Anda di halaman 1dari 101

Open Course

Analisis Harmonisa
Oleh: Sudaryatno Sudirham

Pengantar
Penyediaan energi listrik pada umumnya dilakukan dengan menggunakan sumber tegangan berbentuk gelombang sinus. Arus yang mengalir diharapkan juga berbentuk gelombang sinus pula. Namun perkembangan teknologi yang terjadi di sisi beban membuat arus beban tidak lagi berbentuk gelombang sinus. Bentuk-bentuk gelombang arus ataupun tegangan yang tidak berbentuk sinus, namun tetap periodik, tersusun dari gelombang-gelombang sinus dengan berbagai frekuensi; bentuk gelombang ini tersusun dari harmonisa-harmonisa

Cakupan Bahasan Sinyal Nonsinus Pembebanan Non Linier Tinjauan Di Kawasan Fasor Dampak Harmonisa Pada Piranti Harmonisa Pada Sistem Tiga Fasa

Sinyal Nonsinus

Kita akan menggunakan istilah sinyal nonsinus untuk menyebut secara umum sinyal periodik yang tidak berbentuk sinus. Kita sudah mengenal bentuk gelombang seperti ini misalnya bentuk gelombang gigi gergaji dan sebagainya, namun dalam istilah ini kita masukkan pula pengertian sinus terdistorsi yang terjadi di sistem tenaga Apabila persamaan sinyal nonsinus diketahui, tidaklah terlalu sulit mencari spektrum amplitudo dan spektrum sudut fasa Apabila persamaan sinyal nonsinus sulit dtentukan, maka kita menentukan spektrum amplitudo sinyal dengan pendekatan numerik

Pendekatan Numerik

Sinyal Nonsinus, Pendekatan Numerik


Jika f(t) adalah fungsi periodik yang memenuhi persyaratan Dirichlet, maka f(t) dapat dinyatakan sebagai deret Fourier:

f (t ) = a 0 + [a n cos(2nf 0t ) + bn sin(2nf 0t )]
2 2 f (t ) = a0 + an + bn cos( n0t n ) n =1

]
bn an

dengan Koefisien Fourier

tan n =

1 a0 = T0 2 an = T0
bn = 2 T0

T / 2 y(t )dt
0

T0 / 2

T / 2 y(t ) cos(n0t )dt


0

T0 / 2

; n>0
; n>0

T / 2 y(t ) sin(n0t )dt


0

T0 / 2

Sinyal Nonsinus, Pendekatan Numerik


Pendekatan Numerik Spektrum Sinyal Nonsinus
Koefisien Fourier

1 a0 = T0
2 an = T0
2 bn = T0

T / 2 y(t )dt
0

T0 / 2

luas bidang yang dibatasi oleh kurva y(t) dengan sumbu-t dalam rentang satu perioda

T / 2 y(t ) cos(n0t )dt


0

T0 / 2

; n>0
; n>0

luas bidang yang dibatasi oleh kurva y (t ) cos(n0 t ) dengan sumbu-t dalam rentang satu perioda luas bidang yang dibatasi oleh kurva y (t ) sin( n0t ) dengan sumbu-t dalam rentang satu perioda Dengan penafsiran bentuk integral sebagai luas bidang, setiap bentuk sinyal periodik dapat dicari koefisien Fourier-nya, yang berarti pula dapat ditentukan spektrumnya

T / 2 y(t ) sin(n0t )dt


0

T0 / 2

Dalam praktik, sinyal nonsinus diukur dengan menggunakan alat ukur elektronik yang dapat menunjukkan langsung spektrum amplitudo dari sinyal nonsinus yang diukur

Sinyal Nonsinus, Pendekatan Numerik


Analisis Harmonisa Sinyal Nonsinus pada Contoh

CONTOH-1.1.
200

T0 = 0,02 s tk = 0,0004 s t 0 0,0004 0,0008 0,0012 Ak 50 75 100 120 : -5 20 50

Komp. searah Lka0

Fundamental f0 = 1/T0 = 50 Hz Lka1 Lkb1

Harmonisa ke-3 Lka3 Lkb3

y[volt]

150

100

0,025 0,035 0,044 : -0,006 0,003 0,014

0,025 0,034 0,042 : -0,006 0,003 0,014

0,002 0,007 0,014 : 0,002 0,000 -0,001

0,024 0,029 0,025 : -0,003 0,003 0,014

0,006 0,019 0,035 : 0,005 -0,001 -0,001

50

0 0 -50 0,002 0,004 0,006 0,008 0,01 0,012 0,014 0,016 0,018 0,02

t[detik]

: 0,0192 0,0196 0,02

-100

-150

-200

a 0 = 19,90 a1 = 0,36; b1 = 150,05 A1 = 0,36 + 150,05 = 150,05 1 = tan 1 (150,05 / 0,36) = 1,57 a 3 = 21,18; b3 = 21,13 A3 = (21,18) 2 + 21,13 2 = 29,92 3 = tan 1 (21,13 / 21,18) = 0,78
2 2

Jumlah Lk a0 a1, b1 a3, b3 Ampli-1, 1 Ampli-3, 3

0,398 19,90

0,004

1,501

-0,212

0,211

0,36

150,05 21,18 21,13

150,05

1,57 29,92 -0,78

Elemen Linier
dan

Sinyal Non-sinus

Sinyal Nonsinus, Elemen Linier Dan Sinyal Nonsinus


Relasi tegangan-arus elemen-elemen linier berlaku pula untuk sinyal nonsinus. CONTOH-1.2.
Satu kapasitor C = 30 F mendapatkan tegangan nonsinus pada frekuensi f = 50 Hz

vC = 100 sin(t + 0,5) + 20 sin(3t 0,2) + 10 sin(5t + 1,5)


dv iC = C dt

iC = C

d{ 100 sin(t + 0,5) + 20 sin(3t 0,2) + 10 sin(5t + 1,5)} dt = 100C cos(t + 0,5) + 60C cos(3t 0,2) + 50C cos(5t + 1,5) A
[A] 5 2,5 0.005 0.01 0.015 0 0.02 detik 2,5 5

[V]

150 100 50 0 -50 -100 -150 0 iC

vC

Sinyal Nonsinus, Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus


Nilai Rata-Rata Nilai Efektif
Yrr =
Yrms =

1 T y (t )dt T0 0

1 T 2 y (t )dt T0 0

Untuk sinyal sinyal nonsinus

y (t ) = Y0 +

Ymn sin(n0 t + n )
n =1

1 T Yrms = Y0 + Ymn sin(n 0 t + n ) dt T0 0 n =1

1 2 Y rms = Y0 + Ymn sin(n 0 t + n ) dt T0 0 n =1

rms

1 t 2 1 = Y0 dt + ............. + T 0 n =1 T

2 Ynm sin 2 (n0t + n )dt

bernilai nol

2 rms = Y0

2 + Ynrms n =1

Sinyal Nonsinus, Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus


Y Y
2 2 rms = Y0 2 + Ynrms n =1

2 rms = Y1rms

+ Y02

2 + Ynrms n=2

2 Yhrms

2 Y 2 rms = Y12 rms + Yhrms

Di sini sinyal nonsinus dipandang sebagai terdiri dari 2 komponen yaitu: komponen fundamental dan komponen harmonisa total

Kwadrat nilai rms sinyal nonsinus

Kwadrat nilai rms harmonisa total Kwadrat nilai rms komponen fundamental

Sinyal Nonsinus, Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus


Contoh-1.3.
v
200 V

T0= 0,05 s t

Uraian suatu sinyal gigi gergaji sampai harmonisa ke-7 adalah:

v(t ) = 10 6,366 sin 0t 3,183 sin 20t 2,122 sin 30t 1,592 sin 40t
fundamental

1,273 sin 50t 1,061sin 60t 0,909 sin 70t V


6,366 2
2

harmonisa total

Maka: V1rms =
Nilai efektif komponen fundamental Nilai efektif komponen harmonisa total

