Anda di halaman 1dari 32

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker peyudara merupakan neoplasma ganas berasal dari parenchyma dan dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor. Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2. Kanker payudara merupakan tumor yang relative lambat pertumbuhannya. Namun pada beberapa pasien dijumpai bentuk yang agresig tapi terlambat dideteksi. Dilaporkan bahwa metastase KGB dijumpai 3% dari 96 pasien dengan tumor <0,5 cm dan 50% dari pasien ini menderita karsinoma mikro invasive. Data sebelumnya menyatakan bahwa tumor yang terdeteksi dengan mammografi (unpalpable tumor) memiliki insiden metastase 7% dan tumor yang teraba memiliki tingkat insidensi adanya metastase sebanyak 24%. Seluruh dunia, kanker payudara adalah kanker paling umum pada wanita setelah kanker kulit yang mewakili 16% dari semua kanker wanita. Angka ini lebih dari dua kali lipat dari kanker kolorektal dan kanker leher rahim dan sekitar tiga kali lipat dari kanker paru-paru. Kematian di dunia adalah 25% lebih besar daripada kanker paru-paru pada wanita. Insiden kanker payudara sangat bervariasi di seluruh dunia, yang lebih rendah di negara-negara berkembang dan terbesar di lebih-negara maju.

BAB II KELENJAR MAMAE

2.1 ANATOMI PAYUDARA(1,2) Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus dari jaringan kelenjar. Jumlah lobus tidak berhubungan dengan ukuran payudara. Setiap lobus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli atau acini. kelenjar ini bersama-sama membentuk sejumlah gumpalan, mirip buah anggur yang merambat. Alveoli (alveolus dan acinus singular) menghasilkan susu dan substansi lainnya selama masa menyusui. Setiap bola memberikan makanan ke dalam pembuluh tunggal lactiferous yang mengalirkannya keluar melalui puting susu. Sebagai hasilnya, terdapat 15-20 saluran puting susu, mengakibatkan banyak lubang pada puting susu. Di belakang puting susu pembuluh lactiferous agak membesar sampai membentuk penyimpanan kecil yang disebut lubang-lubang lactiferous (lactiferous sinuses). Setiap lubang berdiameter 2-4 mm (0,08-0,16 inci). Lemak dan jaringan penghubung mengelilingi bola-bola jaringan kelenjar. Sejumlah jaringan lemak bergantung pada banyaknya faktor termasuk usia, persentase lemak tubuh, dan keturunan. Sendi tulang Cooper menghubungkan dinding dada pada kulit payudara, memberikan bentuk pada payudara dan keelastisannya. Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu korpus (badan), yaitu bagian yang membesar, areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah, papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payuda. Struktur payudara terdiri atas parenkim epithelial, lemak, pembuluh darah, syaraf, dan saluran getah bening, otot dan syaraf.

Vaskularisasi(1,3) 1. Arteri Payudara mendapat perdarahan dari : a. Rami intercostales arterioles dari arteria thoracica interna, yaitu salah satu cabang dari a.subclavia b. Arteri thoracica lateralis (a. mamaria eksterna) dan arteri thoracoacromialis, yaitu cabang arteri axillaris c. Arteri intercostales posterior, cabang pars thoracica aortae dalam spatial intercostales I, II, dan IV.

2. Vena Pada payudara terdapat tiga grup vena yaitu : a. Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna b. Cabang-cabang v.aksilaris c. Vena-vena kecil yang bermuara pada v.interkostalis

3. Limfe(2,3) Drainase system limfe payudara sangat penting dalam penyebaran pada keganasan tapi sedikit berperan pada penyakit jinak. Beberapa pleksus limfe dari bagian parenkim payudara dan regio subareolar mengalir ke KGB regional yang kebanyakan terletak di aksila. Kebanyakan aliran limfe dari masing-masing payudara melewati sepanjang KGB aksila ipsilateral yang merupakan suatu rantai yang bermula pada KGB aksila anterior(pektroral) dan berlanjut ke grup KGB subskapular dan interpektoral. Dalam jumlah kecil drainase limfe menyeberang ke payudara kontralateral dan juga turun ke bungkus rektus. Beberapa bagian medial payudara mengalir ke limfe yang bergabung dengan pembuluh darah torasik interna dan mengalir ke grup torasik interna dari KGB torak dan mediastinal. Kelenjar Getah Bening Regional Ada tiga rute drainase kelenjar getah bening aksila yaitu : aksilari, transpektoral, dan mamaria interna. KGB intramamari ditandai untuk keperluan staging. KGB supraklavikula diklasifikasi sebagai KGB regional juga untuk maksud staging. Metastase ke KGB yang lain termasuk servikal atau KGB mamari interna kontralateral

diklasifikasikan sebagai metastase jauh (M1). Kelenjar getah bening regional adalah sebagai berikut : (2) 1. Aksilar(ipsilateral) : KGB interpektoral(Rotters)dan KGB sepanjang vena aksilaris dan cabang-cabangnya dibagi ke dalam beberapa level :
4

