PENDAHULUAN
Osteoartritis (OA) adalah bentuk dari arthritis yang berhubungan dengan degenerasi
tulang dan kartilago yang paling sering terjadi pada usia lanjut.
Osteoartritis, yang juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif, artritis degeneratif,
osteoartrosis, atau artritis hipertrofik, merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling
sering terjadi dan menimbulkan gejala pada orang – orang usia lanjut maupun setengah baya.
Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering mengenai wanita, dan merupakan penyebab
tersering disabilitas jangka panjang pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Lebih dari
sepertiga orang dengan usia lebih dari 45 tahun mengeluhkan gejala persendian yang
bervariasi mulai sensasi kekakuan sendi tertentu dan rasa nyeri intermiten yang berhubungan
dengan aktivitas, sampai kelumpuhan anggota gerak dan nyeri hebat yang menetap, biasanya
dirasakan akibat deformitas dan ketidakstabilan sendi.
Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering
pada sendi tangan, kaki, panggul, dan spine, meskipun dapat terjadi pada sendi synovial mana
pun. Prevalensi kerusakan sendi synovial ini meningkat dengan bertambahnya usia.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi.
B. Etiologi.
2
pada osteoartritis tidak bersifat progresif, dan kecepatan degenerasi sendi bervariasi
pada tiap individu dan sendi. Osteoartritis sering terjadi, tapi pada sebagian besar
kasus osteoartritis berkembang lambat selama bertahun-tahun, meskipun dapat
menjadi stabil atau bahkan membaik dengan spontan dengan restorasi parsial yang
minimal dari permukaan sendi dan pengurangan gejala.
1) Perubahan biokimiawi rawan sendi pada tingkat molekuler yang terjadi akibat
proses menua berbeda dengan yang terjadi pada rawan sendi akibat OA.
3
Penyebab OA bukan tunggal, OA merupakan gangguan yang disebabkan oleh
multifaktor, antara lain usia, mekanik, genetik, humoral dan faktor kebudayaan.
Menipisnya rawan sendi diawali dengan retak dan terbelahnya permukaan sendi di
beberapa tempat yang kemudian menyatu dan disebut sebagai fibrilasi. Di lain pihak
pada tulang akan terjadi pula perubahan sebagai reaksi tubuh untuk memperbaiki
kerusakan. Perubahan itu adalah penebalan tulang subkondral dan pembentukan
osteofit marginal, disusul kemudian dengan perubahan komposisi molekular dan
struktur tulang
C. Patogenesis
4
Stage III : Penurunan respon kondrosit. Kegagalan respon kondrosit
untuk menggantikan atau mempertahankan jaringan mengakibatkan kerusakan
tulang rawan sendidisertai dan diperparah oleh penurunan respon kondrosit.
Penyebab penurunan respon ini belum diketahui, namun diperkirakan akibat
kerusakan mekanis pada jaringan, dengan kerusakan kondrosit dan downregulasi
respon kondrosit terhadap sitokin anabolik.
5
khas akan pembentukan osteofit di sendi panggul, osteoarthritis biasanya
membentuk cincin di sekitar tepi acetabulum dan tulang rawan femur.
Penonjolan osteofit sepanjang tepi inferior dari permukaan artikuler os humerus
biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit degenartif sendi glenohumeral.
Osteofit merupakan respon terhadap proses degerasi tulang rawan sendi dan
remodelling tulang sudkhondral, termasuk pelepasan sitokin anabolik yang
menstimulasi proliferasi dan pembentukan sel tulang dan matrik kartilageneus.
D. Faktor Resiko.
E. Diagnosis
7
klinis osteoartritis harus disertai adanya nyeri sendi yang kronik. Banyak pasien
dengan osteoartritis juga mengalami keterbatasan gerakan, krepitasi dengan
gerakan, dan efusi sendi. Pada kondisi yang berat dapat terjadi deformitas tulang
dan subluksasi.
Tanda awal osteoartritis meliputi penurunan kecepatan dan ruang gerak aktif
sendi. Keterbatasan gerakan dapat muncul akibat rusaknya kartilaggo artikularis,
kontraktur ligamen & kapsul sendi, kontraktur & spasme otot, osteofit, atau adanya
fragmen kartilago, tulang, atau meniskus intraartikuler. Pada palpasi dapat
ditemukan krepitasi, efusi, dan nyeri sendi.