4,5 V

Vhrms

3,1832 2,122 2 1,592 2 1,2732 1,0612 0,909 2 = 10 + + + + + + 10,7 V 2 2 2 2 2 2

2 2 2 Vrms = V12 + V = 4 , 5 + 10 , 7 11,6 V rms hrms


Nilai efektif sinyal nonsinus

Nilai efektif harmonisa jauh lebih tinggi dari nilai efektif fundamental

Sinyal Nonsinus, Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus


Contoh-1.4.
Uraian dari penyearahan setengah gelombang arus sinus i = sin 0 t A sampai dengan harmonisa ke-10 adalah

i(t ) = 0,318 + 0,5 cos(0 t 1,57) + 0,212 cos(20 t ) + 0,042 cos(40 t ) + 0,018 cos(60 t ) + 0.010 cos(80 t ) + 0.007 cos(100 t ) A
I1rms = 0,5 2
2

= 0,354 A

0,212 2 0,042 2 0,0182 0,012 0,007 2 I hrms = 0,318 + + + + + = 0,354 A 2 2 2 2 2


2 2 2 2 I rms = I1 + I = 0 , 354 + 0 , 354 0,5 A rms hrms

Pada penyearahan setengah gelombang nilai efektif komponen fundamental sama dengan nilai efektif komponen harmonisanya

Sinyal Nonsinus, Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus


Contoh-1.5.
Tegangan pada sebuah kapasitor 20 F terdiri dari dua komponen, yaitu komponen fundamental dan harmonisa ke-15 v1 = 200 sin t v15 = 20 sin 15t pada frekuensi 50 Hz.

i1 = 20 10 6 dv1 / dt = 20 10 6 200 100 cos 100t = 1,257 cos 100t


2 i15 = 20 10 6 dv15 / dt = 20 10 6 20 1500 sin 1500t = 1,885 cos1500t I15rms = 1,885 2 = 1,33 A I 1rms = 1,257 = 0,89 A

2 2 2 2 I rms = I 1 rms + I 15rms = 0,89 + 1,33 = 1,60 A

Sinyal Nonsinus, Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus

Arus kapasitor i berupa arus berfrekuensi harmonisa ke-15 yang berosilasi pada frkuensi fundamental
4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 detik

i1

i15

Sinyal Nonsinus, Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus


Contoh-1.6.
100 v vR
i

0,5 H

vL i = 2 sin t + 0,2 sin 3t A

I rms =

2 I1 rms

2 I3 rms

2 2 0,2 2 = + = 1,42 A 2 2

v = v R + v L = iR + L Vrms =
600 V 400 200 0 0 -200 -400 -600 0.005

di = 200 sin t + 20 sin 3t + cos t + 0,3 cos 3t V dt

200 2 20 2 2 (0,3) 2 + + + = 272 V 2 2 2 2


A 4 2 0.01 0 0.015 detik 0.02 2 4

v i

Pada sinyal nonsinus, bentuk kurva tegangan kapasitor berbeda dengan bentuk kurva arusnya. Pada sinyal sinus hanya berbeda sudut fasanya.

Sinyal Nonsinus, Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus


Daya Pada Sinyal Nonsinus
Pengertian daya nyata dan daya reaktif pada sinyal sinus berlaku pula pada sinyal nonsinus Daya nyata memberikan transfer energi netto, sedangkan daya reaktif tidak memberikan transfer energi netto Jika resistor Rb menerima arus berbentuk gelombang nonsinus

i Rb = i1 + i h
2 2 2 arus efektifnya adalah I Rbrms = I1rms + I hrms

Daya nyata yang diterima oleh Rb adalah


2 2 2 PRb = I Rbrms Rb = I1 R + I rms b hrms Rb

Relasi ini tetap berlaku sekiranya resistor ini terhubung seri dengan induktansi, karena dalam bubungan seri tersebut daya nyata diserap oleh resistor, sementara induktor menyerap daya reaktif.

Sinyal Nonsinus, Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus


Contoh-1.7.
100 v vR
i

0,5 H

vL i = 2 sin t + 0,2 sin 3t A

I rms = 1,42 A
(kurva daya masuk ke rangkaian, kadang positif kadang negatif) p = daya positif = masuk ke rangkaian
600 W 400

(contoh-1.6.)
(kurva daya yang diserap R, selalu positif)

vi

pR =

i2R

= vRiR

daya negatif = diberikan 200 oleh rangkaian 0 (daya reaktif) 0


-200 -400

0.005

0.01

0.015

0.02

detik

Prata2 = 202 W
2 PR = I rms R = (1,42) 2 100 = 202 W

Sinyal Nonsinus, Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus


Contoh-1.8.
is
100

50 F

v = 100 sin t + 10 sin 3t

v = sin t + 0,1 sin 3t R dv = 50 10 6 (100 cos t + 30 cos 3t ) iC = C dt is = sin t + 0,1sin 3t + 0,005 cos t + 0.0015 cos 3t iR =

12 0,12 I Rrms = + = 0,71 A 2 2

PR = 0,712 100 = 50 W

Sinyal Nonsinus, Elemen Linier dengan Sinyal Nonsinus


Resonansi
Karena sinyal nonsinus mengandung harmonisa dengan berbagai macam frekuensi, maka ada kemungkinan salah satu frekuensi harmonisa bertepatan dengan frekuensi resonansi dari rangkaian Frekuensi resonansi
r = 1 LC

CONTOH-1.9. Generator 50 Hz dengan induktansi internal 0,025 H mencatu


daya melalui kabel yang memiliki kapasitansi total sebesar 5 F
Frekuensi resonansi

r =

1 1 = = 2828,4 6 LC 0,025 5 10

fr =

2828,4 = 450 Hz 2

Inilah frekuensi harmonisa ke-9

Tinjauan Sisi Beban


Dan

Sisi Sumber

Pembebanan Non-Linier, Tinjauan di Sisi Beban dan Sisi Sumber


Tinjauan Di Sisi Beban
inonsinus
Rb

Tegangan sumber sinusoidal

vs

Rs

p.i.

Piranti pengubah arus membuat arus tidak sinusoidal

i Rb = i1 + i h i1 = I1m sin( 0 t + 1 ) ih = I 0 +

n=2

I nm sin(n0t + n )

2 2 PRb = I1 rms Rb + I hrms Rb

Pembebanan Non-Linier, Tinjauan di Sisi Beban dan Sisi Sumber


Tinjauan Di Sisi Sumber
inonsinus
vs + Rs p.i. Rb Piranti pengubah arus membuat arus tidak sinusoidal

Tegangan sumber sinusoidal


p s = v s (t )is (t )

k I n sin( n0t + n ) = (Vs sin 0t )(I1 sin(0t + 1 ) ) + Vs sin 0 t I 0 + n=2

V I V I p s1 = s 1 cos 1 s 1 cos(20 t + 1 ) 2 2

p sh = Vs I 0 sin 0 t + Vs
nilai rata-rata nol

n=2

[I n sin( n0t + n ) sin 0t ]


nilai rata-rata nol

memberikan transfer energi netto tidak memberikan transfer energi netto

p s = p s 1 + p sh

Pembebanan Non-Linier, Tinjauan di Sisi Beban dan Sisi Sumber


p s = p s1 + p sh
memberikan transfer energi netto tidak memberikan transfer energi netto

Ps1 =

V s I1 cos 1 = V srms I 1rms cos 1 2


beda susut fasa antara vs dan i1

Daya reaktif

Ps1 haruslah diserap oleh Rb dan Rs


inonsinus
vs + Rs p.i. Rb

Pembebanan Non-Linier, Tinjauan di Sisi Beban dan Sisi Sumber


Contoh-2.1.
iR
sinusoidal

vs

Vs vs is iR pR

vs pR
0 90 180 270 360

pR
450 540 630 720

t [o]