a. Level I (low axilla) : KGB terletak di sisi lateral dari otot pektoralis minor b. Level II (mid axilla) : KGB terletak sisi lateral dan medial otot pektoralis minor dan interpektoral (Rotters node) c. Level III (apical axilla) : KGB terleyak di sisi medial otot pektoralis minor 2. Mammari interna (ipsilateral) : KGB terletak di celah interkostal sepanjang tepi sternum didalam fasia endotorasik 3. Supraklavikula : KGB di supraklavikular yang didefinisikan sebagai suatu segitiga yang dibentuk oleh otot omohoideus dan tendon (bagian superior dan lateral), vena jugular interna(bagian medial), klavikula dan vena subklavia(bagian bawah). Di luar KGB sebagai sekitar segitiga diangap sebagai KGB lower cervical. Adanya pembesaran KGB belum tentu terdapat metastase tumor ganas payudara ataupu sebaliknya pada tumor dengan KGB yang unpalpable belum tentu tidak ada metastase. Faktor prognostic yang paling penting pada pasien dengan kanker payudara adalah adanya keterlibatan metastase KGB aksilla. Aliran KGB dalam payudara penting dalam hubungannya dengan penyakit keganasan melalui kelenjar aksila dan kelenjar mamaria interna. Kelenjar aksila menerima kira-kira dari total aliran KGB dan ini menggambarkan besarnya frekuensi metastase tumor ke kelenjar ini. KGB aksila merupakan daerah principal dari metastase regional kanker payudara dan sekitar 40% pasien menunjukkan bukti penyebaran ke kelenjar aksilla. Terdapat 6 grup kelenjar getah bening axilla : (7) 1. kelenjar getah bening mammaria eksterna 2. kelenjar getah bening scapula, dari percabangan v.aksillaris menjadi v. subskapularis sampai masuknya v.thorakodorsalis ke dalam m. latissimus dorsi. 3. Kelenjar getah bening sentral (Central node), terletak dalam jaringan lemak di pusat ketiak. KGB ini mudah diraba dan merupakan KGB terbesar dan terbanyak. 4. Kelenjar getah bening interpectoral (Rotters node), terletak diantara m. pectoralis mayor dan minor, sepanjang rami pektoralis v. thorakoakromialis. 5. Kelenjar getah bening v.aksillaris, terletak sepanjang v.aksilaris bagian lateral, mulai dari white tendon m.latissimus dorsi sampai ke medial dari percabangan v.aksilaris - v.thorakoakromialis.
5

6. Kelenjar getah bening subklavikula, mulai dari medial percabangan v.aksilarisv.thorakoakromialis sampai v.aksilaris menghilang di bawah tendon

m.subklavius. KGB ini merupakan kelenjar axial tertinggi dan termedial letaknya. Semua getah bening yang berasal dari kelenjar-kelenjar getah bening aksila masuk ke dalam kelenjar ini. 4. Persyarafan(2) Pada prinsipnya persyarafan payudara oleh nervus sensori somatic otonom bergabung pembuluh darah. Secara umum areola dan nipel disuplai oleh system otonom yang muncul semata-mata menjadi simpatis. Tidak ada aktivitas parasimpatis yang ditunjukkan pada payudara. Suplai nervus sensori somatic superior dan lateral berasal dari nervus supraklavikula (C3 dan C4) dari cabang lateral nervus interkostal torasik (34). Aspek medial payudara menerima suplai dari cabang anterior nervus interkostal torasik yang menembus pektoralis mayor mencapai kulit payudara. Suplai terbesar dari kwadran lateral atas dari payudara melalui nervus interkostobrakialis(C8-T1). 2.2 FISIOLOGI PAYUDARA(2,4) Perkembangan dan fungsi payudara dimulai oleh berbagai hormon. Estrogen diketahui merangsang perkembangan duktus mamilaris. Progesteron memulai perkembangan lobuleslobulus payudara juga deferensiasi sel epitel. Prolaktin merangsang laktogenesis. 1. Pubertas : terjadi pembesaran payudara yang diakibatkan karena bertambahnya jaringan kelenjar dan deposit jaringan lemak 2. Siklus menstruasi : pada fase premenstruasi akan terjadi pembesaran vascular dan pembesaran kelenjar, kemudian akan terjadi regresi kelenjar pada fase pasca menstruasi 3. Kehamilan dan laktasi : pada kehamilan tua dan setelah melahirkan, payudara mensekresi kolostrum sampai sekitar 3-4 hari postpartum, kemudian sekresi susu dimulai sebagai respon terhadap rangsang penghisapan dari bayi (sucking refleks). Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. 4. Menopause : lobules berinvolusi. Lemak menggantikan parenkim

BAB III TUMOR GANAS PAYUDARA

3.1 DEFINISI(5) Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak ataupun jaringan ikat payudara. 3.2 ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO(5,7) Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya: 1. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis. 2. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.
7

3.

Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.

4.

Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.

5.

Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.

6.

Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.

7.

Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun.

