijakan operasional, asal tetap mengacu kepada kebijakan nasional. +ebijakan nasioanl dibatasi pada hal-hal yang bersifat strategis, supaya memberi peluang bagi para pelaksana di lapangan berimprovisasi dan melakukan inovasi. Proses pende#asaan S&+ perlu ditekankan, untuk menumbuhkan rasa percaya diri sekolah melakukan apa yang baik menurut sekolah, dengan prinsip akuntabilitas (accountability" yang secara taat aEas memberikan penghargaan kepada mereka yang pantas dihargai, dan menindak mereka yang pantas ditindak. j. Perubahan dari ketergantungan sepenuhnya dari pembiayaan pemerintah pusat, ke s#adana dengan subsidi pemerintah pusat Sejalan dengan prinsip demand driven, dual based program, pende#asaan manajemen sekolah, dan pengembangan unit produksi sekolah, sistem baru diharapkan dapat mendorong pertumbuhan s#adana pada S&+, dan posisi lokasi dana dari pemerintah pusat bersifat membantu atau subsidi. Sistem ini juga diharapkan mampu mendorong S&+ berpikir dan berperilaku ekonomis.

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

0<

BAB III PE"BAHASAN

A. K+nsep dasar pendidikan kejuruan Pendidikan kejuruan memiliki karakteristik yang berbeda dengan pendidikan umum. Perbedaan tersebut dapat dikaji dari kriteria pendidikan, substansi pelajaran dan lulusannya. Pendidikan kejuruan seyogianya memiliki kriteria sebagai berikut $ a. :rientasi pada kinerja individu dunia kerja b. @astifikasi khusus pada kebutuhan nyata di lapangan c. 2okus kurikulum pada aspek-aspek psikomotor, afektif dan kognitif d. (olok ukur keberhasilan tidak hanya terbatas di sekolah e. +epekaan terhadap perkembangan dunia kerja f. &emerlukan saana dan prasarana yang memadai g. 7danya dukungan masyarakat (.isarikan dari 2inch dan 3runkilton, 04?;". Substansi pelajaran pada pendidikan kejuruan menurut 6olker dan Shoenfel (Sonhadji, 2 <" harus selalu mengikuti perkembangan )P(D+, kebutuhan masyarakat, kebutuhan individu, dan lapangan kerja. ,ulusan dari pendidikan kejuruan, minimal harus memiliki kecakapan atau kemampuan kerja yang sesuai dengan tuntutan dunia usaha atau industri yang dirumuskan dalam standar kompetensi nasional bidang keahlian. 1. Landasan i*+s+,is ,andasan filosofis yang mendasari pendidikan kejuruan, harus mampu menja#ab dua pertanyaan $ 0" 7pa yang harus diajarkan B dan 2" 9agaimana harus mengajarkan B (3alhoun dan 2inch, 04?2". 3halhoun dan 2inch menegaskan bah#a sumber prinsip-prinsip fundamental pendidikan kejuruan adalah individu dan perannya dalam suatu masyarakat demokratik, serta peran pendidikan dalam transmisi standar sosial.

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

05

Pendidikan adalah salah satu #ujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh dan berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan kualitasnya sehingga hancur perlahan-lahan seiring dengan perkembangan Eaman. +urikulum S&+ disusun untuk mengemban misi agar dapat turut mendukung S&+ harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut $ Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai landasan pembentukan #atak dan perkembangan kehidupan manusia. Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan bersama peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa dan 6egara. Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat mendidik manusia dapat hidup sesuai dengan Eamannya. Pendidikan harus dilihat sebagai #ahana untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan guna menjalani dan mengatasi masalah kehidupan pada hari esok maupun masa depan yang selalu berubah. Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik untuk menguasai kompetensi dan kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sebagai modal untuk pengembangan dirinya di kemudian hari. 2. Landasan Psik+*+!is Secara umum, manusia mengalami perkembangan psikologi sesuai pertambahan usia dan berbagai faktor lain yaitu latar belakang pendidikan, ekonomi keluarga dan lingkungan pergaulan yang mengakibatkan perbedaan dimensi fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Pada kurun usia peserta didik di S&+, mereka memiliki kecenderungan untuk mencari identitas atau jati diri. Pondasi keji#aan yang kuat diperlukan oleh peserta didik agar berani menghadapi, mampu beradaptasi dan mengatasi berbagai masalah kehidupan, baik kehidupan profesional maupun kehidupan keseharian, yang selalu berubah bentuk dan jenisnya serta mampu meningkatkan diri dengan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Kelompok 5 / Kebijakan SMK 0?