Vs

Resistor menyerap daya hanya dalam selang dimana ada tegangan dan ada arus

Pembebanan Non-Linier, Tinjauan di Sisi Beban dan Sisi Sumber


Contoh-2.2.
ib

v s = 380 sin 0 t V
I maks = 380 = 100 A 3,8

3,8
31,8 + 50 cos( 0 t 1,57) + 21,2 cos(2 0 t ) i (t ) = + 4,2 cos(4 t ) + 1,8 cos(6 t ) A 0 0

i1s = i1Rb = 50 cos( 0 t 1,57) = 50 sin 0 t I1srms = 50 / 2 A


Ps1 = V s rms I1s rms = 380 2 50 2 = 9,5 kW

I b1rms = I bhrms

50 2

A;
2

21,2 2 4,2 2 1,8 2 = 31,8 + + + = 35,31 A; 2 2 2

2 2 2 P = I rms Rb = I b 1rms + I bhrms 3,8

= 9488 W 9,5 kW

Pembebanan Non-Linier, Tinjauan di Sisi Beban dan Sisi Sumber

Kurva daya komponen fundamental selalu positif


20000 15000 10000 5000 0 -5000 0 -10000 -15000

ps 1 ps0 t [det]
0.005 0.01 0.015 0.02

psh2

Kurva daya komponen harmonisa mulai harmonisa ke-2, simetris terhadap sumbu t, nilai rata-rata nol

Kurva daya komponen searah, sinusoidal, nilai rata-rata nol

Perambatan Harmonisa

Pembebanan Non-Linier, Perambatan Harmonisa


Perambatan Harmonisa
vA = R s Ra Ra (ib1 + ibh ) vs R s + Ra R s + Ra

is
v s = Vsm sin 0t

A Rs ia Ra B Rb ib = ib1+ibh

i s = i a + ib vs Rs = (ib1 + ibh ) + (ib1 + ibh ) R s + Ra R s + Ra = Ra vs + R s + Ra R s + Ra (ib1 + ibh )

ia =

vs Rs vA (ib1 + ibh ) = Ra R s + Ra R s + Ra

Semua piranti yang terhubung ke titik A, yaitu titik bersama, terpengaruh oleh adanya beban non-linier

Ukuran Distorsi Harmonisa

Pembebanan Non-Linier, Ukuran Distorsi Harmonisa


Ukuran Distorsi Harmonisa
Crest Factor

crest factor =

nilai puncak nilai efektif

Total Harmonic Distortion (THD) Untuk tegangan


THDV = Vhrms V1rms

Untuk arus

THD I =

I hrms I1rms

Pembebanan Non-Linier, Ukuran Distorsi Harmonisa


CONTOH-2.3.
ib

v s = 380 sin 0 t V
I maks = 380 = 100 A 3,8
I b1rms = I bhrms 50 2
2

3,8
31,8 + 50 cos( 0 t 1,57) + 21,2 cos(2 0 t ) i (t ) = + 4,2 cos(4 t ) + 1,8 cos(6 t ) A 0 0

A;

21,2 2 4,2 2 1,8 2 = 31,8 + + + = 35,31 A 2 2 2

I rms = 50 2 / 2 + 35,312 = 49,7 A

Crest factor THDI

100 =2 49,2 I 35,31 THD I = hrms = 1 I1rms 50 / 2 c. f . =

atau 100%

Crest factor dan THD tergantung bentuk dan tidak tergantung dari nilai arus

Pembebanan Non-Linier, Ukuran Distorsi Harmonisa


CONTOH-2.4.
v = 1000 2 sin 0t V

is
+ Rs p.i.
10 [V] [A]

300 200 100 0 -100 -200 -300 0

vs(t)/5 is(t)
0,01 0,02 [detik]

Pendekatan numerik spektrum amplitudo sampai harmonisa ke-11: A


90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 83.79

44.96

I brms =

83,79 2 44,96 2 14,832 + + 0+ 2 2 2 + 14,83 8,71 8,71 + + 2 2 2


2 2 2

= 69,4 A

14.83 14.83 0.00 1 0 2 1 3 4 5 57

8.71

8.71

Nilai puncak arus terjadi pada t = 0,005 detik;

ibm = 141,4 A
6 7 9 11 harmonisa

c. f . =

141,4 I bm = =2 69,4 Ibrms

I1rms =

83,79 2

= 59,25 A
THD I =

I hrms = 0 +

44 ,96 2 14 ,83 2 14 ,83 2 8,712 8,712 + + + + = 36 ,14 A 2 2 2 2 2

36,14 0,6 atau 60% 59,25

Fasor dan Impedansi

Fasor dan Impedansi


Fasor digunakan untuk menyatakankan sinyal sinus. Dengan fasor, dapat dihindari operasi diferensial dan integral dalam analisis rangkaian listrik yang mengandung elemen-elemen dinamis. Fasor diturunkan dengan anggapan bahwa seluruh bagian rangkaian memiliki frekuensi sama Sinyal non-sinus terbangun dari sinyal-sinyal sinus dengan berbagai frekuensi. Oleh karena itu satu sinyal non-sinus tidak dapat diwakili oleh hanya satu fasor Setiap komponen harmonisa memiliki fasor sendiri, berbeda amplitudo dan sudut fasa dari komponen harmonisa lainnya karena mereka berbeda frekuensi

in (t ) = an cos nt + bn sin nt
2 2 Fasor: I n = a n + bn n

= tan 1

bn an

Fasor dan Impedansi


Koefisien FOURIER dan diagram fasor
in (t ) = a n cos nt + bn sin t
Im
an

In =
Re

2 an

2 + bn n

Im
a n

1 bn = tan an

bn

Re

bn

an > 0 dan bn > 0


2 2 I n = an + bn

Im

a = cos t
a
Re

an < 0 dan bn > 0


2 2 I n = an + bn (180 o )

Im
b n

b = sin t

b n

Im

a n

Re

Fasor sinyal sinus dan cosinus beramplitudo 1

a n Re

an < 0 dan bn < 0


2 2 I n = an + bn (180 o + )

an > 0 dan bn < 0


2 2 I n = an + bn

Fasor dan Impedansi


CONTOH-3.1.
0,318 + 0,5 cos(0t 1,57) + 0,212 cos(20t ) i (t ) = I m + 0,042 cos(40t ) + 0,018 cos(60t ) A + 0.010 cos(8 t ) + 0.007 cos(10 t ) 0 0
I 0 = 0,318 I m ; I1 = I2 = I4 = I10 = 0,5I m 90 o ; 0 o ; 0 o ; I 6 = 0 o ; 0,018 I m 2 0 o ; I 8 = 0,010 I m 2 0 o ; 2 0,212 I m 2 0,042 I m 2 0,007 I m 2

gambar fasor

I2 I1

I4

Fasor dan Impedansi


Impedansi
Karena setiap komponen harmonisa memiliki frekuensi berbeda maka pada satu cabang rangkaian yang mengandung elemen dinamis akan terjadi impedansi yang berbeda untuk setiap komponen 5 CONTOH-3.2.

i = 200 sin 0 t + 70 sin 3 0 t + 30 sin 5 0 t


f =50 Hz Untuk komponen fundamental
X C1 = 1 /( 2 50 20 10 6 ) = 159,15

20 F

Z1 = 5 2 + 159,15 2 = 159,23

Tegangan puncak V1m = Z1 I1m = 159,23 200 31,85 kV Untuk harmonisa ke-3
X C 3 = X C1 / 3 = 53,05 Z 3 = 5 2 + 53,05 2 = 53,29

Tegangan puncak V3m = Z 3 I 3m = 53,29 70 = 3,73 kV Untuk harmonisa ke-5


X C 5 = X C1 / 5 = 31,83 Z 5 = 5 2 + 31,832 = 32,22

Tegangan puncak V5m = Z 5 I 5m = 32,22 30 = 0,97 kV

Daya dan Faktor Daya

Daya dan Faktor Daya


Daya Kompleks
Vsrms

Isrms

Piranti pengubah arus

Ibrms

p.i.