3.3

EPIDEMIOLOGI(6) Kanker payudara merupakan keganasan kedua terbanyak di Indonesia setelah kanker

serviks uteri. Berdasarkan data patologi anatomi tahun 1997 insidens KPD di Indonesia sebesar 11,6% dari seluruh keganasan, sedangkan di Amerika kanker payudara menduduki tempat pertama sebagai jenis kanker terbanyak pada wanita sekitar 180.000 wanita terdiagnosis sebagai kanker payudara (KPD) setiap tahun. Kurva insidensi/angka kejadian-usia bergerak naik terus
8

sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia di bawah usia 20 tahun. Angka tertinggi terdapat pada usia 45-66 tahun. Insidensi kanker payudara pada laki-laki hanya 1% dari kejadian pada perempuan.

Kanker payudara sangat terkait dengan umur dengan hanya 5% dari semua kanker payudara terjadi pada wanita di bawah 40 tahun.
Amerika Serikat

Resiko seumur hidup untuk kanker payudara di Amerika Serikat biasanya memberikan sebagai 1 dalam 8 (12,5%) dengan 1 dalam 35 (3%) peluang kematian. Amerika Serikat memiliki tingkat insiden tertinggi tahunan kanker payudara di dunia; 128,6 per 100.000 pada kulit putih dan 112,6 per 100.000 di kalangan Afrika Amerika. Pada tahun 2007, kanker payudara diperkirakan akan menyebabkan 40.910 kematian di Amerika Serikat (7% dari kematian akibat kanker; hampir 2% dari semua kematian). Angka ini termasuk 450-500 kematian per tahun antara laki-laki dari 2000 kasus kanker. 3.4 PATOFISIOLOGI(3,6) Kanker payudara terjadi karena adanya perubahan/mutasi tertentu pada DNA sel payudara. DNA adalah komponen kimia yang membentuk gen kita. Ada mutasi gen yang

bersifat diwariskan (genetic), tetapi ada juga yang tampaknya terjadi dengan sendirinya tanpa diketahui penyebab pasti.

Transformasi Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. 1. Fase inisiasi Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. 2. Fase promosi Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen). KLASIFIKASI(5,9)

3.5

Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Non-invasif karsinoma
o

Non-invasif duktal karsinoma Ini adalah tipe kanker payudara non-invasif paling umum. DCIS berarti sel-sel kanker berada di dalam duktus dan belum menyebar keluar dinding duktus ke jaringan payudara disekitarnya. Sekitar 1 dari 5 kasus baru kanker payudara adalah DCIS. Hampir semua wanita dengan kanker pada tahap awal ini dapat disembuhkan. Sebuah mamografi seringkali adalah cara terbaik untuk deteksi dini DCIS. Ketika terdiagnosa DCIS, ahli patologi biasanya akan mencari area dari sel-sel kanker yang
10

telah mati, disebut nekrosis tumor dalam sample jaringan. Bila nekrosis ditemukan, maka tumor agaknya lebih bersifat agresif. Istilah comedocarsinoma kadang digunakan untuk menjelaskan DCIS dengan nekrosis.
o

Lobular karsinoma in situ Meskipun sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS kadang digolongkan sebagai tipe kanker payudara non-invasif. Bermula dari kelenjar yang memproduksi air susu, tetapi tidak berkembang melewati dinding lobulus. Kebanyakan ahli kanker berpendapat bahwa LCIS sendiri sering tidak menjadi kanker invasive, tetapi wanita dengan kondisi ini memiliki resiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker payudara invasive pada payudara yang sama atau berbeda. Untuk itu, mamografi rutin sangat disarankan.

2.

Invasif karsinoma
o

Invasif duktal karsinoma Invasif (atau infiltrating) Duktal Karsinoma (IDC): Ini adalah kanker payudara paling umum dijumpai. Bermula dari duktus, menerobos dinding duktus, dan berkembang ke dalam jaringan lemak payudara. Pada titik ini, itu mungkin menyebar (bermetastasis) ke organ tubuh lainnya melalui sistem getah bening dan aliran darah. Sekitar 8 dari 10 kanker payudara invasive adalah jenis ini.
o

Papilobular karsinoma Solid-tubular karsinoma Scirrhous karsinoma Special types Mucinous karsinoma Medulare karsinoma

Invasif lobular karsinoma


11

Invasif (infiltrating) Lobular Karsinoma (ILC): kanker ini dimulai dalam lobulus. Seperti IDC, ia dapat menyebar (bermetastasis) ke bagian lain dari tubuh. Sekitar 1 dari 10 kanker payudara invasif adalah dari jenis ini. ILC lebih sulit terdeteksi melalui mammogram daripada IDC.

Adenoid cystic karsinoma karsinoma sel squamos karsinoma sel spindel Apocrin karsinoma Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia Tubular karsinoma Sekretori karsinoma Lainnya

3.