#. Landasan S+si+*+!is dan Ku*tura* Pendidikan merupakan tanggungja#ab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan keluarga (informal", yang diserap dari masyarakat (nonformal" maupun yang diperoleh satu kesatuan yang utuh, saling mengisi, dan diharapkan dapat saling memperkaya secara positif. Peserta didik S&+ berasal dari anggota berbagai lingkungan masyarakat yang memiliki budaya, tata nilai, dan kodisi sosial yang berbeda. Pendidikan kejuruan mempertimbangkan kondisi sosial. +arenanya segala upaya yang dilakukan harus selalu berpegang teguh pada keharmonisan hubungan antar individu dalam masyarakat luas yang dilandasi dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur, serta keharmonisan antar system pendidikan dengan sistem-sistem yang lain (ekonomi, sosial, politik, religi, dan moral". Secara sosial budaya, +urikulum S&+ dikembangkan dengan memperhatikan berbagai dinamika, kebutuhan masyarakat, dan tidak meninggalkan akar budaya )ndonesia. .engan mempertimbangkan faktor budaya, tata nilai dan opini sosiologis masyarakat, kurikulum S&+ juga disusun berdasarkan prinsip diversifikasi dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan, baik dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah maupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. :leh karena itu, berbagai jenis program keahlian pada pendidikan menengah kejuruan semestinya dapat diterima dan diapresiasikan secara positif oleh berbagai kolompok masyarakat )ndonesia. $. Landasan Ek+n+&is Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif yang dapat langsung bekerja di bidangnya setelah malalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. .engan demikian, pembukaan program diklat di S&+ harus responsif terhadap perubahan pasar kerja. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia semata- mata sebagai faktor produksi karena pembangunan ekonomi memerlukan Kelompok 5 / Kebijakan SMK 04

kesadaran sebagai #arga 6egara yang baik dan bertanggung ja#ab, sekaligus sebagai #arga 6egara yang produktif. Pendidikan menengah kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip investasi S.& (human capital investment". Semakin tinggi kualitas pendidikan dan pelatihan yang diperoleh seseorang, akan semakin produktif orang tersebut. 7kibatnya selain meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan pula daya saing tenaga kerja di pasar kerja global. *ntuk mampu bersaing di pasar global, sekolah menengah kejuruan harus mengadopsi nilai-nilai yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan, yaitu disiplin, taat aEas, efektif, dan efisien. -. Landasan Peda!+!is a. &emahami tujuan pendidikan yang akan dicapai secara komprehensif (tujuan filosofis, psikologis, sosiologis, kultural, ekonomis, dan politisnya". b. &emahami dimensi-dimensi hakikat manusia yang harus dikembangkan, yaitu$ .imensi )ndividual .imensi Sosial .imensi &oral +eyakinan=+eberagamaan

c. &emahami hakikat isi pendidikan (epistemologis" yang meliputi$ 0. (eori +ebenaran $ +oherensi +orespondensi Pragmatis 2. (eori )lmu Pengetahuan $ Positivisme +onstruktivisme Phenomenology Hermeneutika