Vbrms

Sisi Beban

S b = Vbrms I brms VA
*

Definisi S = VI adalah untuk sinyal sinus murni. Untuk sinyal nonsinus kita tidak menggambarkan fasor arus harmonisa total sehingga mengenai daya kompleks hanya bisa dinyatakan besarnya, tetapi segitiga daya tidak dapat digambarkan

Sisi Sumber

S s = Vsrms I srms =

Vsm 2

I srms VA

2 2 I srms = I s 1rms + I shrms A


Tegangan sumber sinusoidal

Daya dan Faktor Daya


Daya Nyata
Vsrms

Isrms

Piranti pengubah arus

Ibrms

p.i.

Vbrms

Sisi Beban

2 2 2 Pb = I brms Rb = I b 1rms + I bhrms Rb W

arus efektif fundamental

arus efektif harmonisa total

Sisi Sumber

Ps1 = V srms I1rms cos1 W


beda sudut fasa antara tegangan dan arus fundamental sumber cos1 adalah faktor daya pada komponen fundamental yang disebut displacement power factor

Daya nyata dikirimkan melalui komponen fundamental Komponen arus harmonisa sumber tidak memberikan transfer energi netto

Daya dan Faktor Daya


Faktor Daya
Vsrms

Isrms

Piranti pengubah arus

Ibrms

p.i.

Vbrms

Sisi Beban

f.d. beban =

Pb Sb

(f.d. total di beban)


rasio antara daya nyata dan daya kompleks yang diserap beban

Sisi Sumber f .d. s =

Ps1 Ss Ps1 S s1

(f.d. total dilihat sumber)

f .d.s1 =

(f.d. komponen fundamental)

Impedansi Beban

Zb =

Vbrms I brms

Impedansi beban adalah rasio antara tegangan efektif dan arus efektif beban

Daya dan Faktor Daya


CONTOH-3.3.
f =50 Hz Tegangan pada beban terdiri dari dua komponen yaitu komponen searah dan komponen fundamental
V0 = 100 V
V1 = 200 90 o

10

vb = 100 + 200 2 sin 0t V v b

vR

0,5 H

vL

Rangkaian beban

I b0 = V0 / Rb = 100 / 10 = 10 A

V 200 I b1rms = 1rms = = 10,74 A Zb 2 2 10 + (100 0,05)


2 2 2 2 I brms = I b 0 + I b1rms = 10 + 10,74 = 14,68 A 2 PRb = I brms Rb = 14,68 2 10 = 2154 W

2 2 Vbrms = V02 + V12 rms = 100 + 200 = 100 5 V

Z beban =

Vbrms 100 5 = = 15,24 I brms 14,68


Pb 2154 = = 0,656 Sb 3281

S b = Vbrms I brms = 100 5 14,68 = 3281 VA

f.d.beban =

Daya dan Faktor Daya


CONTOH-3.4.
ib
v, i vs
I maks = 100 2 A

ib

v s = 1000 2sint V
80

10

70.71

70 60 50 40 30 20 10 0 1 0 2 1 3 2 4 4 5 6 6 8 7 10 harmonisa

I 0 = 45; I 1rms =
45.00 30.04

= 21,2; dst 2 2 I 4rms = 4,3; I 6 rms = 1,8; I 8rms = 1; I 10rms = 0.7

70.71

= 50; I 2rms =

30.04

6.03

I hrms = 2 31,8 2 + 21,2 2 + 4,32 + 1,8 2 + 12 + 0,7 2


2.60 1.46 0.94

= 50 A
2 2 2 2 I rms = I1 rms + I shrms = 50 + 50 = 70,7 A

S s = Vsrms I rms = 1000 70,7 = 70,7 kVA

Komponen fundamental sisi sumber:


Ps = Vsrms I1rms cos 1

Teorema Tellegen:
2 Ps = Pb = I rms Rb = 70,67 2 10 = 50 kW

cos 1 =

Ps 50000 = =1 V srms I 1rms 1000 50

f.d.s = Ps / S s = Pb / S s = 50 / 70,7 = 0,7


I 50 THD I = hrms = = 1 atau 100% I1rms 50

Daya dan Faktor Daya


CONTOH-3.5.
vs
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 83.79 300

is

saklar sinkron [V] iRb [A] Rb 10

200 100 0 -100 -200 -300

vs(t)/5 iRb(t) [detik]


0 0,01 0,02

Vsrms =1000 V

I1rms =
44.96

83,79 2

= 59,25 A

14.83 14.83 0.00 0 1 1 2 3 3 5 4 75

8.71

8.71

44,962 14,832 14,832 8,712 8,712 + + + + I hrms = 0 + 2 2 2 2 2 = 36,14 A I rms = 59,25 2 + 36,14 2 = 69,4 A

9 6

11 7

harmonisa

S s = Vsrms I rms = 1000 69,4 = 69,4 kVA

Komponen fundamental sisi sumber:


Ps = Vsrms I1rms cos 1

Teorema Tellegen: 2 Ps = Pb = I rms Rb = 69,4 2 10 = 48,17 kW


f.d.s = Ps / S s = 48,17 / 69,4 = 0,69

f .d .s1 = cos 1 =

Ps 48170 = = 0,813 Vsrms I1rms 1000 59,25

I 36,14 THD I = hrms = = 0,61 atau 61% I 1rms 59,25

Daya dan Faktor Daya


Koreksi pada CONTOH-3.5.
Perhitungan pada Contoh-3.5 dilakukan dengan mengandalkan spektrum amplitudo yang hanya sampai harmonisa ke-11 di mana nilainya masih 10% dari fundamental. Hal ini sangat berbeda dengan Contoh-3.4 di mana harmonisa ke-10 sudah tinggal 1% dari komponen fundamental Koreksi dilakukan dengan melihat persamaan Im arus fundamental dalam uraian deret Fourier

i1 (t ) = I m ( 0.5 cos( 0 t ) + 0,7 sin( 0 t ) ) = tan (0.7 / 0.5) = 57,6


1
o

a n

Re
1

1 = 32,4 o
f .d .s1 = cos 1 = cos(32,4 ) = 0,844 Ps = Vsrms I1rms cos 1 = 1000 59,4 0.844 = 50 kW
o

bn

an < 0 dan bn > 0


2 2 I n = an + bn (180 o )

Ini harus sama dengan yang diterima Rb


S s = Vsrms I rms = 1000 70,7 = 70,7 kVA f .d . s = Ps / S s = 50 / 70,7 = 0,7
THD I = 38,63 = 0,65 atau 65% 59,25
koreksi
2 Pb = I rms Rb = Ps

I rms = Ps / Rb = 50000 / 10 = 70,7 A

Daya dan Faktor Daya


Transfer Daya
Daya nyata diserap beban:
2 2 2 2 PRb = ( I b + I ) R = I R + I bhrms b b1rms b bhrms Rb 1rms
Daya nyata yang diserap beban melalui komponen fundamental selalu lebih kecil dari daya nyata yang dikirim oleh sumber yang hanya melalui arus fundamental Beban menerima daya nyata juga melalui komponen harmonisa Padahal dilihat dari sisi sumber komponen harmonisa tidak memberikan transfer daya nyata

Penafsiran:
is vs iRb
Vsrms =1000 V Piranti ini menerima daya nyata dari sumber, meneruskan sebagian langsung ke beban dan mengubah sebagian menjadi komponen harmonisa baru diteruskan ke beban Dalam mengubah sebagian daya nyata menjadi komponen harmonisa terjadi daya reaktif yang dikembalikan ke sumber