Osteofit dapat menyebabkan tonjolan tulang yang dapat diraba dan dilihat,
kerusakan progresif kartilago artikuler dan tulang subchondral dapat
mengakibatkan luksasi sendi dan deformitas. Atrofi otot dapat terjadi pada kasus
osteoartritis yang sudah lama.
8
mengeluhkan nyeri yang hebat. Perubahan radiografis yang tampak pada
osteoartritis adalah adanya penyempitan spatium kartilago, peningkatan densitas
tulang subchondral, dan adanya osteofit. Meskipun 3 marker radiografis dari
degenerasi sendi ini sering muncul bersamaan, pada beberapa sendi hanya 1 atau 2
dari marker tersebut yang tampak di rontgen standar. Kista subchondral yang
muncul pada osteoartritis memiliki ukuran yang berbeda-beda dan khas memiliki
batas dengan densitas tulang. Benda-benda osteochondral yang lepas, tampak pada
rontgen foto sebagai fragmen-fragmen tulang intra artikuler yang berasal dari
pecahan permukaan sendi. Subluksasi, deformitas, dan malalignment sendi muncul
pada tahap lanjut. Ankylosis tulang jarang terjadi. Pencitraan diagnostik tambahan,
termasuk scanning tulang, CT, dan MRI akan sangat mambantu menilai stadium
awal penyakit degeneratif sendi, tapi pemeriksaan ini jarang diperlukan untuk
menegakkan diagnosis.
F. Terapi
F.1. Medikamentosa
a. Lini Pertama
Pengobatan OA yang ada saat ini barulah bersifat simptomatik dengan obat
anti inflamasi non steroid (OAINS) dikombinasi dengan program rehabilitasi dan
proteksi sendi. Pada stadium lanjut dapat dipikirkan berbagai tindakan operatif.
Pengetahuan tentang patogenesis OA mendorong para peneliti untuk mengembangkan
obat-obatan yang dapat menghambat perjalanan/progresivitas penyakit yang disebut
sebagai Disease-Modifying Osteoarthritis Drugs (DMOA), sayang hingga saat ini
obat tersebut masih dalam taraf penelitian.
Tabel . Obat-obatan pada Penatalaksanaan OA
Short acting
Obat antiinflamasi non steroid
Analgetik non-antiinflamasi (opioid, non-opioid)
Antispasmodik
Long acting
Depokortikosteroid infra-artikuler
Asam hialuronat infra-artikuler*
9
S-adenosilmetionin (SAM)*
Kondroitin-sulfat oral*
Glukosamin-sulfat (Dona)*
Orgotein intra-artikuler*
Diacerhein*
Avocado/soy nonsaponifiables*
Tetrasiklin*
Glycosaminoglycan polysulfuric acid (GAPS)*
Glycosaminoglycan peptide complexes*
Pentosan polysulfate*
Growth factors dan sitokin (TGF-()*
Tetapi genetik*
Transplantasi stem cell den Osteochondral Graft*
b. Lini Kedua
Penggunaan nutrisi seperti glukosamin dan chondroitin sulfat msih
controversial, pada penelitian masih belum menunjukkan hasil yang bagus.
Injesi articular :
- Dengan kortikosteroid, dapat menurunkan rasa sakit pada jangka waktu yang pendek
10
F.2 Pembedahan
Ada 2 tipe terapi pembedahan : Realignment osteotomi dan replacement joint
1. Realignment osteotomi
Permukaan sendi direposisikan dengan cara memotong tulang dan
merubah sudut dari weightbearing.
Tujuan : Membuat karilago sendi yang sehat menopang sebagian
besar berat tubuh.