Pagets Disease

Penyakit Paget putting susu (mammary pagets) adalah suatu lesi eritematosa berbatas tegas disertai skuama yang menunjukkan adanya karsinoma saluran kelenjar lapisan dalam payudara. Gejala awal yang sering adalah gatal atau rasa terbakar pada putting disertai erosi pada permukaan atau ulkus. Diagnosa ditegakkan dengan biopsy pada daerah erosi. Sering lesi didiagnosis dan ditangani sebagai dermatitis atau infeksi bakteri. Sir James Paget melaporkan 15 kasus ulkus putting susu kronik pada tahun 1874. Ia menemukan adanya warna muda terang pada permukaan ulkus yang terlihat seperti eksem kulit difus yang akut. Ia mengemukakan bahwa adanya iritasi kronik merupakan salah satu diagnosis keganasan pada wanita dengan 2 tahun menderita tumor payudara. Keadaan pada kasus yang jarang ini kemudian dinamakan Pagets disease. Kejadian Pagets disease dilaporkan sekitar 1%-3% dari keganasan payudara. Gambaran klasik histology pada epidermis putting susu dan areola mamma. 3.6 STADIUM(7,10) Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang
12

lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons). Pada sistem TNM TNM merupakan singkatan dari T yaitu tumor size atau ukuran tumor , N yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan M yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:

T (tumor size), ukuran tumor:


o o o o o

T 0: tidak ditemukan tumor primer T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama

N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):


o o o o

N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum

M (metastasis), penyebaran jauh:


o o o

M x: metastasis jauh belum dapat dinilai M 0: tidak terdapat metastasis jauh M 1: terdapat metastasis jauh
13

Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

Stadium 0: T0 N0 M0 Stadium 1: T1 N0 M0 Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0 Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0 Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0 Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0 Stadium III C: Tiap T N3 M0 Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1

Stadium O Disebut kanker payudara non invasif. Ada 2 tipe, yaitu DCIS (ductal carcinoma in situ) dan LCIS(lobular carcinoma in situ) Stadium I Kanker invasif kecil (ukuran tumor < 2 cm dan tidak menyerang kelenjar getah bening).

Stadium II Kanker invasif (ukuran tumor 2-5 cm dan sudah menyerang kelenjar getah bening)

14

Gambar A : Diameter tumor > 5 cm, belum menyerang kelenjar getah bening ketiak Gambar B : Diameter tumor < 2 cm, sudah menyebar < 3 kelenjar getah bening ketiak Stadium 3 Kanker invasif besar (ukuran tumor > 5 cm dan benjolan sudah menonjol ke permukaan kulit, pecah ataupun berdarah/bernanah). Pada stadium ini dikenal sebagai kanker lokal / regional, bisa menyebar kelenjar getah bening dekat payudara dimana lokasi tersebut di bawah lengan atau tulang klavikula, tapi tidak jauh.

Gambar A : Diameter tumor > 5 cm, sudah menyerang kelenjar getah bening ketiak, tetapi belum menyebar ke yang lain Gambar B : Diameter tumor < 5 cm, tetapi sudah menyerang kelenjar getah bening sekitar tulang klavikula
15

Diameter tumor < 5 cm, sudah menyerang kelenjar getah bening terdekat dan benjolan semakin tumbuh besar atau mengenai jaringan sekitar ( stroma )
Inflammatory breast cancer

Pada stadium ini, sel tumor memblokade pembuluh getah bening di mamae, menyebabkan pembengkakan, kemerahan. Stadium ini dikelompokkan ke dalam stadium III, bisa luka bernanah di payudara.

Stadium 4 Sel kanker sudah bermetastesis/menyebar ke organ lain seperti paru-paru, liver, tulang ataupun otak

3.7

MANIFESTASI KLINIS(6,7,10)

Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan yang terasa berbeda pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri. Awalnya benjolan ini berukuran kecil, tapi
16

lama kelamaan membesar dan akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau puting susu. Tanda kanker payudara yang paling jelas adalah adanya borok (ulkus) pada payudara. Seiring dengan berjalannya waktu, borok ini akan menjadi semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara. Gejala lainnya adalah payudara sering berbau busuk dan mudah berdarah. DIAGNOSA(6,7)

3.8

GEJALA KLINIS Gejala klinis kanker payudara dapat berupa: 1. Benjolan pada payudara Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya.

2. Erosi atau eksema puting susu Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau dorange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:

Pendarahan pada puting susu.


o

Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.

Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:
17

terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara); adanya nodul satelit pada kulit payudara; kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa; terdapat model parasternal; terdapat nodul supraklavikula; adanya edema lengan; adanya metastase jauh; Terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu :
o

ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.

3. Keluarnya cairan (Nipple discharge) Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu, berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain air susu. Keluhan di tempat lain yang berhubungan dengan metastasis antara lain nyeri tulang, rasa penuh di ulu hati, batuk, sesak, sakit kepala hebat. Pengaruh siklus menstruasi terhadap keluhan tumor dan perubahan ukuran tumor, kawin atau tidak, riwayat penyakit kanker dalam keluarga, obatobatan. Anamnesis lain meliputi pengaruh siklus haid terhadap keluha tumor, kawin atau tidak, jumlah anak, menyusui atau tidak, riwayat penyakit kanker dalam keluarga, obat-obatan yang pernah dipakai terutama yang bersifat hormonal, pernah operasi payudara. PEMERIKSAAN FISIK Biasanya tumor pada keganasan, mempunyai ciri dengan batas yang irregular umumnya tanpa nyeri, tidak mobile. Pada pemeriksaan kanker dini payudara, tentu semua pemeriksaan yang mengarah kepada tanda-tanda lanjut atau metastasis tidak akan ditemukan. Tidak sukar untuk menegakkan diagnosis klinis kanker payudara pada keadaan lanjut (kriteria operabilitas

18

Haagensen), tetapi untuk kanker dini yang hanya ditemukan adanya tumor kecil dengan batas tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi padat keras.

PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Mammografi Suatu mamografi adalah pemeriksaan payudara dengan X-ray. Pada mamografi, payudara ditekan diantara 2 piring untuk meratakan dan menyebar jaringan. Prosedur ini sesaat mungkin kurang nyaman. Payudara kemudian dikompres ditekan selama beberapa detik. Seluruh prosedur untuk proses mamografi memakan waktu 20 menit. Hasilnya berupa gambar hitam putih pada film. Dengan mamografi dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun. Tanda berupa mikrokalsifikasi tidak khas untuk kanker. Bila secara klinis dicurigai ada tumor dan pada mamografi tidak ditemukan apa-apa, pemeriksaan harus dilanjutkan dengan biopsy sebab sering karsinoma tidak tampak pada mammogram. Selain itu, apabila pada mammografi positif namun klinis tidak terdapat tumor, pemeriksaan biopsy harus tetap dilakukan pada daerah yang ditunjukkan oleh foto tersebut.

Kelenjar mamae tersusun atas lemak (nondense) dan jaringan ikat (padat). Densitas jaringan ikat mamae muncul sebagai area solid putih pada film mammogram, dan lemak muncul sebagai area hitam. Gambaran tumor juga merupakan densitas jaringan ikat dan muncul sebagai

19

area putih solid pada mammogram. Ini menjadi sulit untuk mendeteksi tumor pada payudara karena terlihat mirip seperti densitas jaringan ikat yang disekitarnya. Densitas Mamae 4 tingkatan

Kiri ke kanan : Derajat 1 : Mamae penuh dengan lemak Derajat 2 : Mamae dipenuhi jaringan lemak > 50% Derajat 3 : Mamae dipenuhi jaringan ikat > 50% Derajat 4 : Kepadatan mamae dengan lemak yang sedikit 2. USG USG adalah tes yang baik digunakan bersamaan dengan mammografi. USG membantu membedakan antara kista dan massa padat pada payudara. Dengan menggunakan gelombang bunyi frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan payudara. 3. MRI Apabila seorang wanita telah didiagnosa mempunyai kanker maka untuk memeriksa payudara dapat digunakan MRI. Tetapi ini tidak mutlak karena dapat digunakan untuk screening saja. Menurut American Cancer Society (ACS), wanita yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara, seperti pada wanita dengan mutasi gen BRCA atau banyak anggota keluarganya terkena payudara, sebaiknya juga mendapatkan MRI. MRI biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan massa kecil pada payudara yang mungkin tidak terlihat pada saat USG atau mammogram. Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat. Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak dapat menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk memastikan lagi harus dilakukan biopsy. 4. Biopsi
20

Suatu tes bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker tapi hanya biopsy yang memberikan diagnose secara pasti. Biopsi ada beberapa jenis:

1. Biopsi aspirasi jarum halus (fine needle aspiration biopsy) Cairan/jaringan dikeluarkan dari benjolan lewat jarum halus untuk kemudian diteliti dibawah mikroskop. Menggunakan jarum kecil untuk mengambil sampel jaringan. 2. Core Needle Biopsy Jarum yang digunakan untuk tes ini lebih besar daripada biopsi jarum halus. Hal ini digunakan untuk mengangkat satu atau lebih jaringan inti. 3. Stereotactic biopsy Dilakukan sebagai prosedur rawat jalan. Tidak memerlukan jahitan, dan hanya ada sedikit jaringan parut. Metode ini biasanya mengangkat lebih banyak jaringan dari biopsi jarum inti. Dalam melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju area yang dimaksud, dibantu oleh mammografi, USG atau MRI. Metal klip kecil dapat diletakkan pada bagian payudara yang akan dilakukan biopsy. Keuntungan teknik ini adalah bahwa pasien hanya butuh sekali operasi untuk menentukan pengobatan dan stadium.

4.Bedah biopsy (open biopsy) Kadang-kadang diperlukan operasi untuk mengangkat semua atau sebagian benjolan sehingga dapat dilihat di bawah mikroskop. Seluruh massa serta beberapa jaringan normal di sekitarnya dapat diambil keluar. Hal ini dapat dilakukan sambil rawat jalan dan menggunakan anestesi lokal.

21

3.9

DIAGNOSA BANDING(7)

Berikut ini merupakan kelainan payudara yang dapat dijadikan diagnose banding pada kanker payudara, antara lain : 1. Fibroadenoma mamma 2. Fibrocystic of the breast ( mammary dysplasia) 3. Sistosarkoma filoides 4. Galaktokel 5. Mastitis

4.0

PENATALAKSANAAN(6,7) Pengobatan pada stadium dini akan memberi kesembuhan dan harapan hidup yang baik.