Rb

10

Daya dan Faktor Daya


Perbandingan penyearah setengah gelombang dan saklar sinkron
CONTOH-3.4. CONTOH-3.5.

ib
v s = 1000 2sint V

10

vs

saklar sinkron iRb Rb 10

Vsrms =1000 V

v, i

vs ib t
v, i ib

vs

t
Setelah dikoreksi

S s = Vsrms I rms = 1000 70,7 = 70,7 kVA


2 Ps = Pb = I rms Rb = 70,67 2 10 = 50 kW

S s = Vsrms I rms = 1000 70,7 = 70,7 kVA

Ps = Vsrms I1rms cos 1 = 1000 59,4 0.844 = 50 kW


f .d . s = Ps / S s = 50 / 70,7 = 0,7

f.d.s = Ps / S s = Pb / S s = 50 / 70,7 = 0,7


cos 1 = Ps 50000 = =1 V srms I 1rms 1000 50

cos 1 = cos(32,4 o ) = 0,844


THD I = 38,63 = 0,65 atau 65% 59,25

I 50 THD I = hrms = = 1 atau 100% I1rms 50

Daya dan Faktor Daya


Kompensasi Daya Reaktif
Penyearah setengah gelombang
Arus fundamental sudah sefasa dengan tegangan sumber,

saklar sinkron
Arus fundamental lagging terhadap tegangan fundamental,

cos1=1,
perbaikan faktor daya tidak terjadi dengan cara kompensasi daya reaktif Padahal faktor daya total masih lebih kecil dari satu

cos1=0.844,
perbaikan faktor daya masih mungkin dilakukan melalui kompensasi daya reaktif

Faktor daya total lebih kecil dari satu

f.d.sumber= 0,7
Daya reaktif yang masih ada merupakan akibat dari arus harmonisa. Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan adalah menekan arus harmonisa melalui penapisan.

f.d.sumber= 0,7
Dengan menambah kapasitor paralel C = 100 F faktor daya total akan menjadi

f.d.sumber = 0,8

Penjelasan lebih rinci ada dalam buku.

Dampak Harmonisa
Dampak Pada Sistem
Adanya harmonisa menyebabkan terjadinya peningkatan susut energi yaitu energi hilang yang tak dapat dimanfaatkan, yang secara alamiah berubah menjadi panas Harmonisa juga menyebabkan terjadinya peningkatan temperatur pada konduktor kabel, pada kapasitor, induktor, dan transformator, yang memaksa dilakukannya derating pada alat-alat ini dan justru derating ini membawa kerugian (finansial) yang lebih besar dibandingkan dengan dampak langsung yang berupa susut energi Pembebanan nonlinier tidaklah selalu kontinyu, melainkan fluktuatif. Oleh karena itu pada selang waktu tertentu piranti terpaksa bekerja pada batas tertinggi temperatur kerjanya bahkan mungkin terlampaui pada saat-saat tertentu. Hal ini akan mengurangi umur ekonomis piranti. Harmonisa dapat menyebabkan kenaikan tegangan yang dapat menimbulkan micro-discharges bahkan partial-discharges dalam piranti yang memperpendek umur, bahkan mal-function bisa terjadi pada piranti. Harmonisa juga menyebabkan overload pada penghantar netral; kWh-meter memberi penunjukan tidak normal; rele proteksi juga akan terganggu, bisa tidak mendeteksi besaran rms bahkan mungkin gagal trip.

Dampak Harmonisa
Dampak Pada Instalasi di Luar Sistem
Harmonisa menimbulkan noise pada instalasi telepon dan komunikasi kabel. Digital clock akan bekerja secara tidak normal.

Dampak Tidak Langsung


Selain dampak pada sistem dan instalasi di luar sistem yang merupakan dampak teknis, terdapat dampak tidak langsnug yaitu dampak ekonomi.

Dalam kuliah ini hanya akan dibahas Dampak Pada Sistem

Dampak Pada Konduktor

Dampak Harmonisa, Konduktor


Konduktor
Temperaratur konduktor tanpa arus sama dengan temperatur sekitar, Ts Konduktor dialiri arus mengalami kenaikan temperatur sebesar T Temperaratur konduktor di aliri arus adalah Ts + T
= cp I2R Kapasitas panas pada tekanan konstan sebanding I2R

Konduktor dialiri arus non-sinus:


2 2 2 2 2 Ps = I rms R s = I1 rms + I hrms R s = I 1rms R s 1 + THD I

Daya diserap konduktor

Resistansi konduktor

Menyebabkan kenaikan temperatur / susut energi

Dampak Harmonisa, Konduktor


CONTOH-4.1.
Kabel: resistansi total 80 m, mengalirkan arus 100 A frekuensi 50 Hz, temperatur 70o C, pada suhu sekitar 25o C. Perubahan beban menyebabkan munculnya harmonisa 350 Hz dengan nilai efektif 40 A
2 Susut daya semula (tanpa harmonisa): P1 = 100 0,08 = 800 W

Susut daya tambahan karena arus harmonisa: P7 = 40 2 0,08 = 128 W Susut daya berubah menjadi: Pkabel = 800 + 128 = 928 W Terjadi tambahan susut daya sebesar 16%

Kenaikan temperatur semula: 70o 25o = 45o C


o o Pertambahan kenaikan temperatur: T = 0,16 45 = 7,2 C

Kenaikan temperatur akibat adanya hormonisa: T = 45 o C + 7,2 o C 52 o C Temperatur kerja akibat adanya harmonisa: T = 25 o + 52 o = 77 o C

Temperatur kerja naik 10%

Dampak Harmonisa, Konduktor


CONTOH-4.2.
Irms= 20 A kabel 0,2 I
resistif resistif

kabel 0,2

THDI = 100% (penyearah gel)


Pkabel = 20 2 0,2 = 80 W

Jika daya tersalur ke beban dipertahankan: I = I1rms = 20 A


Pkabel = 20 2 0,2 1 + 12 = 160 W

Susut naik 100% Jika susut daya di kabel tidak boleh meningkat: I = Irms = 20 A
Pk = 20 2 0,2 = 80 W

Susut tetap
2 2 2 2 2 I rms = I1 ms + I hms = I1ms (1 + THD ) = 2 I1rms

I1rms = 20/ 2
Arus fundamental turun menjadi 70% Daya tersalur ke beban harus diturunkan menjadi 70%

derating kabel

Dampak pada Kapasitor

Dampak Harmonisa, Kapasitor


Kapasitor
Diagram Fasor Kapasitor Im IC Re Itot
r loss factor r rtan

Pengaruh Frekuensi Pada

IRp

VC

power audio

radio

frekuensi frekuensi optik

P = VC I Rp = VCrms I Crms tan


faktor desipasi (loss tangent)

frekuensi listrik

XC =

1 2fC

A C= 0 r d

P = ( rV0 )(CV0 ) tan = 2 fV02C r tan


faktor kerugian (loss factor)

r menurun dengan naiknya frekuensi


C menurun dengan naiknya frekuesi. Namun perubahan frekuensi lebih dominan dalam menentukan reaktansi dibanding dengan penurunan r; oleh karena itu dalam analisis kita menganggap kapasitansi konstan.