Dapat pula dikombinasikan dengan ligamen atau meniscus repair
2. Arthroplasty
1. Nyeri
2. Deformitas
3. Instability
4. Akibat dari Rheumatoid atau osteoarthritis
Kontraindikasi :
Komplikasi :
1. Mengurangi nyeri
2. Meningkatkan mobilitas dan gerakan
3. Koreksi deformitas
4. Menambah kekuatan kaki (dengan latihan)
5. Meningkatkan kualitas hidup
13
BAB III
RANGKUMAN
Etiopatogenesis osteoartritis sampai saat ini belum dapat dijelaskan melalui satu teori
yang pasti. Telah diketahui bahwa tidak ada satupun pemeriksaan tunggal yang dapat
menjelaskan proses kerusakan rawan sendi pada OA. OA diduga merupakan interaksi antara
faktor intrinsik dan ekstrinsik dan OA merupakan keseimbangan di antara faktor.Diagnosis
dan terapi yang tepat, termasuk edukasi pasien, dapat meminimalkan gejala dan membantu
pasien memperthankan kualitas hidup. Untuk mencapai tujuan ini dokter harus mengerti
patofisiologi degenerasi sendi dan hubungan antara degenerasi sendi dan sindron klinis
osteoarthritis. Kerusakan yulang rawan sendi disebabkan oleh gangguan intregitas struktur
kartilago sendi disertai ketidakseimbangan aktivitas anabolik dan katabolik jaringan. Proses
degenerasi sendi bervariasi pada tiap pasien; pada beberapa pasien degenerasi berlangsung
cepat dan ada juga yang berlangsung lambat, tetapi ada juga yang stabil.
Pada kasus yang jarang perubahan sendi membaik dengan spontan. Meskipun
degenerasi sendi adalah dasar penyebab gejala osteoartritis, termasuk nyeri dan kerusakan
fungsi sendi. Tidak semua pasien dengan degenerasi sendi merasakan gejala osteoarthritis.
Tatalakasana meliputi Disease Modifying Drugs dan prosedur bedah untuk menkoreksi
abnormalitas mekanik, debridement sendi, dan menggantikan kartilago artikuler yang rusak
dengan implant yang menstimulasi restorasi permukaan tulang rawan sendi. Artrithis
inflamantorik terjadi bilateral. Pemeriksaan laboratorium bervariasi. Terapi awal arthritis
inflamantori biasanya meliputi fisioterapi dan obat-obat anti inflamasi. DMARDs
mempunnyai peran penting dalam jangka panjang dari penyakit ini. Penelitian tentang
efektivitas TNF-α bloker dalam inflamantori sendi, menurut penelitian, penggunaan ini
bermanfaat untuk menghambat kerusakan tulang yang dimediasi TNF-α melalui aksi
mengurangi jumlah osteoclast dalam jaringan peradang.
14
DAFTAR PUSTAKA
Barrack L, Booth E, et all. 2006. OKU : Orthopaedic Knowledge Update 3. Hip and
Knee Reconstruction Chapter 16 : Osteoarthritis dan Arthritis Inflamatoric.
Fransisca, Frank J et al. 2007. 5-Minutes Orthopaedic Consult 2nd edition. Lippincott
Williams & Wilkins.USA
Isbagio, Harry. 2000. CDK: Struktur Rawan Sendi dan Perubahannya pada
Osteoartritis. Cermin Dunia Kedokteran.
15
REFRAT
OSTEOARTRITIS
Disusun Oleh :
Boby Harul P, S.Ked G0003067
Penggalih M H, S.Ked G0003152
Pembimbing :
dr. Ismail M, Sp. OT, FICS
KEPANITERAAN KLINIK
SMF ILMU BEDAH ORTHOPEDI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSO PROF. DR. SOEHARSO
SURAKARTA
2008
LEMBAR PENGESAHAN
Refrat Bedah Ortopaedi dengan judul " OSTEOARTRITIS " yang disusun sebagai salah
satu syarat Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah Orthopaedi di Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta selama menjalani stase di RS Orthopaedi Prof. Dr.
R. Soeharso Surakarta ini telah disetujui, disahkan, dan dipresentasikan di hadapan
pembimbing.
Hari
Tanggal
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillaah penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmatNya, sehingga dapat menyelesaikan refrat yang berjudul
"Osteoartritis”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Direktur RS Orthopaedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
2. Dr. Ismail M, Sp. OT selaku staff ahli bedah orthopaedi dan pembimbing
pada pembuatan refrat ini.
Penyusun menyadari bahwa di dalam presentasi kasus ini masih jauh dari
sempurna, karena keterbatasan pengetahuan serta pengalaman, walaupun demikiab
penyusun telah berusaha sebaik mungkin. Oleh karena itu, kritik dan saran yanng
membangun sangat kami harapkan.
Surakarta, November 2008
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Definisi................................................................................2
B. Etiologi................................................................................2
C. Patogenesis..........................................................................4
D. Faktor Resiko......................................................................6
E. Diagnosis............................................................................7
F. Terapi..................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................13
iv