Anda di halaman 1dari 2

Berkaitan dengan hal tersebut, muncul reaksi dari kelompok ilmu terhadap kritikan postmodernisme.

Muncul berbagai usaha untuk menegakan kembali nilai-nilai tentang kebenaran ilmiah. Gerakan ini terutama muncul karena berkembangnya aliran realisme dalam filsafat ilmu sejak tahun 198 -an. !ejumlah ahli sejarah mencoba mengatasi serangan dari postmodernisme itu dengan upaya menegakan kembali teori korespodensi dalam ilmu sejarah. "engan kata lain , mereka berupaya mencari cara-cara yang bisa menjamin realitas sepenuhnya dalam ilmu sejarah, bukan sekedar kaitan atau korelasi saja. #nilah yang oleh sementara ahli disebut sebagai pendekatan strukturis, yang berbeda dengan pendekatan struktural yang bersumber pada aliran annales atau sosiologi $alcot %arsons. %endekatan !trukturis ini di kembangkan oleh sejara&an ekonomi #nggrisr 'hristopher (lyod .)ntuk menjelaskan perbedaan antara metodologi strukturis dengan metodologi-metodologi lainnya, (lyod membedakan antara a* metodologi indi+idualis yang mempelajari indi+idu saja, b* metodologi holisme yang mempelajari struktur sosial saja, dan c* metodologi strukturis yang mencakup indi+idu dan struktur sosial dalam hubungan ,dualisme simbiosis-. .alangan ahli sejarah strukturis meninggalkan pendekatan empiris dalam ilmu sejarah dan memanfaatkan teori-teori sosiologi tertentu, khususnya konsep-konsep ,emergency- dan ,agency-. %endekatan ini mengacu pada cara kerja /,structure of reasoning-* dalam ilmu-ilmu alam, tetapi disesuaikan dengan ilmu sejarah dimana data hanya dapat diperoleh dari peninggalan-peninggalan dari masa lampau /sumber sejarah* "ikatakan mirip ilmu-ilmu alam karena pertama-tama realitas yang dicari bukan keseluruhan realitas /yang hanya diketahui oleh tuhan*, tetapi hanya apa yang dinamakan ,causal factor- yang tidak kasat mata /unobser+able*. !eperti halnya dalam ilmu alam, fenomena dapat disaksikan oleh panca indra manusia /obser+able*, tetapi sebab-sebab terjadinya fenomena itu tidak kasat mata "alam metodologi strukturis , peristi&a dan struktur sosial tidak bersifat dikotomik tetapi merupakan suatu dualisme simbiotik yang berdialektika. Maksudnya, peristi&a mengandung kekuatan mengubah struktur sosial, sedangkan struktur sosial mengandung hambatan atau dorongan bagi tindakan perubahan itu. %engertian !truktur sosial yang unobser+able dalam pendekatan ini bukanlah kumpulan manusia yang kongkret /agregasi*, tetapi suatu unit yang memiliki ciri-ciri umum yang bersifat ,emergence- berupa peran-peran, aturan-aturan, pola interaksi dan pemikiran /mentalite*. Menurut pendekatan strukturis , perubahan sosial tidak disebabkan struktur sosial lainnya tetapi perubahan struktural justru disebabkan tindakan-tindakan konkret dan obser+able dari manusia /indi+idu atau kolektifitas* disebut /agency* yang dengan sengaja mengubah peran, aturan, interaksi berdasarkan pemikiran tertentu. Manusia dilahirkan dalam struktur sosial tertentu dan memiliki kemampuan untuk memproduksi atau mentransformasi struktur sosial dimana ia berasal. /(lyod 19901 08-2 *. %erubahan /struktur *sosial adalah tujuan utama dari metodologi strukturis. %emikiran , pandangan, &a&asan manusia kongkret yang menjadi anggota suatu kelompok sosial tertentu terkandung dalam sumber sejarah, yang dalam pendekatan strukturis disebut sebagai ,e3spressed intentions-. 'ausal factor yang diperoleh melalui analisa teoritis atas sumber sejarah itu dapat diuji kembali kebenarannya pada ,ekspressed intentions- lain "engan demikian seperti halnya dalam ilmu-ilmu alam, teori sejarah memiliki kemampuan prediksi.

!ebab musabab dalam metodologi strukturis ini memiliki ciri-ciri uni+ersal yang dapat dirumuskan dalam bentuk &acana. 4amun hakekat ilmu sejarah sebagai , ilmu yang mempelajari manusia dalam dimensi &aktu- menyebabkan para ahli sejarah menyadari bah&a unsur perubahan senantiasa menentukan penjelasannya tentang peristi&a-peristi&a. !ebab itu perbedaan-perbedaan &aktu dan tempat juga membatasi rumusan causal factors. #nilah perbedaan lainnya antara ilmu sejarah dan ilmuilmu alam. %endekatan strukturis dalam ilmu sejarah merupakan kulminasi dari perkembangan metodologi sejarah dan ter&ujud sebagai perpaduan antara positi+isme dan hermeneutika yang sebelumnya dianggap bertentangan, serta mengatasi dikotomi antara peristi&a dan struktur sosial sebagai obyek penelitian sejarah, dan upaya mengatasi kelemahan metodologis yang melahirkan postmodernisme dalam ilmu sejarah.

Anda mungkin juga menyukai