Dampak Harmonisa, Kapasitor


CONTOH-4.3.
v = 150 sint + 30 sin5t V f = 50 Hz

500 F

vC = 150 sin 100t + 30 sin 300t iC = 150 500 10 6 100 cos 100t + 30 500 10 6 500 cos 500t
200 [V] [A] 100 iC 0 0 -100 -200 0.005 0.01 0.015 0.02 t [detik] vC

Kurva tegangan dan kurva arus kapasitor berbeda bentuk pada tegangan non-sinus Peran tegangan dan peran arus pada kapasitor perlu ditinjau secara terpisah

Dampak Harmonisa, Kapasitor


CONTOH-4.4.
v = 150 sint + 30 sin3t + 30 sin3t V f = 50 Hz
V1rms = V3rms = V5rms =
X C1 = X C3 =

500 F

Rating 110 V rms, 50 Hz losses dielektrik 0,6 W

150 2 30 2 5 2
1

V V V
= 6,37

302 52 + Vhrms 2 2 = 21,5 = 0,20 atau 20 % THDV = = V1rms 106 150 / 2

2 50 500 10 6

I C1rms =

X C1 = 2,12 3 X X C 5 = C1 = 1,27 5

150 / 2 = 16,7 A 6,37 30 / 2 IC 3rms = = 10 A 2,12 5/ 2 I C 5rms = = 2,8 A 1,27

10 2 + 2,8 2 I hrms = THDI = 16,7 I C1rms = 0,62 atau 62%

Rugi daya dalam dielektrik P = 2fV02C r tan Berbanding lurus dengan frekuensi dan kuadrat tegangan

Dampak Harmonisa, Kapasitor

v = 150 sint + 30 sin3t + 30 sin3t V f = 50 Hz

500 F

Rating 110 V rms, 50 Hz losses dielektrik 0,6 W

P50 Hz,110V = 0,6 W

P 150 Hz,30 V P250 Hz,5V

150 30 = 0,6 = 0,134 W 50 110 250 5 = 0,6 = 0,006 W 50 110


2

Berbanding lurus dengan frekuensi dan kuadrat tegangan

Losses dielektrik total:

Ptotal = 0,6 + 0,134 + 0,006 = 0,74 W

Dampak pada Induktor

Dampak Harmonisa, Induktor


Induktor
Diagram Fasor Induktor Ideal
V=Ei If =I If

V = E i = j = j L I f

+ V -

+ Ei -

CONTOH-4.5.

v = 150 sint + 30 sin3t + 30 sin3t V


f = 50 Hz L= ?

V = Ei = 75 V rms

VL1rms = 4,44 50 L 50 = 11100 L V VL3rms = 4,44 150 L 10 = 6660 L V VL5rms = 4,44 250 L 5 = 5550 L V

VLrms = L 111002 + 66602 + 55502 = 14084,3 L V = 75 V

L= = 2f 2

75 = 0,0053 H 14084,3

Dampak Harmonisa, Induktor


Fluksi Dalam Inti
V rms m = 4,44 f
nilai puncak fluksi

nilai efektif tegangan sinus

jumlah lilitan

Bagaimana jika non-sinus?

CONTOH-4.6.
1m =
3m
600

v L = 150 2 sin 0 t + 50 2 sin(5 0 t 135 o )

vL

1200 lilitan

150 = 563 Wb 4,44 50 1200 50 = = 62,6 Wb 4,44 3 50 1200

1 = 563 sin( 0 t 90 o ) Wb

3 = 62,6 sin(30t 135o 90 o ) = 62,6 sin(30t 225o ) Wb


= 563 sin(0 t 90 o ) + 62,6 sin(30t 225) Wb

[V] 400 [Wb] 200


0 -200 -400 -600 0

vL
0.01 0.02 0.03 0.04

t [detik] Bentuk gelombang fluksi berbeda dengan bentuk gelombang tegangan

Dampak Harmonisa, Induktor


Rugi-Rugi Inti
Ic I Arus untuk membangkitkan fluksi If V=Ei Adanya rugi inti menyebabkan fluksi magnetik tertinggal dari arus magnetisasi If sebesar yang disebut sudut histerisis. Arus untuk mengatasi rugi inti Arus magnetisasi

Pc = I c V = V I f cos(90 o )
rugi histerisis rugi arus pusar

Ph = wh v f
Formulasi empiris untuk frekuensi rendah
n Ph = vf K h Bm

frekuensi volume luas loop kurva histerisis

2 2 Pe = K e f 2 Bm v

Bm : nilai kerapatan fluksi maksimum, : ketebalan laminasi inti, dan v : adalah volume material inti

Dampak Harmonisa, Induktor


Rugi Tembaga
Ic Arus untuk mengatasi rugi tembaga I

Ei If If R Tegangan jatuh pada belitan V Arus magnetisasi Arus untuk membangkitkan fluksi

Pcu =

I2 fR

Daya masuk yang diberikan oleh sumber, untuk mengatasi rugi-rugi inti, Pc untuk mengatasi rugi-rugi tembaga, Pcu

Pin = Pc + Pcu = Pc + I 2 f R1 = V I f cos

Dampak pada Transformator

Dampak Harmonisa, Transformator


Transformator
Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor I2 = I 1

Re = R2+R1 jXe = j(X2+ X1) V1/a

V2

V1/a V2 I2 I2Re jI2Xe

Dampak Harmonisa, Transformator


Fluksi Dan Rugi-Rugi Karena Fluksi
Fluksi magnetik, rugi-rugi histerisis, dan rugi-rugi arus pusar pada inti dihitung seperti halnya pada induktor
Rugi-Rugi Pada Belitan Selain rugi-rugi tembaga terjadi rugi-rugi tambahan arus pusar, Pl , yang ditimbulkan oleh fluksi bocor. Fluksi bocor selain menembus inti juga menembus konduktor belitan. Rugi arus bocor timbul baik di inti maupun di konduktor belitan. Rugi arus pusar pada belitan (stray losses):
2 Pl = K l f 2 Bm

Namun formula ini tak digunakan Rugi arus pusar dihitung sebagai proporsi dari rugi tembaga, dengan tetap mengingat bahwa rugi arus pusar sebanding dengan kuadrat ferkuensi. Proporsi ini berkisar antara 2% sampai 15% tergantung dari ukuran transformator

Dampak Harmonisa, Transformator


CONTOH-4.7. I
Irms = 40 A
Resistansi belitan primer 0,05

Arus ini menimbulkan juga fluksi bocor. Fluksi bocor ini menembus konduktor belitan dan menimbulkan rugi arus pusar di konduktor belitan. Rugi arus pusar ini = 5% dari rugi tembaga

Rugi tembaga

Pcu = 40 2 0,05 = 80 W

Rugi arus pusar 5% Pcu = 0.05 80 = 4 W Rugi daya total pada belitan 80 + 4 = 84 W.

Dampak Harmonisa, Transformator


CONTOH-4.8.
I1rms = 40 A I7rms = 6 A

I
Resistansi belitan primer 0,05 Rugi arus pusar diperhitungkan 10% dari rugi tembaga

2 2 2 Rugi tembaga total: Pcu = I rms R = (40 + 6 ) 0,05 = 81,8 W

Rugi arus pusar komponen fundamental:


2 2 Pl1 = 0,1 I1 rms R = 0,1 40 0,05 = 8 W

Rugi arus pusar harmonisa ke-7:


2 2 2 Pl 7 = 0,1 7 2 I 7 rms R = 0,1 7 6 0,05 = 8,8 W

Rugi daya total:

Ptotal = Pcu + Pl1 + Pl 7 = 81,8 + 8 + 8,8 = 98,6 W

Dampak Harmonisa, Transformator


Faktor K
Faktor K digunakan untuk menyatakan adanya rugi arus pusar pada belitan. Ia menunjukkan berapa rugi-rugi arus pusar yang timbul secara keseluruhan.
Nilai efektif total arus nonsinus Rugi tembaga total
2 Pcu = R0 I rms = R0

I Trms =
k

2 I nrms n =1

2 2 = R0 I Trms I nrms n =1

Resistansi belitan Rugi arus pusar total

PK = gR0

2 n 2 I nrms n =1

proporsi terhadap rugi tembaga


2 n 2 I nrms k

K=

n =1

2 I Trms

faktor rugi arus pusar (stray loss factor)

Dampak Harmonisa, Transformator


Faktor K dapat dituliskan sebagai
K=

n
n =1

2 I nrms 2 I Trms

n 2 I n2( pu )
n =1

I n( pu ) =

I nrms I Trms

Faktor K bukan karakteristik transformator melainkan karakteristik sinyal. Walaupun demikian suatu transformator harus dirancang untuk mampu menahan pembebanan nonsinus sampai batas tertentu.

