Anda di halaman 1dari 7

BAB II PEMBAHASAN A. Emesis Gravidarum Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil (Kamus Kedokteran).

Keadaan ini biasanya didahului rasa mual (Nausea). Kebanyakan mual dan muntah ini terjadi di pagi hari atau biasa disebut morning sickness, tetapi dapat juga terjadi pada siang hari atau bahkan pada malam hari Jones, 2002). Universitas Liverpool menganalisis 56 kasus yang sudah diteliti sebelumnya di 21 negara, dan hasil ini dimuat oleh Jurnal Biologi Royal Society di Inggris. Rasa mual biasanya dialami wanita hamil di pagi hari selama tiga bula pertama dan terjadi pada sekitar 80% kehamilan. Selama ini, kondisi mual dan muntah ini diduga sebagai akibat dari perubahan hormon pada saat kandungan berusia mudah. Namun, penelitian terbaru ini mengatakan rasa mual mungkin memiliki dampak yang positif seperti mengurangi risiko keguguran kandungan. (Maulana, 2008 ) Pola mual dan muntah di antara 260 wanita hamil dijelaskan dalam sebuah studi yang dilakukan pada 2000 wanita hamil. Kendati gejala mual dan muntah mulai muncul rata-rata pada minggu ke 8,2 kehamilan, 75 % wanita melaporkan mual sejak minggu konsepsi yang rata-rata berlangsung 34 hari (rentangnya, 1-114 hari), Tingkat keparahan mencapai puncak pada minggu ke-11. (Sinclair, 2009 )

Gejala yang mengganggu ini biasanya muncul sekitar 6 minggu setelah mulainya periode menstruasi terakhir dan biasanya menghilang sepontan 6 hingga 12 minggu kemudian (Cunningham & Gant, 2001). Dalam survey yang dilakukan oleh Denise Tiran (2006), walaupun praktik tradisional berupa menyampaikan informasi kepada wanita bahwa mual atau muntah saat kehamilan biasanya mereda atau meningkat pada akhir trimester pertama, hanya 27% yang melaporkan hilangnya gejala pada minggu ke-12, meskipun sebagian besar mengalami lebih baik pad minggu ke-22 kehamilan. William Smellie (2003) mengatakan bahwa keluhan pertama saat kehamilan adalah rasa mual dan muntah-muntah yang pada beberapa wanita berawal tidak lama setelah pembuahan dan seringkali berlanjut sampai akhir bulan keempat. Sebagian besar wanita sering mengalami masalah karena mual dan muntah ini, khususnya muntah di pagi hari. Beberapa wanita yang tidak mengalami keluhan-keluhan semacam ini dalam satu kehamilan mungkin akan mengalaminya dengan hebat dalam kehamilan-kehamilan berikutnya.

B. Penyebab Emesis Gravidarum Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) dalam serum (Wiknjosastro, 2004).

Penyebab mual dan muntah ini bermacam-macam antara lain karena adanya perubahan hormon dalam tubuh, psikologis, sampai gaya hidup. Pola makan yang buruk sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan, kurang tidur atau kurang istirahat dan stres dapat memperberat rasa mual dan muntah. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa mual meskipun tidak dapat dihilangkan sama sekali, misalnya dengan mengkonsumsi makanan seimbang, cukup bergerak dan cukup istirahat. Oleh karena itu calon ibu diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai mual agar ibu dapat menentukan sikap untuk mengatasi masalahnya pada awal kehamilan sehingga tidak terjadi komplikasi kehamilan yang dapat mengganggu kehamilan selanjutnya (Nail, 2006) Rasa mual dan muntah saat kehamilan diduga berkembang untuk memastikan wanita hamil tidak memakan terlalu banyak makanan tidak sehat, begitulah menurut sebuah penelitian. Para ilmuwan menemukan sejumlah bukti yang mendukung rasa mual dan muntah dalam kehamilan terkait dengan tingkat gula, alkohol, lemak dan daging yang dimakan si ibu. Sebaiknya, makanan berserat seperti sereal tidak memicu rasa mual. Denise Tiran ( 2006 ), menyatakan bahwa mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar HCG. Dapue, (2000) menganggap bahwa kadar hormon estrogen yang tinggi saat hamil muda, mungkin merupakan penyebabnya, wanita yang hamil untuk pertama

kalinya dan wanita yang bertubuh besar, memiliki hormon estrogen yang bersirkulasi lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami gangguan kehamilan.

C. Tanda Dan Gejala Emesis Gravidarum Tanda-tanda emesis gravidarum berupa : a. b. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat. c. d. e. Nafsu makan berkurang Mudah lelah Emosi yang cenderung tidak stabil Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga akan

menimbulkan gangguan pada kehamilannya. (Nail, 2006).

D. Pengaruh Emesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin Emesis merupakan dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terajadinya gangguan pada kehamilan.

Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal (Wiknjosastro, 2004). Mual dan muntah yang berlebihan mengakibatkan terjadinya kekurangan zat gizi. Wanita hamil tersebut harus dirawat inap di rumah sakit dan diberikan cairan infuse serta obat-obatan untuk mengobati mual (Glade. B. Curtis, 2003)

E. Tanda-tanda dehidrasi : 1. Berat badan menurun 2. Denyut nadi meningkat (120 x / menit dan terus naik) 3. Tekanan darah menurun (diastolik 50 mmHg dan terus turun) 4. Mata cekung 5. Elastisitas kulit menghilang Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka, ia harus segera mendapat pertolongan dari bidan atau tenaga kesehatan lainnya. Ada mitos yang mengatakan bila rasa mual anda hebat, maka anda mengandung anak perempuan. Dan ternyata menurut penelitian, wanita hamil yang mengalami mual hebat dan terpaksa dibawa ke rumah sakit, kemungkinan besar melahirkan bayi perempuan. Sebagai contoh dari 69 wanita hamil penderita

mual yang hebat, 307 orang melahirkan bayi laki-laki dan 352 sisanya melahirkan perempuan (Nail, 2006). Pencegahan terhadap emesis gravidarum yang berlebihan perlu

dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. (Maulana, 2008 ) F. Penatalaksaan Emesis Gravidarum 1. Makanlah sesering mungkin, dalam porsi kecil. Siang hari untuk porsi besar, malam hari cukup porsi kecil. 2. Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi keletihan yang dapat menimbulkan rasa mual. 3. Simpanlah beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker untuk dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari. 4. Bangun tidur perlahan-lahan, luangkan waktu untuk bangkit dari tempat tidur secara perlahan-lahan. 5. Berolahraga dan hiruplah udara segar, dengan melakukan oleh raga ringan, berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan membantu mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari.

6. Beberapa ahli nutrisi juga menyarankan suplemen vitamin B6 mencegah dan mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum dalam dosis tinggi atau menurut aturan dokter. ( Maulana, 2008 ) 2.1.12 Hal-hal Yang Harus Dihindari a) Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng karena akan

lebih sulit untuk dicerna. b) c) d) Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola. Hindarkan gerakan tiba-tiba diwaktu mual-mual Hindari menyikat gigi begitu selesai makan

Bagi beberapa ibu hamil menyikat gigi menjadi hal yang problematik karena hanya dengan memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat mereka muntah, sehingga pilihlah waktu yang tepat untuk menggosok gigi. e) Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat.

Bau menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok biasanya dapat menimbulkan rasa mual dan muntah. f) Hindari mengenakan pakaian yang ketat.

Pakaian yang terlalu ketat dapat memberikan tekanan yang tidak nyaman pada perut dan dapat memperburuk rasa mual. (Nail, 2006)

Anda mungkin juga menyukai