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

B. Peraturan Perundan!an Sek+*a( "enen!a( Kejuruan .S"K/ 9eberapa peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasar untuk mengatur tentang penyelenggaraan Sekolah &enengah +ejuruan yaitu $ 1. Undan!0undan! N+&+r 21 Ta(un 211# tentan! Siste& Pendidikan Nasi+na* ** S)S.)+67S ini merupakan sumber landasan hukum tertinggi yang mengatur penyelenggaraan pendidikan di )ndonesia. .alam Pasal 0? ayat (!" menyebutkan bah#a pendidikan menengah berbentuk Sekolah &enengah 7tas (S&7", &adrasah 7liyah (&7", Sekolah &enengah +ejuruan (S&+" dan &adrasah 7liyah +ejuruan (&7+", atau bentuk lain yang sederajat. .engan adanya hal tersebut, penetapan S&+ sebagai salah satu lembaga pendidikan formal telah diakui secara hukum. 2. Peraturan Pe&erinta( N+&+r 12 Ta(un 2111 Tentan! Pen!e*+*aan Dan Pen)e*en!!araan Pendidikan Peraturan Pemerintah ini memuat tentang pengertian Sekolah &enengah +ejuruan, yang terdapat pada Pasal 0 ayat 08 yaitu Sekolah &enengah +ejuruan selanjutnya disingkat S&+, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari S&P, &(s, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara S&P atau &(s. Selain itu, dalam peraturan pemerintah ini, ditetapkankan pula tentang kebijakan pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan. (ata cara penjurusan di S&+ juga ditetapkan dalam Pasal ? yang isi keseluruhannya yaitu $ a" Penjurusan pada S&+, &7+, atau bentuk lain yang sederajat berbentuk bidang studi keahlian. b" Setiap bidang studi keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (0" dapat terdiri atas 0 (satu" atau lebih program studi keahlian.

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

20

c" Setiap program studi keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2" dapat terdiri atas 0 (satu" atau lebih kompetensi keahlian. d" 9idang studi keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (0" terdiri atas$ 0. bidang studi keahlian teknologi dan rekayasa2. bidang studi keahlian kesehatan!. bidang studi keahlian seni, kerajinan, dan pari#isata;. bidang studi keahlian teknologi informasi dan komunikasi8. bidang studi keahlian agribisnis dan agroteknologi<. bidang studi keahlian bisnis dan manajemen5. bidang studi keahlian lain yang diperlukan masyarakat. #. Peraturan Pe&erinta( N+&+r 23 Ta(un 1331 tentan! Pendidikan "enen!a( .alam peraturan pemerintah ini, memuat hal-hal sebagai berikut $ a. Pasal 0 ayat (!" Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan sis#a untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. b. Pasal ! ayat (2" Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan c. sis#a untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. Pasal 5 Pendirian sekolah menengah kejuruan selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal < ayat (0" dan ayat (2" harus pula memenuhi persyaratan tersedianya potensi lapangan kerja dan dukungan masyarakat, termasuk dunia usaha=industri. d. e. f. Syarat .an (atacara Pendirian $ Pasal 4 Penyelenggaraan Pendidikan $ Pasal 0 Pengelolaan $ Pasal 00, 02, 0! dan Pasal 0;

g. +urikulum$ Pasal 08 h. Sis#a $ Pasal 0<, 05 dan 0? i. Penilaian $ Pasal 04, 2 , 20, 22, 2!, 2;, 28, 2< Kelompok 5 / Kebijakan SMK 22

j. 9imbingan $ Pasal 25 k. Pembiayaan $ Pasal 2? dan 24 l. Penga#asan $ Pasal ! dan !0 m. Pengembangan $ Pasal !2 ;. Peraturan Pe&erinta( N+&+r 13 Ta(un 211- tentan! Standar Nasi+na* Pendidikan Sesuai dengan Pasal 0 ayat (0" Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh #ilayah hukum 6egara +esatuan Fepublik )ndonesia. :leh karena itu setiap satuan pendidikan harus mencapai standar nasional pendidikan agar dapat memenuhi dan menjamin standar mutu pendidikan. Pada Pasal 2 ayat (0" disebutkan bah#a ,ingkup Standar 6asional Pendidikan meliputi$ a. b. c. d. e. f. g. h. standar isistandar prosesstandar kompetensi lulusanstandar pendidik dan tenaga kependidikanstandar sarana dan prasaranastandar pengelolaanstandar pembiayaan-dan standar penilaian pendidikan.