Dampak Harmonisa, Transformator


CONTOH-4.9.
I1rms = 40 A I3rms = 15 A I11rms = 5 A Resistansi belitan primer 0,08 Rugi arus pusar diperhitungkan 5% dari rugi tembaga
2 2 2 Nilai efektif arus total: I Trms = 40 + 15 + 5 = 43 A

Faktor K:

K=

40 2 + 3 2 15 2 + 112 5 2 43
2

= 3,59

Pcu = 43 2 0,08 = 148 W Pl = gPcu K = 0,05 148 3,59 = 26,6 W Ptot = 148 + 26,6 = 174,6 W

Tegangan Maksimum

Dampak Harmonisa, Tegangan Maksimum


Tegangan Maksimum Pada Piranti
Kehadiran komponen harmonisa dapat menyebabkan piranti mendapatkan tegangan lebih besar dari yang seharusnya. Piranti-piranti yang mengandung elemen dinamis, berisiko mengalami resonansi pada frekuensi harmonisa tertentu Apabila terjadi resonansi, tegangan fundamental akan bersuperposisi dengan tegangan resonansi dan tegangan maksimum yang terjdi akan lebih tinggi dari tegangan fundamental

Dampak Harmonisa, Tegangan Maksimum


CONTOH-4.10.
kabel 2,9 F

50 Hz, 12 kV R internal 1 XL internal 6,5

Tak ada beban di ujung kabel

e = 17000 sin 0 t + 170 sin 130 t


Z1int ernal = 1 + j 6,5 Z13 int = 1 + j13 6,5
Z C1 = Z C13 = j 0 2,9 10 j
6

= j1097,6
6

13 0 2,9 10

= j84,4

Z1tot = 1 + j 6,5 j1097,6


impedansi total sumber dan kabel
Z13tot = 1 + j13 6,5 j84,4

Z1tot = 1091,1 Z13tot = 1,0


1097,6 17000 = 17101 V 1091,1 84,4 170 = 14315 V 1,0

V1m =

Z C1 Z1tot

e1m =

tegangan maksimum pada kabel


V13m =

Z C13 Z13tot

e13m =

Dampak Harmonisa, Tegangan Maksimum


1 0.5 0 -0.5 -1 0 1 2 3 4

Nilai puncak V1m dan V13m terjadi pada waktu yang sama yaitu pada seperempat perioda, karena pada harmonisa ke-13 ada 13 gelombang penuh dalam satu perioda fundamental atau 6,5 perioda dalam setengah perioda fundamental. Jadi tegangan maksimum yang diterima kabel adalah jumlah tegangan maksimum fundamental dan tegangan maksimum harmonisa ke-13

Vm = V1m + V13m = 17101 + 14315 = 31416 V 31,4 kV


40 30 20 10 0 -10 -20 -30 -40 0 0.005 0.01 0.015 0.02

[kV]

v1+v13

[detik]

v1

Dampak Harmonisa, Tegangan Maksimum


Partial Discharge
Contoh-4.10. memberikan ilustrasi bahwa adanya hamonisa dapat menyebabkan tegangan maksimum pada suatu piranti jauh melebihi tegangan fundamentalnya. Tegangan lebih yang diakibatkan oleh adanya harmonisa bisa menyebabkan terjadinya partial discharge pada piranti, walaupun sistem bekerja normal, dalam arti tidak ada gangguan Akibatnya adalah umur piranti akan menjadi lebih pendek dari yang diperkirakan sebelumnya, yang akan menimbulkan kerugtian besar secara finansial.

Dampak Harmonisa, kWh-meter


kWh-meter Elektromekanik
S2

S1

S1

S2

Kumparan tegangan S1 dihubungkan pada tegangan sumber sementara kumparan arus S2 dialiri arus beban Masing-masing kumparan menimbulkan fluksi magnetik bolakbalik yang menginduksikan arus bolak-balik di piringan aluminium

piringan Al

Interaksi arus induksi dan fluksi magnetik menimbulkan momen putar pada piringan

M e = kf v i sin
Harmonisa di kumparan arus, akan muncul juga pada i

Frekuensi harmonisa sulit untuk direspons oleh kWh meter tipe induksi. Pertama karena kelembaman sistem yang berputar, dan kedua karena kWhmeter ditera pada frekuensi f dari komponen fundamental, misalnya 50 Hz. Dengan demikian penunjukkan alat ukur tidak mencakup kehadiran arus harmonisa.

Harmonisa pada Sistem Tiga Fasa


Harmonisa Ke-3
1

v1a v5a,v5b,v5c berimpit


0 90

v1b

v1c

v
0.5 0

180

270

360

[o]

-0.5 -1

v1a = sin(t ) v1b = sin(t 120 o ) v1c = sin(t 240 o )

v3a = sin(3t ) v3b = sin(3t 360 o ) = sin(3t ) v3c = sin(3t 720 o ) = sin(t )
V3a V3b V3c

kurva berimpit

Fasor ketiga fasa tegangan sejajar

Hal serupa terjadi pada harmonisa kelipatan tiga yang lain seperti harmonisa ke-9

Harmonisa pada Sistem Tiga Fasa


Harmonisa ke-5
v1a
1

v1b

v1c

v
0.5 0 0 -0.5 -1

v5a,v5c,v5b

90

180

270

360

[o]

v1a = sin(t ) v1b = sin(t 120 o ) v1c = sin(t 240 o )

v5a = sin(5t ) v5b = sin(5t 600 o ) = sin(3t 240 o ) v5c = sin(5t 1200 o ) = sin(t 120 o )
V5b Urutan fasa hamonisa ke-5 v5a v5c v5b (urutan negatif) V5c V5a

Harmonisa pada Sistem Tiga Fasa


Harmonisa Ke-7
v1a
1

v1b

v1c

v
0.5 0 0 -0.5 -1

v7a,v7b,v7c

90

180

270

360

[o]

v1a = sin(t ) v1b = sin(t 120 o ) v1b = sin(t 240 o )

v5a = sin(7t ) v5b = sin(7t 840 o ) = sin(3t 120 o ) v5b = sin(7t 1680 o ) = sin(t 240 o )
V7c

Urutan fasa harmonisa ke-7 adalah positif V7b

V7a

Relasi Fasa-Fasa dan Fasa-Netral

Harmonisa pada Sistem Tiga Fasa, Relasi Fasa-Fasa dan Fasa-Netral


Relasi Tegangan Fasa-Fasa dan Fasa-Netral
Pada tegangan sinus murni, relasi antara tegangan fasa-fasa dan fasa-netral dalam pembebanan seimbang adalah
V ff = V fn 3 = 1,732 V fn

Teganagn fasa - fasa

Teganagn fasa - netral

Apakah relasi ini berlaku untuk sinyal non-sinus?