Baker (J.Hopkins) mengatakan harapan hidup 5 dan 10 tahun untuk stadium I adalah 90% dan 80%, stadium II adalah 70% dan 50%.(7) Pada stadium I,II, dan III awal (stadium operable), sifat pengobatannya adalah kuratif. Pengobatan pada stadium I, II, IIIa adalah operasi yang primer, tetapi lainnya bersifat adjuvant. Untuk stadium I,II pengobatan adalah radikal mastektomi atau modified radikal mastektomi, dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika ajuvant. Stadium IIIa, adalah simple mastektomi dengan radiasi sitostatika adjuvant. Stadium IIIb dan IV, sifat pengobatannya adalah paliasi, yaitu terutama untuk mengurangi penderitaan dan memperbaiki kualitas hidup.(7) I. PEMBEDAHAN(6,9) a. Operasi Konservasi Payudara Pada tipe pembedahan ini, hanya sebagian dari payudara yang akan diangkat. Besarnya bagian
22

yang akan diangkat amat tergantung pada ukuran dan tempat tumor serta faktor lainnya.

Lumpektomi: operasi ini hanya menghilangkan benjolan payudara dan beberapa jaringan normal di sekitarnya. Pengobatan radiasi biasanya diberikan setelah operasi jenis ini. Jika kemoterapi juga akan digunakan, radiasi dapat dinunda sampai kemoterapi selesai. Jika ada kanker di batas tepi dari potongan jaringan yang telah diangkat, ahli bedah mungkin perlu kembali dan mengambil lebih banyak jaringan.

Mastektomi Parsial (segmental) atau quadrantectomy: operasi/pembedahan ini menghapus lebih dari jaringan payudara yang dilakukan pada lumpektomi. Hal ini biasanya diikuti dengan terapi radiasi. Tapi radiasi mungkin tertunda jika kemoterapi juga akan diberikan. Efek samping dari operasi ini dapat berupa rasa sakit, pembengkakan dalam jangka pendek, tekstur payudara lembek dan keras karena jaringan parut yang terbentuk akibat pembedahan.

b. Mastektomi Mastektomi melibatkan mengangkat semua jaringan payudara, kadang-kadang jaringan terdekat lainnya juga ikut diangkat. Mastektomi Total atau Sederhana: Dalam operasi ini seluruh payudara diangkat, tetapi tidak termasuk kelenjar getah bening di bawah lengan atau jaringan otot di bawah payudara. Kadangkadang kedua buah payudara diangkat, terutama bila dilakukan mastektomi untuk mencegah terjadinya kanker.

Mastektomi radikal termodifikasi: Operasi ini melibatkan pengangkatan seluruh payudara serta beberapa kelenjar getah bening di bawah lengan. Ini adalah operasi yang paling umum untuk wanita dengan kanker payudara yang seluruh payudaranya diangkat.

Mastektomi radikal: Ini adalah operasi besar di mana ahli bedah menghapus seluruh payudara, kelenjar getah bening di bawah ketiak (aksila) , dan otot dinding dada di bawah payudara. operasi ini dulu sangat umum, tetapi jarang dilakukan sekarang karena mastektomi radikal termodifikasi telah terbukti bekerja sama baiknya. Namun operasi ini masih dapat dilakukan untuk tumor besar yang tumbuh ke dalam otot di bawah payudara.
23

II. Radiasi Terapi ini menggunakan X-ray berenergy tinggi atau partikel lain untuk membunuh sel kanker. Terapi ini diberikan secara regular perminggu. Biasanya 5 hari selama seminggu selama 6-7 minggu. Tujuannya adalah mematikan sel kanker yang mungkin masih ada / teetinggal disekitar area tumor yang sudah dioperasi, mengecilkan ukuran tumor sebelum kemudian dioperasi, agar memudahkan pada saat pengangkatan.(9) Terapi radiasi dapat diberikan dalam 2 cara utama : 1. Radiasi Eksternal Seringkali, radiasi eksternal digunakan untuk mengobati kanker payudara. Terapi ini bentuknya seperti radiasi sinarX biasa tapi untuk periode yang lebih lama. Terapi radiasi dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa di payudara, dinding dada, atau area ketiak setelah operasi atau, lebih jarang, untuk mengecilkan tumor sebelum operasi. 2. Brachytherapy Cara lain untuk memberikan radiasi adalah menanam biji radioaktif ke dalam jaringan payudara di samping kanker. Mungkin diberikan bersamaan dengan radiasi eksternal untuk menambah power radiasi yang ditujukan ke tumor. Hal ini juga sedang dipelajari untuk menjadi satu-satunya sumber radiasi. Salah satu metode brachytherapy yang digunakan disebut Mammosite. Menggunakan sebuah balon yang melekat ke ke tabung tipis. Balon dimasukkan ke dalam ruang lumpektomi dan diisi dengan air garam. Radioaktivitas ditambahkan melalui selang. Bahan radioaktif ditambahkan dan diganti dua kali sehari (atas dasar rawat jalan) selama 5 hari. Kemudian balon dikempiskan dan diangkat.