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

2!

BAB I4 ANALISIS KEBI5AKAN PENDIDIKAN S"K DI INDONESIA A. "asa*a( Da*a& Pen6apaian Pi*ar Ke%ijakan 0. &asih adanya masyarakat yang belum menerima layanan pendidikan formal secara optimal. a" Sebab$ Gang menjadi penyebab dari adanya masyarakat yang belum menerima layanan pendidikan formal yaitu karena adanya masalah dalam keterjangkauan layanan pendidikan yang merupakan pilar kebijakan pendidikan poin kedua. .alam jenjang pendidikan S&+, masyarakat sudah tidak lagi diberikan subsidi oleh pemerintah misalnya dana 9:S yang diberikan untuk jenjang pendidikan S. dan S&P. Selain itu juga hal ini menjadi masalah dalam pencapaian pilar kebijakan poin lima yaitu kepastian mendapat pendidikan, karena lulusan S&P=&(s mereka belum tentu akan terjamin masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. b" 7kibat$ (idak sedikit masyarakat yang memilih untuk tidak melanjutkan sekolah ke jenjang S&7=S&+ dan lebih memilih mencari pekerjaan seadanya . 2. &asih adanya lulusan pendidikan formal yang belum siap memasuki dunia kerja=mandiri. a" Sebab$ Gang menjadi penyebab dari adanya lulusan pendidikan formal yang belum siap memasuki dunia kerja yaitu karena mereka belum memiliki kemampuan dan keterampilan (skill" yang dapat memenuhi kebutuhan dunia kerja saat ini, sehingga merekapun tergilas oleh sumber daya manusia lain yang lebih unggul. Hal tersebut berkaitan juga dengan pencapaian kualitas=mutu pendidikan di )ndonesia yang belum memenuhi

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

2;

target pencapaian. Selain itu juga, banyak proses perekrutan di dunia kerja yang belum dilakukan secara professional, misalnya pekerjaan teknik computer dikerjakan oleh seseorang dibidang lain, sehingga tempat bekerja lulusan S&+ tersebut sudah lebih dulu terisi orang lain yang lulusan .!=S0. b" 7kibat$ 9anyak lulusan yang tidak memperoleh pekerjaan karena tidak mampu bersaing dengan para pencari kerja yang lainnya, sehingga mereka pun kurang diminati oleh bursa kerja yang ada saat ini.

!. &asih cukup banyak ruang kelas dalam keadaan rusak (berat dan ringan". a" Sebab$ +urangnya perhatian pemerintah terkait khususnya sekolah tersebut terhadap pemeliharaan segala sarana dan prasarana yang ada disekolah, karena untuk menyelenggarakan pendidikan, harus mampu sedikitnya untuk menyediakan dan memelihara segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan, apalagi rusaknya ruang kelas yang merupakan salah satu hal yang penting dalam proses belajar mengajar. Sehingga hal ini akan menghambat pencapaian pilar ketersediaan layanan pendidikan. b" 7kibat$ Sis#a akan terpengaruh dengan rusaknya sarana dan prasarana yang ada disekolah, misalnya dengan berkurangnya semangat dan motivasi sis#a untuk dapat belajar dengan nyaman dan tentram. ;. Sebagian sekolah kekurangan buku pelajaran a" Sebab$ .i negeri ini, biaya pendidikan setiap tahun semakin mahal. .i samping uang sekolah, harga buku teks pelajaran juga menjadi penyebab hal tersebut. 9uku paket merupakan satu-satunya buku rujukan yang dapat dibaca oleh hampir seluruh sis#a, bahkan juga oleh sebagian besar guru. Kelompok 5 / Kebijakan SMK 28