Harmonisa pada Sistem Tiga Fasa, Relasi Fasa-Fasa dan Fasa-Netral


CONTOH-5.1. Tegangan fasa-netral suatu generator 3 fasa terhubung bintang adalah

vs = 200 sin(t ) + 40 sin(3t ) + 25 sin(5t ) + 20 sin(7t ) + 10 sin(9t )


V(f-n) rms setiap komponen: 200 V1( f n) rms = = 141,42 V 2 V3( f n) rms = 28,28 V Nilai efektif tegangan fasa-netral total:

V5( f n) rms = 17,68 V V7( f n) rms = 14,14 V V9( f n) rms = 7,07 V


V(f-f) rms setiap komponen:

V( f n) rms total =

141,42 2 + 28,282 + 17,682 + 14,142 + 7,07 2

= 146,16 V

V1 f f = 244,95 V V3 f f = 0 V V5 f f = 26,27 V V7 f f = 22,11 V V9 f f = 0 V

Nilai efektif tegangan fasa-fasa total


V f f = 244,95 2 + 0 + 26,27 2 + 22,112 + 0 = 247,35 V

Vf f V f n

247,35 = 1,70 146,16

<3

Hubungan Sumber dan Beban

Harmonisa pada Sistem Tiga Fasa, Hubungan Sumber dan Beban


Generator Terhubung Bintang
Jika belitan jangkar generator terhubung bintang, harmonisa kelipatan tiga yang terkandung pada tegangan fasa-netral tidak muncul pada tegangan fasa-fasa-nya CONTOH-5.1.
v( f n) = 800 sin 0t + 200 sin 30t + 100 sin 50t V
50 Hz

R: 20 L: 0,1 H

V( f n)1rms = 800 / 2 V V( f n)3rms = 200 / 2 V V( f n )5rms = 100 / 2 V

V( f f )1rms = 800 / 2 3 = 800 3/2 V


V( f f )3rms = 0 V
Setiap komponen berbentuk sinus

V( f f )5rms = 100 3/2 V

V( f f ) rms = 800 2 (3 / 2) + 100 2 (3 / 2) = 987,4 V

Harmonisa pada Sistem Tiga Fasa, Hubungan Sumber dan Beban Y


Reaktansi beban per fasa untuk tiap komponen
R: 20 L: 0,1 H

Impedansi beban per fasa untuk tiap komponen

X 1 = 2 50 0,1 = 31,42 X 3 = 3 X 1 = 94,25 X 5 = 5 X 1 = 157,08


Arus fasa: V ff 1rms 800 3 / 2 = = 26,3 A I f 1rms = 37 , 24 Z f1 V ff 3rms =0 A I f 3rms = Z f1

Z f 1 = 20 2 + 31,42 2 = 37,24 Z f 3 = 20 2 + 94,25 2 = 96,35 Z f 5 = 20 2 + 157,08 2 = 158,35

Daya dan Faktor daya beban

Pb = 3 I 2 frms 20 = 41566 W 41,6 kW

S b = 3 V ff I f = 3 987,4 26,32 = 77967 W 78 kW


f .d . = Pb Sb = 41,6 = 0,53 78

I f 5rms =

V ff 5rms Z f5

100 3 / 2 = 0,77 A 158,35

I frms = 26,3 2 + 0,77 2 = 26,32 A

Harmonisa pada Sistem Tiga Fasa, Hubungan Sumber dan Beban


Generator Terhubung Segitiga
Jika belitan jangkar generator terhubung segitiga, maka tegangan harmonisa kelipatan tiga akan menyebabkan terjadinya arus sirkulasi pada belitan jangkar CONTOH-5.2.
Tegangan fasa-fasa mengandung harmonisa ke-3, -7, -9, dan -15 dengan amplitudo berturut-turut 4%, 3%, 2% dan 1% dari amplitudo tegangan fundamental yang 1500 V Per fasa R: 0,06 L: 0,9 mH

50 Hz

Tak berbeban

Arus sirkulasi di belitan jangkar yang terhubung segitiga timbul oleh adanya tegangan harmonisa kelipatan tiga, yang dalam hal ini adalah harmonisa ke-3, -9, dan -15

V3m = 4% 1500 = 60 V V9 m = 2% 1500 = 30 V V15m = 1% 1500 = 15 V

V3rms = 60 / 2 V V9rms = 30 / 2 V V15rms = 15 / 2 V

Harmonisa pada Sistem Tiga Fasa, Hubungan Sumber dan Beban


Per fasa R: 0,06 L: 0,9 mH

50 Hz

Tak berbeban

Reaktansi untuk masingmasing komponen adalah

Impedansi setiap fasa untuk komponen harmonisa kelipatan 3

X 1 = 2 50 0,9 10 3 = 0,283 X 3 = 3 X 1 = 0,85 X 9 = 9 X 1 = 2,55 X 15 = 15 X 1 = 4,24

Z 3 = 0,06 2 + 0,85 2 = 0,85 Z 9 = 0,06 2 + 2,54 2 = 2,55 Z15 = 0,06 2 + 4,24 2 = 4,24

Arus sirkulasi: I 3rms =

60 / 2 = 49,89 A 0,85 30 / 2 I 9rms = = 8,33 A 2,55 15 / 2 I15rms = = 2,5 A 4,24

I sirkulasi ( rms ) = 48,89 2 + 8,33 2 + 2,5 2 = 50,6 A

Harmonisa pada Sistem Tiga Fasa, Hubungan Sumber dan Beban


Sistem Empat Kawat
Dalam sistem empat kawat, di mana titik netral sumber terhubung ke titik netral beban, harmonisa kelipatan tiga akan mengalir melalui penghantar netral. Arus di penghantar netral ini merupakan jumlah dari ketiga arus di setiap fasa; jadi besarnya tiga kali lipat dari arus di setiap fasa. CONTOH-5.2.
v( f n) = 360 sin 0t + 60 sin 30t + 50 sin 50t V
Tegangan fasa-netral efektif setiap komponen
R: 25 L: 0,05 H

Y
50 Hz

V( f n)1rms = 254,6 V; V( f n)3rms = 42,4 V; V( f n)5rms = 35,4 V

Reaktansi per fasa

Impedansi per fasa

X 1 = 2 50 0,05 = 15,70 X 3 = 3 X 1 = 47,12 X 5 = 5 X 1 = 78,54

Z 1 = 25 2 + 15,70 2 = 29,53 Z 3 = 25 2 + 47,12 2 = 53,35 Z 5 = 25 2 + 78,54 2 = 82,42

Harmonisa pada Sistem Tiga Fasa, Hubungan Sumber dan Beban


Arus saluran

I1rms =
I 3rms
I 5rms

V( f n)1

Z1 42,4 = = 0,795 A 53,35 35,4 = = 0,43 A 82,42

254,6 = 8,62 A 29,53

R: 25 L: 0,05 H

Y
50 Hz

I saluran rms = 8.62 2 + 0,795 2 + 0,43 2 = 8,67 A


Arus di penghantar netral

I netral = 3 I 3rms = 3 0,795 = 2,39 A


Daya yang diserap beban

Pb = 3 I 2 f n R

Pb = 3 I 2 R = 3 8,67 2 25 = 5636 W = 5,64 kW

Harmonisa pada Sistem Tiga Fasa, Hubungan Sumber dan Beban


Sistem Tiga Kawat
Pada sistem ini tidak ada hubungan antara titik netral sumber dan titik netral beban. Arus harmonisa kelipatan tiga tidak mengalir. CONTOH-5.2.
v( f n) = 360 sin 0t + 60 sin 30t + 50 sin 50t V
R: 25 L: 0,05 H

Y
50 Hz

Karena tak ada penghantar netral, arus harmonisa ke-3 tidak mengalir.

Tegangan fasa-fasa setiap komponen

I1rms = I 5rms

254,6 = 8,62 A 29,53 35,4 = = 0,43 A 82,42

V( f f )1 = 360 3 / 2 = 440,9 V; V( f f )3 = 0 V; V( f f )5 = 61,24 V


V f f = 440,9 2 + 0 + 61,2 2 = 445 V

I saluran rms = 8,62 2 + 0,43 2 = 8,63 A

Pb = 3 I 2 R = 3 8,632 25 = 5589 W = 5,59 kW

Courseware Analisis Harmonisa

Sudaryatno Sudirham

Anda mungkin juga menyukai