24

III. KEMOTERAPI(6) Kemoterapi adalah menggunakan suatu obat yang fungsinya adalah untuk membunuh sel kanker. Systemic chemotherapy, obat chemo tersebut dialirkan lewat pembuluh darah, targetnya adalah seluruh sel kanker yang ada di tubuh. Terapi ini bersifat sistemik, bekerja pada tingkat sel. Chemotherapy, bisa diberikan sebagai neoadjuvant therapy ( diberikan sebelum diadakan operasi, tujuannya adalah untuk mengecilkan tumor yang besar, mengeringkan luka kanker akibat kanker yang sudah pecah ), atau adjuvant therapy (diberikan setelah operasi, untuk mengurangi kekambuhan). IV. TERAPI HORMONAL(5) Indikasi pemberian terapi hormonal adalah bila penyakit menjadi sistemik akibat metastase jauh. Terapi hormonal ini biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi karena efek terapinya lebih lama dan efek samping yang relative sedikit. Terapi hormonal paliatif dapat dilakukan pada penderita yang premenopause dengan cara ovarektomi bilateral atau dengan pemberian antiestrogen. Terapi ini paling sering digunakan untuk membantu mengurangi resiko kanker datang kembali setelah operasi, tetapi juga dapat digunakan untuk kanker payudara yang telah menyebar atau kambuhan setelah pengobatan. Hormon:(9)

Obat-obatan

yang

digunakan

dalam

Terapi

- Tamoxifen dan toremifene (Fareston ): Obat-obatan seperti tamoxifen dapat diberikan untuk melawan efek estrogen. Tamoxifen diberikan dalam bentuk pil atau cair, biasanya setiap hari hingga 5 tahun setelah operasi, untuk mengurangi risiko kanker itu kembali. Obat ini membantu wanita penderita kanker payudara stadium dini yang memiliki ER-positif, atau pada kasus kanker payudara stadium lanjut dan pada orang-orang yang beresiko tinggi kankernya kambuh kembali. -Fulvestrant: Fulvestrant (Faslodex ) adalah obat yang bekerja dengan merusak reseptor estrogen bukan memblokirnya. Ia seringkali bekerja bahkan jika kanker payudara tidak lagi berespon terhadap Tamoxifen. -Aromatase inhibitor: Ini adalah obat yang menghentikan tubuh dari pembuatan estrogen. Mereka hanya bekerja untuk wanita yang sudah menopause dan yang kankernya bersifat ER
25

positif. Obat-obat ini dapat digunakan setelah, atau bahkan sebagai pengganti Tamoxifen untuk mengurangi kemungkinan kanker payudara kembali. PENCEGAHAN(7,9) Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa: Pencegahan primer Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Salah satunya adalah dengan SADARI yaitu Pemeriksaan Payudara Sendiri. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama tiap bulan. Pada wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-10 hari setelah hari pertama menstruasi. Bagi wanita yang pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan sajatetapi secara rutin dilakukan tiap bulannya ( misalnya tiap awal bulan )(10). Dengan menggunakan bantalan jari-jari, dilakukan pemeriksaan/rabaan secara mendetail pada payudara Anda. Perhatian khusus akan diberikan pada bentuk dan tekstur dari payudara, benjolan apapun, dan apakah benjolan tersebut melekat pada kulit atau jaringan yang lebih dalam. Daerah di bawah kedua lengan juga akan diperiksa.

4.1

Langkah 1: Mulai dengan melihat payudara di cermin dengan posisi pundak tegap dan kedua tangan di pinggang.(11)

26

Lihat: a. payudara, dari ukuran, bentuk, dan warna yang biasa anda ketahui. b. payudara denganbentuk sempurna tanpa perubahan bentuk dan pembengkakan. Adakah perubahan seperti : a. kulit mengkerut, terjadi lipatan, ada tonjolan. b. puting berubah posisi biasanya seperti tertarik ke dalam. c. Kemerahan, nyeri, ruam-ruam, atau bengkak. Langkah 2: Angkat tangan dan amati jika ada perubahan-perubahan yang telah disebut pada langkahpertama.

Langkah 3: Saat bercermin, anda cermati apakah ada cairan yang keluar dari kedua putting (baik itu cairan bening, seperti susu, berwarna kuning, atau bercampur darah).

Langkah 4: Berikutnya, rasakan payudara anda dengan cara berbaring. Gunakan pijatan pelan namun mantap (tapi bukan keras) dengan tiga ujung anda (telunjuk, tengah, dan manis). Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara. Gunakan gerakan memutar, Pijat seluruh payudara dari atas sampai bawah, kiri kanan, dari tulang pundak sampai bagian atas perut dan dari ketiak sampai belahan payudara. Anda juga dapat membuat gerak naik turun. Gunakan pijatan ringan untuk kulit dan jaringan tepat dibawah kulit, pijatan sedang untuk bagian tengah payudara, dan pijatan kuat untuk jaringan bagian dalam.

27

Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terusmenerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:

Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey.

Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun.

Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.(10)

Pencegahan tersier Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan aiternatif.