(ragis sekali bila satu-satunya sumber belajar yang bisa diakses sis#a ini tidak ditangani secara serius. Salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya kualitas guru untuk berkembang dan profesional dalam bidangnya dalam meningkatkan proses belajar mengajar dengan memperbanyak sumber bahan ajar yatu buku teks pelajaran. .i samping itu, seperti yang ditunjukkan oleh laporan )nternational Dducation 7chievement tahun 0444, minat baca sis#a di sekolah-sekolah )ndonesia menempati nomor dua terakhir dari !4 negara yang disurvei. a" 7kibat$ +eadaannya akan semakin parah bila minat baca sis#a yang minim tersebut diperburuk oleh rendahnya kualitas buku pegangan yang menjadi satu-satunya buku bacaan mereka. &ereka bisa jadi kehilangan minat terhadap buku. 8. &asih banyaknya tenaga pendidik yang belum berkualifikasi S0=.; a" Sebab$ Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang sangat penting dalam konteks kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan dalam suatu proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat. 9anyaknya tenaga pendidik yang belum berkualifikasi S0=.; penyebabnya adalah tidak adanya kemauan dari seorang tenaga pendidik untuk melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi karena mungkin salah satu faktornya adalah tidak ada biaya untuk melanjutkan sekolah dan #ilayah teritorial yang kurang mendukung atau berbukit-bukit, jangkauan tempat kuliah masih terlalu jauh. b" 7kibat$ 9anyak tenaga pendidik yang belumberkualifikasi S0=.; yang tidak boleh mengajar dan belum bisa mengantongi sertifikat sebagai pendidik.

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

2<

B. Pe&e6a(an "asa*a( 0. &asih adanya masyarakat yang belum menerima layanan pendidikan formal secara optimal. Pemerintah harus membuat kebijakan baru tentang pembiayaan pendidikan. Sekolah lebih membuka kesempatan kepada masyarakat untuk mendapat layanan pendidikan. Pemerintah dan sekolah bekerja sama untuk dapat memberikan beasis#a. 2. &asih adanya lulusan pendidikan formal yang belum siap memasuki dunia kerja=mandiri. Sekolah harus menyesuaikan kurikulum pengajaran dengan kebutuhan dunia pekerjaan. Sekolah melatih softskill dan hardskill setiap sis#a sehingga lebih diminati. Sekolah mengadakan kerja sama dengan perusahaan dalam proses perekrutan lulusan-lulusan untuk dapat memasuki dunia kerja. !. &asih cukup banyak ruang kelas dalam keadaan rusak (berat dan ringan". Sekolah harus membuat anggaran khusus dalam pembiayaan untuk pemeliharaan gedung dan fasilitas sekolah. Sekolah membuat peraturan-peraturan agar seluruh #arga sekolah tidak merusak segala fasilitas yang dimiliki. Sekolah mengadakan perbaikan setiap ada kerusakan kecil sehingga kerusakan dapat diatasi dengan cepat. ;. Sebagian sekolah kekurangan buku pelajaran 2aktor kekurangan buku memang menjadi masalah apalagi dalam situasi krisis ekonomi dimana harga buku sangat mahal sementara daya beli masyarakat rendah. Prioritas pengadaan buku merupakan hal

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

25

yang sangat penting untuk segera diimplementasikan. &eskipun demikian, aspek gender seharusnya tidak dikesampingkan dalam kaitannya dengan ketersediaan buku. 9agi pemerintah sebaiknya bisa menyediakan buku ajar yang lebih berkualitas baik dalam isi dan aspek lainnya untuk mendukung tercapainya kompetensi. 9agi para guru gunakan buku ajar yang sesuai dengan materi dan kurikulum yang berlaku. 8. &asih banyaknya tenaga pendidik yang belum berkualifikasi S0=.; 1uru dalam mencapai dan memperoleh predikat sebagai tenaga kependidikan yang bersertifikat pendidik, serta untuk memperoleh tunjangan sertifikasi maka para guru harus berupaya meningkatkan kompetensinya. *ndang-*ndang nomor 0; tahun 2 Pemerintah nomor 5; tahun 2 8 tentang guru dan dosen, bah#a setiap guru harus berkualifikasi S0 dan .;. Peraturan ? tentang guru untuk memperoleh tunjangan 5 sertifikasi. Peraturan &enteri Pendidikan 6asional nomor 0< tahun 2 2