28

4.0

PROGNOSIS(8) Kanker payudara sebagian besar mulai berkembang di saluran kelenjar payudara, setelah

itu baru menembus ke parenkim. 15%-40% kanker payudara bersifat multisentris. Prognosis (kemungkinan sembuh) ditentukan oleh tingkat penyebaran dan potensi penyebaran. Bila tidak diobati, ketahanan hidup lima tahun adalah 16%-22%, sedangkan ketahanan hidup sepuluh tahun adalah 1%-5%. Ketahanan hidup bergantung pada tingkat penyakit, saat mulainya pengobatan, gambaran histopatologik (kelainan jaringan) dan uji reseptor estrogen yang bila postif lebih baik. Presentase ketahanan hidup lima tahun ditentukan pada penderita yang diobati lengkap. Pada tingkat I ternyata 15% meninggal dunia karena penentuan TNM dilakukan secara klinik yang berarti penyebaran kecil dan penyebaran mikro tidak dapat ditemukan. Pada 85% orang yang hidup setelah lima tahun tentu termasuk penderita yang tidak sembuh dan menerima penanganan karena kambuhnya penyakit atau karena penyebaran. Demikian juga pada mereka yang tingkat II-IV Penyebaran kanker payudara dapat mengenai otak, pleura (selaput pembungkus paruparu), paru-paru, hati dan tulang (tengkorak, tulang belakang, iga dan tulang panjang) Prognosis dan tingkat penyebaran tumor Tingkat Penyebaran secara klinik Ketahanan hidup 5 tahun

Stadium I : Tumor kecil, terbatas pada 85% payudara Stadium II : Tumor lebih besar, kelenjar 65% terkena tetapi bebas dari sekitarnya Stadium III : Kanker lanjut dan penyebaran ke 40% kelenjar Stadium IV : Tersebar di luar lokasi regional 10%

Lokasi regional dimaksudkan untuk daerah yang meliputo struktur dan organ tumor primer (pertama), serta pembuluh limf, daerah saluran limf dan kelenjar limf struktur atau organ yang bersangkutan

29

BAB IV KESIMPULAN Bila pada suatu tempat di badan kita terdapat pertumbuhan sel-sel yang berlebihan, maka akan terjadi suatu benjolan atau tumor. Tumor ini dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor yang ganas inilah yang disebut dengan kanker. Tumor ganas mempunyai sifat yang khas, yaitu dapat menyebar luas ke bagian lain di seluruh tubuh untuk berkembang menjadi tumor yang baru. Penyebaran ini disebut metastase. Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat, seperti kanker payudara. Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm pada waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut diam pada kelenjar payudara. Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di dalam tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui, dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau kanker. Bila ditemukan adanya benjolan, biasanya dokter akan menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan mammografie. Mammografie adalah pemeriksaan payudara dengan alat rontgen dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit, dan hanya memakan waktu 5 - 10 menit saja. Saat terbaik untuk menjalani pemeriksaan mammografie adalah seminggu setelah selesai menstruasi. Caranya adalah meletakkan payudara secara bergantian antara 2 lembar alas, kemudian dibuat foto rontgen dari atas ke bawah, kemudian dari kiri ke kanan. Hasil foto ini akan diperiksa oleh dokter ahli radiologi. Sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat pada mammogram. Cara lainnya adalah dengan operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan (biopsi) dari benjolan itu, kemudian diperiksa di bawah mikroskop laboratorium patologi anatomi. Bila diketahui dan dipastikan bahwa benjolan itu adalah kanker, maka payudara harus diangkat seluruhnya untuk menghindari penyebaran ke bagian tubuh yang lain. Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.

30

BAB V DAFTAR PUSTAKA

1.

Anatomi Payudara. 2008. Available at : http://creasoft.wordpress.com/2008/04/18/anatomipayudara. Accessed on September 26,2011.

2. 3. 4. 5.

Moore KL, Anne MP. Anatomis Klinis Dasar. Jakarta : Hipokrates ; 2002. Sabiston D, Christopher D. Buku Ajar Bedah Bagian 2. Jakarta : EGC ; 1994. Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 2. Jakarta : EGC ; 2006. Sjamsuhidajat R, Jong W. Tumor Ganas Payudara. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC ; 2005 ; hal. 394-401. Schwartz. Principles Of Surgery Part 1. 7th edition. Jakarta : EGC ; 2000 ; pg. 533. Staf Pengajar Bagian Ilmu Bedah FKUI. Kanker Payudara. Dalam : Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Bina Rupa Aksara ; 2009 ; Hal. 322-40.

6. 7.

8.

Tumor Ganas Payudara. 2007. Available at : http://www.bioenergypower.com/content/view/30/1. Accessed on September 23, 2011.

9.

Kanker Payudara. 2008. Available at http://www.cancerhelps.com/kanker-payudara.htm. Accessed on September 26, 2011.

10. Stages of breast cancer. Available at http://www.cancerhelps.com/health/stage-of-breastcancer/BR00011&slide=3. Accessed on September 26,2011. 11. Tjindarbumi. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penaggulangannya, Dalam: Deteksi Dini Kanker. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; 2000.

31

32

Anda mungkin juga menyukai