tentang Standart +ualifikasi dan +ompetensi 1uru, Permendiknas tahun 4 tentang Sertifikasi 9agi 1uru .alam @abatan. +eputusan &endiknas 4 tentang Penetapan Perguruan (inggi Penyelenggara Sertifikasi tahun 2

1uru .alam @abatan. 9erdasarkan permasalahan diatas dipandang sangat perlu bagi guru untuk memiliki kemauan melanjutkan sekolah di sebuah perguruan tinggi yang mampu menampung para guru untuk meningkatkan status pendidikan dengan kompetensinya sehingga $ 1uru sebagai tenaga pendidik mampu menciptakan, memelihara, dan mengembangkan potensi dan profesionalisme guru Serta memperkaya nilai-nilai kemanusiaan dan lingkungan hidup dengan dimensi kultural dan spiritual Peka dan tanggap terhadap fenomena perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

2?

DA TAR PUSTAKA 7bdulhak, ). dan Sanjaya, A. (0448". *edia Pendidikan (#uatu Pengantar!. 9andung $ Pusat Pelayanan dan Pengembangan &edia Pendidikan )+)P 9andung. 7rsyad, 7. (2 ;". *edia Pembelajaran. @akarta $ P( Faja 1rafindo Persada.

.epartemen Pendidikan 6asional. (2 ;". Kurikulum #ekolah *enengah Kejuruan Program Keahlian +ata $usana. @akarta $ .epartemen Pendidikan 6asional. .irektorat @enderal Pendidikan &enengah +ejuruan (2 2". #ejarah Pendidikan +eknik dan Kejuruan di "ndonesia , *embangun *anusia Produktif . @akarta $ .epartemen Pendidikan 6asional. ------- (2 !". #tandar Kompetensi %asional $idang Keahlian +ata $usana . @akarta $ .epartemen Pendidikan 6asional. .johar, 7. (2 !". Pengembangan &odel +urikulum 9erbasis +ompetensi Sekolah &enengah +ejuruan. 9andung $ Program Pascasarjana *niversitas Pendidikan )ndonesia. .jojonegoro, A. (044?". Pengembangan #umber Daya *anusia , *elalui #ekolah *enengah Kejuruan. @akarta. )brahim, F. dan Sukmadinata, 6.S. (044<". Perencanaan Pengajaran. @akarta $ Fineka 3ipta. Peraturan &enteri Pendidikan 6asional 6omor 22. (erdapat di H:n lineI http$==###.puskur.net=indeJ.phpBmenuKprofileLpr K0;?LiduserK8" Fivai, 7. (0448". -ompetency $ased +raining (Pelatihan $erdasarkan Kompetensi!. 9andung $ (echnical Dducation .evelopment 3entre. Samsudi. (2 <". Pengembangan *odel Pembelajaran Program Produktif #ekolah *enengah Kejuruan (#tudi *odel Preskriptif dengan Penerapan Kelompok 5 / Kebijakan SMK 24

.earning /uide pada Program Keahlian +eknik *ekanik Otomotof! . 9andung $ Program Pascasarjana *niversitas Pendidikan )ndonesia. Sonhadji, 7. ( M ". 7lternatif Penyempurnaan Pembaharuan Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah &enengah +ejuruan. (erdapat di H:n lineI http$==###.depdiknas.go.id=sikep=)ssue=SD6(F70=20?.html (! :ktober 2 <.

Kelompok 5 / Kebijakan SMK

Anda mungkin juga menyukai